Anda di halaman 1dari 7

Kelainan sensoris kulit menggambarkan situasi klinis yang heterogen dimana pasien

merasakan sensasi di kuit seperti gatal, terbakar, pedih, seperti ada yang merayap
dan menggigit dan sensasi lainnya.

Penyakit Kusta
1. Pengertian
Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis pada manusia, yang menyerang syaraf dan kulit.
Kusta dapat didiagnosis dan diobati tanpa menimbulkan cacat kulit jika ditentukan sedini
mungkin serta diobati dini dan secara tepat. Bila dibiarkan begitu saja tanpa diobati, maka akan
menyebabkan cacat-cacat jasmani yang berat. Kusta sering menyebabkan tekanan batin penderita
dan keluarganya, sampai-sampai menggangu kehidupan mereka secara serius (Chin, 2000).
Chin, J., (2000), Control of Communicable Diseases Manual, American Public
Health Association, Washington, 289-292.
2. Etiologi
Penyebab penyakit kusta adalah kuman Mycobacterium leprae, yang berbentuk batang dengan
panjang 18 micron, lebar 0,20,5 micron biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu per
satu, hidup dalam sel dan bersifat tahan asam (BTA). Masa belah diri kuman kusta memerlukan
waktu yang sangat lama yaitu 21 hari. Hal ini merupakan salah satu penyebab masa tunas yang
lama yaitu rata-rata 4 tahun (Amirudin et al., 2003).
Amirudin, MD., Hakim, Z., Darwis, E., (2003), Kusta ; Diagnosis Penyakit Kusta,
2ed., Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Pp. 12-31.
3. Cara Penularan
Cara penularan yang pasti belum diketahui, tetapi sebagian besar para ahli berpendapat bahwa
penyakit kusta dapat ditularkan melalui saluranpernafasan dan kulit (Chin, 2000). Selain
pemindahan dari penderita melalui kulit, juga dapat melalui binatang. Selama ini yang diketahui
sebagai pembawa infeksi hanya manusia, tetapi beberapa tahun yang lalu telah dilaporkan bahwa
kusta dapat ditemukan pada 3 spesies binatang yang berbeda yaitu armadillo, monyet, mangabey
(Agusni dan Nurjanti, 2002).
Agusni, I., Nurjanti L., (2002), Berbagai Kemungkiannn Sumber Penularan
Mycobacterium Leprae, Jurnal Berkala Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
Vol 14 (3) pp. 288-297.
Kecacatan Kusta
1. Patogenesis Kecacatan
M. leprae merupakan parasit obligat intraseluler yang terdapat pada sel makrofag di sekitar
pembuluh darah superfisial pada dermis atau sel schwann di jaringan syaraf. Kuman masuk
kedalam tubuh, maka tubuh akan berreaksi mengeluarkan magrofak (Amirudin et al., 2003).
M. leprae dapat mengakibatkan kerusakan syaraf sensori, otonom, dan motorik. Pada syaraf
sensori akan terjadi anastesi sehingga terjadi luka tusuk, luka sayat, dan luka bakar. Pada saraf
otonom akan terjadi kekeringan kulityang dapat mengakibatkan kulit mudah retak-retak dan
dapat terjadi infeksi sekunder. Pada syaraf motorik akan terjadi paralisis sehingga terjadi
deformitas sendi (Wisnu dan Hadilukito, 2003).
Wisnu., Hadilukito, G., (2003). Kusta ; Pencegahan Cacat Kusta, 2ed., Balai
Penerbit FKUI, Jakarta. Pp. 83-93
Pengobatan Kusta

Pengobatan penderita kusta tergantung dari tipe kusta PB atau MB. Penderita dengan tipe PB
obat yang diberikan adalah Rifampicin dan DDS sebanyak 6 blister diminum selama 69 bulan,
sedangkan untuk tipe MB obat diberikan adalah Rifampicin, Lamprene dan DDS sebanyak 12
blister diminum selama 1218 bulan. Obat yang diberikan kepada penderita kusta sesuai dengan
program Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Dapson (DDS= Diamino diphenyl
sulphone), Rifampicin, dan (Klofasimin) Lamprene (Soebono dan Suhariyanto, 2003).
Soebono, H., Suharyanto, B., (2003). Kusta ; Pencegahan Cacat Kusta, 2ed.,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Pp. 66-74
a. Dapson. Biasanya diberikan sebagai dosis tunggal, yaitu 50100 mg/hari untuk dewasa dan 2
mg/kg berat badan untuk anak-anak.
b. Rifampisin. Merupakan obat yang mempunyai sifat bakterisidal kuat pada dosis yang lazim.
Diberikan 600 mg/bulan diawasi pada orang dewasa, sedang untuk anak-anak 1014 tahun 450
mg/bulan diawasi.
c. Klofazimin. Dosis untuk kusta adalah 50 mg/hari atau 100 mg tiga kali seminggu dan untuk
anak-anak 1 mg/kg berat badan/hari.
d. Etionamid dan protionamid. Obat ini merupakan obat anti tuberculosis dan hanya sedikit
dipakai pada pengobatan kusta.
Anatomi kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastisk yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan.
Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh
dan luasnya 1,50 1,75 m2. Rata- rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di
telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis.
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium, dan jaringan subkutan
atau subkutis.
Epidermis
Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu :
1. Lapisan Basal atau Stratum Germinativum
2. Lapisan Malpighi atau Stratum Spinosum
3. Lapisan Granular atau Sratum Granulosum
4. Lapisan Tanduk atau Stratum Korneum
Pada telapak tangan dan kaki terdapat lapisan tambahan di atas lapisan granular yaitu Stratum
Lusidium atau lapisan-lapisan jernih.

