PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan
nasional
diarahkan
kemampuan
untuk
guna
hidup
tercapainya
sehat
bagi
kesadaran,
setiap
kemauan,
penduduk
dan
agar
dapat
adalah
menjadi
prasyarat
tercapainya
tujuan
MDGs.
Berencana
adalah
upaya
peningkatan
kepedulian
dan
KB
dan
Kesehatan
Reproduksi
yang
berkualitas
serta
formal
tentang
peningkatan
peranserta
pria
tentang
program
peningkatan
peranserta
pria
masih
relatif
baru,
tercapainya
Keluarga
Berkualitas
2015,
adalah
upaya
mencapai
berencana (KB) di Kota Surakarta sampai akhir tahun 2008 ini baru
mencapai 374 peserta atau 84,61 persen dari target 434 peserta. Untuk
mengantisipasi meledaknya angka kelahiran yang tidak terkendali di kota
ini maka kepesertaan dalam program Keluarga Berencana (KB) dari
penduduk tidak hanya dimintakan kepada kaum wanita, tapi keterlibatan
kaum pria juga dinilai sangat penting, kata Kasubdin Keluarga Berencana
pada Dinas Kesejahteraan Rakyat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana (DKRPP & KB) Kota Solo, Siti Anggrahini kepada wartawan di
Kota Solo, "Sejauh ini kepesertaan baru pria di kota Solo untuk ber KB
belum bisa maksimal," kata beliau (http://www.wikipedia.com).
Wilayah
dengan
tingkat
dihadapkan pada
kepadatan
berbagai
penduduk
masalah
tinggi
lingkungan,
umumnya
perumahan,
Perumusan Maslah
Berdasarkan pemaparan latar belakang permasalahan tersebut,
C.
Tujuan
1. Tujuan Umum
- Mendeskripsikan implementasi program Keluarga Berencana
terhadap
pria
dengan metode Kontrasepsi Mantap (KONTAP) di Kota Surakarta.
2. Tujuan Khusus
- Mengetahui pengetahuan tentang KB pada pria/ suami
- Mengetahui sikap pria/suami tentang KB
D.
Manfaat
1. Memberikan masukan dalam meningkatkan kinerja Petugas
Lapangan Keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Partisipasi Pria
1. Pengertian
Partisipasi pria adalah tanggung jawab pria dalam keterlibatan dan
kesertaan berKB dan Kesehatan Reproduksi, serta prilaku seksual yang sehat
dan aman bagi dirinya, pasan
dan
memutuskan
bersama
istri
dalam
penggunaan
(BKKBN, 2004):
a. Peningkatan dukungan baik secara politis, sosial, budaya kepada
keluarga yang lebih
mengutamakan
pendekatan
atau
Edukasi
kegiatan
(KIE)
secara
tokoh
agama (TOGA) dan sasaran antara yang strategis lainnya, termasuk seluruh
anggota
b.
keluarga.
Promosi
dan
konseling
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
produksi
dengan
Promosi
dan
konseling
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
penyelenggara
program
peningkatan
kualitas
produksi
berwawasan gender
- Peningkatan komitmen politis dan operasional kepada pengambil
keputusan
- Pengembangan jaringan komunikasi, promosi dan konseling KB dan
Kesehatan Reprodusi
B.
Keluarga Berencana
1. Pengertian
Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 adalah upaya
peningkatan
kepedulian
dan
peran
serta
masyarakat
melalui
bahagia, dan
Keluarga
Berencana,
adalah
suatu
program
yang
kehamilan
yang
tidak
informasi,
edukasi,
konseling
pria
dalam
2. Tujuan Program KB
Secara umum tujuan lima tahun ke depan yang ingin dicapai
adalah membangun
kuat
di
masa
mendatang,
tercapai
3. Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung
secara
KB,
dengan
tujuan
menurunkan
tingkat
kelahiran
melalui
(Handayani,
2010,
hlm.
29).
C.
Kontrasepsi
1. Pengertian
D.
Vasektomi
1. Pengertian
Vasektomi adalah cara KB permanen bagi pria yang sudah
memutuskan tidak ingin
mempunyai anak lagi (Meilani, et al.2010, hal.
161).
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria
dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia
sehingga jalur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi penyatuan
dengan ovum tidak terjadi (Arum & Sujiyatni. 2009, hal.
170).
Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan
saluran yang men
gangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke
vesikula seminalis. Dengan memotong
vas deferens, sperma tidak
mampu diejakulasikan dan pria akan menjadi tidak subur setelah
vas
deferens bersih dari sperma (Everett, 2007, hal. 70).
