Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga

Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)


http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATA KULIAH ILMU KESEHATAN
PADA JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
Komang Hendra Setiawan 1
Bhisma Murti 2
Putu Suriyasa 3

1
2
3

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Dosen Pembimbing I Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS

Dosen Pembimbing II Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS


ABSTRAK
Ujian akhir mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas
Pendidikan Ganesha untuk mata kuliah ilmu kesehatan tahun ajaran 2010- 2011,
menunjukkan banyak mahasiswa yang memperoleh hasil yang tidak
memuaskan. Beberapa penelitian bidang pendidikan melaporkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil
pembelajaran. Hasil belajar juga ikut dipengaruhi oleh motivasi belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar ilmu kesehatan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen kuasi yaitu before and after with control quasi
experiment design. Sampel dalam penelitian ini berjulah 90 orang yang terbagi
dalam kelas A yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation, dan kelas B yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
Analisis data hasil penelitian manggunakan analisis regresi linier ganda.
Mahasiswa dengan model kooperatif tipe Group Investigation memiliki
prestasi belajar 0, 50 lebih tinggi dari pada model konvensional, tetapi secara
statistik tidak signifikan( b= 0, 50; CI 95% -0, 36 s/d 0, 47; p= 0, 249). Motivasi
memiliki pengaruh yang besar untuk meningkatkan prestasi belajar mata kuliah
ilmu kesehatan. Mahasiswa dengan motivasi tinggi memiliki nilai 2, 75 lebih
tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah, secara statistik
signifikan( b= 2,75; CI 95% 1, 76 s/d 3, 72; p< 0, 001) hasil ini telah
memperhitungkan pengaruh tingkat pengetahuan awal sampel. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah terdapat pengaruh minimal model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation terhadap prestasi belajar mata kuliah ilmu kesehatan.
Kata Kunci: Group Investigation, motivasi, prestasi belajar.

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Berdasar hasil ujian akhir mahasiswa


tahun ajaran 2010- 2011 masih terdapat

Mata kuliah ilmu kesehatan di berikan

banyak

pada

Jasmani

hasil yang tidak memuaskan. Sebaran

Universitas

nilai yang diperoleh adalah D (30%), C

mahasiswa

Pendidikan

Kesehatan

dan

Rekreasi

Pendidikan

Ganesha

semester

blihendrakomang@yahoo.com

empat.

(51%),

mahasiswa

(12%),

yang

(7%).

memperoleh

Karena

itu

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Berdasarkan
beberapa
penelitian

diperlukan usaha yang lebih keras untuk


meningkatkan

kualitas

hasil

belajar

bidang

pendidikan

dilaporkan

mahasiswa. Selama ini, proses belajar

penerapan

mengajar

kooperatif melibatkan para siswa dalam

menggunakan

model

konvensional berupa ceramah.


Model

proses

pembelajaran

tersebut

model

bahwa

belajar

pembelajaran

mengajar

untuk

meningkatkan hasil pembelajaran (Tsay

membuat mahasiswa lebih tergantung

dan

pada dosen dan menganggap jika tidak

berinovasi

ada dosen maka tidak ada proses belajar

pembelajaran, hasil belajar juga ikut

mengajar. Selain itu mahasiswa tidak siap

dipengaruhi oleh faktor lain. Salah satu

menerima pelajaran dan kurang aktif

faktor yang dimaksud adalah motivasi

selama proses belajar mengajar (data

belajar siswa.

primer, 2011)

Brady,

2010).
dalam

Motivasi

Model pembelajaran kooperatif tipe

Selain

dengan

penerapan

belajar

model

yang

tinggi

diperkirakan akan meningkatkan prestasi

group investigation merupakan model

belajar.

pembelajaran

mengajak

dalam belajar dan pembelajaran, antara

mahasiswa untuk berpikir secara aktif

lain: menentukan hal-hal yang dapat

dan kreatif dalam proses pembelajaran.

dijadikan penguat belajar, memperjelas

Model ini tidak hanya mengembangkan

tujuan

kemampuan intelektual tetapi seluruh

menentukan

ragam

potensi yang ada, termasuk pengembang-

rangsangan

belajar,

an emosional dan pengembangan ke-

ketekunan belajar (Uno, 2011).

yang

bisa

terampilan.

