Anda di halaman 1dari 32

LEVEL KOMPETENSI II: SEJARAH DAN DASAR

PEMIKIRAN BERDIRINYA BANK ISLAM

RIBA

PENGERTIAN
PANDANGAN TENTANG RIBA SEBELUM ISLAM
RIBA DALAM AJARAN ISLAM
DAMPAK NEGATIF RIBA
JENIS-JENIS RIBA
ATURAN PERMAINAN BARANG RIBAWI
ALASAN PEMBENAR PENGAMBILAN RIBA
FIQH TENTANG RIBA DAN BUNGA

DASAR PEMIKIRAN TERBENTUKNYA BANK


ISLAM
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN ISLAM
PERANAN BANK ISLAM DALAM
PEMBANGUNAN

RIBA

Definisi
Segala tambahan atas pinjaman atau
tambahan dari pertukaran pada satu
jenis barang yang sama adalah RIBA.
(QS. 2:275-281, 3:130-132, 4:161, 30:39)

Transaksi ekonomi tanpa unsur Iwad


sama dengan RIBA (Ibnu Arabi)

TAMBAHAN YANG DIBERIKAN OLEH DEBITUR


KEPADA KREDITUR ATAS PINJAMAN POKOK
YANG DIBERIKAN KEPADANYA, SEBAGAI
IMBALAN ATAS TEMPO PEMBAYARAN YANG
TELAH DIISYARATKAN
3 unsur Riba:
1. Kelebihan atas pokok pembayaran
2. Kelebihan pembayaran sebagai imbalan
tempo pembayaran
3. Jumlah pembayaran yang disyaratkan dalam
transaksi

RIBA DAN
BUNGA
DALAM PERSPEKTIF

SEJARAH & AGAMA

YUNANI
Plato (427-347 SM):

Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak


puas dalam masyarakat.
Bunga merupakan alat golongan kaya untuk
mengeksploitasi golongan miskin

Aristoteles (384-322 SM):

Fungsi uang adalah sebagai alat tukar (medium of


exchange) bukan alat menghasilkan tambahan
melalui bunga
.Istilah riba, yang berarti lahirnya uang dari uang,
diterapkan kepada pengembangbiakan uang karena
analogi keturunan dan orang tua. Dibanding dengan
semua cara mendapatkan uang, cara seperti ini
adalah yang paling tidak alami (Politics, 1258)

YAHUDI
Kitab Eksodus (Keluaran) 22: 25
Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang

umatku, orang yang miskin diantaramu, maka janganlah


engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia,
janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya.
Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23: 19
Janganlah engkau membungakan uang kepada
saudaramu, baik uang maupun bahan makanan, atau
apapun yang dapat dibungakan.
Kitab Levicitus (Imamat) 35: 7
Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba
darinya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu,
supaya saudaramu bisa hidup diantaramu. Janganlah
engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta
bunga, juga makananmu janganlah kau berikan dengan
meminta riba.
Lukas 6: 35
Cintailah musuhmu dan janganlah meminjamkan

KRISTEN
Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada

orang, karena kamu berharap akan menerima


sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang
berdosapun meminjamkan kepada orang berdosa,
supaya mereka menerima kembali sama banyak.
Tetapi kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik
kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak
mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar
dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha
Tinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang
tidak tahu berterimakasih dan terhadap orang-orang
jahat (Lukas 6:34-35

Karena tidak disebutkan secara jelas, timbul berbagai

tanggapan dan tafsiran tentang boleh tidaknya


melakukan praktek pembungaan. Pandangan para
sarjana Kristen terhadap praktek pembungaan
terbagi pada tiga periode, yaitu

1.

Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII):

2. Pandangan Para Sarjana Kristen (Abad XII-XV):

KRISTEN
I. Pandangan Pendeta Awal (Abad I-XII):
Larangan mengambil bunga merujuk kepada Old Testament yang

juga diimani oleh orang Kristen.


St. Basil (329-379)
St. Gregory dari Nyssa (335-395)
St. John Chrysostom (344-407)
St. Ambrose
St. Augustine
St. Alsem dari Centerbury (1033-1109)

Larangan yang dikeluarkan oleh gereja dalam bentuk undang-undang

(Canon)
Council of Elvira (Spanyol tahun 306)
Council of Arles (tahun 314)
First Council of Nicaea (tahun 325)
Council of Carthage (tahun 345) & Council of Aix la Chapelle (789)
Council of Latern (1179)
Council of Lyons (1274)
Council of Vienne (1311)

KRISTEN
Kesimpulan Pandangan para Pendeta Awal (Abad

I-XII):

Bunga adalah semua bentuk yang diminta sebagai

imbalan yang melebihi jumlah barang yang


dipinjamkan di awal.
Mengambil bunga adalah suatu dosa yang dilarang baik
dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Keinginan atau niat untuk mendapat imbalan melebihi
apa yang dipinjamkan adalah suatu dosa.
Bunga harus dikembalikan kepada pemiliknya.
Harga barang yang tinggi untuk penjualan secara kredit
juga merupakan bunga yang terselubung.

