Ridha Asi
Ridha Asi
Oleh :
KIKI ANGGRITA
060100045
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
Oleh :
KIKI ANGGRITA
060100045
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
LEMBAR PENGESAHAN
Nama
NIM
: Kiki Anggrita
: 060100045
Pembimbing
Penguji I
Penguji II
ABSTRAK
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
ABSTRACT
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
KATA PENGANTAR
7. Kedua orang tua tercinta, Gunawan dan Retno Wulan Ayundari terima kasih
atas kasih sayang, doa, motivasi dan dukungannya secara moril maupun
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
baik.
8. Terima kasih buat abangku tersayang Hendrata Aby Himawan atas doa dan
bantuannya selama ini, semoga pengorbanan kita akan memberikan
kesuksesan di kemudian hari nantinya.
9. Teman-temanku : Zizi, Sari, Magri, Gege, Dora, Dina, Vivi, Rocky, Farihah,
Sofie, Lia, Amy, Evita, Muning dan semua teman-teman seangkatan stambuk
2006 serta yang lainnya yang tidak tersebutkan . Especially for KUTA galz
(Una, Agni, Fanie) terima kasih atas persahabatan dan dukungannya selama
ini kepada penulis.
10. Terima kasih buat specials persons Hamfika Salfiza atas doa, motivasi, dan
perhatiannya dari awal penyusunan karya tulis ilmiah ini hingga selesai.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..
ABSTRAK ..................................................................................................
ii
ABSTRACT ................................................................................................
iii
iv
vi
ix
xi
BAB 1 PENDAHULUAN .
2.3.1. Karbohidrat..............
2.3.2. Protein..............
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
10
10
10
11
11
12
14
14
14
16
17
17
17
17
17
17
17
17
18
18
19
19
20
20
20
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
21
22
23
25
26
26
27
28
30
30
31
DAFTAR PUSTAKA ..
32
LAMPIRAN
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.
Tabel 5.1.
14
Tabel 5.2.
22
Tabel 5.3.
22
Tabel 5.4.
23
Tabel 5.5.
24
Tabel 5.6.
24
25
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
14
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
DAFTAR SINGKATAN
ARA
: Asam Arakidonat
ASI
DHA
: Asam Dokosaheksonik
KB
: Keluarga Berencana
SDKI
SDM
Surkesnas
WHA
WHO
SDKI
SDM
Surkesnas
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
Kuesioner Penelitian
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN V
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
BAB 1
PENDAHULUAN
pemberian
ASI
di
negara
berkembang
telah
berhasil
menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan. Atas
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
Proporsi pemberian ASI pada bayi kelompok usia 0 bulan 73,1 %, 1 bulan
55,5 %, 2 bulan 43 %, 3 bulan 36 %, dan kelompok usia 4 bulan 16,7 %. Dengan
bertambahnya usia bayi terjadi penurunan pola pemberian ASI sebesar 1,3 kali
atau sebesar 77,2 %. Hal ini memberikan adanya hubungan antara pemberian ASI
dengan sosial ekonomi ibu dimana ibu mempunyai sosial ekonomi rendah
mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibanding ibu dengan sosial
ekonomi tinggi. Bertambahnya pendapatan keluarga atau status sosial yang tinggi
serta lapangan pekerjaan bagi perempuan berhubungan dengan pemberian susu
botol. Artinya mengurangi kemungkinan untuk menyusui bayi dalam waktu yang
lama (Purnamawati, 2003).
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan masih rendahnya
tingkat
pemberian ASI eksklusif oleh ibu pada bayinya. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI
eksklusif. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk lebih mengetahui dan memahami
bagaimana tingkat pemberian ASI eksklusif yang diberikan oleh ibu pada bayinya,
maka peneliti mencoba membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul
Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
terhadap
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Untuk pengembangan wawasan bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitian.
2. Untuk dijadikan bahan masukan bagi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
3. Untuk memberikan informasi kepada petugas kesehatan di Puskesmas
tentang pelaksanaan pemberian ASI eksklusif.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ASI
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam
organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu yang berguna
sebagai makanan yang utama bagi bayi (Roesli, 2000).
