Metode:
Penelitian ini dimulai dengan persiapan ER (kode PDB: 1A52) yang diperoleh
dari Protein Data Bank (www.pdb.org). Hal ini dilakukan dengan mendownload
data dari Protein Data Bank Er, pengurangan rantai ER ke dalam bentuk
monomer menggunakan SwissPDBViewer v4.01, analisis pengikatan oleh Ligan
Explorer Viewer bond pada Protein Data Bank (www.pdb.org) dan Q-SiteFinder,
analisis interaksi ligan-reseptor dengan Ligan Explorer Viewer pada Protein
Data Bank (www.pdb.org).
Selanjutnya, persiapan ligan kurkumin, demethoxycurcumin, xanthorrizol dan
asam Kojik dengan paket 3D ChemBio v.12.0.2 Free Trial dan HyperChem v8.0.
Professional Edition. Persiapan ini dilakukan dengan membuat struktur 2D dan
3D menggunakan program ChemBio Paket 3Ddengan v.12.0.2 Free Trial,
optimasi geometri dengan perangkat lunak HyperChem v8.0. Professional
Edition dan menganalisis sifat molekul dengan QSAR Properties pada v8.0
Program HyperChem. Profesional Edition. Untuk pastikan bahwa program
AutoDockVina yang digunakan adalah valid, struktur model yang dipasangkan
dengan ligan telah mengkristal menggunakan Program HyperChem v8.0.
Professional Edition, redocking ligan yang telah dikristalkan menjadi Er
kantong mengikat menggunakan program AutoDock Vina dan menganalisis
data
validasi.
Selanjutnya,
docking
kurkumin,
demethoxycurcumin,
xanthorrizol dan asam Kojik, enzim tirosinase, dan -MSH menggunakan
AutoDock Vina Program dan terakhir, interpretasi data yang diperoleh.
Hasil Preparat Enzim Tirosinase (Kode PDB: 3NQ1) dan alphamelanocyte stimulating hormone (-MSH) (kode PDB:1B0Q) yang
diperoleh dari Bank Data Protein( Protein Data Bank)
Data enzim yang telah diperoleh dari Protein Data Bank dikurangi menjadi satu rantai. Rantai yang digunakan
adalah rantai dari tirosinase enzim. Ligand Explorer Viewer digunakan untuk menganalisis asam amino yang
membentuk tempat aktif enzim tirosinase dan -MSH. Analisis dilakukan dengan mencatat asam amino yang
terletak di sekitar asam kojik dan atom Renium selama kristalisasi. Dalam enzim tirosinase, terdapat 6 asam
amino yang berada disekitar asam kojik, yaitu Gly196, Phe197, Gly200, Pro201, Asn205, Arg209, sedangkan
pada -MSH berisi empat asam amino, yaitu Cys1, Arg5, Trp6, dan Cys7.
Untuk melihat lebih tepatnya daerah aktif pada reseptor, menggunakan aplikasi Q Site Finder. Tempat aktif
enzim tirosinase pada daerah biru muda (situs 1) pada 320 dimana semua penyusun asam amino dalam
kantung aktif
exploler ligand for Q Site Finder (Table 2). (Tabel 2). Sama
halnya dengan enzim tirosinase , kantung aktif -melanosit stimulating hormone (-MSH) berada di Daerah biru
muda (situs 1) dengan volume 43 . Semua asam amino yang membentuk tempat aktif -MSH exploler ligand
for Q Site Finder (Table 3).
Untuk validasi ,Proses awalnya dibuat dua dan tiga dimensi dari struktur
asam kojik. Struktur Tiga dimensi kemudian mengoptimasi geometri dengan
metode AM1 dan PM3. Metode AM1 lebih baik digunakan daripada PM3.
Nilai RMSD menunjukkan kesamaan dengan struktur model crystalliser.
Penyusunan metode AM1 menghasilkan model struktur asam kojik yang
mirip dengan struktur kristal asam kojik. Artinya, asam kojik dapat
digunakan untuk mem-validasi Model Program AutoDockTools v3.05.
Nilai RMSD (Root Mean Square Deviation) re-docking asam kojik pada
tirosinase senilai 1:30 . Karena nilai hasil re-docking RMSD kurang dari 2 ,
maka software AutoDock v.3.05 yang digunakan dalam penelitian ini telah
terbukti valid.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kurkumin,
demethoxycurcumin, dan xanthorrizol secara spontan berinteraksi dengan
asam amino dalam kantung aktif enzim tirosinase dan -MSH. Pada enzim
tirosinase, interaksi termudah terjadi pada xanthorrizol karena energi
interaksi rendah. Xanthorrizol berinteraksi melalui melalui pembentukan
ikatan hidrogen dengan asam amino Asn205 dan interaksi van der Waals
dengan asam amino Glu158, Phe197, Gly200, Pro201, dan Arg209. Pada MSH, demethoxycurcumin paling mudah
berinteraksi karena energi
interaksi rendah melalui pembentukan dua ikatan hidrogen dengan amino
Asam His3, dan Arg5 dan membentuk interaksi van der Waals dengan asam
amino Cys1, Glu2, DPN4, dan Cys7. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa ini
berpotensi tinggi untuk digunakan sebagai calon agen pemutihan
(whitening agent) sebagai alternatif terhadap penggunaan asam kojik yang
memiliki efek karsinogenik.
Dalam penelitian, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian in-vivo
lebih lanjut pada kurkumin, demethoxycurcumin dan xanthorrizol untuk
mengetahui senyawa terbaik yang memiliki dosis yang lebih rendah dengan
aktivitas tertinggi sebagai zat pemutih kulit (skin whitening agent).