Yang termasuk dalam tanah yang tertransport ini adalah alluvial deposit,
estuarine deposit, lacustrine dan evaporit deposit serta Eolian deposit.
Alluvial berdasarkan besar butirnya dapat diklasifikasikan sbb :
1. Berbutir kasar (terbentuk pada lingkungan dengan energi tinggi)
termasuk dalam katagori ini adalah: alluvial fan, teras deposit dan
braided stream sedimen.
2. Berbutir medium (Channel deposit) termasuk dalam katagori ini : channel
deposit, point bar deposit dan levee.
3. Berbutir halus (overbank deposit) termasuk dalam katagori ini adalah
overbank sand, clay swamp deposit clay plug.
dan
dicontinuity,
mempunyai
porositas
yang
tinggi
dan
kompressibilitas yang rendah. Free draining sehingga muka air tanah akan
rendah pada slope yang curam. Dapat membentuk dinding yang curam
akibat erosi karena mempunyai shearing resistance yang tinggi.
Strength yang tinggi disebabkan oleh texture yang saling mengunci pada
gravel dan cobble. Tahan terhadap dilatasi karena adanya friksi antara
butiran dan hardness. Adanya sementasi pada pasir yang kasar dan
capillary tension serta adanya free draining akan membantu meningkatkan
strength.
Ketidakstabilan lereng disebabkan oleh adanya toe erosion terbentuk
longsoran slab terkadang sampai ketinggian 10 m slope masih stabil. Pasir
mungkin
tidak
cocok
sebagai
sumber
aggregate
karena
mempunyai
bearing
capacity
yang
rendah.
Mempunyai
dan bahan buangan, rekahan. Selain itu juga perlu diketahui pengaruh
lapisan bawah tanah terhadap bulk permeabilitas.
Studi tentang sejarah pengendapan yang bertujuan untuk mengetahui
lapisan yang tersemenkan, gravel.
Studi tentang karakteristik aquifer, pengaruh pasang surut air laut, dan
permeabilitas didapatkan dari test lubang bor.
1.4. DEPOSIT EOLIAN
Termasuk dalam katagori deposit eolian ini adalah sand dunes, sand
spread, loess.
Dicirikan oleh sifat hydrocollapsing yang terjadi pada sand dune dan loess.
Loess sendiri dapat stable pada dinding yang mendekati vetikal pada
ketinggian 90 m, tetapi mudah tererosi membentuk parit yang dalam dan
sering terjadi sink hole sebagai akibat piping. Dengan demikian tidak
disarankan menggunakan material ini sebagai embankment. Adanya
keseragaman butir dari sand dune dapat digunakan sebagai agregate halus.
Collovial deposit adalah semua material yang berada di kaki lereng dengan
sifat seperti tanah baik itu insitu maupun tertransport oleh proses
perpindahan masa termasuk di dalamnya adalah :
1. Slope wash pengisi lembah (gully fill)
2. Scree, rockfill debris, landslide debris (talluvium)
3. Tanah residu dan bedrock yang terlapukan (Saprolite)
Kedua macam kondisi batuan ini akan bercampur secara heterogen di kaki
lereng.
2.3. CREEP
Creep yang sebenarnya diindikasikan oleh naiknya strain pada konstant
stress. Creep musiman yang disebabkan oleh pengembangan/pengkerutan
lempung, penetrasi akar, ekspansi dari masa batuan akibat pelapukan akan
mempunyai arti yang penting.
Kecepatan perpindahan mencapai 220 mm/tahun, dengan pengaruh sampai
sedalam 10 m (tetapi yang paling cepat pada kedalaman 50-200 mm).
Seringkali perpindahannya zig zag. Seringkali dicirikan oleh teras-teras dan
munculnya sumber air pada kaki lereng.
2.4. MASALAH TEKNIK DARI SLOPE DEPOSIT
Akibat adanya lapisan tanah yang tipis terutama di daerah slope yang curam
akan menimbulkan masalah pada penggalian. Sering kali collovium deposit
tidak distabilkan oleh penghutanan, kontruksi dan pertanian.
Collovial deposit mungkin dalam kondisi natural stabil tetapi kemungkinan
bergerak kembali sangat besar jika mengalami sedikit gangguan. Partikel silt
dan tanah pada collovium sumber piping karena muda tererosi oleh aliran
dengan kecepatan tinggi pada slope yang curam.
Beberapa collovial deposit dipakai untuk dasar jalan meskipun kualitasnya
rendah karena mengandung lempung. Scree deposit biasanya dipakai untuk
rip rap meskipun jumlahnya terbatas dan seringkali berhadapan dengan
aspek lingkungan jika di eksploitasi.