Peran

belajar

Inovasi

Dengan

menerapkan

model

penting

merupakan

yang

kendali
dan

penting

dicapai,
terhadap

menentukan
pembelajaran
yang

dilakukan

berani mengemukaan pendapat, bekerja

belajar, karena itu peneliti terdorong

sama, mengembangkan diri, dan ber-

untuk

tanggungjawab secara individu, saling

pengaruh model pembelajaran kooperatif

ketergantungan

positif,

interaksi

tipe group investigation dan motivasi

personal

proses

kelompok.

belajar terhadap prestasi belajar mata

Penggunaan
secara

model

efektif

pembelajaran

dan

efisien

melakukan

meningkatkan

harus

pembelajaran ini akan melatih mahasiswa

dan

untuk

motivasi

hendak

model
hal

dari

penelitian

hasil

tentang:

ini

kuliah ilmu kesehatan pada mahasiswa

akan

Jurusan Pendidikan jasmani kesehatan

mengurangi

monopoli

dosen

dalam

penguasaan

jalannya

proses

pem-

dan

rekreasi

Kesehatan

belajaran, dan kebosanan siswa dalam

Fakultas
Universitas

Ganesha Singaraja.

menerima pelajaran akan berkurang (Lie,


2010).

Olahraga

dan

Pendidikan

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Testing pada hakikatnya menggali

Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh model pembelajar-

informasi yang dapat digunakan sebagai

an kooperatif tipe group investigation

dasar

dan motivasi belajar terhadap prestasi

prestasi belajar berupa tes yang disusun

belajar ilmu kesehatan pada mahasiswa

secara

Jurusan Pendidikan jasmani kesehatan

performasi

dan

menguasai

rekreasi

Kesehatan

Fakultas

Olahraga

Universitas

dan

Pendidikan

pengambilan
terencana

keputusan.

untuk

maksimal
bahan

mengungkap

subyek

atau

Tes

dalam

materi

yang

diajarkan.

Ganesha Singaraja.

Dalam kegiatan pendidikan formal


tes prestasi

belajar

dapat

berbentuk

Kajian Pustaka

ulangan harian, tes formatif, tes sumatif,

1). Prestasi Belajar

bahkan ujian nasional dan ujian-ujian

Kawasan
kawasan

belajar
yaitu:

terbagi

kognitif,

atas
afektif,

tiga

masuk perguruan tinggi (Aswar, 2010).

dan

2). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Group Investigation

psikomotor. Prestasi belajar atau hasil


belajar haruslah mencerminkan ketiga

Strategi

kawasan ini. Selain itu disebutkan juga

investigation dikembangkan oleh Shlomo

bahwa prestasi belajar adalah performa

Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel

maksimal dalam menguasai bahan atau

Aviv, Israel. Secara umum perencanaan

materi

pengorganisasian

yang

diberikan.

Jadi

prestasi

belajar

kooperatif

kelas

group

dengan

belajar adalah hasil pengukuran dari

menggunakan teknik kooperatif group

penilaian usaha belajar yang dinyatakan

investigation adalah kelompok dibentuk

dalam bentuk simbol, huruf maupun

oleh

kalimat yang menceritakan hasil yang

beranggotakan 2 6 orang, tiap kelompok

sudah dicapai oleh setiap anak pada

bebas memilih subtopik dari keseluruhan

periode tertentu.

unit materi (pokok bahasan) yang akan

Prestasi belajar merupakan hasil dari

mahasiswa

menghasilkan

meliputi

Selanjutnya,

kognitif,

afektif,

sendiri

dengan

diajarkan, dan kemudian membuat atau

pengukuran terhadap peserta didik yang


aspek

itu

dan

laporan
setiap

kelompok

mem-

psikomotor setelah melakukan proses

presentasikan

belajar yang diukur dengan mengguna-

laporannya kepada seluruh kelas, untuk

kan instrumen tes yang relevan. Prestasi

berbagi

belajar dapat diukur melelui tes yang

temuan mereka.

sering

dikenal

dengan

tes

dan

atau

kelompok.

saling

Strategi

prestasi

memamerkan
tukar

informasi

kooperatif

group

belajar. Tentang tes prestasi belajar bila

investigation sebenarnya dilandasi oleh

dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap

filosofi

keberhasilan seseorang dalam belajar.

kooperatif ini telah luas digunakan dalam

belajar

John

Dewey.

Teknik

penelitian

dan

memperlihatkan

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
pada mahasiswa Jurusan Pendidikan

ke-

suksesannya terutama untuk program-

Jasmani

Kesehatan

program

Fakultas

Olahraga

pembelajaran

dengan

tugas-

tugas spesifik (Warpala, 2011).

