Anda di halaman 1dari 15

I.

Judul Percobaan

: Tegangan Permukaan

II.

Hari, Tanggal Percobaan

: Rabu, 19 November 2014

III. Selesai Percobaan

: Rabu 19 November 2014

IV.

Tujuan Percobaan
-

V.

Mengukur tegangan permukaan larutan dengan metode pipa kapiler

Kajian Teori
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair

untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan


elastis. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan
atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas
permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau
ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru.
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit
melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas
permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha
mempertahankan luas permukaannya sekecil mungkin. Tegangan permukaan
merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada
dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F
persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan
fluida. Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan
luar dan dalam (selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran
satu molekul pembentuknya), sehingga untuk cincin dengan keliling L yang
diangkat dari permukaan fluida dapat ditentukan dari pertambahan panjang pegas
halus penggantung cincin (dianometer). Tegangan antar muka adalah gaya
persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak
bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan
karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar daripada adhesi
antara cairan dan udara.

Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan:


1. Metode kenaikan kapiler.
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/cairan
yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa tegangan
antar muka. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka
zat tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas
diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke bawah akibat berat zat cair. Pada
umumnya zat cair memiliki permukaan mendatar tetapi apabila zat cair
bersentuhan dengan zat padat atau dinding bejana, maka permukaan pada
bagian tepi yang bersentuhan dengan dinding akan melengkung. Gejala
melengkungnya permukaan zat cair disebut miniskus. Ada dua jenis
miniskus yaitu miniskus cekung dan cembung. Besarnya cekungan dan
kecembungan permukaan cairan ketika bersentuhan dengan zat padat
tergantung pada besar kecilnya sudut kontak yang terbentuk. Sudut
kontak

, adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan cairan yang

bersentuhan dengan permukaan bidang padatan.

2. Metode tersiometer Du-Nouy


Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya
yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang
diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar
muka dari cairan tersebut.
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam
suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul
zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang
disebut dengan molekul surfaktan. Faktor-faktor yang mempengaruhi:

1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya energi kinetik molekul zat terlarut (solute). Keberadaan zat
terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga
tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada
dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan
menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan
surfaktan.
2. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan
permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau
antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung
pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar
dan non polar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada
konsentrasi yang rendah, maka molekul-molekul surfaktan akan
terabsorbsi pada permukaan membentuk suatu lapisan monomolekuler.
Bagian gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini mengakibatkan
turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi yang lebih tinggi
molekul-molekul surfaktan masuk ke dalam air membentuk agregat yang
dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat misel ini mulai terbentuk
disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK ini dicapai maka
tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh perubahan
konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan dengan metode
tegangan permukaan.

VI.

Alat dan Bahan


Alat:

Pipa kapiler
Neraca Mohr
Gelas kimia
Piknometer
Pipet tetes

1 buah
1 buah
4 buah
1 buah
2 buah

Bahan:
-

Aquadest
Larutan gula
Larutan garam
Larutan deterjen

VII. Alur kerja


Air
Dimasukkan dalam gelas kimia
Dimasukkan pipa kapiler
Diukur tinggi air dalam pipa kaplier
Dihitung selisih tinggi air dalam pipa
kapiler dengan tinggi air dalam gelas
kimia
Dihitung berat air dalam pipa kapiler
Dihitung volume air dalam pipa
kapiler
Tegangan permukaan air
Dihitung tegangan permukaannya

Larutan volatile
Dimasukkan dalam gelas kimia
Dimasukkan pipa kapiler
Diukur tinggi larutan volatile dalam
pipa kapiler
Dihitung selisih tinggi larutan volatile
dalam pipa kapiler dengan tinggi
larutan volatile dalam gelas kimia
Dihitung berat larutan volatile dalam
pipa kapiler
Dihitung volume larutan volatile
dalam pipa kapiler
Tegangan permukaan air

VIII. Hasil Pengamatan


No
1.