Stratum Lusidium, selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-selnya sudah
banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.
Dalam lapisan terlihat seperti suatu pita yang bening, batas- batas sel sudah tidak begitu terlihat,
disebut stratum lusidium.
Lapisan basal atau germinativum, disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di bagian
basal. Stratum germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir yang
halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut disusun seperti pagar (palisade) di bagian bawah
sel tersebut terdapat suatu membran yang disebut membran basalis. Sel-sel basalis dengan
membran basalis merupakan batas terbawah dari epidermis dengan dermis. Ternyata batas ini
tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini
disebut papila kori (papila kulit), dan epidermis menonjol ke arah korium. Tonjolan ini disebut
Rete Ridges atau Rete Pegg (prosessus interpapilaris).
Lapisan Malpighi atau lapisan spinosum/akantosum, lapisan ini merupakan lapisan yang paling
tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan. Selselnya disebut spinosum karena
jika kita lihat di bawah mikroskop selselnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak
sudut) dan mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena selselnya berduri. Ternyata
spina atau tanduk tersebut adalah hubungan antara sel yang lain disebut Interceluler Bridges atau
jembatan interseluler.
Lapisan granular atau stratum granulosum, stratum ini terdiri dari selsel pipih seperti kumparan.
Selsel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma
terdapat butirbutir yang disebut keratohiolin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin
oleh karena banyaknya butirbutir stratum granulosum. Stratum korneum, selnya sudah mati,
tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan mengandung zat keratin.
Epidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus, rambut dan
kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur suhu tubuh,
menyebabkan panas dilepaskan dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah
di kulit, tetapi tidak terdapat pada selaput lendir. Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta,
yang terbanyak di telapak tangan. Sekretnya cairan jernih, kirakira 99% mengandung klorida,
asam laktat, nitrogen, dan zat lain. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar yang
bermuara ke folikel rambut. Tardapat di ketiak, daerah anogenital, puting susu, dan areola.

Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di tapak tangan, tapak kaki, dan punggung
kaki. Terdapat banyak kulit kepala, muka,
kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam lemak, kolesterol, dan zat
lain.
Rambut terdapat diseluruh tubuh, rambut tumbuh dari folikel rambut di dalamnya epidermis.
Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas, dasrnya terdapat papil tempat rambut
tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian sebelah luar disebut
batang rambut. Pada folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut. Rambut
terdiri dari rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot, rambut pendek dilubang hidung, liang
telinga dan alis, rambut bulu lanugo diseluruh tubuh, dan rambut seksual di pubis dan aksila
(ketiak).
Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutuoi permukan dorsal ujung
jari tangan dan kaki. Lempeng kuku terdiri dari 3 bagian yaitu pinggir bebas, badan, dan akar
yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh lipatan kulit lateral dan proksimal. Fungsi kuku
menjadi penting waktu mengutip bendabenda kecil.
2.1.2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh membran
basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya kita
ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu
bagian atas, pars papilaris (stratum papilar) dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis).
Batas antara pars papilaris dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis . baik
pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari
serabutserabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis dan serabut retikulus. Serabut ini saling
beranyaman dan masingmasing mempunyai tugas yang berbeda. Serabut kolagen, untuk
memberikan kekuatan kepada kulit, dan retikulus, terdapat terutama di sekitar kelenjar dan
folikel rambut dan memberikan kekuatn pada alai tersebut.15
2.1.3. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulankumpulan selsel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan
serabutserabut jaringan ikat dermis. Selsel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak

ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus
yang tebalnya tidak sama pada tiaptiap tempat dan juga pembagian antar lakilaki dan
perempuan tidak sama (berlainan). Guna penikulus adiposus adalah sebagai shock braker atau
pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk
mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah
subkurtis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.15
2.2. Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh
sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya matahari
mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga
keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk
memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi
pucat, kekuningkuningan, kemerahmerahan atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan
adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit karena penyakit tertentu.
Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit. Misalnya karena
stress, ketakutan atau dalam keadaaan marah, akan terjadi perubahan pada kulit wajah.
Perubahan struktur kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau masih muda.
Wanita atau pria juga dapat membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat menentukan
ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa mongol, kulit
putih dari eropa dan lain-lain.
Perasaan pada kulit adalah perasaan reseptornya yang berada pada kulit. Pada organ sensorik
kulit terdapat 4 perasaan yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan sakit. Kulit mengandung
berbagai jenis ujung sensorik termasuk ujung saraf telanjang atau tidak bermielin. Pelebaran
ujung saraf sensorik terminal dan ujung yang berselubung ditemukan pada jaringan ikat fibrosa
dalam. Saraf sensorik berakhir sekitar folikel rambut, tetapi tidak ada ujung yang melebaratau
berselubung untuk persarafan kulit.
Penyebaran kulit pada berbagai bagian tubuh berbeda-beda dan dapat dilihat dari keempat jenis
perasaan yang dapat ditimbulkan dari daerah-daerah tersebut. Pada pemeriksaan histologi, kulit
hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan
respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut menerima rasa raba dan

gerakan rambut menimbulkan perasaan (raba taktil). Walaupun reseptor sensorik kulit kurang
menunjukkan ciri khas, tetapi secara fisiologis fungsinya spesifik. Satu jenis rangsangan dilayani
oleh ujung saraf tertentu dan hanya satu jenis perasaan kulit yang disadari.

Modalitas Rasa Kulit


Rasa mekanik, rasa suhu dan rasa nyeri berbeda dengan alat indra yang lain. Reseptornya
tergabungdalam satu organ tertentu. Masingmasing reseptor modalitas rasa ini berdiri sendiri
secara terpisah dan tersebar hampir diseluruh bagian tubuh. Serat aferennya tidak membentuk
berkas saraf khusus tetapi tersebar pada banyak saraf perifer dan jaringan saraf di pusat. Dengan
demikian modalitas rasa ini tidak membentuk alat indra tertentu yang khas.
Rasa mekanik mempunyai beberapa modalitas (kualitas) yaitu rasa tekan, rasa raba, dan rasa
geli yang berbeda di setiap bagian tubuh tetentu. Dengan menggunakan aestesiometer dapat
diketahui bagian kulit yang paling peka terhadap rangsangan. Pada permukaan kulit yang peka,
titik tekan lebih padat dibandingkan dengan kulit lain. Titik rasa tekan tersebut merupakan
manifestasi adanya reseptor tekan pada bagian kulit di bawahnya.
Rasa suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor
dingin/panas berfungsi mengindrai rasa dingin/rasa panas dan refleks pengaturan suhu tubuh.
Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di dalam sistem saraf pusat. Dengan pengukuran
waktu reaksi, dapat dinyatakan bahwa kecepatan hantaran rasa panas. Dengan anastesi blok rasa
dingin/panas dapat diblok sehingga objektif maupun subjektif rasa dingin dan panas dapat
dipisahkan.
Rasa propriosepsi berasal dari dalam tubuh sendiri atau disebut juga rasa dalam. Reseptor tidak
terdapat pada kulit tetapi dibagian lebih dalam yaitu di dalam otot, tendo, dan sendi. Informasi
propriosepsi dihantarkan ke medulla spinalis melalui kolom dorsal masuk ke serebelum.
Sebagian berjalan ke laminikus medial dan thalamus ke korteks. Impuls berasal dari komparan
otot, organ sensorik di dalam, dan sekitar sendi. Neuron dalam korteks sensoris berespons
terhadap gerakangerakan tertentu.
Rasa nyeri timbul oleh rangsangan yang merusak. Rasa nyeri ini terutama berfungsi untuk
pelindungi, mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan yang terkena. Modalitas rasa nyeri
dibagi atas submodalitas nyeri somatik dan nyeri visera. Nyeri somatik dibagi menjadi

submodalitas nyeri permukaan dan nyeri dalam. Zat kimia pada kadar tertentu dapat
menimbulkan nyeri (misalnya : asetilkoin, serotonin, histamine yang juga menimbulkan rasa
gatal). Rasa nyeri terdiri dari nyeri proyeksi. nyeri alih, hiperalgesia, hipalgesia dan nyeri kronis.
Rasa gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi perangsangan
tertentu. Perangsangan yang berurutan dengan rangsangan makin kuat. Suatu saat rasa gatal yang
timbul diganti dengan rasa nyeri. Bila rangsangannya mencapai intensitas yang tinggi, rasa gatal
yang dialami dapat hilang. Bila jaras spinotalamatik yang sedang dilewati rasa gatal. Rasa nyeri
dengan cara tertentu jika titik gatal sama dengan titik nyeri. Reseptor gatal terletak pada bagian
kulit permukaan sedangkan reseptor nyeri terdapat lebih dalam dari kulit.
Luka bakar matahari

Anda mungkin juga menyukai