Universitas

3). Motivasi belajar

Singaraja.

Motivasi adalah proses yang memberi

2.

Ada

dan

Rekreasi

dan

Kesehatan

Pendidikan

Ganesha

pengaruh

motivasi

belajar

semangat, arah dan kegigihan perilaku.

terhadap prestasi belajar mata kuliah

Artinya perilaku yang termotivasi adalah

ilmu

perilaku yang penuh energi, terarah dan

Jurusan

bertahan lama.

Kesehatan

Motivasi
yang

adalah

menjadi

Kekuatan

kekuatan

penggerak

penggerak itu

kesehatan

pada

mahasiswa

Pendidikan

Jasmani

dan

Rekreasi

Fakultas

mental

Olahraga dan Kesehatan Universitas

belajar.

Pendidikan Ganesha Singaraja.

berasal dari

3.

Ada interaksi pengaruh antara model

berbagai sumber. Siswa belajar karena

pembelajaran kooperatif tipe group

didorong

mentalnya.

investigation dan motivasi belajar

Kekuatan mental itu berupa keinginan,

terhadap prestasi belajar mata kuliah

perhatian,

ilmu

oleh

kekuatan

kemauan,

atau

cita-cita.

kesehatan

pada

mahasiswa

Pendidikan

Jasmani

Kekuatan mental itu dapat tergolong

Jurusan

rendah atau tinggi. Ada ahli pendidikan

Kesehatan

yang menyebutkan kekuatan mental yang

Olahraga dan Kesehatan Universitas

mendorong terjadinya belajar tersebut

Pendidikan Ganesha Singaraja.

sebagai

motivasi

belajar.

dan

Rekreasi

Motivasi

dipandang sebagai dorongan mental yang

METODE PENELITIAN

menggerakkan

Tempat dan Waktu penelitian

perilaku

dan

manusia

mengarahkan

termasuk

perilaku

Penelitian

beklajar.
Dari
keinginan

Pendidikan
motivasi
yang

terkandung
mengaktifkan,

Fakultas

adanya

dilakukan
jasmani

pada

Jurusan

kesehatan

dan

rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan

meng-

Universitas

Pendidikan

Ganesha,

gerakkan, menyalurkan dan mengarah--

Singaraja, Bali. Waktu penelitian adalah

kan sikap dan perilaku individu untuk

bulan april 2012 sampai November 2012.

belajar .
Rancangan Penelitian

Hipotesis
1.

Ada

pengaruh

penerapan

Penelitian

model

terhadap

menggunakan

metode

eksperimen kuasi yaitu before and after

pembelajaran kooperatif tipe group


investigation

ini

with control quasi experiment design.

prestasi

Rancangan penelitian secara detail dapat

belajar mata kuliah ilmu kesehatan

dilihat pada bagan berikut:

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
2). Teknik pengambilan sampel

Populasi

Pengambilan sampel dalam penelitian ini

Purposife cluster
sampling

menggunakan teknik purposive cluster


sampling, diambil mahasiswa semester IV

Sampel

kelas A dan kelas B.


Adapun
Kelas A

Kelas B

Model
pembelajara
n kooperatif
tipe GI

kedua

pertimbangannya

kelas

kemampuan

Model
pembelajaran
konvensional

Kesamaan
dilihat

tersebut

mempunyai

akademik
kemampuan

dari

sistem

adalah

yang

sama.

akademik
seleksi

ini

masuk

mahasiswa. Dimana kedua kelas tersebut


disebut kelas subsidi, yang artinya dalam
Pengukuran
variable
-Motivasi
-Prestasi
belajar

Pengukuran
variable
-Motivasi
-Prestasi
belajar

pembayaran

uang

pendidikan

lebih

rendah daripada kelas non subsidi. Ini


dikarenakan kemampuan akademik yang
lebih

Analisis data

baik

dibandingkan

kelas

non

subsidi.
Jumlah sampel (n) dalam penelitian ini
yaitu: n= 15- 20 sampel per variabel

Kesimpulan

independen

Gambar 1. Rancangan penelitian

Populasi

dan

Teknik

(Murti,

2010).

Karena

terdapat 2 variabel independen, maka n=

Pengambilan

2x15= 30 sampel.

Sampel
1). Populasi
a.

Variabel Penelitian

Populasi sasaran
Mahasiswa

semester

IV

1. Variabel dalam penelitian ini yaitu:

Jurusan

Variabel independen:

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan


Rekreasi

Fakultas

Olahraga

-Model pembelajaran

dan

-Motivasi belajar

Kesehatan.
b.