KRISTEN
II. Pandangan Para Sarjana Kristen
(Abad XII-XV):
Robert of Courcon (1152-1218),
William Auxxerre (1160-1220),
St.Raymond of Pennafore (1180-1278),
St.Bonaventure (1221-1274)
St.Thomas Aquinas (1225-1274)
Bunga dibedakan menjadi interest dan usury
Niat atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan
dengan memberikan pinjaman adalah suatu dosa yang
bertentangan dengan konsep keadilan
Mengambil bunga dari pinjaman diperbolehkan, namun
haram atau tidaknya tergantung niat si pemberi hutang.

KRISTEN
III. Pandangan Para Reformis Kristen
(Abad XVI- Tahun 1836):
John Calvin (1509-1564)
Charles du Moulin (1500-1566)
Claude Saumaise (1588-1653)
Martin Luther (1483-1546)
Melancthon (1497-1560)
Zwingli (1484-1531)
Dosa apabila bunga memberatkan
Uang dapat membiak (kontra dengan Aristoteles)
Tidak menjadikan pengambil bunga sebagai profesi
Jangan mengambil bunga dari orang miskin

ISLAM
Ar Ruum: 39
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar ia

bertambah pada harta manusia, maka pada sisi Allah itu tidak
bertambah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang yang melipatgandakan (pahalanya).

An Nisaa: 160-161
Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan

diatas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang


dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka
memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan
jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang
yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih.

ISLAM

Ali Imran: 130


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

memakan riba dengan berlipat ganda dan


bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan.

Al Baqarah: 278-279
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada

Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut)


jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu
tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka
ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.

ISLAM
Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang
yang menerima riba, orang yang membayarnya dan
orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya,
kemudian beliau bersabda: Mereka semuanya sama
(HR. Muslim)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW berkata:
Pada malam perjalananku Miraj, aku melihat orangorang yang perutnya seperti rumah, didalamnya dipenuhi
oleh ular-ular yang kelihatan dari luar. Aku bertanya
kepada Jibril siapakah mereka itu. Jibril menjawab bahwa
mereka adalah orang-orang yang menerima riba.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW
bersabda: Riba itu memiliki tujuh puluh tingkatan,
adapun tingkat yang paling rendah (dosanya) sama
dengan seseorang yang melakukan zina dengan ibunya

JENIS RIBA
1. Riba Utang
Riba Dayn /Qard (Riba dalam pinjaman): tingkat kelebihan

tertentu yang disyaratkan kepada yang berutang

Riba jahilliyah: adalah utang yang dibayar lebih dari pokok

karena sipeminjam tidak mampu membayar utangnya pada


waktu yang ditetapkan

2. Riba Bai
Riba Fadl

Riba karena pertukaran barang yang sejenis, tapi jumlahnya


tidak seimbang, dan barang yang dipertukarkan adalah termasuk
barang ribawi
Riba Nasiah

Penangguhan penyerahan atau penerimaan barang. Atau riba


karena pertukaran yang sejenis dan jumlahnya dilebihkan karena
melibatkan jangka waktu

ATURAN PERMAINAN BARANG RIBAWI


1.

Dalam jual beli barang sejenis, hendaknya sama jumlah dan


kadarnya, serta serahkan dalam jual beli
Selembar uang Rp100.000,- dengan 100 lembar uang
Rp.1.000,-

2.

Jual beli barang yang berlainan jenis diperbolehkan untuk


berbeda dalam jumlah dan kadar, dengan syarat: barang
diserahkan pada saat akad
Rp.9.500,- dengan 1 US$

3.

Jual beli barang ribawi dengan barang bukan ribawi tidak


disyaratkan persamaan dalam jumlah maupun penyerahan
pada saat yang sama

4.

1 buah lap top = Rp.10.000.000,-

Jual beli antara barang-barang yang bukan ribawi


diperbolehkan tanpa persamaan dan diserahkan pada waktu

Para ulama sepakat


bahwa hukum Riba
adalah haram
MASALAH:
Apakah bunga bank
sama dengan riba?

