Anda di halaman 1dari 24

-1-

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO


Salinan
PERATURAN BUPATI BOJONEGORO
NOMOR 66 TAHUN 2011
TENTANG
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BOJONEGORO,
Menimbang

: bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Daerah


Kabupaten Bojonegoro Nomor 9 Tahun 2010 tentang Desa
maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten/Kota dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Diumumkan pada
tanggal 8 Agustus 1950);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah yang kedua kalinya dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5234);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;

-28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2006


tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006
tentang Pembentukan,Penghapusan, Penggabungan
Desa dan perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006
tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme
Penyusunan Peraturan Desa;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan
Kabupaten/Kota Kepada Desa;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007
tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007
tentang Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007
tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2007
tentang Kerjasama Desa;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 9
Tahun 2010 tentang Desa.
MEMUTUSKAN
Menetapkan

: PERATURAN BUPATI
PEMERINTAHAN DESA.

TENTANG

PENYELENGGARAAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Bojonegoro.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
3. Bupati adalah Bupati Bojonegoro.
4. Peraturan Bupati Bojonegoro adalah merupakan jenis peraturan
perundangan-undangan yang ditetapkan oleh Bupati Bojonegoro sebagai
peraturan pelaksanaan yang bersifat mengatur.
5. Pejabat yang ditunjuk adalah pejabat yang berwenang dan berhak
mengesahkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa.

-36. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan


diwilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas
umum pemerintahan.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
9. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BPD adalah lembaga
yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
10. Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang
ditunjuk dan diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
hak, wewenang dan kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu.
11. Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Desa adalah Sekretaris Desa atau Perangkat
Desa Lainnya yang ditetapkan oleh Camat atas nama Bupati untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa.
12. Pelaksana Harian (PLH) Kepala Desa adalah Sekretaris Desa atau
Perangkat Desa Lainnya yang ditunjuk oleh Kepala Desa yang sedang cuti
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa.
13. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul masyarakat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
14. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) bersama Kepala Desa.
15. Peraturan Kepala Desa adalah merupakan peraturan perundanganundangan yang di tetapkan oleh Kepala Desa sebagai peraturan
pelaksanaan yang bersifat mengatur.
16. Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang merupakan pelaksanaan
Peraturan Desa dan kebijakan Kepala Desa yang menyangkut
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Desa sepanjang
tidak bertentangan dengan kepentingan umum maupun peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
17. Dusun adalah bagian wilayah dalam Desa yang merupakan lingkungan
kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa.
18. Karyawan Desa adalah seseorang yang diangkat sebagai karyawan desa
yang membantu Sekretaris Desa dalam pelayanan administrasi desa
berkedudukan diluar Perangkat Desa.
19. Panitia Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Panitia Pemilihan
adalah Penyelenggara Pemilihan Kepala Desa yang dibentuk dan
bertanggung jawab kepada BPD.
20. Bakal Calon Kepala Desa adalah warga Desa dan/atau putra Desa yang
mengikuti atau mendaftarkan diri dalam pemilihan Kepala Desa pada
tahap penjaringan calon.

-421. Putra Desa adalah mereka yang lahir dari orang tua yang terdaftar sebagai
penduduk desa yang bersangkutan, dan pernah terdaftar sebagai
penduduk desa yang bersangkutan.
22. Calon Kepala Desa yang berhak dipilih adalah Bakal Calon yang telah
memenuhi persyaratan dan lulus dalam ujian tertulis yang ditetapkan oleh
Panitia Pemilihan.
23. Calon Kepala Desa terpilih adalah calon yang mendapatkan suara sah
terbanyak dalam pemilihan Kepala Desa.
24. Pemilih adalah penduduk Desa bersangkutan yang telah memenuhi syarat
dan terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap.
25. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh panitia pemilihan
untuk mendapatkan bakal calon dari warga masyarakat Desa yang
bersangkutan.
26. Penyaringan adalah penelitian persyaratan administrasi bakal calon Kepala
Desa yang dilakukan oleh panitia pemilihan.
27. Pakaian Dinas Upacara Besar, yang selanjutnya disebut PDUB adalah
pakaian yang digunakan pada saat pelantikan Kepala Desa atau kegiatan
upacara lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
28. Pembinaan
adalah
pemberian
pedoman,
standar
pelaksanaan,
perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan
pelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum dan
evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA
Pasal 2
(1)

Susunan Organisasi Pemerintahan Desa terdiri dari :


a. Kepala Desa ;
b. Sekretaris Desa sebagai unsur pembantu pimpinan di bidang
kesekretariatan ;
c. Kepala Urusan sebagai pelaksana teknis lapangan ;
d. Kepala Dusun sebagai unsur kewilayahan;
e. Badan Permusyawaratan Desa.

(2)

Unsur Kewilayahan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d paling sedikit


1 (satu) Dusun.
Pasal 3

(1)

Hubungan kerja Kepala Desa dengan BPD merupakan hubungan timbal


balik dan kemitraan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.

(2)

Hubungan kerja Sekretaris Desa dengan Unsur Pelaksana Teknis


Lapangan, dan Unsur Kewilayahan bersifat koordinatif dan teknis
administratif.
Pasal 4

(1)

Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa yang dalam melaksanakan


tugasnya dapat dibantu oleh Karyawan Desa.

-5(2)

Karyawan Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) selain membantu tugas


Sekretaris Desa, dapat membantu tugas administrasi Perangkat Desa
Lainnya.

(3)

Karyawan Desa tidak dapat ditunjuk sebagai Bendaharawan Desa.


BAB III
PEMBENTUKAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 5

(1)

Sebelum diadakan pemilihan Kepala Desa, BPD mengadakan rapat untuk:


a.

Membentuk Panitia Pemilihan beserta susunan kepanitiaannya;

b.

Menetapkan Tata Kerja Panitia Pemilihan.

(2)

Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengundang dan


dihadiri oleh Camat dan/atau Pejabat yang ditunjuk sebagai fasilitator.

(3)

Camat dan/atau Pejabat yang ditunjuk sebagaimana ayat (2) memberikan


penjelasan kepada peserta rapat mengenai hal-hal yang perlu untuk
diketahui dan dipedomani dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

(4)

Pengangkatan Panitia Pemilihan harus mempertimbangkan kemampuan


dalam bidang administrasi, fisik dan keterwakilan unsur kewilayahan
serta kelembagaan masyarakat Desa.

(5)

Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (3) sebanyak-banyaknya


terdiri dari 11 (sebelas) orang.

(6)

Panitia Pemilihan dapat menunjuk petugas untuk membantu tugas


kepanitiaan dengan diberi surat tugas dari ketua panitia.

(7)

Panitia Pemilihan ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilaporkan


kepada Bupati melalui Camat.

(8) Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia Pemilihan berpedoman kepada


Tata Kerja Panitia Pemilihan yang ditetapkan oleh BPD.
Pasal 6
(1) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dalam
melaksanakan tugasnya harus berlaku jujur, adil dan tidak memihak
serta memiliki integritas yang tinggi pada Pemerintahan Desa serta
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada calon Kepala Desa
maupun masyarakat.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Panitia Pemilihan dapat melakukan
koordinasi di bidang administrasi kepada Pemerintah Desa dan instansi
terkait lainnya.
Pasal 7
(1)

Panitia Pemilihan menetapkan program kerja, jadwal waktu, dan rincian


biaya Pemilihan Kepala Desa, dan melaporkan kepada BPD serta Kepala
Desa/ Penjabat Kepala Desa.

(2)

Kepala Desa/ Penjabat Kepala Desa melaporkan program kerja, jadwal


waktu, dan rincian biaya Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Bupati melalui Camat.