Variabel dependen:

Populasi sumber
Mahasiswa

semester

IV

-Prestasi belajar

Jurusan

a). Model Pembelajaran

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan


Rekreasi
Kesehatan
Ganesha

Fakultas

Universitas
yang

dan

Dalam penelitian ini, ada dua metode

Pendidikan

yang digunakan yaitu model kooperatif

Olahraga

berjumlah

tipe group investigation dibandingkan

kurang

dengan model konvensional.

lebih 250 siswa, terdiri dari enam

Model pembelajaran kooperatif tipe

kelas.

group

investigation

merupakan

pe-

kelas

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
SS= sangat setuju diberi skor 5, S= setuju

oleh

diberi skor 4, RR= Ragu-ragu diberi skor

mahasiswa sendiri dengan beranggotakan

3, TS= tidak setuju diberi skor 2 dan

2 6 orang, tiap kelompok bebas memilih

STS= sangat tidak setuju diberi skor 1.

rencanaan

pengorganisasian

dimana

kelompok

dibentuk

subtopik dari keseluruhan unit materi

Untuk pernyatan negatif bagi yang

(pokok bahasan) yang akan diajarkan,

menjawab SS= sangat setuju diberi skor

dan

atau

1, S= setuju diberi skor 2, RR= Ragu-ragu

kelompok.

diberi skor 3, TS= tidak setuju diberi skor

kemudian

menghasilkan

membuat
laporan

Selanjutnya,

setiap

presentasikan

kelompok

atau

mem-

4,dan yang menjawab STS= sangat tidak

memamerkan

setuju

diberi

skor

5.

Skala

laporannya kepada seluruh kelas, untuk

pengukuran variabel: Kategorikal.

berbagi

c. Prestasi belajar

dan

saling

tukar

informasi

hasil

temuan mereka (Warpala, 2011). Model

Prestasi belajar adalah hasil yang telah

pembelajaran

dicapai

konvensional

(ceramah)

oleh

mahasiswa

adalah cara dosen menyampaikan materi

berlangsungnya

bahan

dalam penelitian ini hanya fokus pada

ajar

penjelasan

dengan
lisan

penuturan
secara

atau

langsung

pembelajaran

setelah
yang

aspek kognitif.

terhadap mahasiswa.

Alat ukur variabel adalah instrumen tes

Model pembelajaran yang diberikan

tertulis berupa soal pilihan ganda yang

kepada sampel ditentukan oleh peneliti.

terdiri atas 30 soal, dimana masing-

Skala variabel: Kategorikal

masing item terdiri atas 2 jenis skor,


yaitu:

b. Motivasi
Motivasi

Skor 1: apabila suatu item pertanyaan


belajar

adalah

menggerakkan

atau

suatu

yang

dijawab dengan benar. Skor 0: apabila

mendorong

jawaban suatu item pertanyaan adalah

mahasiswa untuk belajar yang meliputi

salah.

dorongan dari dalam (internal).

Skala hasil pengukuran variabel: kontinu.

Alat ukur variabel adalah kuesioner

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

motivasi yang diberikan .kepada seluruh

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan

sampel.

Kuesioner

diisi

terhadap tes motivasi belajar dan tes

dianalisa

untuk

data

prestasi belajar. Uji validitas bertujuan

motivasi. Kuesioner dalam penelitian ini

untuk menentukan item-item tes yang

terdiri dari 30 butir pertanyaan yang

layak untuk dipakai mengukur. Validitas

terdiri dari pertanyaan mendukung dan

dinilai dengan menggunakan uji validitas

tidak mendukung.

isi dan uji validitas muka.

Tiap

butir

yang

sudah

mendapatkan

soal

telah

disertai

Uji

pilihan jawaban. Scor pernyataan positif

reliabilitas

menentukan

bertujuan

apakah

tes

untuk
secara

keseluruhan layak dipakai sebagai alat

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
kontinu dideskripsikan dalam bentuk

ukur. Tes secara keseluruhan pada tes

jumlah

reliabilitas ini terdiri atas item-item test

Deviation (SD).

(n),

Mean

(r),

dan

Standard

yang telah lulus pada tahap uji validitas.