2.5. LANDSLIDE
Yang termasuk dalam golongan landslide adalah fall (terutama batuan dan
lepmpung yang berjoint), slide, spread dan flow. Material yang dilibatkan
Tanah Yang Tertransport - 7
adalah batu, debris dan tanah. Dibanding dengan creep maka bidang
lemahnya dapat diketahui dan geometry dari badan longsoran dapat dengan
jelas dibedakan. Kecepatannya relatif besar dan yang terbesar adalah flow
(50 - 100 Km/jam).
Terjadinya landslide disebabkan oleh dipindahkan toe support oleh
penggalian maupun erosi. Adanya penambahan beban akibat adanya
pembangunan stockpile ataupun embankment, penjenuhan oleh air hujan,
tertutupnya saluran pengeluaran maupun oleh dynamic loading oleh gempa
bumi atau peledakan.
Munculnya air tanah akan mengaruhi landslide karena akan menaikan
tekanan hidrostatik, meningkatnya berat dari soil, agregate lempung akan
terdispersi dan turunnya kohesi dari tanah.
Dengan semakin bertambahnya penduduk maka terjadi penggudulan hutan.
hal ini dapat menyebabkan hilangnya penguatan oleh akar tanaman,
naiknya infiltrasi karena hilangnya canopy dari daun-daunan, meningkatnya
tingkat erosi sehingga akan mempengaruhi landslide.
2.5.1. Bahaya Dari Landslide
Resiko kerusakan akibat landslide di daerah pemukiman di Indonesia
semakin meningkat karena:
1. Meningkatnya pembangunan di daerah yang curam atau melakukan
pemotongan di daerah yang tidak stabil untuk keperluan perumahan/
industri.
2. Semakin meningkatnya pembangunan sarana dalam ukuran besar
(kolam renang, sarana parkir dsb) sehingga membutuhkan gali dan
timbun.
3. Pembangunan jalan raya dengan standart yang meningkat sehingga
bukit harus dipotong atau lembah harus ditimbun.
4. Meningkatnya run off karena banyaknya permukaan yang disemen
maupun hilangnya hutan.
dipetakan kondisi hidrologi (mata air, rawa, drainage, depresi dll) dan
kecepatan pergerakan slope..
Biasanya skala yang digunakan adalah 1 : 100.000 dan 1:250.000. Bahan
ini bisa berasal dari interpretasi photo udara, data satelite, peta topografi
maupun peta geologi regional.
Untuk skala proyek biasanya digunakan skala 1:10.000 dan data
berdasarkan penelitian lapangan. Sehingga data ini cocok untuk design
struktur bukan landuse zoning.
2.5.3. Penampakan Tanah Yang Tidak Stabil
Tanah yang tidak stabil dapat dicirikan dari kenampakan sebagai berikut :
1. Adanya tension crack pada bagian belakang dan luncuran dari masa
tanah/batuan.
Tanah Yang Tertransport - 9
2. Mata air atau rembasan yang membentuk garis (sering kali kalau mata
air tidak kontinu dicirikan oleh adanya tumbuhan yang kering).
3. Rawa dengan sumbu yang panjang sepanjang kontur.
4. Miringnya pagar, pohon-pohon tetapi ini bisa juga indikasi creep.
Biasanya instability akan menghancurkan pagar.
2.5.4. Teknik Investigasi Untuk Slope Yang Tidak Stabil
Penelitian slope yang tidak stabil dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Berikut diberikan beberapa cara investigasi slope yang tidak
stabil
Interpretasi photo udara
Yang terbaik dilakukan dengan penerbangan rendah sehingga di dapatkan
skala yang besar. Photo berwarna sangat berguna. Jika dipakai photo udara
dengan skala 1 : 20.000 atau 1 : 40.000 maka banyak informasi yang hilang.
penerbangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore.
Pemetaan topografi
Dilakukan di lapangan dengan skala 1:10.000 dengan interval kontur 1 m.
Tidak melakukan blow up dari peta skala 1 : 250.000 dengan interval kontur
10 m. Diperlukan ground control yang banyak untuk menentukan secara
akurat kondisi permukaan.
Back hoe pit/ manual pit
Sangat efektif untuk soil mapping dan sampling. Disc auger sangat berguna
untuk mengambil conto sampai kedalaman 4-10 m serta mengetahui
kedalaman lapisan keras. Fabric dari tanah akan terlihat jelas pada dinding
trench demkian juga dengan perlapisan dan ketebalannya.
10
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
DAFTAR PUSTAKA