ii
4.2.3 SOx....................................................................................................26
4.2.3.1 Cara Mereduksi SOx .......................................................... 26
4.2.3.1.1 Flue Gas Desulfurization ....................................26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
BAB I
SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP
Ada empat proses yang terdapat di dalam siklus Rankine. Tiap proses
mengubah tingkat keadaan dari fluida kerja. Tingkat keadaan ini dapat dilihat
pada gambar di atas.
Proses 1-2: Uap dari boiler mengalir ke turbin. Turbin adalah suatu
alat
yang
mengambil
energi
dari
aliran
fluida
kemudian
(h2 h1 )
turbin dapat dihitung dengan rumus Wturbin = m
(h3 h2 )
Qout = m
Proses 3-4: Fluida kerja yang telah berubah fasa menjadi cair jenuh
kemudia dipompa dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Pompa
adalah suatu alat yang berfungsi untuk menaikkan tekanan atau head
suatu fluida inkompresibel. Pompa membutuhkan sedikit energi untuk
menaikkan tekanan fluida kerja, karena fluida kerja masih berada pada
wujud cair. Kerja yang dibutuhkan oleh pompa dapat dihitung dengan
(h4 h3 )
menggunakan rumus Wpompa = m
(h1 h4 )
Qin = m
Salah satu modifikasi dari siklus Rankine adalah siklus regeneratif yang
memanfaatkan uap yang masih panas yang diekstraksi pada tekanan tertentu
dan dialirkan ke sebuah heat exchanger untuk memberikan kalor pada
feedwater dan meningkatkan temperaturnya sebelum dipanaskan oleh boiler
sehingga beban kerja boiler berkurang dan juga dapat meningkatkan efisiensi
total dari sistem pembangkit. Heat exchanger tersebut dapat terdiri atas
closed feedwater heater dan open feedwater heater. Closed feedwater
memisahkan aliran air yang dipanaskan dengan uap panas dengan
menggunakan pipa penukar kalor yang diselubungi oleh pipa yang lebih besar
sehingga kalor dari uap panas mengalir ke feedwater. Open feedwater
mencampurkan uap panas dengan air pada sebuah wadah dan menghasilkan
air dengan temperatur lebih tinggi.
BAB II
FUEL AND ASH HANDLING
menggunakan sistem penanganan abu. Pada laporan ini juga akan dibahas
mengenai proses proses dari sistem penanganan abu yang biasa disebut ash
handling
2.2 Pembahasan
Seperti yang telah dijelaksan diatas bahwa bahan bakar yang akan
digunakan pada PLTU membutuhkan penanganan terlebih dahulu agar dapat
digunakan sebagai bahan bakar utama pada steam generator. Sistem
penanganan bahan bakar yang digunakan sangat dipengaruhi oleh jenis dan
sifat dari bahan bakar yang digunakan.
Bahan bakar yang digunakan pada PLTU saat ini umumnya menggunakan
bahan bakar padat seperti batubara. Namun, tidak menutup kemungkinan
bahan bakar yang digunakan pada PLTU adalah bahan bakar cair seperti
minyak, maupun bahan bakar gas seperti gas. Biasanya penggunaan bahan
bakar cair dan gas hanya untuk sistem pembangkit listrik pada perusahan
perusahaan penghasil minyak dan gas, sedangkan PLTU dengan bahan bakar
batubara digunakan untuk membangkitkan listrik untuk masyarakat. Jadi, pada
pembahasan kali ini penulis akan lebih fokus terhadap penanganan batubara.
Coal Delivery
Silo Filling
Stockout
System
Reclaim
System
Crushing
Storage
System
jenis
2.2.2 Abu
Abu adalah sisa pembakaran batubara di steam generator. Abu terentuk
dari karbon yang tidak ikut terbakar saat proses pembakaran. Abu akibat
pembakaran batubara dibagi 3, yaitu flying ash, bottom ash, dan economizer
ash. Kompoisi dari ketiga jenis abu ini berbeda beda tergantung dari jenis
boiler yang dipakai. Komposisinya dapat dilihat ditabel dibawah ini
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, abu yang melebihi batas akan
menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk itu diperlukan ash handling
sebelum abu keluar dari lingkungan pembangkit. Berikut contoh skema
umum dari penanganan abu
Fly ash, abu yang ringan dan ikut terbuang bersama gas buang, harus
dilewati alat yang bernama electrostatic precipitaror yang berguna untuk
memisahkan fly ash yang tersuspensi bersama gas buang dengan
menggunakan konsep listrik statis agar gas buang mengandung fly ash yang
9
Tangki
Storage
Daily Storage
Oil handling berawal dari tangki yang terdapat pada truk maupun kapal
pengangkut bahan bakar minyak, lalu dengan pompa minyak tersebut
dipindah ke storage sebagai tempat penyimpanan. Di storage, minyak
biasanya di aliri oleh uap panas untuk mencegah temperatur rendah yang
akan berakibat pada menggumpalnya minyak. Setelah itu, dengan pompa,
minyak dialirkan lagi ke daily storage untuk tempat penyimpanan terakhir
sebelum ke boiler. Pembakaran dengan minyak tidak akan menghasilkan
abu.
10
BAB III
WATER TREATMENT
3.2 Pembahasan
Berdasarkan sumbernya, air dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu surface
water dan ground water. Surface water adalah air yang berasal dari sungai,
danau/waduk dan laut. Sementara ground water adalah air yang berasal dari
dalam tanah. Karena sumber air yang berbeda-beda maka kandungannya pun
juga berbeda sehingga proses perlakuan yang dilakukan juga berbeda. Pada
laporan ini, penulis akan membahas proses perlakuan air yang berasal dari air
sungai dan air laut karena pada umumnya sistem pembangkit tenaga uap
menggunakan air laut atau air sungai.
11
Secara umum, air yang digunakan pada sistem pembangkit tenaga uap
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu boiling water dan cooling water. Boiling
water adalah air yang digunakan sebagai fluida kerja yang akan diubah
menjadi uap di boiler. Air yang digunakan pada boiler ini memiliki
persyaratan seperti pada tabel di bawah ini.
Cooling water adalah air yang digunakan untuk mendinginkan aliran panas
dari turbin pada kondensor dan mendinginkan komponen pendukung pada
sistem pembangkit tenaga uap seperti oil coolers, air compressors, bearing
water dan lainnya. Air yang digunakan untuk cooling water ini memiliki
syarat sebagai berikut:
Fe
10 mg/L
pH
7.5-8.3
3.2.1
900mg/L
air
sungai
diantaranya
adalah
kalsium
(Ca),
12
3.2.1.2 Softening
Proses selanjutnya adalah softening. Proses ini dilakukan
untuk menghilangkan unsur kalsium dan magnesium yang
terkandung didalam air. Kalsium dan magnesium dapat
menyebabkan kerak ketika air dipanaskan. Ada empat macam
proses softening, yaitu:
13
3.2.1.2.1
Lime Softening
Proses ini dilakukan untuk menghilangkan kalsium dan
magnesium
yang
berikatan
dengan
karbonat
dan
3.2.1.2.2
14
3.2.1.2.3
NaOH Softening
Untuk mengurangi kadar kalsium dan magnesium yang
terkandung dalam air dapat juga dilakukan proses softening
dengan menambahkan NaOH seperti reaksi kimia dibawah:
3.2.1.2.4
3.2.1.3 Filtrasi
Setelah melalui dua proses diatas, air dapat digunakan
untuk cooling water. Untuk dapat digunakan sebagai boiling
water, perlu dilakukan proses lebih lanjut. Untuk memisahkan
padatan tersuspensi dan pengotor bersifat koloid yang dapat
menyebabkan terbentuknya endapan dapat dilakukan proses
filtrasi. Proses filtrasi ada empat macam, yaitu:
3.2.1.3.1
Granular Filtration
Proses filtrasi ini menggunakan media berbutir seperti pasir
silika dan batubara antrasit. Caranya dengan mengalirkan
15
air melalui media filter yang hanya dapat dilalui oleh air,
sementara padatan tersuspensi akan tertinggal di daerah
kosong pada filter.
3.2.1.3.2
Activated Carbon
Proses ini dilakukan jika ingin menghilangkan klorin,
hidrogen sulfida, partikel organik dan partikel yang
menyebabkan bau dan rasa. Biasanya proses ini dilakukan
untuk air yang ingin dimanfaatkan sebagai air minum.
3.2.1.3.3
Cartridge Filtration
Cartridge Filtration biasanya menggunakan media filter
berupa lembaran fiber yang ditahan oleh pelat berongga
yang terbuat dari plastik atau stainless steel. Proses filtrasi
ini biasanya dilakukan setelah granular filtration karena
jika proses cartridge filtration digunakan untuk memfilter
pertama kali maka media filternya akan menyebabkan
terbentuknya kotoran.
3.2.1.3.4
Ultrafiltration
Proses filtrasi ini menggunakan cara yang sama dengan
reverse osmosis, yaitu dengan mengalirkan air dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui membran
semipermeabel Ultrafiltrasi dapat menolak partikel koloid
dan partikel organik dengan berat molekul yang besar tetapi
tidak
dapat
menolak
unsur
16
ionik
seperti
kalsium,
3.2.1.4 Demineralisasi
Proses terakhir adalah demineralisasi. Proses ini bertujuan
untuk menghilangkan zat pengotor ionik yang terdapat dalam air.