Prosedur Percobaan
Air
-

Dimasukkan dalam gelas kimia


Dimasukkan pipa kapiler
Diukur tinggi air dalam pipa kaplier
Dihitung selisih tinggi air dalam pipa
kapiler dengan tinggi air dalam gelas
kimia
Dihitung berat air dalam pipa kapiler
Dihitung volume air dalam pipa kapiler
Dihitung tegangan permukaannya

Hasil Pengamatan
Air: tidak berwarna
air = 1,00269 gr/mL
tinggi air dalam gelas
kimia: 1,8 cm
Panjang pipa kapiler: 7,5
cm
Selisih tinggi air: 2,3 cm
Berat pipa kapiler kosong:
0,1618 gr
Berat pipa kapiler berisi
air: 0,2484 gr
Massa piknometer:
15,2344 gr
Massa piknometer berisi
air: 25,2613 gr
Batas bawah: 1 cm

Dugaan/ Reaksi
Kesimpulan
Larutan detergen
Tegangan
memiliki tegangan
permukaan masingpermukaan yang paling
masing larutan:
rendah, karena detergen
Air: 0,68475
merupakan surface
Gula: 0,8751
active yang dapat
Garam: 0,7314
menurunkan tegangan
Detergen: 0,39375
permukaan
Tegangan
Urutan tegangan
permukaan gula >
permukaan dari yang
garam > air >
tinggi ke rendah adalah
detergen
larutan gula > larutan
garam > air > larutan
detergen

Tegangan permukaan air

2.

Dimasukkan dalam gelas kimia


Dimasukkan pipa kapiler
Diukur tinggi larutan volatile dalam pipa
kapiler
- Dihitung selisih tinggi larutan volatile
dalam pipa kapiler dengan tinggi larutan
volatile dalam gelas kimia
- Larutan
Dihitungvolatile
berat larutan volatile dalam
pipa kapiler
- Dihitung volume larutan volatile dalam
pipa kapiler
- Dihitung tegangan permukaannya
Tegangan permukaan air

Larutan garam:
6

Tinggi larutan garam


dalam gelas kimia: 1,8 cm
Selisih tinggi larutan
garam: 2,4 cm
garam: 1,02631 gr/mL
Larutan gula:
Tinggi larutan gula dalam
gelas kimia: 2,2 cm
Selisih tinggi larutan gula:
2,9 cm
gula: 1,01628 gr/mL
Larutan detergen:
Tinggi larutan detergen
dalam gelas kimia: 1,9 cm
Selisih tinggi larutan
detergen: 1,3 cm
detergen: 1,02002 gr/mL

IX.

Analisis dan Pembahasan


Pada percobaan ini kami melakukan pengukuran tegangan permukaan aquades,
larutan gula, larutan garam dan larutan deterjen.
Pada percobaan pertama, yang digunakan adalah aquades. Pertama-tama
aquades dimasukkan dalam gelas kimia yang kemudian dimasuki pipa kapiler dengan
panjang 7,5 cm pada permukaannya. Kemudian dilakukan pengamatan tinggi aquades
dalam pipa kapiler. Tinggi aquades dalam pipa kapiler adalah 1,8 cm. Kemudian
dihitung selisih tinggi aquades dalam pipa kapiler dengan tinggi aquades dalam gela
kimia sehingga menghasilkan selisih sebesar 2,3 cm. Kemudian dilakukan
perhitungan massa jenis aquades yaitu sebesar 1,00269 gr/mL. Selanjutnya dilakukan
perhitungan volume aquades dalam pipa kapiler dan diperoleh volume sebesar 0,0864
mL. Sehingga diperoleh tegangan permukaan aquades adalah 0,68475.
Pada percobaan kedua, yang digunakan adalah larutan garam. Pertama-tama
garam dilarutkan dengan 30 mL aquades dan dimasukkan dalam gelas kimia yang
kemudian dimasuki pipa kapiler dengan panjang 7,5 cm pada permukaannya.
Kemudian dilakukan pengamatan tinggi larutan garam dalam pipa kapiler. Tinggi
larutan garam dalam pipa kapiler adalah 1,8 cm. Kemudian dihitung selisih tinggi
larutan garam dalam pipa kapiler dengan tinggi larutan garam dalam gelas kimia
sehingga menghasilkan selisih sebesar 2,4 cm. Kemudian dilakukan perhitungan
massa jenis larutan garam yaitu sebesar 1,02631 gr/mL. Sehingga diperoleh tegangan
permukaan larutan garam adalah 0,7314.
Pada percobaan ketiga, yang digunakan adalah larutan gula. Pertama-tama
gula dilarutkan dengan 30 mL aquades dan dimasukkan dalam gelas kimia yang
kemudian dimasuki pipa kapiler dengan panjang 7,5 cm pada permukaannya.
Kemudian dilakukan pengamatan tinggi larutan gula dalam pipa kapiler. Tinggi
larutan gula dalam pipa kapiler adalah 2,2 cm. Kemudian dihitung selisih tinggi
larutan gula dalam pipa kapiler dengan tinggi larutan gula dalam gelas kimia sehingga
menghasilkan selisih sebesar 2,9 cm. Kemudian dilakukan perhitungan massa jenis
larutan gula yaitu sebesar 1,01628 gr/mL. Sehingga diperoleh tegangan permukaan
larutan gula adalah 0,8751.

