NEw Bab II
NEw Bab II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hepatitis B
2.1.1
Definisi
Hepatitis B adalah infeksi yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh
virus hepatitis B (VHB). Penyakit ini bisa menjadi akut atau kronis dan dapat pula
menyebabkan radang, gagal ginjal, sirosis hati, dan kematian.7
Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang akut karena suatu infeksi
atau keracunan. Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan di
dunia dan dianggap sebagai persoalan kesehatan masyarakat yang harus
diselesaikan. Hal ini karena selain prevelensinya tinggi, virus hepatitis B dapat
menimbulkan problema pasca akut bahkan dapat terjadi cirrhosis hepatitis dan
carcinoma hepatocelluler primer. 7
Hepatitis merupakan peradangan hati yang bersifat sistemik, akan tetapi
hepatitis bisa bersifat asimtomatik. Hepatitis ini umumnya lebih ringan dan lebih
asimtomatik pada yang lebih muda dari pada yang tua. Lebih dari 80% anak-anak
menularkan hepatitis pada anggota keluarga adalah asimtomatik, sedangkan lebih
dari tiga perempat orang dewasa yang terkena hepatitis A adalah simtomatik. 7
Sepuluh persen dari infeksi virus hepatitis B akan menjadi kronik dan 20%
penderita hepatitis kronik ini dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan mengalami
cirrhosis hepatic dan carcinoma hepatoculler primer (hepatoma). Kemungkinan
akan menjadi kronik lebih tinggi bila infeksi terjadi pada usia balita dimana
respon imun belum berkembang secara sempurna. Pada saat ini diperkirakan
terdapat kira-kira 350 juta orang pengidap (carrier) HBsAg dan 220 juta (78%)
terdapat di Asia termasuk Indonesia. 8
2.1.2
Etiologi Hepatitis
Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB). Virus ini pertama
kali ditemukan oleh Blumberg tahun 1965 dan dikenal dengan nama antigen
Australia yang termasuk DNA virus. 8
Virus hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut
dengan Partikel Dane. Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang
membungkus partikel inti (core). Pada partikel inti terdapat hepatitis B core
antigen (HBcAg) dan hepatitis B antigen (HBeAg). Antigen permukaan (HBsAg)
terdiri atas lipoprotein dan menurut sifat imunologiknya protein virus hepatitis B
dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw, dan ayr. Subtype ini secara
epidemiologis penting karena menyebabkan perbedaan geografik dan rasial dalam
penyebaranya. 8
2.1.3
Patogenesis
Berbagai mekanisme bagaimana virus hepatotropik
masih belum jelas, bagaimana peran yang sesungguhnya dari hal-hal tersebut.
Informasi dari kenyataanya ini meningkatkan kemungkinan adanya perbedaan
patogenetik. Ada dua kemungkinan: (1) Efek simptomatik langsung dan (2)
adanya induksi dan reaksi imunitas melawan antigen virus atau antigen hepatosit
yang diubah oleh virus, yang menyebabkan kerusakan hepatosit yang di infeksi
virus.
Pada hepatitis kronik terjadi peradangan sel hati yang berlanjut hingga
timbul kerusakan sel hati. Dalam proses ini dibutuhkan pencetus target dan
mekanisme persistensi. Pencetusnya adalah antigen virus, autogenetic atau obat.
Targetnya dapat berupa komponen struktur sel, ultrastruktur atau jalur enzimatik.
Sedangkan persistensinya dapat akibat mekanisme virus menghindar dari sistem
imun tubuh, ketidakefektifan respon imun atau pemberian obat yang terus menerus. 9
2.1.4
Patofisiologi
Pada hati manusia merupakan target organ bagi virus hepatitis B. Virus
10
2.1.6
11
Paling sering bayi dan anak (25,45%). Resiko untuk menjadi kronis menurun
12
dengan bertambahnya umur, dimana bayi pada 90% menjadi kronis, pada anak
usia sekolah 23-46% dan pada orang dewasa 3-10%.
b. Jenis Kelamin, wanita tiga kali lebih sering terinfeksi Hepatitis B dibanding
pria.
c. Mekanisme pertahanan tubuh, bayi baru lahir atau bayi dua bulan pertama
setelah lahir sering terinfeksi Hepatitis B, terutama pada bayi yang belum
mendapat imunisasi Hepatitis B. Hal ini karena sistem imun belum
berkembang sempurna.
d. Kebiasaan hidup, dimana sebagian besar penularan pada masa remaja
adalah dokter, dokter bedah, dokter gigi, perawat, bidan, petugas kamar
operasi, petugas laboratorium dimana pekerjaan mereka sehari-hari kontak
dengan penderita dan material manusia (darah, tinja, air kemih).
