(molase). Bahan-bahan untuk campuran beton seperti agregat halus dan kasar
terlebih dahulu dianalisa untuk memeriksa kelayakan bahan.
Mutu rencana beton adalah fc 20 MPa dengan benda uji silinder beton
15 cm dan tinggi 30 cm. Variasi penambahan tetes tebu yaitu 0%, 0,25%, 0,5%,
0,75% dan 1% dari penggunaan semen. Pembuatan benda uji menggunakan
metode Departemen Pekerjaan Umum yang berdasarkan SK SNI T-15-1990-03.
Dari hasil perhitungan mix design diperoleh perbandingan campuran beton antara
semen : pasir : kerikil : air = 1,00 : 1,87 : 2,80 : 0,48
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetrasi (cm)
0%
0,25%
0,50%
0,75%
1%
0
30
60
Gambar 1. Grafik waktu ikat semen dengan penambahan tetes tebu (molase)
Dari grafik waktu ikat semen diperoleh hasil sebagai berikut, semakin
banyak penambahan molase maka semakin lama waktu ikat awal dan waktu ikat
akhirnya. Waktu ikat awal dan waktu ikat akhir terlama terdapat pada variasi
penambahan tetes tebu 1%.
3.2 Nilai Slump
12
13
10
9
6
3
0
0%
0,25%
0,5%
0,75%
1%
35
31.9
30
25
20
22.42
28.14
29.44
25.09
22.74
15
10.42
10
6.95
5
0
0%
Umur 14 Hari
9.55
Umur 28 Hari
3.94
1%
Gambar 3. Grafik kuat tekan beton terhadap variasi penambahan tetes tebu
Dari grafik hasil pengujian kuat tekan beton diperoleh hasil bahwa pada
umur 14 hari terjadi peningkatan kuat tekan beton pada variasi penambahan tetes
tebu 0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal. Begitu juga pada umur
28 hari terjadi peningkatan kuat tekan beton pada variasi penambahan tetes tebu
0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal.
4.4 Kuat Tarik Belah Beton
6.13
6.76
7.02
5.8
4.84
3.79
3.75
2.32
Umur 14 Hari
Umur 28 Hari
2.4
1.47
0%
0,25% 0,50% 0,75%
1%
Persentase Penambahan Tetes Tebu
Gambar 4. Grafik kuat tarik belah beton terhadap variasi penambahan tetes tebu
Dari hasil pengujian kuat tarik belah beton diperoleh hasil bahwa pada umur 14
hari terjadi peningkatan kuat tarik belah beton pada variasi penambahan tetes tebu
0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal. Begitu juga pada umur 28
hari terjadi peningkatan kuat tarik belah beton pada variasi penambahan tetes tebu
0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, analisa, dan pembahasan yang sudah dilaksanakan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penambahan penggunaan tetes tebu (molase) pada campuran beton dapat
meningkatkan nilai slump serta memperlambat waktu ikat awal dan waktu
ikat akhir pada setiap penambahan variasi.
2. Pada pengujian kuat tekan beton, diperoleh kuat tekan beton optimal pada
umur 14 dan 28 hari yaitu pada variasi penambahan 0.25%.
3. Pada pengujian kuat tarik belah beton, diperoleh kuat tarik belah beton
optimal pada umur 14 dan 28 hari yaitu pada variasi penambahan 0. 5%.
5.2 Saran
Setelah melihat hasil penelitian dan menyadari adanya kekurangan dalam
penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pemakaian bahan retarder
dan hasilnya dibandingkan dengan pemakaian tetes tebu pada campuran
beton
2. Penelitian selanjutnya perlu diteliti lebih lanjut tentang penggunaan
variasi penambahan tetes tebu dengan rentang persentase 0%-0,5% untuk
mendapatkan persentase yang optimal terhadap kekuatan beton.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM C150, Standart Spesification for Portland Cement. (1985). Annual Books
of ASTM Standards. Philadelphia-USA.
Departemen Pekerjaan Umum. (1991). Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran
Beton Normal, SK SNI T-15-1990-03. Bandung. Departemen Pekerjaan
Umum, Yayasan LPBM.
Nawy, E. G. (1998). Beton Bertulang (Suatu Pendekatan Dasar). Bandung.
Refika Aditama
Nugraha, P., dan Antoni. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta. ANDI.
Risvank.2011.Disversifikasi Produk Pabrik Gula. www.risvank.com. 22 Maret 2013.
Syahnan, Ahmad Prima. (2014). Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula (Tetes Tebu)
sebagai Bahan Tambah dalam Campuran Beton. Medan. Universitas
Sumatera Utara.