Sudah menjadi keputusan


hampir seluruh ahli fiqih
di dunia bahwa BUNGA
BANK masuk dalam
kategori RIBA
(Dr. Umer Chapra)

BUNGA BANK:
PANDANGAN DUNIA ISLAM
Dewan Studi Islam AlAzhar, Cairo
Bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang

diharamkan.(Konferensi DSI AlAzhar, Muharram 1385 H/


Mei 1965 M)
Rabithah Alam Islamy
Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional
adalah riba yang diharamkan. (Keputusan No. 6 Sidang
ke 9, Mekkah 12-19 Rajab 1406 H)
Majma Fiqih Islamy, Organisasi Konferensi Islam
Seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang jatuh
tempo dan nasabah tidak mampu membayarnya,
demikian pula tambahan (atau bunga) atas pinjaman dari
permulaan perjanjian adalah dua gambaran dari riba
yang diharamkan secara syariah (Keputusan No. 10
Majelis Majma Fiqih Islamy, Koneferensi OKI ke II, 22-28
Desembeer 1985)

BUNGA BANK:
PANDANGAN ULAMA INDONESIA
Nahdhatul Ulama
Sebagian ulama mengatakan bunga sama dengan

riba, sebagian lain mengatakan tidak sama dan


sebagian lain mengatakan syubhat.
Rekomendasi: Agar PB NU mendirikan bank Islam
NU dengan sistem tanpa bunga (Bahtsul Masail,
Munas Bandar Lampung, 1992)
Muhammadiyah
Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik negara
kepada nasabahnya atau sebaliknya yang selama
ini berlaku, termasuk perkara mustasyabihat.
Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk
mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem
perekonomian khususnya lembaga perbankan yang
sesuai dengan qaidah Islam (Lajnah Tarjih Sidoarjo,
1968)

BUNGA BANK:
PANDANGAN ULAMA INDONESIA

Majelis Ulama Indonesia


1)Bunga bank sama dengan riba
2) tidak sama dengan riba
3) Syubhat. MUI harus mendirikan bank alternatif. (Lokakarya Alim
Ulama, Cisarua 1991)

Lajnah Ulama Komisi Fatwa se Indonesia,

Majelis Ulama Indonesia


1)Bunga bank sama dengan riba (Silaknas MUI, 16 Desember
2003)

Berbagai pandangan tentang Bunga:


Boleh mengambil Bunga karena darurat

(membedakan keinginan dengan


kebutuhan)
Pada tingkat wajar, tidak mengapa bunga
dibebankan.
Opportunity Lost yang ditanggung
pemilik dana disebabkan penggunaan
uang oleh pihak lain.
Bunga untuk konsumtif dilarang, tapi
untuk produktif dibolehkan.
Riba haran pada yang berganda-ganda
Memperbolehkan bunga deposito bank
konvensional

Uang sebagai komoditi, karena itu ada

harganya. Dan harga uang itu adalah


bunga. (Boehm-Bowerk)
Bunga sebagai penyeimbang laju inflasi.
Bunga sebagai upah menunggu
(Abstinence Concept, Senior, Irving
Fisher).
Nilai uang sekarang lebih besar daripada
nilai uang pada masa depan (Time Value
of Money).
Di zaman Nabi tidak ada bank, dan bank
bukan Syakhsiyyah Mukallafah (yang
terkena kewajiban menjalankan hukum
syariah).

3 ALIRAN/PANDANGAN
TENTANG RIBA
1.

PANDANGAN PRAGMATIS
Melarang penggunaan

usury, akan tetapi tidak


melarang penggunaan interest

Ali Imron 130: larangan riba berganda-ganda

Tidak ada bukti kuat hadits yang melarang bahwa


yang dilarang adalah termasuk bunga dalam sistem
keuangan modern

Pembebanan bunga adalah suatu kebutuhan untuk


pembangunan ekonomi negara-negara muslim
2. PANDANGAN KONSERVATIF
Riba berarti usury maupun interrest

Al Baqarah 275: riba nasiah (imbalan karena


penundaan waktu)

3.

PANDANGAN SOSIO EKONOMIS


Melarang penggunaan bunga

bank dengan dasar


sosio ekonomis, yaitu dalam prinsip keuangan Islam
mengharuskan para pihak dalam posisi sejajar
(mukhatara) dalam menghadapi risiko.

