Referat Anemia Besi
Referat Anemia Besi
PENDAHULUAN
pada anak dalam masa pertumbuhan dan tidak memandang golongan ekonomi dan
terutama di Negara berkembang.5
Di Indonesia ada perbedaan yang nyata antara pedesaan dan kota.
Berdasarkan hasil penyelidikan didesa sumatera barat, jawa tengah dan bali penduduk
yang menderita anemia, 50 % disebabkan defisiensi besi dan 40 % dari anemia
defisiensi besi ini disertai dengan infestai cacing tambang. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. DEFINISI
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi karena kebutuhan besi
untuk eritopoesis tidak cukup, biasanya ditandai dengan eritrosit yang mikrositik,
hipokrom, kadar besi serum rendah, saturasi transferin mengurang dan tidak adanya
besi pada sumsum tulang dan tempat cadangan besi yang lain.2
Defisiensi besi adalah suatu keadaan berkurangnya jumlah besi dalam tubuh
dan merupakan sebab anemia tersering pada setiap Negara didunia, dimana ketiga
indeks sel darah merah (MCV, MCH dan MCHC) semuanya berkurang dan
memperlihatkan sel darah merah mikrositik, hipokromik.4
yaitu ; bentuk heme dan ferro. Besi dalam makanan hanya diabsorpsi bila dalam
bentuk tersebut atau terlebih dahulu diubah menjadi bentuk-bentuk tersebut. 2
Absorpsi besi dipermudah oleh beberapa faktor, antara lain;1,2
a) Zat-zat yang mereduksi, misalnya asam askorbik dan systein. Asam askorbat
akan meningkatkan absorpsi besi dengan membentuk kompleks yang dapat larut
yang siap masuk ke dalam sel epitel di sepanjang saluran makanan bagian atas.
b) Asam lambung, asam lambung berpengaruh menjadikan besi dalam bentu ferro
dan melarutkannya, karena itu pada penderita dengan gastrektomi dan
akhlorhidria akan menyebabkan absopsi besi menurun.
c) Zat-zat lain yang melarutkan besi dan membantu absorpsi adalah fruktosa, gula
dan asam-asam amino.
d) Besi yang berasal dari hewan memiliki tingkat absopsi yang lebih baik dari pada
yang berasal dari tumbuhan.
Absorpsi besi juga dapat dihambat oleh fosfat, oksalat dan sekresi pankreas.
Oksalat dan fosfat dengan besi akan membentuk kompleks yang tidak larut dan sukar
diabsorpsi. 1,2,4
Dalam perjalannya absopsi besi mengalami 2 taraf perubahan, yaitu uptake
besi oleh epitel mukosa usus dan transformasi dari mukosa usus kedalam pembuluh
darah pada lamina propia.2
Besi yang telah diabsorpsi, akan masuk kedalam darah, yang kemudian diikat
oleh -globulin menjadi transferrin. Transferin ini berfungsi untuk membawa besi ke
jaringan-jaringan tubuh
Kadar transferin dalam plasma adalah sekitar 2,5 g/L. kapaitas transferin untuk
mengikat besi disebut Total Iron Binding Capacity (TIBC). Dalam keadaan normal
TIBC adalah sekitar 56 mol/L. Sedang dalam keadaan normal kadar besi dalam
plasma adalah 18 mol/L, ini berarti bahwa hanya sepertiga bagian transferin yang
mengikat besi.2
Transferin akan memberikan (supply) besi kepada sel-sel calon eritrosit.
Didalam sel tersebut, besi akan diinkorporasikan dalam sintese hemoglobin yang
kemudian ditemukan eritrosit dalam sirkulasi. Setelah umur eritrosit mencapai kurang
lebih 120 hari, maka eritrosit akan mengalami hemolisis didalam jaringan retikuloendothelial. Pada saat itu besi akan dilepaskan dari hemoglobin ; sebagian akan
dipakai untuk sintese hemoglobin baru dan sebagian lagi akan disimpan sebagai
cadangan besi. Cadangan besi ini terutama terdapat dalam sumsum tulang, jaringan
retikuloendotelial limpa dan hati. Bila tubuh kekurangan besi, maka cadangan besi ini
akan dimobilisasi kembali.1,2,4
Cadangan besi disimpan dalam tubuh sebagai feritrin atau hemosiderin,
keduanya terdiri dari ikatan besi dengan protein dan banyak terdapat dihati, limpa dan
sumsum tulang.2 Bila cadangan besi ini berkurang atau aktivitas eritropoesis
meningkat, atau kadar hemoglobin rendah maka jumlah besi yang diabsopsi akan
meningkat dan sebaliknya bila cadangan besi cukup, aktivitas eritropoesis kurang
atau hemoglobin normal akan mengurangi absopsi besi.5
II.4. ETIOLOGI
Defisiensi besi terjadi jika kecepatan kehilangan atau penggunaan elemen
tersebut melampaui kecepatan asimilasinya. Defisiensi besi dapat terjadi akibat besi
dalam makanan kurang, gangguan absorpsi, perdarahan kronik dan kebutuhan
meningkat (Tabel 1).1,5
Gastrointestinal
Misalnya; Varises esophagus, hiatus hernia, ulkus peptikum, minum aspirin,
gastrektomi parsial, karsinoma lambung atau caecum, kolon atau
rectum, ankilostomiasis, divetikulitis dan seterusnya.