ASI mengandung nutrisi, hormon,unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti
alergi, serta anti infalamasi. Sehingga ASI merupakan makanan yang mencukupi
seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual
(Purwanti, 2004).
3 hari pertama masih sedikit dan tidak memerlukan banyak kalori. Total kalori
kolostrum hanya 58 kal/100 ml kolostrum.
2.3.2. Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan
protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri
dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein
whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak
mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah
protein casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang
mengandung jumlah ini lebih tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin
yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat pada susu sapi tidak terdapat
dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial
menyebabkan alergi.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik
yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding
dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping
itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik disbanding susu sapi. Nukleotida ini
mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus,
merangsang pertumbuhan bakteri baik yang di dalam usus, dan meningkatkan
penyerapan besi dan daya tahan tubuh (IDAI Cab.DKI Jakarta, 2008).
2.3.3. Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi. Kadar
lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat
selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang
ditemukan dalam ASI dan susu sapi. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan
pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI
banyak mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam
dokosaheksonik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap
perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang
dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti
yang kita ketahui konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah banyak dan lama
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah (IDAI Cab.DKI Jakarta,
2008).
2.3.4. Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang
diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar
karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam
kolostrum kadar karnitin lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang
mendapat ASI lebih tinggi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula
(IDAI Cab,DKI Jakarta, 2008).
2.3.5. Vitamin
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai
faktor pembekuan. Vitamin D untuk mencegah bayi menderita penyakit tulang.
Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata dan juga untuk mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan (IDAI Cab.DKI Jakarta,
2008).
2.3.6. Mineral
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang
mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi
jaringan saraf dan pembekuan darah. Kandungan zat besi di dalam ASI lebih
mudah siserap yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4-7% pada susu formula.
Sehingga bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko lebih kecil untuk mengalami
kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Mineral
zink dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu
berbagai proses metabolisme di dalam tubuh (IDAI Cab.DKI Jakarta, 2008).
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
perkembangan
kepribadian,
kecerdasan
emosional,
peningkatan
kadar
oksitosin
yang
berguna
juga
untuk
formula, perlengkapan
2.6.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
melalui
unit
rawat
jalan
kebidanan
dengan
memberikan penyuluhan: manfaat ibu hamil, KB, senam hamil dan senam
payudara.
4. Membantu ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah
melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat
narkose umum, bayi disusui setelah ibu sadar.
5. Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara
mempertahankannya, melalui penyuluhan yang dilakukan di ruang
perawatan.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi
baru lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung yang merupakan tanggung jawab bersama
antara dokter, bidan, perawat, dan ibu.
8. Memberikan ASI kepada bayi tanpa jadwal.
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi.
10. Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ibu
menyusui, seperti adanya Pojok Laktasi yang memantau kesehatan ibu
nifas dan bayi, payudara,dll.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1.
Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Gambar 1.
3.2.
Definisi Operasional
Variabel bebas ( independen ) dalam penelitian ini adalah karakteristik ibu
Definisi Operasional
Variabel
O
1. Umur
Definisi
Cara Alat
Hasil
Skala
Operasional
Ukur Ukur
Ukur
Ukur
Kue- - 20 tahun
hidup
sio-
- 20 35 tahun
ner
- 35 tahun
ibu
dimulai
menyusui wan-
dari
sejak cara
dilahirkan
sampai
sekarang,
yang
dinyatakan
Ordinal
dalam
satuan tahun
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
sio-
ner
- pendidikan sedang:
- pendidikan tinggi:
Ordinal
yang
ibu Wa-
sio-
dapat
ner
- bekerja:
menghasilkan cara
pendapatan
Pegawai negeri,
untuk
memenuhi
Nominal
kebutuhan
wiraswasta, pedagang,dll.
hidup
4. Pendapatan Keuangan
keluarga Wa-
keluarga
memenuhi
500.000 dan
ner
500.000 x 1.000.000
kebutuhan
Ordinal
- pendapatan sedang:
1.000.000 x 2.500.000
hidup sehari-hari
- pendapatan tinggi:
2.500.000 x 5.000.000
dan 5.000.000
5. Pemberian Tindakan
yang Wa-
Kue- - ya
ASI
sio-
Eksklusif
apakah
ner
memberikan cara
Nominal
- tidak
tanpa
atau
ada
makanan
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
3.3.