-6BAB IV
LARANGAN DAN SANKSI PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 8
Panitia Pemilihan dilarang :
a.

Terlibat langsung atau tidak langsung dalam pemenangan salah satu


Calon Kepala Desa.

b.

Melakukan tindakan yang bersifat diskriminatif terhadap Calon Kepala


Desa.

c.

Mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Desa.

d.

Menerima barang, uang dan/atau sesuatu dalam bentuk apapun dari


Calon Kepala Desa atau pihak lain yang diketahui atau patut diduga
untuk memenangkan salah satu Calon Kepala Desa.
Pasal

Panitia Pemilihan yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap


larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberhentikan dari
keanggotaan Panitia Pemilihan.
BAB V
PENDAFTARAN PEMILIH DAN BAKAL CALON KEPALA DESA
Pasal 10
(1)

Pelaksanaan pendaftaran pemilih dilakukan oleh Panitia Pemilihan secara


langsung mendatangi tempat tinggal pemilih dan diberikan bukti
pendaftaran ;

(2)

Dalam pelaksanaan pendaftaran Pemilih, untuk menentukan penduduk


yang telah genap mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun, ditentukan
dengan cara menghitung mundur mulai tanggal pelaksanaan pemungutan
suara yang telah ditetapkan.

(3)

Bagi Penduduk yang sudah/ pernah kawin/ nikah namun belum berusia
17 Tahun dibuktikan dengan Surat Nikah/ Akta Perkawinan/Akta Cerai ;

(4)

Penentuan tanggal lahir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan


bukti sah yang dimiliki seperti : Akte Kelahiran atau Ijasah atau KTP atau
SIM atau paspor atau keterangan lain yang dapat dipertanggungjawabkan
keabsahannya yang dikeluarkan instansi berwenang.

(5)

Apabila terdapat bukti sah yang tanggal lahirnya berbeda, dipergunakan


bukti sah yang memiliki nilai waktu paling lama.
Pasal 11

(1)

Penduduk desa setempat yang mencalonkan sebagai bakal calon Kepala


Desa harus tercatat dan berdomisili di desa paling singkat 1 (satu) tahun
dengan tidak terputus-putus, kecuali bagi putra desa ;

(2)

Calon dari putra desa apabila terpilih, paling lambat 1 (satu) bulan setelah
dilantik wajib berdomisili dan menetap di desa yang bersangkutan.
Pasal 12

(1)

Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum dilaksanakan pendaftaran pemilih,


Panitia Pemilihan memberitahukan/ mengumumkan kepada masyarakat
jadwal waktu pendaftaran pemilih pada tempat-tempat umum, seperti
Balai Desa atau tempat lain yang mudah diketahui oleh masyarakat Desa,
sesuai cara yang lazim dilakukan masyarakat Desa setempat.

-7(2)

Tenggang waktu tata cara pendaftaran pemilih dan pendaftaran pemilih


ditentukan oleh Panitia Pemilihan.

(3)

Setelah pelaksanaan pendaftaran pemilih, Panitia Pemilihan menyusun


Daftar Pemilih Sementara yang ditetapkan oleh Panitia Pemilihan dan
diketahui oleh Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa dan Ketua BPD,
serta harus diumumkan kepada masyarakat di tempat-tempat umum,
seperti Balai Desa, atau tempat lain yang mudah diketahui oleh
masyarakat Desa selama 7 (tujuh) hari secara berturut-turut.

(4)

Sejak Daftar Pemilih Sementara diumumkan jika terdapat penduduk yang


berhak memilih tetapi belum terdaftar, maka kepada yang bersangkutan
diberikan kesempatan mendaftarkan diri sampai dengan 7 (tujuh) hari
setelah berakhirnya pengumuman Daftar Pemilih Sementara untuk
dimasukkan dalam Daftar Pemilih Tambahan.

(5)

Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


diumumkan selama 3 (tiga) hari terhitung sejak Pendaftaran Pemilih
Tambahan ditutup.

(6)

Setelah masa waktu pengumuman pemilih tambahan berakhir apabila


terdapat kesalahan penulisan nama atau belum tercatat dalam daftar
pemilih atau terdapat nama pemilih bukan penduduk desa setempat
dalam Daftar Pemilih Sementara dan Tambahan; maka diberikan
kesempatan untuk melaporkan kepada panitia pemilihan selama 3 (tiga)
hari.

(7)

Setelah laporan-laporan tersebut dilaksanakan oleh Panitia maka Daftar


Pemilih Sementara dan Tambahan ditetapkan menjadi Daftar Pemilih
Tetap oleh Panitia dan diketahui Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa,
Ketua BPD dan Calon Kepala Desa.

(8)

Daftar Pemilih Tetap harus diumumkan kepada masyarakat ditempat


umum.
Pasal 13

(1)

Dalam pelaksanaan pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa, untuk


menentukan usia telah genap usia 25 (dua puluh lima) tahun, ditentukan
dengan cara menghitung mundur, pada saat pendaftaran ditutup .

(2)

Untuk mengetahui pendaftar berusia tidak melebihi usia 60 (enam puluh)


ditentukan dengan cara menghitung mundur sejak yang bersangkutan
mendaftarkan diri.

(3)

Penentuan tanggal lahir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan


bukti sah Ijasah dan/atau Akte Kelahiran yang dimiliki yang
bersangkutan.

(4)

Apabila terdapat bukti sah yang tanggal lahirnya berbeda, dipergunakan


bukti sah yang memiliki nilai waktu paling lama.

(5)

Apabila terdapat pemilih dan/atau Bakal Calon Kepala Desa yang tidak
diketahui tanggal dan/atau bulan kelahirannya, ditentukan dengan cara
menghitung mulai 31 Desember tahun kelahiran yang bersangkutan.

(6)

Apabila hanya diketahui bulan dan tahun kelahirannya, dihitung mulai


tanggal terakhir bulan kelahiran yang bersangkutan.
Pasal 14

(1)

Pengumuman pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa diumumkan secara


terbuka oleh Panitia Pemilihan di tempat-tempat umum yang mudah
diketahui oleh masyarakat Desa.

-8(2)

Pengumuman pendaftaraan Bakal Calon Kepala Desa sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dibuka selama 14 (empat belas hari).

(3)

Pelaksanaan pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa diatur lebih lanjut oleh
Panitia Pemilihan.

(4)

Apabila sampai dengan berakhirnya masa pendaftaran Bakal Calon Kepala


Desa sebagaimana dimaksud ayat (2), belum diperoleh Bakal Calon Kepala
Desa atau hanya terdapat 1 (satu) Bakal Calon yang mendaftarkan diri,
maka pendaftaran ditutup dan dibuka pengumuman pendaftaran tahap II
(kedua) dengan masa waktu pengumuman selama 7 (tujuh) hari.

(5)

Apabila sampai dengan berakhirnya masa pendaftaran tahap II (kedua),


ternyata belum diperoleh Bakal Calon Kepala Desa atau hanya terdapat 1
(satu) Bakal Calon yang mendaftarkan diri, maka pendaftaran ditutup dan
dibuka pengumuman pendaftaran tahap III (ketiga) selama 3 (tiga) hari.
Pasal 15

(1)

Setelah berakhirnya masa pengumuman pendaftaran Bakal Calon Kepala


Desa tahap III (ketiga), ditentukan sebagai berikut :
a. Apabila tidak terdapat Bakal Calon yang mendaftarkan diri atau bakal
calon tidak memenuhi syarat pelaksanaan tahapan pemilihan Kepala
Desa ditunda selama 90 (Sembilan puluh) hari, maka Panitia membuka
pendaftaran kembali yang mekanismenya sebagaimana telah diatur
pada Pasal 14.
b. Apabila Kepala Desa atau Penjabat Kepala Desa telah habis masa
jabatannya, Camat mengusulkan penjabat Kepala Desa atau
perpanjangan Penjabat Kepala Desa atau pengganti Penjabat Kepala
Desa kepada Bupati ;
b. Apabila hanya terdapat 1 (satu) Bakal Calon Kepala Desa yang
memenuhi syarat, maka dilaksanakan Pemilihan Kepala Desa dengan
Calon tunggal dan bumbung kosong.