Perjanjian tidak seimbang mementingkan diri sendiri dan


bertentangan dengan ukhuwah
Bunga cenderung berpihak pada posisi yang kuat dan
pengumpulan harta ketangan segelintir orang
Surplus unit seharusnya tidak tergantung pada
ketidakpastian yang diterima deficit unit
Modal bukan faktor produksi yang terpisah dengan faktor
produksi lainnya, sehingga dimungkinkan mengalami
penyusutan seiring waktu

UPAYA ULAMA
Istinbath para ulama terhadap sumber-

sumber Syariah merupakan upaya


menghindari riba. Diantara hasilnya
adalah produk muamalah:
Musyarakah, Mudharabah (Qiradh),

Muzaraah, Musaqat, Mugharatsah


Murabahah, Bai Muajal, Salam, Istisna, Sharf,
Jazzaf,
Ijarah
Wadiah, Wakalah, Kafalah, Hawalah, Rahn,
Qardh, Iarah, Sulh, Muqashah, Ihya Ardhil
Mawat, Iqtha, Hima

PRAKTIK SISTEM
BUNGA DAN
AKIBATNYA

PERSAINGA
N
LUAR
NEGERI

PROSES
PENERAP
AN
SISTEM
BUNGA

TK. BUNGA
LUAR
NEGERI
PERSAINGA
N
DALAM
NEGERI

SELEKSI
YANG
MAMPU

BELUM
JENUH
TK. INFLASI
DALAM
NEGERI

SPREA
D

BUNGA
SIMPANAN

BUNGA
PINJAMAN

PROSES PERGESERAN
BIAYA
PEMBE
PEDAGAN
LI
G
PABRIKAN

PENYIMPA
N

BANK
CUKU
P

BANK
RUGI

PEMINDAHAN
HARTA KEPADA
YANG MAMPU

TIDAK
CUKUP

UPAH
BURUH

ANIAY
A

KUALITA
S

PEMINJAM
YG
MAMPU

SITA
JAMINAN

INFLATOI
R

TDAK
MAMPU
MEMBAYAR
POKOK +
BUNGA

TELAH
JENUH
KE
PEMBEL
I

Fakta Implikasi Riba


Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency
speculation dan derivative market) dunia berjumlah US$
1.5 trillion dalam sehari, sedangkan volume transaksi
yang terjadi pada perdagangan dunia di sektor real
hanya US$ 6 trillion setiap tahun.
Sepanjang abad 20, (Roy Davies dan Glyn Davies (1996)
dalam buku mereka a history of money from ancient
times to the present day), telah terjadi lebih dari 20
krisis (kesemuanya merupakan krisis sektor keuangan).
Kekuatan berupa voting powers negara-negara maju
atas kebijakan yang ada dalam institusi keuangan dunia
adalah sebagai berikut: 24% di WTO, 48% di IDB, 60% di
ADB, 61% di WB dan 62% di IMF.
Hutang negara berkembang lebih dari tiga trillion US
dollars dan masih terus tumbuh. Hasilnya adalah setiap
laki-laki, wanita, anak-anak di negara berkembang (80%
dari populasi dunia) memiliki hutang $ 600, dimana
pendapatan rata-rata pada negara yang paling miskin

PROBLEM

AKIBAT

SOLUSI BANK
SYARIAH

Praktik
penggunaan
bunga

Kesenjangan dalam
berusaha pada
masyarakat
Pemerasan pihak kuat
pada yang lemah
Rentan terhadap gejolak
keuangan

Konsep bagi hasil dan


margin keuntungan
Berbasis pada kondisi
riel

Penyamarataan
% bunga

Menekan pihak yang


berada pada posisi lemah

fleksibel

Profit oriented

Para pihak pada posisi


yang berseberangan
Uang sebagai komoditas

Mitra sejajar
investasi

Persaingan antar
bank

Tingkat suku bunga


hadiah

Profesionalisme
dalam berusaha

Keraguan hukum
bunga

Fungsi uang dapat terhenti Investasi berjalan

PROBLEM

AKIBAT

SOLUSI BANK
SYARIAH

Jaminan

Tidak dapat dipenuhi,


sektor riel terhambat

Jaminan bukan syarat


mutlak

Kontrak standart

Berpihak pada pihak yang Tawar menawar


kuat

Penyalahgunaan
pinjaman

Kredit bermasalah

Penyaluran
pembiayaan bukan
uang tunai
Pihak II (independen)

Keuntungan bank Menekan pihak debitur,


dalam bentuk fix khususnya jika gagal

Oreintasi pada hasil


riel usaha

Tujuan para
pihak berbeda

keterbukaan

Kecenderungan menutupi
permasalahan yang ada

Anda mungkin juga menyukai