Hipotesis
Adanya hubungan antara karakteristik ibu (umur, pendidikan, pekerjaan
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan cross sectional study yang bersifat analitik untuk
4.2.
n=
(N 1)d2 + Z2 1 / 2p.(1 p)
Keterangan:
N
: besar populasi
: besar sampel
n=
(799)(0,01) + (1,96)(0,5)(0,5)
n = 46
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
4.5.
yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta
memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Tahap kedua
coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk
mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga entry yaitu
memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan
menggunakan program SPSS versi 16.0. Tahap keempat adalah melakukan
cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui
adanya kesalahan atau tidak. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dengan menggunakan perhitungan statistik ( Uji Chi Square ).
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
Sebelah Barat
Luas wilayah kecamatan Medan Amplas adalah 14,58 km2 yang terdiri dari
7 kelurahan. Adapun penelitian ini dilakukan di dua wilayah kerja Puskesmas
Medan Amplas yaitu kelurahan Harjosari I dan kelurahan Siti Rejo II. Jumlah
penduduk yang tercatat pada tahun 2002 adalah 94.012 jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 8.401 jiwa/km2.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
tiga tingkat
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
Tabel 5.1.
Distribusi Karakteristik Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
Karakteristik
Umur
20 tahun
20-35 tahun
35 tahun
Pendidikan
Pendidikan Rendah
Pendidikan Sedang
Pendidikan Tinggi
Pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja
Pendapatan
Pendapatan Rendah
Pendapatan Sedang
Pendapatan Tinggi
Jumlah
Frekuensi (n)
Persen (%)
1
40
9
2,0
80,0
18,0
0
46
4
0,0
92,0
8,0
38
12
76,0
24,0
24
22
4
50
48,0
44,0
8,0
100,0
Tabel 5.2.
Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi
Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
Pemberian ASI Eksklusif
Frekuensi (n)
Persen (%)
Ya
17
34,0
Tidak
33
66,0
Total
50
100,0
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
Ya
Tidak
20 tahun
5,9
0,0
20-35 tahun
13
76,5
27
81,8
35 tahun
17,6
18,2
Total
17
100,0
33
100,0
x2 = 1,983
df = 2
p = 0,371
Tabel 5.4.
Hubungan Pendidikan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif
Pendidikan
Ya
Tidak
Pendidikan Sedang
17
100,0
29
87,9
Pendidikan Tinggi
0,0
12,1
Total
17
100,0
33
100,0
x2 = 2,240
df = 1
p = 0,134
Ya
Tidak
Tidak Bekerja
13
76,5
25
75,8
Bekerja
23,5
24,2
Total
17
100,0
33
100,0
x2 = 0,003
df = 1
p = 0,955
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
d. Hubungan Pendapatan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 012 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
dengan Pemberian ASI Eksklusif
Dari tabel di bawah ini yang menghubungkan antara pendapatan responden
dengan pemberian ASI eksklusif menunjukkan bahwa responden dengan
pemberian ASI eksklusif paling banyak dijumpai pada pendapatan sedang
(58,8%) diikuti pendapatan rendah (41,2%) dan tidak dijumpai pada pendapatan
tinggi.
Tabel 5.6.
Hubungan Pendapatan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif
Pendapatan
Ya
Tidak
Pendapatan Rendah
41,2
17
48,0
Pendapatan Sedang
10
58,8
12
44,0
Pendapatan Tinggi
0,0
8,0
Total
17
100,0
33
100,0
x2 = 3,597
df = 2
p = 0,166
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu menyusui yang
mempunyai bayi berusia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Medan Amplas
tahun 2009, diperoleh data yang disebarkan melelui kuesioner kepada 50 orang
menyusui. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan
sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
5.2.1. Hubungan Umur Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
dengan Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa sebagian besar umur ibu
menyusui berada pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 40 orang
(80%) dan sebagian kecil berada pada kelompok umur
20 tahun sebanyak 1
orang (2%).