Hematuria, hemoglobinuria
Keganasan
2. KEBUTUHAN MENINGKAT
-
Prematuritas
Hamil
Pertumbuhan
3. MALABSORBSI
Misalnya pada Gasterktomi dan kelainan duodenum, atau ileum dan jejenum
4. DIET BURUK
5. INTAKE BESI KURANG
II.5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala anemia defisiensi besi terjadi karena ; penyakit dasar misalnya lesi
yang menyebabkan perdarahan, anemia sendiri dan gangguan fungsi sel akibat
aktivitas enzim berkurang.5
Manifestasi klinis yang ditimbulkan dari anemia defisiensi besi antara lain;1,2
1) Gejala yang berhubungan dengan adanya anemia antara lain mudah lelah, lemas,
kurang tenaga, sesak nafas, berdebar-debar, sakit kepala dan pusing.
2) Gejala yang berhubungan dengan epitel karena sel-sel epitel juga mengandung
besi. Oleh karenanya, kekurangan besi akan memberikan gejala pada epitel,
seperti pada kuku, mulut, lidah, hypopharinx dan lambung.
-
Kuku : terlihat Spoon shape nail pada keadaan yang berat dan lama
Lidah : didapati atrofi papil-papil lidah, lidah terasa panas dan kering dan
sakit bila terkena makanan.
Gastritis
Kerusakan epitel lambung pada penderita anemia defisiensi besi disertai
dengan gastritis. Dengan adanya gastritis, sekresi getah lambung menurun.
Hal ini mengganggu absorpsi besi dan makin memperberat penyakit.
3) Pica, adalah suatu keadaan penderita yang mempunyai keinginan yang sangat
besar untuk makan benda-benda yang tidak lazim dimakan, seperti kertas, tanah
dan sebagainya.
Semuanya
menurun
Penyakit
kronik atau
Thalasemia
keganasan
Normal rendah Semua
atau sedikit
menurun
menurun
sangat rendah
Anemia
Sideroblastik
Sangat rendah
pada tipe
kongenital, tapi
MCV sering naik
Besi serum
TIBC
Feritrin
serum
Cadangan
besi sumsum
tulang
Besi
eritroblas
Elektoforesis
hemoglobin
Menurun
Naik
Menurun
Menurun
Normal
Normal
pada didapat.
Meningkat
Normal
Menurun
Normal
Normal
Naik
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Bentuk cincin
Normal
Normal
Hb A2 naik
pada bentuk
normal
II.8. TERAPI
Prinsip terapi defisiensi besi ialah :1,2,4,5
1) Mencari dan menghilangkan penyebabnya.
Kalau penyebabnya belum dihilangkan, maka terapi tidak akan berhasil dengan
baik.
2) Pemberian preparat besi, baik secara oral maupun secara parenteral.
a) Pemberian secara oral
Ada 4 bentuk garam besi yang dapat diberikan melalui oral yaitu sulfat,
glukonat, fumarat dan suksinat. Dosis pada orang dewasa 150-200 mg dapat
dibagi dalam 3-4 kali sehari 1 jam sebelum makan.
b) Pemberian secara parenteral.
Terapi besi parenteral sangat efektif, akan tetapi mengandung bahaya, oleh
karena itu diberikan bila ada indikasi yang jelas, yaitu;
-
10
Kegagalan absorpsi
Keluhan subyektif seperti lekas lelah, lemas, sering pusing akan menghilang,
walaupun hemoglobin belum normal.
Pica dan disfagia akan menghilang dalam waktu 1 2 minggu sejak terapi
dimulai.
Hemoglobin akan kembali normal setelah 2 bulan yang tergantung dari berat
ringannya anemia yang diderita.
Lesi epitel pada lidah, kuku dan lain-lain akan menghilang setelah 3 bulan
BAB III
11
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
12
13