(2)

Setiap tahapan pengumuman pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa


berakhir diikuti dengan berita acara penutupan.
Pasal 16

Penduduk yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa paling lama 10


(sepuluh) tahun atau pernah menjabat 2 (dua) kali masa jabatan berturut
turut maupun tidak, baik itu di desa tersebut maupun desa lain tidak
memenuhi syarat untuk mencalonkan atau dicalonkan dalam pemilihan
Kepala Desa.

(1)
(2)

(3)

BAB VI
PENJARINGAN DAN PENYARINGAN BAKAL CALON KEPALA DESA
Pasal 17
Panitia Pemilihan selain melakukan pendaftaran juga melakukan
penjaringan Bakal Calon Kepala Desa.
Pelaksanaan penjaringan Bakal Calon Kepala Desa yang dilakukan oleh
Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah sebagai
berikut :
a. Melakukan penelitian dan pemeriksaan berkas administrasi Bakal
Calon Kepala Desa yang telah mendaftarkan diri ;
b. Melakukan klarifikasi faktual terhadap persyaratan administrasi Bakal
Calon Kepala Desa pada lembaga / instansi terkait apabila ditemukan
indikasi persyaratan administrasi dimaksud keabsahannya diragukan.
Hasil penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu :

-9a. Apabila berkas administrasi Bakal Calon Kepala Desa telah memenuhi
persyaratan,
yang
bersangkutan
dapat
mengikuti
tahapan
penyaringan yang berupa seleksi ujian tertulis ;
b. Apabila berkas administrasi Bakal Calon Kepala Desa tidak memenuhi
persyaratan, yang bersangkutan tidak dapat mengikuti tahapan
selanjutnya;
(5)

Hasil penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam


Berita Acara Hasil Penelitian Administratif Bakal Calon Kepala Desa.
Pasal 18

(1)

Penyaringan Bakal Calon Kepala Desa dilakukan dalam bentuk seleksi


ujian tertulis.

(2)

Dalam pelaksanaan seleksi ujian tertulis, Panitia Pemilihan membentuk


Tim khusus paling banyak 5 (lima) orang personil dari Panitia yang
dipandang mampu untuk menyusun soal dan koreksi ujian tertulis dan
ditetapkan dengan Keputusan Ketua Panitia,

3)

Tim Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib menjamin


kerahasiaan soal, kejujuran dan transparansi dalam pelaksanaan koreksi ;

(4)

Dalam hal Panitia sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak mampu


menyusun soal ujian tertulis, dapat meminta bantuan kepada pihak lain
yang mempunyai kompetensi dalam penyusunan soal serta sanggup
menjamin kerahasiannya yang dibuktikan dengan perjanjian bermaterai
cukup serta mendapatkan persetujuan dari BPD.

(5)

Pelaksanaan ujian yang meliputi tempat, tanggal, waktu dan tata tertib
ujian ditentukan dalam Keputusan Ketua Panitia Pemilihan serta
dilaporkan kepada BPD untuk disampaikan ke Bupati melalui Camat.

(6)

Pelaksanaan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa dituangkan dalam


Berita Acara.
BAB VII
KAMPANYE
Pasal 19

(1)

Tata tertib kampanye ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

(2)

Calon Kepala Desa wajib menyampaikan materi kampanye tentang visi


dan misi kepada masyarakat secara langsung dalam bentuk rapat umum
yang difasilitasi panitia dan menyerahkan naskah kampanye tersebut
kepada Panita Pemilihan paling lambat 1(satu) kali 24 (dua puluh empat)
jam sebelum pelaksanaan kampanye dalam bentuk rapat umum;

(3). Panitia Pemilihan menjadwalkan pelaksanaan rapat umum bagi Calon


Kepala Desa untuk menyampaikan visi dan misi kepada masyarakat pada
siang hari.
(4)

Panitia Pemilihan harus melakukan penelitian terhadap naskah


kampanye, dan berhak untuk melakukan koreksi terhadap naskah
kampanye, tanda gambar, spanduk, baliho, pamflet, dan lain-lain alat
peraga kampanye yang dapat mengakibatkan terganggunya ketertiban dan
ketenteraman umum.

(5). Penjadwalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan paling


lambat 2 (dua) hari sebelum pemungutan suara.

- 10 BAB VIII
PEMUNGUTAN SUARA DAN PENGHITUNGAN SUARA
Pasal 20
(1)

Pemberitahuan tentang pelaksanaan pemungutan suara pemilihan Kepala


Desa paling singkat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pemungutan
suara, dapat dilaksanakan dengan memasang spanduk, atau dalam
bentuk pengumuman terbuka sesuai tata cara Desa setempat.

(2)

Tempat Pemungutan suara diatur sedemikian rupa sehingga Pemilih


dapat melaksanakan hak pilihnya dengan tertib, aman dan lancar serta
terjamin kerahasiaannya.

(3)

Bentuk dan model surat suara, ditetapkan sebagai berikut :


a. Surat suara berwarna putih dengan tulisan hitam ;
b. Memuat nama Desa, Kecamatan dan Kabupaten ;
c.
Foto terbaru calon Kepala Desa dengan mengenakan pakaian bebas,
rapi dan sopan berwarna atau hitam putih dengan ukuran
disesuaikan jumlah calon kepala desa yang dipilih;
d. Nomor urut ditentukan berdasarkan abjad nama Calon Kepala Desa
berada diatas foto calon, berurutan mulai nomor terkecil dari kiri ke
kanan ;
e.
Pada bagian atas sebelah kanan disediakan tempat untuk tanda
tangan Ketua Panitia Pemilihan atau anggota panitia yang
mendapatkan mandat dari ketua apabila ketua berhalangan ;
f.
Ukuran kertas kartu suara ditentukan berdasar jumlah Calon Kepala
Desa yang akan dipilih.

(4)

Contoh Bentuk dan Model Surat Suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 21

Penentuan tempat duduk Calon Kepala Desa didasarkan urutan nomor yang
tercantum dalam surat suara.
Pasal 22
(1)

Pembuatan bilik tempat pemungutan suara, kotak suara, alat pencoblos


dan alas alat pencoblos disiapkan Panitia pemilihan dengan bentuk dan
ukuran yang disesuaikan dengan kondisi desa.

(2)

Pengaturan lokasi bilik dan kotak suara diletakkan pada kawasan tempat
pemungutan suara serta diatur sedemikian rupa agar memudahkan lalu
lintas Pemilih dan pengawasan dari Petugas Panitia Pemilihan.
Pasal 23

(1)

Pemungutan suara dilaksanakan mulai pada pagi hari, setelah dibuka


oleh Ketua Panitia Pemilihan yang dituangkan dalam Berita Acara
pembukaan pemungutan suara serta ditandatangani oleh Panitia
Pemilihan dan Calon Kepala Desa .

(2)

Batas waktu pemungutan suara ditetapkan oleh Panitia dalam Tata Tertib
Panitia dengan mempertimbangkan jumlah hak pilih dan luas wilayah
Desa.

