Anda di halaman 1dari 3

Air adalah suatu benda yang mutlak dibutuhkan oleh mahluk hidup.

Salah satu sumber air di dunia adalah sungai. Sejarah peradaban


manusia dimulai dari lembah sungai. Dalam kehidupan, hubungan
antara manusia dengan sungai tidak dapat dipisahkan sepanjang
masa. Oleh karena ini potensinya perlu dikembangkan dan
dilestarikan. Banyak segi kehidupan yang tergantung pada sungai,
sebaliknya keganasan sungai dapat mendatangkan penderitaan bagi
manusia. Untuk itu perlu sebuah program penegmbangan
pengendalian sungai terpadu serta menyeluruh dari bagian paling
hulu sampai muara, agar diperoleh manfaat air sungai yang
sebesar-besarnya. Dari sini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
kita sekarang dengan tanpa merugikan generasi mendatang.
DAS Citarum mempunyai peranan penting dalam mendukung
aktivitas ekonomi di Propinsi JawaBarat dan DKI Jakarta. Selain
menjadi sumber pemenuhan kebutuhan air untuk sektor irigasi,
industri dan air bersih, DAS Citarum juga memberikan kontribusi
yang cukup besar dalam menghasilkan energi listrik.
Sungai Citarum dengan tiga bendungan (DAM) telah menjadi tulang
punggung produksi energi listrik untuk memenuhi kebutuhan
penduduk Jawa dan Bali. Peranan dan potensi pemanfaataan yang
cukup besar dari DAS Citarum tersebut belum didukung oleh upayaupaya yang optimal untuk menjaga keberlanjutan pasokan air di
masa yang akan datang.
Terjadinya kerusakan lingkungan, terutama di daerah hulu sungai
Citarum, telah menyebabkan terjadinya penurunan kuantitas
pasokan air. Padahal DAS Citarum merupakan satu wilayah sungai
yang paling tereksploitasi di Propinsi Jawa Barat.
Beban berat yang harus ditanggung oleh DAS Citarum ini
disebabkan oleh tingginya pertumbuhan ekonomi dan pesatnya
perkembangan penduduk di wilayah yang dilaluinya. Kedua faktor
ini menyebabkan beban permintaan air Citarum oleh sektor-sektor
pengguna mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun
ketahun.
Jawa Barat yang memiliki 3 (tiga) Bendungan besar di DAS Citarum
(Saguling, Cirata dan Jatiluhur) perlu memperhitungkan serta
memberikan pengamanan ekstra ketat terhadap umur ketiga
bendungan tersebut. Hal tersebut harus dilakukan mengingat
kondisi ketiga bendungan tersebut pada saat sekarang ini masuk
dalam kondisi memprihatinkan.
Sebagai contohnya di bendungan Saguling yang masuk ke Wilayah
Kabupaten Bandung Barat, adalah merupakan sebuah bendungan
yang menjadi filter awal Daerah Aliran Sungai Citarum bagi kedua
bendungan yang lainnya (Cirata dan Jatiluhur).
Waduk Jatiluhur
Lokasi
: Kecamatan Jatiluhur,
Kabupaten Purwakarta
Luas Area
: 83 km2

Daya Tampung
Sumber Air
Pengelola
Penggunaan Air Irigasi
Luas Air Irigasi
Penggunaan Baku Air Minum
Penggunaan Air Perikanan
Pembangunan

: 3,5 Ms
: Sungai Citarum
: PERUM JASA TIRTA II
: 5,5 milar Ms/tahun
: 242.000 hektare
: 671,7 juta ms/tahun
: 315,4 juta ms/tahun
: 1957 1967

Waduk yang dibangun selama sepuluh tahun ini, juga mempunyai


nama lain yakni Waduk Ir.H.Djuanda, merupakan waduk terbesar di
Indonesia yang mampu menampung hingga 3.500 juta m3 air.
Fungsi utama waduk yang sumber airnya dari Sungai Citarum ini
adalah sebagai PLTA. Namun, digunakan pula sebagai sarana wisata
dan budidaya ikan. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada
tahun 2000, sedimentasi di waduk mencapai 500 juta m3, namun
endapan ini masiih rasional karena tampungan di waduk ini
mencapai 900 juta m3, laju endapan waduk jatiluhur tergolong
sangat rendah hanya 1 mili per tahun.
Waduk Cirata
Lokasi
: Kecamatan Manis,
Kabupaten Bandung Barat
Luas Area
: 6.200 hektare
Daya Tampung
: 2,156 Ms
Kedalaman
: 106 m
Sumber Air
: Sungai Citarum
Sejarah Waduk
Waduk dibangun sekitar tahun 1982 sampai dengan 1987memiliki
kapasitas 2.165 m3 dan dikelilingi oleh perbukitan. Berdasarkan
penelitian air waduk yang dilakukan antara 1980 - 1985 mengalami
pencemaran berat (eutrofik). Menurut penelitian tahun 1996 tahun 2000, waduk ini mengalami sedimentasi di DAS Citarum
Tengah. Hingga tahun 2000 endapan di Waduk Cirata sudah
mencapai 62,5 juta m3. Sedangkan batas ekstrim yang dirancang di
waduk tersebut volumenya 79,3 juta m3. Semakin cepatnya laju
sedimentasi di waduk ini akibat dari penggundulan hutan di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Waduk Saguling
Lokasi
: Kabupaten Bandung Barat
Luas Area
: 53 Km2
Daya Tampung
: 609 juta m3
Kedalaman
: 92 m
Sumber Air
: Sungai Citarum
Sejarah Waduk

Waduk Saguling didirikan sejak Februari 1985, yang berfungsi untuk


membendung aliran Sungai Citarum. Awalnya Saguling hanya
direncanakan sebagai penghasil listrik, tapi kemudian juga
digunakan untuk pariwisata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pada tahun 1980 1995 kualitas air sudah banyak menurun yang
diakibatkan oleh pencemaran organic yang dihasilkan dari limbah
industri, penduduk, pertanian dan perikanan. Hingga tahun 2008
sedimentasi di Waduk Saguling mencapai 84 juta m3. Laju
sedimentasi di Waduk Saguling kini diperkirakan sekitar 4,2 juta m 3
per tahun atau 4.819.664 ton per tahun. Sedimentasi akan
menurunkan fungsi bendungan dan memperpendek usia operasi
PLTA. Limbah industri dan domestic yang terbawa oleh aliran air
Sungai Citarum juga memperburuk kondisi endapan waduk.

Anda mungkin juga menyukai