Pengaruh model pembelajaran tipe

Reliabilitas dinilai dengan korelasi item

group investigation dan motivasi belajar

total dan alpha Cronbach. Uji reliabilitas

terhadap

ini menggunakan program SPSS. Hasil uji

dengan

reliabilitas terhadap tes motivasi belajar

dengan rumus:

dan

tes

prestasi

belajar

linear

ganda

Y Prestasi belajar

(pengetahuan) dan kuesioner motivasi.


Korelasi
butir
total(r)

X 1 Model

Alpha
cronbach

pembelajaran(

0=

konvensional; 1= kooperatif tipe group

Pengetahuan

Motivasi

regresi

dianalisis

Dimana:

Tabel 1. Hasil uji reliabilitas tes prestasi

Nomer
butir
pertanyaan

analisis

belajar

ditampilkan

dalam table berikut.

Variabel

prestasi

investigation )
P1, P2, P3,
P4, P6, P7,
P8, P9,
P10, P11,
P12, P13,
P14, P15,
P16, P17,
P18, P19,
P20, P21,
P23, P27,
P28, P29,
P30

0,23

M1, M2,
M4, M5,
M6, M7,
M8, M9,
M10, M11,
M13, M17,
M19, M21,
M22, M23,
M24, M25,
M26, M28,
M29, M30

0,20

X 2 Motivasi

0,93

belajar(

0=

motivasi

rendah; 1= motivasi tinggi )


Hasil pretest
Hubungan
pembelajaran
ditentukan

variabel
dan

oleh

model

motivasi
nilai

belajar
(koefisien

signifikansi):

0,86

b= 0 tidak ada hubungan


b< 0 ada hubungan negatif
b> 0 ada hubungan positif
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik sampel

Sumber: Data primer (maret 2012)

Populasi sumber dalam penelitian ini


Teknik analisis data

adalah mahasiswa semester 4 jurusan

Data variabel model pembelajaran tipe

penjaskesrek dengan jumlah 250 orang

group investigation dan motivasi belajar,

yang terbagi menjadi kelas A, B, C, D, E,

oleh karena berbentuk data kategorikal

dan F. Sampel penelitian diambil dari

dideskripsikan dalam bentuk jumlah (n),

populasi

dan persen (%). Data variabel prestasi

Sampel terbagi menjadi dua kelas yaitu

belajar

kelas A dan kelas B. Kelas A mendapat

oleh

karena

berbentuk

data

model

dengan

jumlah

pembelajaran

90

kooperatif

orang.

tipe

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Group

Investigation,

mendapat

dan

model

konvensional.

kelas

B
Tabel 4. Distibusi Model Pembelajaran

pembelajaran

Karakteristik

sampel

Kategori
N

dideskripsikan berdasarkan umur dan


1

jenis kelamin sebagai berikut.


Tabel 2. Karakteristik sampel berdasarkan umur.
Cakupan
No

Kategori

18th

23

19th

55

20th

12

Jumlah

Persentase
(%)
25,60

Motivasi

100

Perempuan

Laki-laki
Jumlah

hasil

Cakupan
Persentase
(%)
5,60

85

90

100

belajar

diukur

dengan

pengukuran

variable

motivasi

adalah kategorikal dimana 1= motivasi


tinggi; 0= motivasi rendah.
Tabel 5. Hasil pengukuran motivasi belajar
No

94,40

90

50,0

diberikan .kepada seluruh sampel. Skala

kelamin
N

45

menggunakan kuesioner motivasi yang

Tabel 3. Karakteristik sampel berdasarkan jenis

Kategori

50,0

2). Motivasi Belajar

13,30

Sumber: Data primer (april 2012)

No

45

Sumber: Data primer (april 2012)

61,10

90

Model
kooperatif
tipe
Group
Investigation
Model
Konvensional
Jumlah

Cakupan
Persentase
(%)

Kategori

Cakupan
Persentase
(%)
23
25,60
N

100
1

Motivasi
tinggi

Motifasi
rendah

67

74,40

1). Model pembelajaran


Model pembelajaran yang dipakai dalam

Jumlah

90

100

Sumber: Data primer (april 2012)

Hasil Penelitian

penelitian ini adalah model kooperatif


tipe group investigation dibandingkan

Variab
el

Koefisie
n
regresi
b

Konsta
nta

16,65

Motiva
si

2,66

dengan model konvensional. Pemberian


model pembelajaran ini ditentukan oleh
peneliti dimana kelas A mendapat model
kooperatif

tipe

sedangkan

kelas

group
B

investigation

mendapat

model

konvensional.

