Anda di halaman 1dari 2

Memaknai Deklarasi Djuanda

Kementerian koordinator bidang kemaritiman bekerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Diponegoro, mengadakan kuliah umum dengan tema : Memaknai
Deklarasi Djuanda pada hari sabtu (11/4), bertempat di auditorium Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Diponegoro. Hadir sebagai narasumber Penasehat Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman Ir. Heri Akhmadi dan juga Dirut Kepala BPPT Bidang
Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc. . Seminar
tersebut dihadiri juga oleh perwakilan mahasiswa dari Akademi Pelayaran Niaga Indonesia,
Politeknik Maritim Indonesia, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dan Mahasiswa Universitas
Diponegoro.
Seminar dibuka terlebih dahulu oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Zaenuri, DEA selaku Dekan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Dalam sambutannya, Prof.
Zaenuri menyatakan bahwa Undip sebagai perguruan tinggi negeri dengan pola ilmiah pokok
pengembangan

masyarakat

pesisir, senantiasa

berintegrasi

dengan

pemerintah

untuk

mewujudkan visi kemaritiman di Indonesia. Perlu integrasi antara perguruan tinggi dan juga
pemerintah, agar kondisi masyarakat pesisir yang masih menjadi golongan marjinal dapat
menjadi lebih baik serta dualisme pengelolaan sumberdaya pesisir tidak terjadi di kemudian hari
ungkap Prof. Zaenuri dalam sambutannya.
Materi pertama disampaikan oleh Dirut Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan
Sumberdaya Alam, Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc., yang lebih lebih membahas pada konsep
kemaritiman secara general. Menurutnya, kemaritiman memiliki empat poin penting yang saling
berhubungan, yaitu : Kedaulatan, Sumberdaya Alam, Infrastruktur dan IPTEK/Budaya Maritim.
Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa peran serta pemuda sangat dibutuhkan dalam
membangun kemaritiman di masa depan. Masih sedikit generasi muda yang tertarik dengan
bidang ini, padahal aspek Kelautan dan Perikanan sangatlah penting di masa depan dan
lulusannya berperan penting dalam kemajuan poros maritim dunia. Pangkas Pak Ridwan
mengakhiri sesi materinya.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Penasehat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman,
Heri Akhmadi yang membahas mengenai : Deklarasi Djuanda dan Poros Maritim Jokowi.

Dalam materinya, pak Heri Akhmadi lebih menjelaskan tentang strategi yang hendak dilakukan
pemerintahan Jokowi dalam mewujudkan visinya menjadikan Indonesia menjadi poros maritim
dunia. Selain itu, beliau juga menyampaikan relevansi antara deklarasi djuanda dengan konsep
poros maritim dunia yang saat ini sedang digelorakan. Salah satu poin penting dari konsep
poros maritim dunia ialah melindungi dan memberikan wawasan nusantara tutur pak Heri
Akhmadi.
Sesi diskusi menjadi salah satu sesi yang tidak terlewatkan, bahkan tidak kurang dari sepuluh
orang dari audiens yang bertanya. Tidak hanya dari civitas akademika kelautan perikanan,
beberapa penanya berasal dari jurusan lain seperti hukum dan lingkungan yang bertanya seputar
isu kemaritiman yang berhubungan dengan bidangnya. Hal ini menjadi gambaran bahwa isu
kemaritiman merupakan isu yang komprehensif dan memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak,
baik dari segi hukum, lingkungan bahkan sosial politik. Seminar yang sangat menarik, karena
membahas isu maritime dari berbagai segi, tidak hanya tentang SDA, namun juga kedaulatan dan
ketahanan serta teknologi kemaritiman terkini ungkap salah seorang peserta kuliah umum.

Anda mungkin juga menyukai