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Pearson Chi Square antara
umur ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p 0,05
(p=0,371) sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak dijumpai hubungan
yang bermakna secara statistik antara umur ibu menyusui dengan pemberian ASI
eksklusif.
Hal ini bertolak belakang dari penelitian Setiawati (2007), didapatkan
hubungan yang bermakna antara faktor umur ibu dengan nilai p = 0,039 terhadap
praktek menyusui ASI eksklusif. Sehingga ia dapat menyimpulkan bahwa faktor
umur merupakan faktor yang berperan dalam praktek menyusui.
5.2.3. Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 012 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
dengan Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan Tabel 5.4. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
adalah sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu sebanyak 38 orang (76%)
dan hanya sebagian kecil ibu yang bekerja yaitu sebanyak 12 orang (24%).
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Pearson Chi Square antara
pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p 0,05
(p=0,955) sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak dijumpai hubungan
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
yang bermakna secara statistik antara pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian
ASI eksklusif.
Sejalan dengan penelitian Sulistyoningsih (2005), dalam penelitiannya
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku ibu
dalam memberikan ASI. Dan juga terdapat persamaan pada penelitian Al Murhan
(2002), yang menyatakan tidak terdapat hubungan pekerjaan dengan praktik
pemberian ASI eksklusif.
Hal ini bertolak belakang dengan penelitian Rohani (2007), bahwa dalam
penelitiannya didapati hubungan antara pekerjaan terhadap pemberian ASI
eksklusif dengan nilai p=0,012. Hal ini menunjukkan bahwa akan terjadi
penurunan pemberian ASI eksklusif jika disertai peningkatan pekerjaan ibu.
Sedangkan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara pekerjaan terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian di
lapangan menunjukkan bahwa ibu yang bekerja maupun yang tidak bekerja
cenderung tidak memberikan ASI eksklusif. Dalam hal ini mungkin yang
mempengaruhi adalah tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian di atas bahwa seluruh variabel yang
terlibat dalam penelitian ini seperti umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan
ibu menyusui tidak mempunyai hubungan dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini
mungkin dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi ibu dalam
pemberian ASI eksklusif seperti yang dikatakan Widjaya (2004) bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi ibu memberikan ASI adalah kurangnya
informasi tentang manfaat dan keunggulan ASI, kurangnya pengetahuan ibu
tentang upaya mempertahankan kualitas dan kuantitas ASI selama periode
menyusui, merasa kurang modern dan menyusui dianggap cara kuno, takut
kehilangan kecantikan dan tidak disayang oleh suami dan gencarnya iklan
perusahaan susu botol di berbagai media massa.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian Hubungan
Karakteriatik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dapat disimpulkan bahwa:
a. Tingkat pemberian ASI eksklusif ibu menyusui yang mempunyai bayi yang
berusia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Medan Amplas tahun 2009
yaitu sebanyak 17 orang (34%) dari keseluruhan responden.
b. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu menyusui dengan
pemberian ASI eksklusif (p=0,371). Responden yang melakukan pemberian
ASI eksklusif pada bayinya lebih banyak dijumpai pada kelompok umur 20-35
tahun (76,5%) diikuti pada kelompok umur 35 tahun (17,6%) dan kelompok
umur 20 tahun (5,9%).
c. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu
menyusui dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,134). Responden yang
melakukan pemberian ASI eksklusif pada bayinya lebih banyak dijumpai pada
tingkat pendidikan sedang (100%), sedangkan tidak ada dijumpai pada tingkat
pendidikan rendah dan tingkat pendidikan tinggi.
d. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu menyusui
dengan pemberian ASI eksklusif (p= 0,955). Responden yang melakukan
pemberian ASI eksklusif pada bayinya lebih banyak dijumpai pada kelompok
ibu menyusui yang tidak bekerja (76,5%) diikuti kelompok ibu menyusui yang
bekerja (23,5%).
e. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan ibu
menyusui dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,166). Responden yang
melakukan pemberian ASI eksklusif pada bayinya lebih banyak dijumpai pada
tingkat pendapatan sedang (58,8%) diikuti tingkat pendapatan rendah (41,2%)
dan tidak dijumpai pemberian ASI eksklusif pada tingkat pendapatan tinggi.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
6.2. Saran
a. Bagi ibu menyusui
Tingkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan dan jangan
melakukan pemberian makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan.
