Ulkus adalah suatu kondisi, di mana terdapat adanya erosi di lapisan lambung atau
duodenum dan disebabkan oleh gangguan mekanisme pertahanan dan perbaikan mukosa
lambung. Ulkus gastrik adalah ulkus dari lambung dan pada duodenum disebut ulkus
duodenal dan adanya ulkus gastrik dan ulkus duodenal secara bersamaan adalah ulkus
peptikum. Ulkus lambung mempengaruhi mukosa lambung dan sering terjadi pada pria
paruh baya dan lanjut usia, terutama pada penggunaan kronis obat anti inflamasi
(NSAID), alkohol, atau tembakau. Prevalensi ulkus peptikum meningkat seiring
berjalannya usia. Prevalensi seumur hidup adalah 11,22% dengan prevalensi puncak
28,8% dalam 5 dekade kehidupan.
.Obat sintetis yang umum digunakan dalam pengobatan ulkus adalah H2 -receptor
blockers, proton pump inhibitor, penetral asam (Antasida) dan obat-obatan yang
mempengaruhi barrier mukosa. Meskipun banyak obat digunakan untuk pengobatan
ulkus, beberapa dari obat tersebut tidak memenuhi semua kebutuhan dan dilaporkan
memiliki efek samping seperti sedasi, gangguan pencernaan, sakit kepala, bowl upset ,
bingung, efek anti androgenik. Faktor-faktor ini telah mendorong para peneliti untuk
menyelidiki fitur farmakologis senyawa alami dengan lebih efektif, efek samping yang
lebih sedikit dan lebih murah untuk pengobatan penyakit ulkus peptikum.
TUJUAN
Dalam hal ini, penelitian ini bertujuan
dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi
sumber tanaman yang bisa menjadi
antiulserogenik dan sitoprotektif.
Induksi Ulkus
Ulkus lambung diinduksi pada kelompok hewan 2, 3, 4, & 5 .
Hewan dipuasakan selama 36 jam dengan diberi air minum ad
libitum. Hewan diberi 1 ml HCl 0,6 M HCl / 80% larutan etanol
(HCl / etanol). Satu jam setelah induksi hewan dibedah.
Jaringan perut dan darah dikumpulkan untuk analisis lebih
lanjut .
DESAIN EKPERIMENTAL
Tikus-tikus dibagi menjadi lima
kelompok yang masing-masing terdiri
dari enam tikus.
Kontrol
Normal
Kontrol
penyakit
ALEAS
(250mg /Kg
BB)
ALEAS(500
mg / Kg
BB)
Ranitidine
(2,5 mg /
kg BB
secara
KET:
ALEAS: Aqueous Leaf Extract of Annona squasmosa Linn (ekstrak cair daun Annona squamosa Linn.)
Kelompok I
: diberi normal saline
Kelompok II
: diberi 1ml campuran HCl -etanol pada hari-11( Dosis tunggal).
kelompok III : diberi ALEAS oral selama 10 hari dan campuran 1 ml HCl - etanol pada hari ke-11
(dosis tunggal).
kelompok IV : diberi ALEAS oral selama 10 hari dan campuran 1 ml HCl - etanol pada hari ke-11
(dosis tunggal).
kelompok V
: diberi dengan Ranitidine (oral) selama 10 hari dan 1 ml campuran HCl - etanol pada
hari ke-11 (dosis tunggal).
Pada akhir masa percobaan, hewan-hewan tersebut dikorbankan dengan cara dekapitasi
servikal . Darah dikumpulkan dan digunakan untuk berbagai penilaian biokimia.
Lambung
Dikeluarkan dan
dibentangkan sepanjang
kurvatura mayor
Dicuci dibawah air kran
yang mengalir
Diletakan di objek glass
Amati dibawah
mikroskop
Uji Biologis
Penentuan :
Total keasaman lambung
Analisis Statistik.
Semua hasil dinyatakan sebagai
mean S.E.M. Data dianalisis secara
statistik dengan analisis varian satu
arah (ANOVA). Nilai P<0,05 dianggap
signifikan.
HASIL
Tabel 1: Pengaruh ALEAS pada indeks Ulkus total keasaman, pH,
kadar hemoglobin dan jumlah RBC
KESIMPULAN
Data yang diperoleh menunjukkan efek antiulcerogenic
ekstrak cair daun Annona squamosa Linn. dengan nyata
menghambat sekresi asam dan terjadinya lesi pada
lambung. Mekanisme yang memungkinkan dari ALEAS
sebagai antiulkus mungkin karena khasiat nya
menangkap radikal oksigen dengan menghambat
peroksidasi lipid dan dengan mencegah hilangnya mukus
lambung. Mekanisme yang tepat dari aksi Annona
squamosa Linn. dalam melindungi tikus terhadap lesi
lambung yang diinduksi HCl etanol tidak diketahui. Studi
lebih mendalam diperlukan seiring dengan terisolasinya
senyawa dan untuk mengidentifikasi mekanisme kerja
dari senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek
gastroprotektif obat uji .