N Observe
Adjusted R2
Nilai p

CI 95%
Bata
Bata
s
s
bawa atas
h
15,8
17,5
0
1
1,67

3,65

= 90 orang
= 23,5 %
= < 0,001

Sumber: Data primer (juni 2012)

<0,00
1
<0,00
1

3). Prestasi belajar

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
analisis data menemukan bahwa terdapat

Prestasi belajar sampel diukur dengan

pengaruh minimal metode pembelajaran

menggunakan

kooperatif

tes

pengetahuan

yang

tipe

Group

Investigation

terdiri dari 25 butir soal pilihan ganda.

terhadap prestasi belajar mata kuliah

Tes

ilmu kesehatan.

pengetahuan

diberikan

sebelum

perlakuan(pretest) dan sesudah perlakuan

Mahasiswa

(posttest).

kooperatif

Tabel 6. Hasil tes pengetahuan


No

Tes

Mean

tinggi

deviasi

Pretest

8,911

1,71

90

Posttest

18,63

2,36

90

Investigation

pada

mahasiswa

konvensional,

dengan

tetapi

secara

-0, 71 s/d 1, 28; p= 0,565).


Pengaruh

Sumber: Data primer (juni 2012)

model

pembelajaran

terhadap hasil post test digambarkan

Analisis Bivariat
Model

Group

statistik tidak signifikan( b= 0, 29; CI 95%

Pengaruh

dari

metode

1).

tipe

metode

memiliki prestasi belajar 0, 29 lebih

Standar

Pengetahuan

dengan

dalam diagram boxplot dibawah ini.

Pembelajatan

Terhadap Prestasi Belajar.


Model pembelajaran yang diberikan pada
sampel

di

kelas

pembelajaran

adalah

kooperatif

tipe

model
Group

Investigation sedangkan sampel di kelas


B

menggunakan

konvensional.

model

Gambar 2. Pengaruh model pembelajaran


terhadap post test.

pembelajaran

Pengaruh

2). Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi

model

Belajar

pembelajaran terhadap prestasi belajar di

Pengaruh

analisis menggunakan analisis regresi

Dimana:

Y Prestasi belajar( posttest )


pembelajaran(

0=

konvensional; 1= kooperatif tipe group

Prestasi belajar ( posttest )

X2

Motivasi belajar ( 0 = motivasi

rendah ; 1= motivasi tinggi )

investigation )

Hasil analisis data ditampilkan dalam

Tabel 7. Hasil analisis pengaruh model

table berikut:

pembelajaran terhadap prestasi belajar


Sumber: Data primer (Juni 2012)

memperhitungkan

prestasi

regresi linier dengan rumus:

Dimana:

Interpretasi

terhadap

belajar di analisis menggunakan analisis

linier dengan rumus:

X 1 Model

motivasi

table

pengaruh

tanpa
motivasi,

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Prestasi Belajar Mata Kuliah Ilmu

Tabel 8. Hasil analisis pengaruh motivasi


terhadap prestasi belajar
Variab
el

Kesehatan.
Pengaruh

Koefisi
en
regresi
b

CI 95%
Batas
Batas
bawah
atas

Konsta
nta

18,49

17,79

19,19

<0,001

Model
kooper
atif

0,29

- 0,71

1,28

0,565

pembelajaran

dan

motivasi terhadap prestasi belajar di


analisis menggunakan analisis regresi
linier ganda dengan rumus:

Dimana:

N Observe
Adjusted R2
Nilai p

Y Prestasi belajar

= 90 orang
= 00,8 %
= < 0,001

X1

Sumber: Data primer (Juni 2012)

Interpretasi

table

memperhitungkan

pengaruh

terdapat

pengaruh

Model

pembelajaran(

0=

konvensional; 1= kooperatif tipe group

Tanpa

investigation )

model

X2

pembelajaran, analisis data menemukan


bahwa

model

motivasi

Motivasi

belajar(

0=

motivasi

rendah; 1= motivasi tinggi )

terhadap prestasi belajar mata kuliah

Pengetahuan awal( pretest )

ilmu kesehatan. Mahasiswa yang memiliki

Hasil analisis data ditampilkan dalam

motivasi tinggi memiliki prestasi belajar

table berikut:

2, 66 lebih tinggi dari pada mahasiswa

Tabel 9. Hasil analisis pengaruh metode

dengan motivasi rendah, secara statistik

pembelajaran kooperatif tipe Group

signifikan( b= 2, 66; CI 95% 1, 67 s/d 3,

Investigation dan motivasi belajar terhadap


prestasi belajar mata kuliah ilmu kesehatan

65; p< 0,001). Pengaruh motivasi belajar


terhadap nilai post test digambarkan

Varia
bel

Koefisi
en
regresi
b

Konst
anta

14,36

Model
koope
ratif

0,50

Motiv
asi
Pretes
t

dalam diagram boxplot berikut ini:

Gambar 2. Pengaruh motivasi terhadap post test.

