AMENOREA
AMENOREA
PENDAHULUAN
Secara berkala, fungsi seksual wanita berada
di bawah kendali hormon. Tanda yang khas
untuk suatu siklus haid adalah timbulnya
perdarahan melalui vagina setiap bulan pada
seorang wanita. Perdarahan ini terjadi akibat
rangsangan hormonal secara siklik terhadap
endometrium. Amenorea dapat dibagi dalam
dua bentuk, yaitu:
Amenorea fisiologik : Amenorea yang terdapat
pada masa sebelum pubertas, masa kehamilan,
masa laktasi dan sesudah menopause.
Amenorea patologik : Amenorea primer dan
sekunder.
SARI PUSTAKA
Amenorea
Amenorea ialah keadaan tidak adanya
haid untuk sedikitnya 3 bulan berturutturut. Lazim diadakan pembagian antara
amenorea primer dan amenorea sekunder.
Kita berbicara tentang amenorea primer
apabila seorang wanita berumur 18 tahun
ke atas tidak pernah mendapat haid,
sedang
pada
amenorea
sekunder
penderita pernah mendapat haid, tetapi
kemudian tidak dapat lagi (Wiknjosastro,
2008)
Dibagi Menjadi :
Amenorea primer
Amenorea primer adalah keadaan tidak
terjadinya menstruasi pada wanita usia >16
tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1
2.5% wanita usia reproduksi
Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya
menstruasi selama 3 siklus (pada kasus
oligomenorea), atau 6 siklus setelah
sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi
biasa. Angka kejadian berkisar antara 1
5%.
Etiologi
Amenore bisa terjadi akibat kelainan
di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar
tiroid, kelenjar adrenal, ovarium
(indung telur) maupun bagian dari
sistem reproduksi lainnya.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Gejala
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami
pubertas, maka tidak akan ditemukan tandatanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut
ketiak sert perubahan bentuk tubuh.
Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan
ditemukan morning sickness dan pembesaran
perut.
Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid
yang tinggi maka gejalanya adalah denyut
jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang
hangat dan lembab.
Diagnosis
Pada amenorea primer, apabila didapatkan
adanya perkembangan seksual sekunder
maka diperlukan pemeriksaan organ dalam
reproduksi (indung telur, rahim, perlekatan
dalam rahim) melalui pemeriksaan USG,
histerosalpingografi, histeroskopi, dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI). Apabila
tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan
seksualitas sekunder maka diperlukan
pemeriksaan kadar hormon FSH dan LH.
Pengobatan
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah penurunan berat
badan yang drastis atau obesitas, penderita
dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat.
Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan
progesteron. Untuk merangsang perubahan
pubertas pada anak perempuan yang
payudaranya belum membesar atau rambut
kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa
diberikan estrogen.
Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan
pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut.
A. Saluran Reproduksi
Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia)
yang dapat diterapi dengan krim estrogen.
Kelainan bawaan dari vagina, hymen
imperforata (selaput dara tidak memiliki
lubang), septa vagina (vagina memiliki
pembatas diantaranya). Diterapi dengan
insisi atau eksisi (operasi kecil).
Terimakasih, semoga
bermanfaat