2. Faktor Agent
Penyebab Hepatitis B adalah Virus Hepatitis B (VHB). Berdasarkan sifat
imunologik protein pada HBsAg, virus dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr,
ayw dan ayr yang menyebabkan perbedaan geografi dalam penyebaranya.
Subtype adw terjadi di Eropa, Amerika dan Australia. Subtipe ayw terjadi di
Afrika Utara dan Selatan. Subtipe ayw dan adr terjadi di Malaysia, Thailand,
Indonesia, sedangkan subtipe adr terjadi di Jepang dan China.
13
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan keseluruhan kondisi dan pengaruh luar yang
mempengaruhi perkembangan hepatitis B, yang termasuk faktor lingkungan
adalah lingkungan dengan sanitasi jelek, daerah dengan prevelensi virus hepatitis
B (VHB) tinggi, daerah unit pembedahan, daerah unit laboratorium, daerah bank
darah, daerah tempat pembersihan, daerah dialias dan transplantasi, daerah unit
penyakit dalam.
2.1.8
Epidemilologi Hepatitis B
Prevelensi tinggi berada di wilayah China, Asia tenggara dan Afrika,
dimana penularan terjadi umumnya pada baru lahir dengan endemisitas > 8%.
Prevelensi penyakit Hepatitis B di dunia terendah berada di benua Amerika dan
sebelah Eropa dimana sebesar kurang dari 2% populasi yang terinfeksi kronik
melalui peyalahgunaan obat-obatan injeksi, seksual tanpa pengaman dan faktorfaktor penting yang lainnya. Prevelensi sedang berada di Eropa Timur, Rusia, dan
Jepang sebesar 2 -7 % yang umumnya menyerang anak-anak. 8
2.1.9
Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan
penyakit yang panjang hingga 4 sampai 8 bulan, keadaan ini dikenal sebagai
hepatitis kronik persisten, dan terjadi pada 5% hingga 10% pasien. Akan tetapi
meskipun terlambat, pasien-pasien hepatitis kronik persisten akan sembuh
kembali.
14
Prognosis
Dengan penanggulangan yang cepat dan tepat, prognosisnya baik dan
menjadi keadaan yang lebih serius, bahkan berlanjut menjadi sirosis. Secara
keseluruhan, walaupun terdapat kelainan biokimiawi, pasien tetap asimtomatik
dan jarang terjadi kegagalan hati.11
Infeksi Hepatitis B dikatakan mempunyai mortalitas tinggi. Pada suatu
survey dari 1.675 kasus dalam satu kelompok, tertnyata satu dari delapan pasien
yang menderita hepatitis karena tranfusi (B dan C) meninggal sedangkan hanya
satu diantara dua ratus pasien dengan hepatitis A meninggal dunia. Di seluruh
15
dunia ada satu diantara tiga yang menderita penyakit hepatitis B meninggal
dunia.7
2.1.10 Penatalaksanaan Hepatitis B
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis virus, akan tetapi secara
umum penatalaksanaan pengobatan hepatitis adalah sebagai berikut:
1. Istirahat
Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat
mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali mereka dengan
umur tua dan keadaan umum yang buruk.
2. Diet
Jika pasien mual, tidak ada nafsu makan atau muntah-muntah, sebaiknya
diberikan infus. Jika tidak mual lagi, diberikan makanan cukup kalori (30-35
kalori/kg BB) dengan protein cukup (1 gr/kg BB), yang diberikan secara
berangsur-angsur disesuaikan dengan nafsu makan klien yang mudah dicerna dan
tidak merangsang serta rendah garam (bila ada resistensi garam/air).14
Tujuan diet energi protein tinggi adalah untuk memenuhi kebutuhan eneri dan
protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jarring tubuh
dan menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal. 14
Diet rendah kalori tinggi lemak dan protein dilakukan adalah mengurangi
asupan karbohidrat. Diet ini akan berlangsung lebih lama lagi, itu pun jika orang
yang berdiet mampu makan sedikit nasi atau bahkan tidak sama sekali. 14
3. Medikamentosa
16
17
18
19
20
dengan
berjalannya
penularan
penyakit
berbahaya
semakin
21
22
23
Penetrasi ke dalam
sitoplasma sel
hepar
Faktor penyebab
Hepatitis B
Faktor Host
(Pejamu)
a.
b.
c.
d.
e.
Umur
Jenis Kelamin
Mekanisme pertahanan tubuh
Kebiasaan hidup
Pekerjaan: Perawat dan
petugas kesehatan dimana
pekerjaan mereka sehari-hari
kontak dengan penderita dan
material manusia (darah, tinja,
air kemih)
Faktor Agent
Faktor
Lingkungan
Virus Hepatitis
1. Iklim
2. Suhu
Gambar 2.1
Kerangka Teori
2.3 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka dapat disusun kerangka konsep
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Umur
Jenis kelamin
Suku
Tempat tinggal
24
Kerangka Konsep