b. Bagi peneliti
Diharapkan bagi peneliti dimasa yang akan datang agar dapat melakukan
penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
pemberian ASI eksklusif seperti pengetahuan, sikap dan tindakan ibu
menyusui.
c. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Dapat melakukan berbagai penyuluhan-penyuluhan mengenai pemberian ASI
eksklusif di wilayah kerjanya agar ibu-ibu menyusui mengerti manfaat
pemberian ASI eksklusif sehingga dapat meningkatkan jumlah pemberian ASI
eksklusif dari ibu menyusui kepada bayinya.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, D.N., 2007. Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian
ASI
Eksklusif.
Available
http://eprints.undip.ac.id/1034/1/ARTIKEL_ASI.pdf
from:
[
Accessed
19
November 2009 ]
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, 2007. Saatnya Kembali ke Air Susu Ibu (ASI).
Available from: http://aimi-asi.org/2007/09/saatnya-kembali-ke-air-susuibu-asi/. [ Accessed 10 Maret 2009 ]
Cox, S., 2006. Breastfeeding with Confidence - Panduan untuk belajar Menyusui
dengan Percaya Diri. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2005. Buku Saku Cara Menyusui Yang
Benar. Medan.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
Harianja, B.D., 2008. Faktor Penghambat Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif
dan Pendorong Penggunaan Susu Formula di Rumah Sakit Haji Medan
Tahun 2007. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jakarta, 2008. Bedah ASI - Kajian dari
Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
from:
http://arc.ugm.ac.id/files/Abst_(3890-H-2007).pdf.
Litbang
Kesehatan.
Available
from:
http://www.litbang.depkes.go.id/media/index.php?option=content&task=vie
w&id=109. [ Accessed 10 Maret 2009 ]
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
Ramaiah, S., 2006. Manfaat ASI dan Menyusui - Panduan Praktis bagi Ibu
Setelah Melahirkan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Roesli, U., 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
_________, 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Bunda.
Setiawati, M., 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif
Dengan
Praktek
Menyusui.
Available
from:
http://www.lemlit.undip.ac.id/abstrak/content/view/348/272/ . [ Accessed 19
November 2009 ]
Soetjiningsih,1997. ASI: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
Tahun
2005.
Available
from:
http://www.kopertis4.or.id/Pages/data%202007/jurnal/penkes/Faktor%20ya
ng%20......pdf. [ Accessed 19 November 2009 ]
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
Suradi, R., Roesli, U., 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tim Surkesnas, 2001. Laporan Data Susenas 2001: Status Kesehatan, pelayanan
Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan. Badan
Litbang
Kesehatan.
Available
from:
http://www.litbang.depkes.go.id/media/index.php?option=content&task=vie
w&id=109. [ Accessed 10 Maret 2009 ]
Widjaya, 2004. Gizi Tepat untuk Perkembangan Otak dan Kesehatan Balita.
Jakarta: Kawan Pustaka.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
LAMPIRAN I
Nama
Agama
: Islam
Alamat
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pelatihan
Riwayat Organisasi
: 1.
2.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
LAMPIRAN II
KUESIONER
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU MENYUSUI
TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN AMPLAS TAHUN 2009
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN :
1. Nama
: .......................................................................
2. Umur Ibu
: . tahun
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Pendapatan
: (1) 500.000
(2) 500.000 x 1.000.000
(3) 1.000.000 x 2.500.000
(4) 2.500.000 x 5.000.000
(5) 5.000.000
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
LAMPIRAN III
Alamat
Medan,
2009
Peneliti,
Peserta Penelitian,
(.......)
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.
LAMPIRAN IV
MASTER DATA
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Umur
2
2
3
2
2
3
2
2
3
1
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Pendidikan
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
Pekerjaan
2
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
Pendapatan
1
1
1
1
1
2
1
2
2
2
3
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
2
2
1
3
3
2
1
2
1
2
2
1
1
1
2
1
2
1
1
1
2
3
1
2
2
1
2
1
2
Pemberian ASI
2
1
2
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.