CI 95%
Bata Bat
s
as
baw ata
ah
s
11,8 16,
7
86
0,36

1,3
6

2,75

1,76

3,7
2

0,22

0,03

0,4
7

<0,0
01
0,24
9
<0,0
01
0,08
3

Analisis Multivariat
1)

Pengaruh

Model

N Observe
Adjusted R2
Nilai p

Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation


dan

Motivasi

Belajar

Terhadap

= 90 orang
= 25,5 %
= < 0,001

Sumber: Data primer (Juni 2012)

10

Interpretasi

tabel

9.

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan

Terdapat

pengaruh minimal metode pembelajaran

dan

kooperatif

Investigation

pembelajaran

terhadap prestasi belajar mata kuliah

menggunakan

ilmu

(ceramah)

tipe

Group

kesehatan.

metode

Mahasiswa

kooperatif

tipe

dengan
Group

Rekreasi,

dimana
yang

selama

mereka

ini

terima

model

konvensional

sehingga

penguasaan

keterampilan komunikasi dalam diskusi

Investigation memiliki prestasi belajar 0,

masih

50 lebih tinggi dari pada mahasiswa

menyebabkan

dengan

belajar mahasiswa yang menggunakan

metode

konvensional,

tetapi

belum

sempurna.

Itulah

peningkanan

secara statistik tidak signifikan( b= 0,50;

model

pembelajaran

CI 95% -0, 36 s/d 0, 47; p= 0, 249).

Group

Investigation

Kesimpulan ini telah memperhitungkan

signifikan.

yang

prestasi

kooperatif
masih

tipe
belum

pengaruh motivasi belajar dan tingkat

Pengaruh motivasi terhadap prestasi

pengetahuan awal sampel yang diketahui

belajar dapat dilihat dari hasil analisis

dari hasil pretest.

data, dimata motivasi dapat meningkatkan

prestasi

belajar

mahasiswa.

PEMBAHASAN

Mahasiswa

Analisis data diatas menunjukkan bahwa

memiliki nilai 2, 75 lebih tinggi dari pada

terdapat pengaruh model pembelajaran

mahasiswa

kooperatif tipe Group Investigation dan

rendah, secara statistik signifikan( b= 2,

motivasi belajar terhadap prestasi belajar

75; CI 95% 1, 76 s/d 3, 72; p< 0, 001).

mata kuliah ilmu kesehatan. Sampel yang

Sesuai

memakai model pembelajaran kooperatif

intensitas motivasi seseorang siswa akan

tipe Group Investigation memiliki nilai 0,

sangat menentukan tingkat pencapaian

5 lebih besar dari pada sampel yang

prestasi belajarnya.

menggunakan

model

dengan
yang

dengan

motivasi
memiliki

pendapat

tinggi
motivasi

Uno(2011)

konvensional,

Hal ini juga sesuai dengan penelitian

namun secara statistik tidak signifikan(

Andarmoyo (2011) yang dilakukan di

b= 0, 50; CI 95% -0, 36 s/d 0, 47 ; p= 0,

jurusan

249).

model

motivasi dapat meningkatkan prestasi

pembelajaran kooperatif sangat tepat

belajar mata kuliah anatomi dan fisiologi.

diterapkan pada mata ajar sains.

Motivasi merupakan dorongan internal

Menurut

Warpala(2011),

Kesuksesan

keperawatan,

dimana

teknik

dan eksternal pada peserta didik yang

sangat

sedang belajar sehingga mereka memiliki

tergantung dari pelatihan awal dalam

semangat belajar yang besar, arah dan

penguasaan

kegigihan perilaku belajar.

