Anda di halaman 1dari 5

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI

BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON


Ahmad Prima Syahnan1, M. Agung Putra Handana2, Johannes Tarigan3
1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1


Kampus USU Medan
Email : ahmad_prima91@yahoo.com
2
Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.
Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email : agung13handana@gmail.com
3
Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.
Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email : johannes_tarigan@yahoo.com
ABSTRAK

Seiring meningkatnya perindustrian di era globalisasi dan kemajuan teknologi


yang terus berkembang. hal ini mengakibatkan munculnya benda-benda tak habis
pakai (limbah) menumpuk. Salah satu limbah yang belum begitu banyak diteliti
sebagai bahan dalam campuran beton yaitu tetes tebu (molase). Pada penelitian ini
tetes tebu (molase) sebagai penambahan dari penggunaan semen dalam campuran
beton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
penambahan kadar tetes tebu dari penggunaan semen terhadap waktu ikat semen,
nilai slump, mutu kuat tekan beton dan kuat tarik belah beton. Komposisi
penambahan kadar tetes tebu sebanyak 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% dari
penggunaan semen. Mutu beton yang direncanakan 20 MPa dan lamanya waktu
perendaman 14 dan 28 hari. Dari pengujian kuat tekan beton pada sampel dengan
berbagai variasi tetes tebu diperoleh kesimpulan bahwa kuat tekan yang optimal
diperoleh pada penambahan tetes tebu pada variasi penambahan 0,25%. untuk
kuat tarik belah diperoleh kuat tarik belah yang optimal pada penambahan tetes
tebu 0,5%.
Kata Kunci : tetes tebu, waktu ikat, kuat tekan beton, kuat tarik belah.
ABSTRACT
As the increasing of industry in this globalization era and the evolve of
technology. It caused the appear of objects which is not consumable (waste)
accumulates. One of the waste that has not been that much studied as a
composition in concrete mixture is molase. In this study molase as the additional
composition of cement in concrete mixture. This study was purposed to determine
the extent of the molasses effect levels of cement to the setting time, slump test
value, the concrete compressive strength quality and concrete split tensile
strength. The adding composition of molasses are 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, and
1% from the use of cement. The planned quality of concrete is 20 MPa and the
duration of immersion are 14 and 28 days. From the concrete compressive
strength testing on samples with different variations of molasses we can obtained
that the optimal compressive is on 0,25% addition of molasses. For concrete split
tensile strength the optimal is on 0,5% addition of molasses.

Keywords: Molase, setting time, compressive strength, concrete split tensile


strength
1. PENDAHULUAN
Molase atau yang sering disebut tetes tebu adalah sisa dari kristalisasi gula
yang berulang-ulang sehingga tidak memungkinkan lagi untuk diproses menjadi
gula. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan molase sebagai campuran ternak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh penggunaan tetes tebu sebagai
bahan tambah terhadap waktu ikat semen, nilai slump, mutu kuat tekan beton dan
kuat tarik belah beton. Penelitian yang dilakukan meliputi pemeriksaan material,
pengujian waktu ikat semen serta pengujian kuat tekan beton dan kuat tarik belah,
penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan Rekayasa Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
1.1 Bahan Penyusun Beton
Semen Portland didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan
dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang
umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan
tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utama (ASTM C-150, 1985).
Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran beton. Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga
seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai benda yang utuh, homogen, dan
rapat, dimana agregat yang kecil berfungsi sebagai bahan pengisi celah yang ada
di antara agregat berukuran besar (Nawy, 1998). Air harus selalu ada di dalam
beton cair, tidak saja untuk hidrasi semen, tetapi juga untuk mengubahnya
menjadi suatu pasta sehingga betonnya lecak (Nugraha dan Antoni, 2007).
1.2 Tetes Tebu (Molase)
Tebu merupakan salah satu jenis tanaman yang hanya dapat ditanam di
daerah yang memiliki iklim tropis. Di Indonesia, perkebunan tebu menempati luas
areal 321 ribu hektar. Mengingat luasnya areal penanaman tebu yang dimiliki
indonesia, maka semakin besar juga limbah yang dihasilkan dari pengolahan tebu
tersebut. Menurut Risvan (2011) limbah yang diperoleh langsung pada berbagai
tahap pengolahan tebu menjadi gula adalah pucuk tebu, ampas, blotong dan tetes.
Tetes tebu adalah salah satu limbah pabrik gula. Tetes tebu merupakan sisa
dari hasil kristalisasi gula yang berulang-ulang sehingga tidak memungkinkan lagi
unuk diproses menjadi gula. Tetes tebu masih mengandung 50% sampai 60%
gula.
2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental
yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan beton
adalah semen jenis OPC (Ordinary Portland Cement) atau tipe 1 produksi PT.
Semen Padang, agregat halus diperoleh dari daerah Binjai, agregat kasar batu
pecah (split), air bersih yang berasal dari PDAM Tirtanadi, serta tetes tebu