(3)

Pemilih yang telah hadir di lokasi tempat pemungutan suara dan telah
mendaftarkan diri kepada panitia, meskipun waktu pemungutan suara
telah berakhir, tetap diberikan kesempatan untuk menggunakan hak
pilihnya .

- 11 (4)

Pemilih yang cacat dalam penggunaan hak pilihnya dapat dibantu oleh
Panitia didampingi oleh petugas keamanan.

(5)

Setelah semua Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selesai


menggunakan hak pilihnya, Ketua Panitia segera menyatakan
pemungutan suara ditutup dan dilanjutkan dengan penghitungan suara.

(6)

Penutupan pemungutan suara dituangkan dalam Berita Acara penutupan


pemungutan suara yang ditandatangani oleh Panitia Pemilihan dan Calon
Kepala Desa.
Pasal 24

(1)

Penghitungan Suara yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan dengan


menyebutkan nama Calon Kepala Desa dan apabila terdapat nama calon
yang sama disebutkan nomor urut yang bersangkutan.

(2)

Dalam menyebutkan nama Calon Kepala Desa, dengan suara yang jelas
dan tekanan suara yang sama.

(3)

Bila terjadi kekeliruan pengucapan nama Calon yang memperoleh suara,


sehingga mengakibatkan perbedaan pencatatan perolehan suara atau
menimbulkan keraguan pencatatan suara, Panitia menghitung ulang
perolehan kartu suara yang telah dicoblos pada saat diketahui kekeliruan.

(4)

Setelah penghitungan suara selesai, diumumkan perolehan suara masingmasing Calon Kepala Desa dan menyatakan Calon Kepala Desa yang
memperoleh suara sah terbanyak sebagai Calon Kepala Desa terpilih.

(5)

Hasil Pelaksanaan penghitungan suara dituangkan dalam Berita Acara


penghitungan suara yang ditandatangani oleh Panitia dan Calon Kepala
Desa serta Saksi yang ditunjuk.

(6)

Dalam hal Calon Kepala Desa atau Saksi yang ditunjuk meninggalkan
tempat sebelum berakhirnya penghitungan suara dan tidak bersedia tanda
tangan dalam Berita Acara tidak mengurangi keabsahan penghitungan
suara.

(7)

Pada Setiap akhir tahapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa


dituangkan dalam Berita Acara dan ditanda-tangani oleh Panitia
Pemilihan.
BAB IX
PENETAPAN, PENGESAHAN, PENGANGKATAN DAN
PELANTIKAN KEPALA DESA
Pasal 25

(1)

Panitia Pemilihan melaporan pelaksanaan pemilihan Calon Kepala Desa


dan Berita Acara pemilihan serta pertanggungjawaban biaya pemilihan
disampaikan kepada BPD, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

(2)

Calon Kepala Desa yang memperoleh suara sah terbanyak ditetapkan


sebagai Calon Kepala Desa Terpilih dengan Keputusan BPD setelah
menerima laporan pelaksanaan pemilihan dari Panitia Pemilihan.

(3)

Dalam hal Perangkat Desa yang mencalonkan diri sebagai Calon Kepala
Desa dan telah ditetapkan menjadi Calon Kepala Desa Terpilih, sebelum
dilantik menjadi Kepala Desa diberhentikan dari jabatannya oleh Kepala
Desa atau Penjabat Kepala Desa tanpa persetujuan BPD.

- 12 (4)

BPD mengusulkan pengesahan dan pengangkatan Calon Kepala Desa


Terpilih kepada Bupati melalui Camat untuk ditetapkan dan dilantik
sebagai Kepala Desa, paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan
dari Panitia Pemilihan.

(5)

Pengusulan pengesahan dan pengangkatan sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) dilampiri :
a. Berita Acara penelitian berkas persyaratan administrasi Calon;
b. Berita Acara pelaksanaan ujian penyaringan;
c. Keputusan Panitia tentang penetapan Calon yang berhak dipilih ;
d. Berita Acara pemungutan suara ;
e. Berita Acara hasil penghitungan suara ;
f. Keputusan BPD tentang penetapan Calon Terpilih ;
g. Berkas permohonan dan persyaratan administrasi Calon Terpilih ;
h. Surat-surat lain yang berkaitan dengan Pemilihan Kepala Desa terdiri
dari; Tata Tertib, Susunan Panitia Pemilihan, Kartu Suara, Surat
Undangan Pemilih, Daftar Pemilih Tetap.

BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA
DESA
Pasal 26
(1)

Bupati mengadakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Pemilihan


Kepala Desa yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pejabat yang ditunjuk.

(2)

Pejabat yang ditunjuk mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan


pengawasan, bersama instansi terkait.

(3)

Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi bidang administrasi dan tahapan proses pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa.
BAB XI
PEMBERHENTIAN SEMENTARA, PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DAN
PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA
Pasal 27

(1)

BPD memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya


masa jabatan Kepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum
berakhir masa jabatan.

(2)

Kepala Desa mengajukan permohonan berhenti secara tertulis kepada


Bupati melalui Camat paling lambat 6 ( enam ) bulan sebelum berakhir
masa jabatannya.

(3)

Setelah Kepala Desa menerima pemberitahuan akhir masa jabatan dari


BPD paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan, harus sudah mengajukan
permohonan berhenti secara tertulis dari jabatannya dan menyampaikan
Laporan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD)
Akhir Masa Jabatan kepada Bupati melalui Camat ;

(4)

Permohonan berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai dasar


pertimbangan dalam pemberian penghargaan kepada Kepala Desa yang
bersangkutan.
Pasal 28

(1)

Dalam hal Kepala Desa diberhentikan oleh Bupati, maka Bupati


mengangkat Penjabat Kepala Desa atas usul Camat dengan pertimbangan
BPD.

- 13 (2)

Apabila Kepala Desa diberhentikan dan belum ditetapkan Penjabat Kepala


Desa maka Camat atas nama Bupati menetapkan Sekretaris Desa atau
Perangkat Desa Lainnya sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Desa
dengan Keputusan Camat.

(3)

Penjabat Kepala Desa dilantik oleh Camat atas nama Bupati.

(4)

Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain


melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban Kepala Desa berkewajiban
melaksanakan Pemilihan Kepala Desa.

(5)

Masa jabatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling lama 6 (enam) bulan.

(6)

Penjabat Kepala Desa diberhentikan apabila sebelum berakhir masa


jabatan Penjabat Kepala Desa telah terpilih pejabat Kepala Desa definitif.

(7)

Apabila sampai berakhir masa jabatan Penjabat Kepala Desa belum dapat
melaksanakan Pemilihan Kepala Desa maka Bupati mengangkat kembali
atau mengangkat pengganti Penjabat Kepala Desa atas usul Camat.

(8)

Apabila sampai 2 (dua) kali masa jabatan Penjabat Kepala Desa belum
dapat melaksanakan Pemilihan Kepala Desa maka Bupati menetapkan
jadwal Pemilihan Kepala Desa dan menunjuk Penjabat Kepala Desa yang
baru.

(9)

Penjabat Kepala Desa dilarang mencalonkan atau dicalonkan dalam


Pemilihan Kepala Desa.

(10) Kepala Desa yang habis masa jabatannya tidak dapat diusulkan menjadi
Penjabat Kepala Desa.
Pasal 29
(1)

Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati tanpa melalui usulan


BPD apabila :
a. Dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan
yang belum memperoleh kekuatan hukum tetap;
b. Berstatus sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi, tindak
pidana terorisme, makar dan/atau tindak pidana terhadap keamanan
negara.