Pada percobaan keempat, yang digunakan adalah larutan deterjen. Pertamatama deterjen dilarutkan dengan 30 mL aquades dan dimasukkan dalam gelas kimia
yang kemudian dimasuki pipa kapiler dengan panjang 7,5 cm pada permukaannya.
Kemudian dilakukan pengamatan tinggi larutan deterjen dalam pipa kapiler. Tinggi
larutan deterjen dalam pipa kapiler adalah 1,9 cm. Kemudian dihitung selisih tinggi
larutan deterjen dalam pipa kapiler dengan tinggi larutan deterjen dalam gelas kimia
sehingga menghasilkan selisih sebesar 1,3 cm. Kemudian dilakukan perhitungan
massa jenis larutan deterjen yaitu sebesar 1,02002 gr/mL. Sehingga diperoleh
tegangan permukaan larutan deterjen adalah 0,39375.
Pada percobaan diperoleh tegangan permukaan yang berbeda-beda. Urutan
tegangan permukaan dari yang tinggi ke yang rendah adalah larutan gula > larutan
garam > aquades > larutan deterjen. Larutan deterjen memiliki tegangan permukaan
yang paling rendah karena dterjen merupakan surface aktif yang dapat menurunkan
tegangan permukaaan.

X.

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa tegangan
permukaan larutan gula > larutan garam > aquades > larutan deterjen, yaitu 0,8751 >
0,7314 > 0,68475 > 0,39375. Hal ini karena deterjen merupakan larutan surface aktif
yang dapat menurunkan tegangan permukaan.

XI.

Daftar Pustaka
Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hidayat, Siska. 2013. Laporan Tegangan Permukaan Zat Cair. Bandung: Sekolah
Tinggi Analis Bakti Asih.
Tim Dosen. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika IV. Surabaya: Unesa.

10

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Perhitungan massa jenis masing-masing larutan


Diketahui :

Massa air = 10,0269 gram


Massa larutan gula = 10,1628 gram
Massa larutan garam = 10,2631 gram
Massa larutan detergen = 10,2002 gram
Volume piknometer 10 ml

Massa Jenis Air :

Massa Jenis Larutan Gula :

Massa Jenis Larutan Garam :

Massa Jenis Larutan Detergen :

Perhitungan jari-jari pipa kapiler


Diketahui :
air : 1,00269 gr/ml
Massa air dalam pipa kapiler : 0,0866 gram
Tinggi pipa kapiler : 7,5 cm
Volume air dalam pipa kapiler :

Jari-jari pipa kapiler :


11

Perhitungan tegangan permukaan masing-masing larutan


Diketahui :
r pipa kapiler : 0,0606 cm
air : 1,00269 gr/ml
larutan gula : 1,01628 gr/ml
larutan garam : 1,02631 gr/ml
larutan detergen : 1,02002 gr/ml
h air : 2,3 cm
h larutan gula : 2,9 cm
h larutan garam : 2,4 cm
h larutan detergen : 1,3 cm

Dimana

adalah sudut kontak yaitu 0o , sehingga

Tegangan permukaan air

Tegangan permukaan larutan gula

12

Tegangan permukaan larutan garam

Tegangan permukaan larutan detergen

LAMPIRAN FOTO

13

Penimbangan serbuk garam

Penimbangan serbuk gula

Penimbangan serbuk detergen

Penimbangan piknometer berisi air

Penimbangan piknometer berisi larutan


gula

Penimbangan piknometer berisi larutan


garam

14

Penimbangan piknometer berisi larutan


detergen

Pengukuran tegangan permukaan air


dengan metode pipa kapiler

Pengukuran tegangan permukaan larutan

Pengukuran tegangan permukaan larutan

garam dengan metode pipa kapiler

gula dengan metode pipa kapiler

Pengukuran tegangan permukaan larutan detergen dengan metode pipa kapiler

15

Anda mungkin juga menyukai