Definisi Nyeri
Definisi Nyeri
NYERI
Disusun oleh :
Ghariza Puspa Dinia
G1A208023
Dokter Penguji :
dr. Johny H. P. Silalahi, Sp.B, FinaCS
LEMBAR PENGESAHAN
PAPER
NYERI
Disusun sebagai tugas dalam ujian mayor stase Bedah di Bagian Bedah
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto
Disusun oleh :
Ghariza Puspa Dinia
G1A208023
Dokter Penguji,
I.
DEFINISI NYERI
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007. Menurut International Association for Study of Pain (IASP),
nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang
didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
II.
FISIOLOGI NYERI
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah
ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat
yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor,
secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada
juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam
beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep
somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah,
nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
a. Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor
jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
2. Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf
sensorik perifer yang meneruskan impuls ke medulla spinalis, kemudian
jaringan saraf yang meneruskan impuls yang menuju ke atas (ascendens),
dari medulla spinalis ke batang otak dan thalamus. Yang terakhir hubungan
timbal balik antara thalamus dan cortex. Ada dua jenis transmisi saraf :
a) Ionotropik dimana mediator bekerja langsung pada pintu ion ke dalam
sel. Ciri jenis transmisi itu adalah (i) proses berlangsung cepat dan (ii)
masa proses singkat.
b) Metabotropik dimana mediator bekerja lewat perubahan biokimia pada
membrane post-sinaps. Ciri transmisi cara ini adalah (i) lambat dan (ii)
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa
impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di
sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah
pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar
teori menghilangkan nyeri. Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori
dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron
delta-A dan C melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk
mentranmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat
mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang
melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang dominan
berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan.
Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat
menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan
menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari
serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan
klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke
otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri.
Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin,
suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini
menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P.
tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk
melepaskan endorfin (Potter, 2005).
IV.
membutuhkan
bantuan
perawat
untuk
membantu
klien
a) Muka pucat
b) Otot mengeras
c) Penurunan heart rate dan tekanan darah
d) Nafas cepat dan irreguler
e) Nausea dan vomitus
f) Kelelahan dan keletihan
C. Respon Tingkah Laku Terhadap Nyeri
1) Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
2) Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)
3) Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)
4) Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan
gerakan jari & tangan
5) Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan,
Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pd
aktivitas menghilangkan nyeri)
D. Faktor Yang Mempengaruhi Respon Nyeri
1) Usia
V.
INTENSITAS NYERI
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri
dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan
individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan
sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.
Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah
menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun,
pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti
tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).
Menurut Smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :
Keterangan :
0 :Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,
dapat mengikuti perintah dengan baik.
KATEGORI NYERI
di kulit bagian dalam yang ada di atas organ yang distimulasi, atau bahkan di
daerah permukaan yang jauh dari organ tersebut. Itulah yang dinamakan
referred pain. Misalnya, serat sensorik dari jantung, kulit di atas jantung, dan
di sepanjang aspek medial lengan kiri akan masuk spinal cord segmen T1
sampai T5. Oleh karena itu, nyeri pada serangan jantung dirasakan di kulit di
atas jantung serta di sepanjang lengan kiri.
D. Nyeri Akut dan Nyeri Kronik
1 Nyeri Akut
Nyeri akut tidak berlangsung lama dan biasanya hilang saat perbaikan
tubuh. Traktus spinotalamikus untuk rasa nyeri cepat. Serabut rasa nyeri
cepat tipe A terutama dilalui oleh rasa nyeri mekanik dan rasa nyeri suhu
akut. Serabut ini berakhir pada lamina I (lamina marginalis) pada kornu
dorsalis
dan
merangsang
neuron
pengantar
kedua
dari
traktus
bengkak
nyeri
kemerahan
panas, dan
kekakuan
DAFTAR PUSTAKA
American Chronic Pain Ascociation. Neuropathic
http://www.theacpa.org/conditionDetail.aspx?id=29.
Anonymous.
Many
Causes
http://www.paintreatmentblog.com/pain.
of
Pain.
Pain.
Diunduh
Diunduh
dari
dari
Family
Doctor.
Chronic
Pain.
Diunduh
dari
http://familydoctor.org/online/famdocen/home/common/pain/disorders/551.printer
view.html
NLM NIH. Pain. Diunduh dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/pain.html.