(2)

Apabila kepala Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), maka Camat atas nama Bupati menetapkan Sekretaris Desa
atau Perangkat Desa Lainnya sebagai Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Desa
dengan Keputusan Camat.

(3)

Apabila sejak pemberhentian sementara Kepala Desa sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) diatas dalam waktu 30 (tiga puluh) hari belum
ada putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap, Camat
dengan pertimbangan BPD mengusulkan Penjabat Kepala Desa kepada
Bupati.

(4)

Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melaksanakan


tugas, wewenang, dan kewajiban Kepala Desa dengan masa jabatan paling
lama 6 (enam) bulan.

(5)

Dalam hal Kepala Desa yang diberhentikan sementara habis masa


jabatannya sebelum ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap Bupati memberhentikan Kepala Desa dari jabatannya dan
penjabat Kepala Desa berkewajiban melaksanakan Pemilihan Kepala
Desa.

- 14 BAB XII
KEPALA DESA YANG MENCALONKAN DIRI DALAM PEMILIHAN KEPALA
DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH ATAU PEMILIHAN ANGGOTA LEGISLATIF
Pasal 30
(1)

Kepala Desa yang mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala


Daerah/Wakil Kepala Daerah atau pemilihan anggota legislatif
mengajukan permohonan berhenti sementara dari jabatannya secara
tertulis kepada Bupati melalui Camat, terhitung sejak mendaftarkan diri
dalam Pemilihan Kepala Daerah atau pemilihan anggota legislatif.

(2)

Apabila Kepala Desa tidak mengajukan permohonan berhenti sementara


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa diberhentikan
sementara dari jabatannya oleh Bupati .

(3)

Dalam hal Kepala Desa diberhentikan sementara, Bupati mengangkat


Penjabat Kepala Desa atas usul Camat dengan pertimbangan BPD.

(4)

Dalam hal Kepala Desa diberhentikan sementara dan belum ditetapkan


Penjabat Kepala Desa maka Camat atas nama Bupati menetapkan
Sekretaris Desa atau Perangkat Desa Lainnya sebagai Pelaksana Tugas
(PLT) Kepala Desa dengan Keputusan Camat.

(5)

Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilantik oleh
Camat atas nama Bupati.

(6)

Apabila Kepala Desa ditetapkan tidak terpilih dalam pemilihan umum


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka Penjabat Kepala Desa
diberhentikan dan Bupati mengangkat kembali Kepala Desa dalam
jabatannya.

(7)

Apabila Kepala Desa ditetapkan terpilih dalam pemilihan umum


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka Kepala Desa diberhentikan
dari jabatannya oleh Bupati terhitung sejak pelantikan sebagai Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah atau anggota legislatif.

(8)

Dalam hal Kepala Desa diberhentikan dari jabatannya oleh Bupati


sebagaimana dimaksud pada ayat (7) maka Penjabat Kepala Desa selain
melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban Kepala Desa
berkewajiban melaksanakan Pemilihan Kepala Desa.
BAB XIII
PENGISIAN SEKRETARIS DESA DARI PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pasal 31

(1)

Sekretaris Desa dijabat dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi


persyaratan;

(2)

Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :


a. berpendidikan paling rendah lulusan SMU atau sederajat ;
b. mempunyai pengetahuan tentang teknis pemerintahan ;
c. mempunyai kemampuan dibidang administrasi perkantoran ;
d. mempunyai pengalaman dibidang administrasi keuangan dan dibidang
perencanaan;
e. memahami social budaya masyarakat setempat, dan
f. bersedia tinggal didesa yang bersangkutan.

(3)

Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh


Sekretaris Daerah atas nama Bupati.

- 15 Pasal 32
(1)

Sekretaris Desa yang tidak memenuhi persyaratan untuk diangkat


menjadi Pegawai Negeri Sipil, diberhentikan oleh Bupati; karena :
a. Habis masa jabatannya ;
b. Mengundurkan diri, dan
c. Meninggal Dunia.

(2)

Sekretaris Desa yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diberikan kompensasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.

(3)

Sekretaris Desa yang tersangkut tindak pidana dengan ancaman


hukuman paling singkat 5 (lima) tahun dan telah dinyatakan sebagai
tersangka diberhentikan sementara dari jabatannya oleh Sekretaris
Daerah atas nama Bupati tanpa usulan BPD.

(4)

Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) apabila terbukti


bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya oleh
Bupati, dan apabila dinyatakan tidak bersalah diangkat kembali dalam
jabatannya oleh Bupati.

(5)

Pemberhentian Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


ditetapkan sejak diketahui dan / atau diperoleh amar putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

(6)

Pengangkatan kembali Sekretaris Desa sebagaimana pada ayat (4),


ditetapkan oleh Bupati paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
diketahui dan / atau diperoleh amar putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
BAB XIV
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
PERANGKAT DESA
Pasal 33

(1)

Pengisian Perangkat Desa Lainnya dengan cara pengangkatan yang


dilaksanakan oleh Panitia Pengisian Perangkat Desa.

(2)

Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dan ditetapkan


oleh Kepala Desa dengan melibatkan BPD yang dituangkan dalam
Keputusan Kepala Desa.

(3)

Bagi Pemerintah Desa yang akan menyelenggarakan pengisian Perangkat


Desa Lainnya paling lama dalam waktu 15 (lima belas) hari sudah
melaporkan kepada Bupati melalui Camat disertai tahapan pengisian
serta keputusan penetapan panitia
Pasal 34

(1)

Panitia pengisian Perangkat Desa Lainnya mengumumkan pendaftaran


Calon Perangkat Desa Lainnya tahap I (satu) selama 14 (empat belas) hari
ditempat-tempat umum yang mudah diketahui masyarakat setempat
dengan mencantumkan persyaratan calon.

(2)

Apabila tidak terdapat pendaftar Calon Perangkat Desa Lainnya atau


hanya terdapat 1 (satu) orang bakal calon, Panitia mengumumkan dan
membuka pengumuman pendaftaran tahap II (kedua) selama 7 (tujuh)
hari.

(3)

Apabila sampai dengan berakhirnya masa pendaftaran Calon Perangkat


Desa Lainnya tahap II (dua) belum diperoleh bakal Calon atau hanya

- 16 terdapat 1 (satu) bakal Calon yang mendaftarkan diri, maka panitia


membuka pengumuman pendaftaran tahap III (tiga) selama 5 (lima) hari.
(4)

Setiap tahapan penutupan pendaftaran disertai dengan berita acara


penutupan yang ditandatangani oleh panitia.

(5)

Setelah berakhir masa pendaftaran Bakal Calon Perangkat Desa Lainnya


tahap III (tiga), ditentukan sebagai berikut :

(1)

a.

Apabila tidak terdapat Bakal Calon, maka pengisian Perangkat Desa


Lainnya ditunda dalam waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari
setelah pengumuman pendaftaran Calon Perangkat Desa Lainnya
tahap III (tiga) ditutup, maka Panitia membuka pendaftaran kembali
yang mekanismenya sebagaimana telah diatur pada ayat (1), ayat (2),
ayat (3) dan ayat (4).

b.

Apabila hanya terdapat 1 (satu) Bakal Calon Perangkat Desa Lainnya,


maka dapat dilaksanakan pengisian Perangkat Desa Lainnya dengan
calon tunggal setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan Kepala
Desa.

Pasal 35
Panitia Pengisian Perangkat Desa selain melakukan pendaftaran juga
melakukan penjaringan Bakal Calon Perangkat Desa

(2)

Pelaksanaan penjaringan Bakal Calon Perangkat Desa yang dilakukan


oleh Panitia Pengisian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), adalah sebagai berikut :
a. melakukan penelitian dan pemeriksaan berkas administrasi Bakal
Calon Perangkat Desa yang telah mendaftarkan diri ;
b. Melakukan klarifikasi faktual terhadap persyaratan administrasi
Bakal Calon Perangkat Desa pada lembaga / instansi terkait apabila
ditemukan
indikasi
persyaratan
administrasi
dimaksud
keabsahannya diragukan.

(3)

Hasil penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu :


a. Apabila berkas persyaratan Bakal Calon Perangkat Desa telah
memenuhi ketentuan, yang bersangkutan lolos untuk mengikuti
tahapan penyaringan yang berupa seleksi ujian tertulis ;
b. Apabila terdapat berkas persyaratan Bakal Calon Perangkat Desa yang
tidak memenuhi ketentuan, yang bersangkutan tidak dapat mengikuti
tahapan selanjutnya;

(4)

Hasil penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam


Berita Acara Hasil Penelitian Administratif Bakal Calon Perangkat Desa
Pasal 36

(1)

Penyaringan Bakal Calon Perangkat Desa dilakukan dalam bentuk seleksi


ujian tertulis.

(2)

Dalam pelaksanaan seleksi ujian tertulis, Panitia Pengisian Perangkat


Desa membentuk Tim khusus paling banyak 5 (lima) orang personil
Panitia yang dipandang mampu untuk menyusun soal dan koreksi ujian
tertulis dan ditetapkan dengan Keputusan Ketua Panitia Pengisian
Perangkat Desa,

(3)

Tim Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c wajib menjamin
kerahasiaan soal, kejujuran dan transparansi dalam pelaksanaan koreksi ;

(4)

Dalam hal Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak mampu


menyusun soal ujian tertulis, dapat meminta bantuan kepada pihak lain
yang mempunyai kompetensi dalam penyusunan soal serta sanggup

- 17 menjamin kerahasiannya yang dibuktikan dengan perjanjian bermaterai


cukup serta mendapatkan persetujuan dari Kepala Desa dan BPD.
(5)

Pelaksanaan ujian yang meliputi tempat, tanggal, waktu dan tata tertib
ujian ditentukan dalam Keputusan Ketua Panitia serta dilaporkan kepada
BPD untuk disampaikan ke Bupati melalui Camat.

(6)

Apabila nilai standart kelulusan telah diturunkan menjadi rata-rata 50


(lima puluh) termasuk nilai pengetahuan agama, tidak terdapat calon yang
mencapai nilai dimaksud, maka panitia mengumumkan tidak terdapat
calon yang lulus. Setelah pengumuman tersebut paling lama dalam
tenggang waktu 14 (empat belas) hari maka Panitia membuka pendaftaran
baru.

(7)

Pendaftaran baru sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diikuti dengan


perubahan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

(8)

Pelaksanaan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa dituangkan dalam


Berita Acara.
Pasal 37

(1)

Perangkat Desa, Mantan Kepala Desa dan Karyawan Desa dapat


mendaftarkan diri dalam pengisian Perangkat Desa Lainnya sepanjang
memenuhi persyaratan.

(2)

Apabila dalam ujian tertulis terdapat calon dari Perangkat Desa, mantan
Perangkat Desa, Mantan Kepala Desa atau Karyawan Desa, memperoleh
nilai rata-rata tertinggi sama dengan Calon dari umum, maka yang
diprioritaskan menjadi Perangkat Desa Lainnya adalah Perangkat Desa,
mantan Perangkat Desa atau Karyawan Desa.

(3)

Perangkat Desa dan Karyawan Desa yang dinyatakan lulus dan diangkat
menjadi Perangkat Desa Lainnya, harus mengundurkan diri dari jabatan
sebelumnya.
Pasal 38

(1)

Panitia melaporkan hasil pelaksanaan Pengisian Perangkat Desa Lainnya


kepada Kepala Desa paling lama 7 (tujuh) hari dengan tembusan Ketua
BPD setelah tahapan pelaksanaan Pengisian Perangkat Desa Lainnya
selesai.

(2)

BPD setelah menerima tembusan laporan hasil pelaksanaan Pengisian


Perangkat Desa Lainnya dari Panitia Pengisian paling lama 7 (tujuh) hari
harus sudah memberikan persetujuan pengangkatan Perangkat Desa
Lainnya kepada Kepala Desa.

(3)

Apabila dalam jangka waktu 7 ( tujuh ) hari sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) BPD belum memberikan persetujuan, maka dianggap BPD
menyetujui dan Kepala Desa dapat menetapkan serta melantik Perangkat
Desa Lainnya.

(4)

Sebelum memangku jabatannya, Perangkat Desa Lainnya mengucapkan


sumpah/janji sebagai berikut :
Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/ berjanji bahwa saya akan
memenuhi kewajiban saya selaku ............ dengan sebaik-baiknya, sejujurjujurnya dan seadil-adilnya ; bahwa saya akan selalu taat dalam
mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara ; dan
bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang
Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan
dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi desa, daerah dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

- 18 BAB XV
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

(1)

Pasal 39
Pemberhentian Perangkat Desa Lainnya karena masa jabatan berakhir,
mengundurkan diri dan meninggal dunia ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa dan memberitahukan kepada BPD serta melaporkan kepada
Bupati melalui Camat, paling lambat 15 (lima belas) hari sejak tanggal
penetapan.

(2)

Pemberhentian Perangkat Desa Lainnya yang disebabkan melanggar


larangan dan telah diberhentikan sementara, apabila akan dilakukan
pemberhentian tetap Kepala Desa dengan persetujuan BPD mengajukan
rekomendasi kepada Bupati melalui Camat.

(3)

Rekomendasi diajukan setelah masa pemberhentian sementara berakhir


dan perangkat desa lainnya dimaksud terbukti tidak memperhatikan atau
tidak memenuhi kewajiban yang menjadi tanggungjawabnya, BPD
memberikan persetujuan atas pengajuan
rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima
pengajuan dari Kepala Desa, apabila sampai batas waktu BPD belum
memberikan persetujuan maka BPD dianggap menyetujui.

(4)

Jika sebelum sampai batas waktu sebagaimana dimaksud ayat (3) BPD
menolak atau tidak menyetujui, maka Kepala Desa melaporkan kepada
Bupati untuk diadakan pemeriksaan dan untuk mendapatkan keputusan.

(5)

Pemberhentian Perangkat Desa Lainnya, yang disebabkan melakukan


tindak pidana dengan ancaman hukuman 5 (lima) tahun atau lebih dan
telah dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga puluh) hari
setelah diterimanya putusan tersebut tanpa persetujuan BPD.

(6)

Pemberhentian Perangkat Desa Lainnya yang berakhir masa jabatan


ditetapkan oleh Kepala Desa dengan persetujuan BPD yang diajukan
paling lama 15 (lima belas) hari sebelum berakhir masa jabatan.

(7)

Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), harus sudah diterima


oleh Kepala Desa paling lama 5 (lima) hari sebelum berakhir masa
jabatan, apabila sampai dengan batas waktu dimaksud belum diterima,
Kepala Desa menetapkan pemberhentiannya.

(8)

Perangkat Desa Lainnya yang mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala


Daerah/Wakil Kepala Daerah mengajukan cuti terhitung sejak
mendaftarkan diri dalam Pemilihan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.