(molase). Bahan-bahan untuk campuran beton seperti agregat halus dan kasar
terlebih dahulu dianalisa untuk memeriksa kelayakan bahan.
Mutu rencana beton adalah fc 20 MPa dengan benda uji silinder beton
15 cm dan tinggi 30 cm. Variasi penambahan tetes tebu yaitu 0%, 0,25%, 0,5%,
0,75% dan 1% dari penggunaan semen. Pembuatan benda uji menggunakan
metode Departemen Pekerjaan Umum yang berdasarkan SK SNI T-15-1990-03.
Dari hasil perhitungan mix design diperoleh perbandingan campuran beton antara
semen : pasir : kerikil : air = 1,00 : 1,87 : 2,80 : 0,48
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penetrasi (cm)

3.1 Waktu Ikat Semen


4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

0%
0,25%
0,50%
0,75%
1%
0

30

60

90 120 150 180 210 240 270

Waktu Penetrasi (menit)

Gambar 1. Grafik waktu ikat semen dengan penambahan tetes tebu (molase)
Dari grafik waktu ikat semen diperoleh hasil sebagai berikut, semakin
banyak penambahan molase maka semakin lama waktu ikat awal dan waktu ikat
akhirnya. Waktu ikat awal dan waktu ikat akhir terlama terdapat pada variasi
penambahan tetes tebu 1%.
3.2 Nilai Slump

Nilai Slump (cm)

Pengaruh Persentase Tetes Tebu Terhadap


17
Workability Campuran Beton
18
15
15
12

12

13

10

9
6
3
0
0%

0,25%

0,5%

0,75%

1%

Persentase Penambahan Tetes Tebu

Gambar 2. Grafik nilai Slump

Dari grafik dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya persentase


penambahan tetes tebu, maka nilai slump semakin naik, hal ini sesuai dengan sifat
tetes tebu yang bersifat mengencerkan campuran beton.
3.3 Kuat Tekan Beton

Pengaruh Persentase Tetes Tebu terhadap


Nilai Kuat Tekan
Nilai Kuat Tekan (MPa)

35

31.9

30
25
20

22.42

28.14

29.44
25.09

22.74

15

10.42

10
6.95

5
0
0%

0.25% 0.50% 0.75%


Persentase Tetes Tebu

Umur 14 Hari
9.55

Umur 28 Hari

3.94
1%

Gambar 3. Grafik kuat tekan beton terhadap variasi penambahan tetes tebu
Dari grafik hasil pengujian kuat tekan beton diperoleh hasil bahwa pada
umur 14 hari terjadi peningkatan kuat tekan beton pada variasi penambahan tetes
tebu 0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal. Begitu juga pada umur
28 hari terjadi peningkatan kuat tekan beton pada variasi penambahan tetes tebu
0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal.
4.4 Kuat Tarik Belah Beton

Tegangan Rekah (MPa)

Pengaruh Persentase Tetes Tebu terhadap


Nilai Kuat Tarik Belah
8
7
6
5
4
3
2
1
0

6.13

6.76

7.02

5.8
4.84

3.79

3.75

2.32

Umur 14 Hari
Umur 28 Hari

2.4
1.47
0%
0,25% 0,50% 0,75%
1%
Persentase Penambahan Tetes Tebu

Gambar 4. Grafik kuat tarik belah beton terhadap variasi penambahan tetes tebu

Dari hasil pengujian kuat tarik belah beton diperoleh hasil bahwa pada umur 14
hari terjadi peningkatan kuat tarik belah beton pada variasi penambahan tetes tebu
0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal. Begitu juga pada umur 28
hari terjadi peningkatan kuat tarik belah beton pada variasi penambahan tetes tebu
0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, analisa, dan pembahasan yang sudah dilaksanakan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penambahan penggunaan tetes tebu (molase) pada campuran beton dapat
meningkatkan nilai slump serta memperlambat waktu ikat awal dan waktu
ikat akhir pada setiap penambahan variasi.
2. Pada pengujian kuat tekan beton, diperoleh kuat tekan beton optimal pada
umur 14 dan 28 hari yaitu pada variasi penambahan 0.25%.
3. Pada pengujian kuat tarik belah beton, diperoleh kuat tarik belah beton
optimal pada umur 14 dan 28 hari yaitu pada variasi penambahan 0. 5%.
5.2 Saran
Setelah melihat hasil penelitian dan menyadari adanya kekurangan dalam
penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pemakaian bahan retarder
dan hasilnya dibandingkan dengan pemakaian tetes tebu pada campuran
beton
2. Penelitian selanjutnya perlu diteliti lebih lanjut tentang penggunaan
variasi penambahan tetes tebu dengan rentang persentase 0%-0,5% untuk
mendapatkan persentase yang optimal terhadap kekuatan beton.

DAFTAR PUSTAKA
ASTM C150, Standart Spesification for Portland Cement. (1985). Annual Books
of ASTM Standards. Philadelphia-USA.
Departemen Pekerjaan Umum. (1991). Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran
Beton Normal, SK SNI T-15-1990-03. Bandung. Departemen Pekerjaan
Umum, Yayasan LPBM.
Nawy, E. G. (1998). Beton Bertulang (Suatu Pendekatan Dasar). Bandung.
Refika Aditama
Nugraha, P., dan Antoni. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta. ANDI.
Risvank.2011.Disversifikasi Produk Pabrik Gula. www.risvank.com. 22 Maret 2013.
Syahnan, Ahmad Prima. (2014). Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula (Tetes Tebu)
sebagai Bahan Tambah dalam Campuran Beton. Medan. Universitas
Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai