Anda di halaman 1dari 3

Sabar Dan Shalat Sebagai Penolong

12 Mei 2012 pukul 22:46

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan


sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu, (yaitu)
orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan
kembali kepada-Nya. (Al-Baqarah: 45-46)
Ibnu Katsir menjelaskan satu prinsip dan kaidah dalam memahami Al-Quran berdasarkan ayat
ini bahwa meskipun ayat ini bersifat khusus ditujukan kepada Bani Israel karena konteks ayat
sebelum dan sesudahnya ditujukan kepada mereka, namun secara esensi bersifat umum
ditujukan untuk mereka dan selain mereka. Bahkan setiap ayat Al-Quran, langsung atau tidak
langsung sesungguhnya lebih diarahkan kepada orang-orang yang beriman, karena hanya
mereka yang mau dan siap menerima pelajaran dan petunjuk apapun dari Kitabullah. Maka
peristiwa yang diceritakan Allah Taala tentang Bani Israel, terkandung di dalamnya perintah
agar orang-orang yang beriman mengambil pelajaran dari peristiwa yang dialami mereka.
Begitulah kaidah dalam setiap ayat Al-Quran sehingga kita bisa mengambil bagian dari setiap
ayat Allah swt. Al-Ibratu Biumumil Lafzhi La Bikhusus sabab (Yang harus dijadikan dasar
pedoman dalam memahami Al-Quran adalah umumnya lafazh, bukan khususnya sebab atau
peristiwa yang melatarbelakanginya.
Perintah dalam ayat di atas sekaligus merupakan solusi agar umat secara kolektif bisa
mengatasi dengan baik segala kesulitan dan problematika yang datang silih berganti. Sehingga
melalui ayat ini, Allah memerintahkan agar kita memohon pertolongan kepada-Nya dengan
senantiasa mengedepankan sikap sabar dan menjaga shalat dengan istiqamah. Kedua hal ini
merupakan sarana meminta tolong yang terbaik ketika menghadapi berbagai kesulitan.
Rasulullah saw selaku uswah hasanah, telah memberi contoh yang konkrit dalam mengamalkan
ayat ini. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dijelaskan bahwa,
Sesungguhnya Rasulullah saw apabila menghadapi suatu persoalan, beliau segera
mengerjakan shalat.
Huzaifah bin Yaman menuturkan, Pada malam berlangsungnya perang Ahzab, saya menemui
Rasulullah saw, sementara beliau sedang shalat seraya menutup tubuhnya dengan jubah. Bila
beliau menghadapi persoalan, maka beliau akan mengerjakan shalat. Bahkan Ali bin Abi Thalib

menuturkan keadaan Rasulullah saw pada perang Badar, Pada malam berlangsungnya perang
Badar, semua kami tertidur kecuali Rasulullah, beliau shalat dan berdoa sampai pagi.
Dalam riwayat Ibnu Jarir dijelaskan bagaimana pemahaman sekaligus pengamalan sahabat
Rasulullah saw terhadap ayat ini. Diriwayatkan bahwa ketika Ibnu Abbas melakukan perjalanan,
kemudian sampailah berita tentang kematian saudaranya Qatsum, ia langsung menghentikan
kendaraanya dan segera mengerjakan shalat dua rakaat dengan melamakan duduk. Kemudian
ia bangkit dan menuju kendaraannya sambil membaca, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang
yang khusyu.
Secara khusus untuk orang-orang yang beriman, perintah menjadikan sabar dan shalat sebagai
penolong ditempatkan dalam rangkaian perintah dzikir dan syukur. Karena itu, ingatlah kamu
kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah
kamu mengingkari (nikmat)Ku. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah swt senantiasa bersama dengan orang-orang yang
sabar. (Al-Baqarah: 152-153). Dalam kaitan dengan dzikir, menjadikan sabar dan shalat
sebagai penolong adalah dzikir. Siapa yang berdzikir atau mengingat Allah dengan sabar, maka
Allah akan mengingatnya dengan rahmat.
Masih dalam konteks orang yang beriman, sikap sabar yang harus selalu diwujudkan adalah
dalam rangka menjalankan perintah-perintah Allah Taala, karena beban berat yang
ditanggungnya akan terasa ringan jika diiringi dengan sabar dan shalat. Ibnul Qayyim
mengkategorikan sabar dalam rangka menjalankan perintah Allah Taala termasuk sabar yang
paling tinggi nilainya dibandingkan dengan sabar dalam menghadapi musibah dan persoalan
hidup.
Syekh Said Hawa menjelaskan dalam tafsirnya, Asas fit Tafasir kenapa sabar dan shalat sangat
tepat untuk dijadikan sarana meminta pertolongan kepada Allah Taala. Beliau mengungkapkan
bahwa sabar dapat mendatangkan berbagai kebaikan, sedangkan shalat dapat mencegah dari
berbagai perilaku keji dan munkar, disamping juga shalat dapat memberi ketenangan dan
kedamaian hati. Keduanya (sabar dan shalat) digandengkan dalam kedua ayat tersebut dan
tidak dipisahkan, karena sabar tidak sempurna tanpa shalat, demikian juga shalat tidak
sempurna tanpa diiringi dengan kesabaran. Mengerjakan shalat dengan sempurna menuntut
kesabaran dan kesabaran dapat terlihat dalam shalat seseorang.
Lebih rinci, syekh Said Hawa menjelaskan sarana lain yang terkait dengan sabar dan shalat
yang bisa dijadikan penolong. Puasa termasuk ke dalam perintah meminta tolong dengan
kesabaran karena puasa adalah separuh dari kesabaran. Sedangkan membaca Al-Fatihah dan
doa termasuk ke dalam perintah untuk meminta tolong dengan shalat karena Al-Fatihah itu
merupakan bagian dari shalat, begitu juga dengan doa.

Memohon pertolongan hanya kepada Allah merupakan ikrar yang selalu kita lafadzkan dalam
setiap shalat kita, Hanya kepada-Mu-lah kami menyembah dan hanya kepadaMulah kami
mohon pertolongan. Agar permohonan kita diterima oleh Allah, tentu harus mengikuti tuntunan
dan petunjuk-Nya. Salah satu dari petunjuk-Nya dalam memohon pertolongan adalah dengan
sentiasa bersikap sabar dan memperkuat hubungan yang baik dengan-Nya dengan menjaga
shalat yang berkualitas. Disinilah shalat merupakan cerminan dari penghambaan kita yang tulus
kepada Allah.
Esensi sabar menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dapat dilihat dari dua hal: Pertama,
sabar karena Allah atas apa yang disenangi-Nya, meskipun terasa berat bagi jiwa dan raga.
Kedua, sabar karena Allah atas apa yang dibenci-Nya, walaupun hal itu bertentangan keinginan
hawa nafsu. Siapa yang bersikap seperti ini, maka ia termasuk orang yang sabar yang Insya
Allah akan mendapat tempat terhormat.
Betapa kita sangat membutuhkan limpahan pertolongan Allah dalam setiap aktivitas dan
persoalan kehidupan kita. Adalah sangat tepat jika secara bersama-sama kita bisa
mengamalkan petunjuk Allah dalam ayat di atas agar permohonan kita untuk mendapatkan
pertolongan-Nya segera terealisir. Amin
Oleh: Dr. Attabiq Luthfi, MA
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2006/12/13/menjadikan-sabar-dan-shalat-sebagaipenolong/
Suka Komentari

Anda mungkin juga menyukai