(9)

Perangkat Desa Lainnya yang mencalonkan diri dalam Pemilihan Anggota


Legislatif diberhentikan oleh Kepala Desa sejak mendaftarkan diri dalam
Pemilihan Anggota Legislatif.

(10) Cuti dan Pemberhentian Perangkat Desa Lainnya sebagaimana dimaksud


pada ayat (8) dan (9) dilaporkan kepada Bupati melalui Camat.
Pasal 40
(1)

Perangkat Desa Lainnya yang diangkat berdasarkan Undang-Undang


Nomor 22 Tahun 1999 yang telah habis masa jabatannya, dapat diangkat
kembali untuk jabatan yang sama sampai batas usia 60 (enam puluh)
tahun.

- 19 (2)

Pemerintah Desa melaksanakan proses pengangkatan kembali Jabatan


Perangkat Desa Lainnya tersebut, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan yang bersakutan.

(3)

Pelantikan Perangkat Desa Lainnya tersebut, dilaksanakan bertepatan


dengan akhir masa jababatan yang bersangkutan

(4)

Pengangkatan kembali perangkat desa yang habis masa jabatannya


sebagaimana dimaksud ayat (1), dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Memenuhi persyaratan menjadi perangkat desa lainnya;
b. Tidak pernah mendapat sanksi hingga Tegoran ke III atau lebih berat
terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan;
c. Mendapatkan persetujuan BPD;
d. Mendapatkan rekomendasi dari Bupati atau pejabat lain yang ditujuk.
Pasal 41

(1)

Apabila Kepala Desa tidak melakukan proses pengangkatan kembali


Perangkat Desa Lainnya paling lambat 1 (satu) bulan setelah habis masa
jabatannya, maka Kepala Desa melaporkan kepada Bupati melalui Camat,
penyebab tidak dilaksanakannya ketentuan tersebut.

(2)

Bupati memerintahkan pejabat yang berwenang untuk melakukan


pemeriksaan, apabila Kepala Desa tidak melaksanakan sebagaimana pada
ayat (1).
BAB XVI
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KARYAWAN DESA
Pasal 42

(1)

Mekanisme pengangkatan dan pemberhentian serta Tugas Pokok dan


Fungsi Karyawan Desa diatur dalam Peraturan Desa.

(2)

Pengangkatan Karyawan Desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa


dengan persetujuan BPD.
Pasal 43

Peraturan Desa tentang Pengangkatan dan Pemberhentian serta Tugas Pokok


dan Fungsi Karyawan Desa paling sedikit meliputi :
(1) Persyaratan
(2) Tata Cara Pengangkatan
(3) Pemberhentian Karyawan Desa
(4) Larangan Karyawan Desa
(5) Sanksi
(6) Hak dan kewajiban
(7) Kedudukan, tugas pokok dan fungsi
(8) Masa jabatan
BAB XVII
PEMBENTUKAN BPD
Pasal 44
(1)

Kepala Desa mengadakan musyawarah desa untuk membentuk Panitia


Penjaringan Anggota BPD yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.

(2)

Musyarawah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur
BPD, Perangkat Desa dan Ketua RT/RW, pemuka agama, pemangku adat
serta tokoh masyarakat desa setempat.

- 20 (3)

Panitia Penjaringan Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


paling sedikit 9 (sembilan) orang dan paling banyak 15 (lima belas) orang.

(4)

Susunan Panitia Penjaringan Anggota BPD dipilih dari dan oleh anggota
Panitia Penjaringan dengan difasilitasi Kepala Desa, sebagai berikut:
a. Ketua merangkap anggota.
b. Wakil Ketua merangkap anggota.
c. Sekretaris merangkap anggota.
d. Anggota.

(5)

Panitia Penjaringan Anggota BPD tidak dapat dicalonkan menjadi anggota


BPD, dan apabila dicalonkan menjadi anggota BPD, maka yang
bersangkutan harus mengundurkan diri dan digantikan dari unsur
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 45

Panitia Penjaringan Anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat


(1) mempunyai tugas :
a.
b.
c.
d.
e.

Menyiapkan administrasi penjaringan Calon Anggota BPD ;


Menetapkan keterwakilan wilayah penjaringan Calon Anggota BPD ;
Memfasilitasi penunjukan utusan wilayah dalam penentuan anggota BPD ;
Memfasilitasi dan melakukan penjaringan Calon Anggota BPD ;
Meneliti dan memeriksa persyaratan Calon Anggota BPD yang diusulkan
dari masing-masing keterwakilan wilayah ;
f. Membuat Berita Acara hasil pelaksanaan penjaringan dari masing-masing
keterwakilan wilayah ;
g. Mengumumkan Calon Anggota BPD yang memenuhi persyaratan ;
h. Melaporkan hasil penjaringan Calon Anggota BPD kepada Kepala Desa.
Pasal 46
Panitia Penjaringan Anggota BPD melaksanakan tugasnya setelah dilantik oleh
Kepala Desa, paling lama 30 (tiga puluh) hari harus sudah melaporkan hasil
penjaringan calon anggota BPD kepada Kepala Desa.
Pasal 47
(1)

Penentuan keterwakilan wilayah didasarkan pada Dusun atau RT/RW


dengan pedoman pada jumlah anggota BPD Desa setempat.

(2)

Jumlah Calon Anggota BPD masing-masing keterwakilan wilayah


ditetapkan oleh Panitia Penjaringan Anggota BPD, berpedoman pada
jumlah anggota BPD Desa setempat.

(3)

Jumlah utusan musyawarah dari keterwakilan wilayah ditetapkan oleh


Panitia Penjaringan Anggota BPD berdasarkan proporsional jumlah
penduduk.

(4)

Utusan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan


utusan keterwakilan wilayah untuk mengikuti musyawarah penetapan
anggota BPD.

(5)

Calon anggota BPD tidak boleh ditetapkan sebagai utusan musyawarah


dari keterwakilan wilayah.

(6)

Penetapan Calon Anggota BPD dan utusan musyawarah dari keterwakilan


wilayah dilakukan secara mufakat, dan apabila tidak tercapai kata
mufakat dilakukan secara voting.
Pasal 48

(1)

Mekanisme penentuan Anggota BPD adalah sebagai berikut :

- 21 a.

b.
c.
d.

Kepala Desa setelah menerima laporan hasil penjaringan dari Panitia,


paling lama 3 (tiga) hari mengadakan musyawarah penetapan Anggota
BPD ;
Peserta musyawarah penetapan anggota BPD terdiri dari Kepala Desa,
Perangkat Desa dan utusan keterwakilan wilayah ;
Musyawarah penetapan anggota BPD dipimpin oleh Kepala Desa dan
difasilitasi oleh Camat atau pejabat yang ditunjuk ;
Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah dan
mufakat oleh peserta musyawarah, apabila tidak tercapai kata
mufakat dilakukan secara voting.

(2)

Penetapan anggota BPD dituangkan dalam Berita Acara dan ditetapkan


dengan Keputusan Kepala Desa untuk disampaikan kepada Bupati
melalui Camat, guna mendapatkan pengesahan.

(3)

Pengajuan pengesahan Anggota BPD kepada Bupati paling lama 7 (tujuh)


hari setelah ditetapkan.
Pasal 49

(1)

Biaya proses penjaringan dan penetapan Anggota BPD dibebankan pada


APBDes, dan dapat dibantu dari APBD Kabupaten.

(2)

Panitia Penjaringan Anggota BPD berakhir tugasnya setelah keanggotaan


BPD terbentuk dan disahkan oleh Bupati.
Pasal 50

(1)

Paling lama 7 (tujuh) hari setelah Anggota BPD dilantik oleh Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk, harus mengadakan rapat untuk menentukan
kepengurusan BPD terdiri 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua
dan 1 (satu) orang Sekretaris.