kooperatif

implementasi

DIII

group

investigation

keterampilan

komunikasi

dan social. Sampel dalam penelititan ini


adalah

mahasiswa

semester

SIMPULAN

empat

11

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Metacognitive Approach to Projectbased Group Supervision. The
International
Journal
Of
An
Emerging Transdiscipline. 13(1): 114
Falufi
U.
2010.
Penerapan
grup
investigasi untuk memahamkan
operasi pecahan pada siswa kelas
VII-A SMP Negeri 4 Kepanjen
dengan menggunakan pita pecahan.
Tesis.
Malang.
Universitas
Muhamadiah.
Hasan S dkk. 2011. Model cooperative
learning tipe group investigation
untuk meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran perawatan dan
perbaikan sistem refrigerasi. Jurnal
Invotec. 7(2): 189-198.
Koc Y dkk. 2010. The Effects of Two
Cooperative Learning Strategies on
the Teaching and Learning of the
Topics of Chemical Kinetics. Journal
Of Turkish Science Educatio. 7(2):
52-65
Lie A. 2002. Cooperative learning.
Jakarta. Penerbit Grasindo.
Liu EZ dkk. 2012. The Dynamics Of
Motivation And Learning Strategy In
A Creativity-Supporting Learning
Environment In Higher Education.
The Turkish Online Journal of
Educational Technology. 11 (1): 172180.
Murti B. 2010. Desain dan ukuran sampel
untuk penelitian kuantitatif dan
kualitatif di bidang kesehatan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.hal.117-118.
Sanjaya W. 2008. Strategi pembelajaran.
Jakarta. Kencana Prenada.
Sardiman AM. 2011. Interaksi dan
motivasi belajar mengajar, Jakarta.
Raja Grafindo Persada.
Solihatin ER. 2009. Cooperative learning
analisis model pembelajaran IPS.
Jakarta. Bumi Aksara.
Sugiyono. 2008 Memahami penelitian
pendidikan. Bandung. Alfabeta.
Slamet.
2001.
Evaluasi
pendidikan.
Jakarta.PT. Bumi Aksara.
Slavin RE. 2011. Cooperative learning
teori, riset dan praktik. Bandung.
Nusa Media.
Santrock
JW.
2004.
Educational
pshycology. New York. Mc Graw-Hill.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah


dikemukakan dalam bab IV dapat
disimpulkan bahwa:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation meningkatkan
prestasi belajar ilmu kesehatan, tapi
secara statistik tidak signifikan.
Motivasi belajar meningkatkan
prestasi belajar ilmu kesehatan, yang
secara statistik signifikan.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation meningkatkan
prestasi belajar sebesar 0, 5
dibandingkan dengan model
konvensional ( b= 0, 50; CI 95% -0, 36
s/d 0, 47; p= 0, 249).
3. Motivasi belajar tinggi meningkatkan
prestasi belajar sebesar 2, 75
dibandingkan dengan motivasi belajar
rendah ( b= 2, 75; CI 95% 1, 76 s/d 3,
72; p< 0, 001).
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo S. 2011. Hubungan minat
dan
motivasi
belajar
dengan
prestasi
belajar
mata
kuliah
anatomi fisiologi pada mahasiswa
program studi D3 keperawatan,
fakultas ilmu kesehatan, universitas
muhammadiyah ponorogo. Tesis.
Surakarta. Program PascaSarjana
Universitas Sebelas Maret.
Aswar S. 2010. Tes prestasi fungsi dan
pengembangan
pengukuran
prestasi
belajar.
Cetakan
XI.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar 2011.
Sikap
manusia
teori
dan
pengukurannya.
Cetakan
XV.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Benny A P. 2009. Model desain sistem
pembelajaran. Jakarta. Dian Rakyat.
Cheong C. 2010. From Group-based
Learning to CooperativeLearning: A

12

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga


Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Sugiyono. 2001. Statistik parametrik
untuk penelitian. Bandung. Alfabeta.
Suprijono A. 2010. Cooperative learning.
Jakarta. Pustaka Pelajar.
Tan IGC dkk. 2007. Group investigation
effects on achievement, motivation,
and perceptions of students in
singapore. Journal of Educational
Research Singapore. 100 (3): 142154.
Tsay M and Brady M. 2010. A case study
of
cooperative
learning
and
communication pedagogy: does
working in teams makes a different.
Journal of the scholarship of
Teaching and Learning. 10 (2): 7889.
Uno HB. 2011. Teori motivasi dan
pengukurannya.
Jakarta.
Bumi
Aksara.
Warpala IWS. 2011. Melaksanakan Tindak
Pembelajaran Bermakna: Merajut
Inovasi
dan
Menuai
Prestasi.
Singaraja. Universitas Pendidikan
Ganesha.
Yunus ASM, Ali WZW. Motivation in the
Learning of Mathematics. European
Journal of Social Sciences. 7(4): 93101.

13

Anda mungkin juga menyukai