Pada pelaksanaan vasektomi ini saluran sel mani yang berfungsi
menyalurkan sper
ma (sel mani) keluar, diikat atau di potong sehingga
sperma tidak dikeluarkan dan tidak bisa bertemu dengan sel telur. Dengan
demikian bila suami istri melakukan hubungan seksual
tidak
akan
terjadi kehamilan, yang disebabkan karena tidak terjadinya pertemuan antara
sperma suami dan sel telur istri (BKKBN, 2008).
2. Efektivitas
Belfield (1997, dalam Everett, 2007, hal. 70) mengatakan bahwa
vasektomi adalah
bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka
kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000; angka
kegagalan
lanjutnya
adalah antara 1 dalam 3000 .
3. Kelebihan Vasektomi (Meilani, et al.2010):
a. Tidak mengganggu ereksi, potensi seksual, dan produksi
hormon.
b. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, dapat
digunakan seu
mur hidup.
c. Tidak mengganggu kehidupan seksual suami istri.
d. Lebih aman (keluhan lebih sedikit).
e. Lebih praktis (hanya memerlukan satu kali tindakan).
f. Lebih efektif (tingkat kegagalannya sangat kecil).
surat
persetujuan
dari
istri
yang
telah
cap jempol
5) Datang ke tempat pelayanan dengan ditemani oleh orang
dewasa, istri
atau keluarga
b. Fase pelayanan
1) Dilakukan konseling akhir oleh petugas
2) Dilakukan tindakan medis vasektomi
c. Fase paskapelayanan
1) Istirahat di tempat pelayanan minimal 15 menit setelah
vasektomi,
untuk mendeteksi kemungkinan adanya perdarahan.
2) Istirahat total selama 24 jam
terjadi
demam,
nyeri,
pendarahan,
menghubungi dokter/klinik.
atau
mengontrol
berbagai
masalah
yang
b.
c.
d.
e.
Pengetahuan pria/ Pasangan Usia Subur (PUS) tentang vasektomi sangat perlu
untuk menambah pemahaman pria yang lebih baik mengenai manfaat dan
kegunaan kontrasepsi tersebut. Pengetahuan (kognitif) merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).
Semakin baik tingkat pengetahuan seseorang, maka semakin mudah untuk
menerima ide dan teknologi baru (Notoatmodjo, 2007).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Pikir
Konsumsi makanan
Sikap Pria/Suami mengenai pemberian makanan pendamp
B. Definisi Operasional
1. Pola pemberian makanan pendamping ASI adalah jenis dan jumlah
makanan yang benar-benar dikonsumsi oleh balita.
2. Status
gizi
balita
keseimbangan
adalah
antara
keadaan
konsumsi
dan
seorang
balita
penyerapan
akibat
zat
gizi
dari
dan
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki
balita usia 4-24 bulan yang terdapat dalam populasi sebanyak 57
responden, yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
total
sampling, dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Ibu yang memiliki balita yang berusia 4-24 bulan dan
bersedia jadi responden
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner
Digunakan untuk mengetahui mengetahui tingkat pengetahuan ibu
tentang
makanan
pendamping
ASI.
Adapun
penilaian
kuesioner
untuk
mengetahui
pola
pemberian
makanan
pendamping ASI.
3. Kamera
Digunakan untuk mendokumentasikan sikap dan perilaku ibu dalam
memberikan MP-ASI.
4. Alat Perekam
Digunakan
untuk
mendapatkan
informasi
secara
langsung
1. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan
menggunakan berbagai sumber tulisan dan gambar yang berkenaan
dengan obyek penelitian. Metode ini dilakukan untuk mengetahui jumlah
populasi, sampel dan data-data serta gambar-gambar yang mendukung
penelitian ini seperti monografi desa, data jumlah balita umur 4-24 bulan
dan sikap serta perilaku ibu dalam memberikan MP-ASI di desa
Sendangharjo.
2. Metode observasi
Metode observasi adalah studi yang disengaja sistemik tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan
mencatat. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang
pengetahuan gizi dan melihat langsung pola pemberian makanan
pendamping ASI serta status gizi balita.
3. Metode wawancara
Metode
wawancara
adalah
dimana
peneliti
mendapatkan
atau
menggunakan
percakapan.
panduan
Dalam
kuesioner
penelitian
sehingga
ini
wawancara
responden
tinggal
ini
dilakukan
secara
langsung
dengan
ibu-ibu
yang