(2)

Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang anggota
yang usianya tertua dan dibantu seorang anggota yang usianya termuda.

(3)

Paling lama 7 (tujuh) hari setelah terbentuk kepengurusan, BPD


melakukan Rapat Khusus Anggota BPD untuk menyusun Tata Tertib BPD.

(4)

Tata Tertib BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sekurangkurangnya mengatur tentang :
a. Kode etik anggota BPD ;
b. Pembagian tugas pengurus ;
c. Jenis rapat ;
d. Penentuan waktu rapat ;
e. Pimpinan Rapat ;
f. Tata Cara Rapat dan penyampaian pendapat ;
g. Tata cara pengambilan keputusan rapat ;
h. Tata cara pemberian sanksi pelanggaran kepada anggota BPD ;
i. Tata cara cuti keanggotaan BPD ;

(5)

Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan


Keputusan BPD, selanjutnya disampaikan kepada Bupati dengan
tembusan Camat dan Kepala Desa.

(6)

Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf i, diberikan oleh


pimpinan BPD.

- 22 Mekanisme Pengganti Antar Waktu Anggota BPD


Pasal 51
(1)

Apabila terjadi Anggota BPD berhenti sebelum masa jabatannya berakhir


karena meninggal atau diberhentikan, Pimpinan BPD mengadakan
musyawarah BPD untuk mengusulkan pemberhentian Anggota BPD
kepada Kepala Desa dan/atau Penjabat Kepala desa dan selanjutnya
Kepala Desa dan/atau Penjabat Kepala Desa memberhentikan Anggota
BPD yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa ;

(2)

Apabila terjadi Anggota BPD berhenti sebelum masa jabatannya berakhir


karena atas permintaan sendiri / mengundurkan diri, maka yang
bersangkutan mengajukan permohonan berhenti kepada Ketua BPD
dengan tembusan Kepala Desa / Penjabat Kepala Desa.

(3)

Atas laporan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2), BPD mengadakan


musyawarah pengusulan pemberhentian anggota BPD kepada Kepala
Desa / Penjabat Kepala Desa, yang selanjutnya oleh Kepala Desa
memberhentikan Anggota BPD yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.

(4)

Dalam musyawarah BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
sekaligus membahas dan mengusulkan Pengganti Antar Waktu Anggota
BPD yang berasal dari warga masyarakat yang sudah ditetapkan menjadi
Calon Anggota BPD pada wilayah yang diwakili dari anggota BPD yang
berhenti kepada Kepala Desa untuk ditetapkan sebagai Pengganti Antar
Waktu Anggota BPD dengan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 52.
Dalam hal tidak terdapat Calon Anggota BPD sebagaimana dimaksud
pada pasal 50 dapat diusulkan warga masyarakat yang sudah ditetapkan
menjadi Calon Anggota BPD dari keterwakilan wilayah lainnya sebagai
Pengganti Antar Waktu Anggota BPD yang ditetapkan oleh Kepala Desa.
Penetapan Calon Pengganti Antar Waktu BPD dari keterwakilan wilayah
lainnya sebagaimana dimaksud Ayat (1) berdasarkan musyawarah BPD
bersama Pemerintah Desa serta mempertimbangkan masukan dari
Perangkat Desa, unsur RT/RW, unsur Pemuka Agama dan unsur Tokoh
masyarakat.
Apabila pada musyawarah sebagaimana dimaksud Ayat (2) tidak
menetapkan Pengganti Antar Waktu Anggota BPD dari keterwakilan
wilayah lain dari anggota BPD yang berhenti, maka Kepala Desa bersama
BPD membentuk Panitia Penjaringan untuk menentukan keterwakilan
wilayah dimaksud untuk menjadi Pengganti Antar Waktu Anggota BPD.
Pasal 53
Kepala Desa/ Penjabat Kepala Desa mengusulkan Pengesahan
pemberhentian Anggota BPD sekaligus pengesahan Pengganti Antar
Waktu Anggota BPD kepada Bupati melalui Camat.
Pengganti Antar Waktu Anggota BPD yang telah disahkan Bupati atau
Pejabat yang ditunjuk, dilantik Camat atas nama Bupati di Kantor
Kecamatan atau tempat lain yang ditentukan oleh Camat dengan
menghadirkan Kepala Desa / Penjabat Kepala Desa beserta Perangkat
Desa, Tokoh Masyarakat, Pemuka Agama, Pemangku Adat dari desa yang
bersangkutan.

1)

2)

3)

1)

2)

- 23 Pasal 54
Pengelolaan keuangan BPD dilaporkan oleh Ketua BPD kepada Kepala Desa
selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa setiap akhir tahun
anggaran.
BAB XVIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 55
Pada saat peraturan ini berlaku, maka Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 54
Tahun 2009 tentang Pemerintahan Desa dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Bojonegoro.
Ditetapkan di Bojonegoro
pada tanggal 22 Desember 2011
BUPATI BOJONEGORO,
ttd.
H. S U Y O T O
Diundangkan di Bojonegoro
pada tanggal 22 Desember 2011
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO
ttd.
Drs. SOEHADI MOELJONO,MM
Pembina Utama Madya
NIP. 19600131 198603 1 008
BERITA DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2012 NOMOR 11.
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

Drs. SOEHADI MOELJONO,MM


Pembina Utama Madya
NIP. 19600131 198603 1 008

- 24 DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BOJONEGORO


NOMOR 66 TAHUN 2011
TENTANG PENYELENGGARAN PEMERINTAHAN DESA

I.

BERITA ACARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA

II.

BERITA ACARA HASIL PENGHITUNGAN SUARA DALAM PEMILIHAN


KEPALA DESA

III.

KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA TENTANG PENETAPAN


CALON KEPALA DESA TERPILIH

IV.

KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA TENTANG PENETAPAN


CALON YANG BERHAK DIPILIH DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA

V.

BERITA ACARA PENELITIAN BERKAS PERSYARATAN ADMINISTRATIF


BAKAL CALON KEPALA DESA

VI.

BERITA ACARA UJIAN PENYARINGAN TERTULIS BAKAL CALON KEPALA


DESA

VII.

BERITA ACARA KOREKSI HASIL UJIAN BAKAL CALON KEPALA DESA

VIII.

KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN


PEMILIHAN KEPALA DESA

IX.

SURAT PANGGILAN UNTUK PEMILIH

X.

TANDA BUKTI PENDAFTARAN

XI.

DAFTAR PEMILIH SEMENTARA/TAMBAHAN/TETAP PADA PEMILIHAN


KEPALA DESA

XII.

KEPUTUSAN
KEPALA
DESA
TENTAN
PEMBENTUKAN
PENJARINGAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

XIII.

BERITA ACARA PENETAPAN CALON ANGGOTA BPD DARI WILAYAH

XIV.

LAPORAN PELAKSANAAN HASIL PENJARINGAN CALON ANGGOTA BPD

XV.

BERITA ACARA PEMBENTUKAN PESERTA MUSYAWARAH PENETAPAN


ANGGOTA BPD DARI WILAYAH

XVI.

BERITA ACARA PENETAPAN CALON ANGGOTA BPD

XVII.

KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PENETAPAN ANGGOTA BADAN


PERMUSYAWARATAN DESA

XVIII.

PENYAMPAIAN KEPUTUSAN
ANGGOTA BPD

KEPALA

DESA

DESA

TENTANG

TENTANG

PANITIA

PANITIA

PENETAPAN

Anda mungkin juga menyukai