Ada tiga macam proses demineralisasi:
3.2.1.4.1
Dimana:
R = matriks resin
C = kation, seperti Ca2+ , Mg2+, Na2+
A = anion, seperti HCO3-, Cl-, SO423.2.1.4.2
17
3.2.1.4.2.2 Electrodialysis
Pada proses ini digunakan membran yang menyeleksi ion-ion
yang terkandung dalam air laut dengan dialiri arus listrik.
Membran yang digunakan adalah membran penyeleksi anion
dan membran penyeleksi kation. Skema dari proses
elektrodialisis ini terlihat seperti gambar dibawah:
electrodialysis
elektrodialisis.
reversal
Perbedaannya
sama
adalah
dengan
proses
18
3.2.1.4.3
3.2.2
19
BAB IV
EMISSION CONTROL
yang
20
mereduksi kadar polutan pada gas buang hasil pembakaran agar kadar polutan
tidak melewati batasan pada baku mutu emisi.
Usaha untuk mereduksi kadar polutan disebut Emission Control. Dalam
laporan kali ini, penulis akan membahas cara cara utuk mengurangi kadar
polutan, seperti partikulat, NOx, dan SOx yang biasanya dipakai oleh PLTU.
Selain itu, penulis juga akan sedikit membahas sedikit tentang teknologi
teknologi yang sampai saat ini sudah dikembangkan untuk mengontrol emisi
dari PLTU.
4.2 Pembahasan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, baku mutu emisi, yang keluar
dari Permen Lingkungan Hidup, membatasi jumlah emisi dari PLTU berbahan
bakar batubara untuk menguragi dampak pada lingkungan. Untuk itu,
diperlukan penanganan emisi yang biasa dinamakan emission control. Pada
bagian ini, akan dibahas mengenai cara mengontrol polutan seperti partikulat,
NOx, dan SOx. Pengurangan opasitas tidak akan dibahas secara khusus. Hal
ini dikarenakan dengan berkurangnya polutan polutan yang dihasilkan dari
emisi gas buang akan menurunkan opasitas.
Secara umum emisi adalah polutan polutan yang terlepas dan tersuspensi
ke atmosefer yang berasal dari fasilitas pemukiman, industri, maupun
kendaraan bermotor. Dalam konteks PLTU, emisi gas buang adalah polutan
polutan hasil pembakaran steam generator . Jenis polutan yang dihasilkan
PLTU dan diatur di baku mutu emisi adalah partikulat, NOx, dan SOx.
4.2.1 Partikulat
Partikulat adaah abu dan karbon yang tidak terbakar pada saat pembakaran
bahan bakar padat. Partikult mengandung zat zat seperti silika, alumina,
dan senyawa lainya. Komposisi jenis partikulat berbantung pada jenis boiler
21
yang dipakai. Pada Pulverized Coal Boiler komposisi fly ash lebih banyak
dari bottom ash. Fly Ash adalah partikulat yang ikut terbuang bersama gas
buang, sedangkan Bottom Ash adalah partikulat yang mengendap di dasar
boiler. Berikut tabel komposisi jenis partikulat dari berbagai jenis boiler.
22
ESP
memanfaatkan
kemampuan
partikulat
untuk
berguna untuk
23
sehingga partikulat
24
4.2.2 NOx
NOx adlah jenis polutan yang dapat terbentuk dari pembakaran dan dapat
ikut bersama gas buang. NOx dapat terbentuk dikarenakan beberapa hal,
yaitu:
1. Kandungan nitrogen di dalam udara untuk pembakaran
2. Pembakaran dengan udara berlebih
3. Temperatur pembakaran yang tinggi
25
26
Bagian ini merupakan bagian inti dari FGD yang dapat mereduksi
kadar SOx dalam gas buang. Pertama gas buang yang dialirkan
direaksikan dengan batu kapur yang sudah dibuat bubur terlebih dahulu.
Setelah itu, dengan peran dari oxidizing gas, gas buang akan terlepas dari
SOx dan akan tercipta kalium sulfat yang berfasa cair. Berikut reaksi
yang terjadi
27
DAFTAR PUSTAKA
Black & Veatch. 1996. Power Plant Engineering. United States of America:
Springer
Moran, Michael J., Saphiro, Howard N., Boettner, Daisie D., Bailey, Margaret B.
2011. Fundamentals of Engineering Thermodynamics. United States of America:
John Wiley & Sons, Inc.
Paton, Alan., McCan, Paul., Booth, Nick. 2006. Water Treatment for Fossil Fuel
Power Generation. United Kingdom: EON Power Technology Center
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tentang Baku Mutu Emisi Tahun 1995
Application Note Power No.12 Steam Generation in Power Plants. HACH Ultra
Production of High Purity Water from Seawater. General Electric Water &
Process Technologies
pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/kandungan-unsur-air-dalam-tanah
(Diakses pada Jumat, 10 Oktober 2014)
28