Anda di halaman 1dari 55

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU MENYUSUI

TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN AMPLAS TAHUN 2009

Oleh :

KIKI ANGGRITA
060100045

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU MENYUSUI


TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN AMPLAS TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

KIKI ANGGRITA
060100045

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui terhadap Pemberian ASI


Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009

Nama
NIM

: Kiki Anggrita
: 060100045

Pembimbing

Penguji I

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes.)


NIP: 19690609 199903 2 001

(dr. Mustafa Mahmud Amin, Sp.KJ)


NIP: 19780330 200501 1 003

Penguji II

(dr. Donna Partogi, Sp.KK)


NIP: 19720103 200501 2 001

Medan, 02 Desember 2009


Dekan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH)


NIP: 19540220 198011 1 001
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

ABSTRAK

Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk memperoleh


tumbuh kembang bayi yang baik. Karena ASI mengandung semua nutrisi penting
yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya dan mengandung zat antibodi
untuk kekebalan tubuh bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan karakteristik ibu menyusui terhadap pemberian ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Medan Amplas tahun 2009. Metode penelitian ini
bersifat analitik dengan besar sampel sebanyak 50 orang. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Februari sampai November 2009. Instrumen dalam penelitian ini
berupa kuesioner yang berisi karakteristik ibu menyusui dan 7 pertanyaan tentang
pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebanyak
17 orang (34%) ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif. Dan setelah
dilakukan uji analisa statistik dengan menggunakan Pearson Chi Square diketahui
bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik ibu menyusui seperti umur
(p=0,371), pendidikan (p=0,134), pekerjaan (p=0,955), dan pendapatan
(p=0,166) dengan pemberian ASI eksklusif. Dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi ibu menyusui, peneliti dan bagi Puskesmas sehingga dapat
meningkatkan dan memberikan penyuluhan tentang manfaat pemberian ASI
eksklusif.

Kata Kunci: ASI Eksklusif, Karakteristik, Ibu Menyusui, Bayi

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is essentials for a babys optimal growth and


development since breast milk contains all necessary nutrition, including the
antibodies needed to produce early immune system. This research was made to
investigate the correlation between maternal characteristics (age, educational
history, job, and income) and exclusive breastfeeding with Puskesmas Medan
Amplas (2009) as the area of sample. This was an analitic research as a method
and 50 mothers sample. The research dispensed between February and November
2009. As the instrument, questioner about maternal characteristics with additional
7 questions about breastfeeding is used. There were 17 mothers (34%) giving
exclusive breastfeeding to their baby. After being analyzed using Pearson Chi
Square, it could be citated that there were no relationship between maternal
characteristics such as age (p=0,371), educational history (p=0,134), job
(p=0,955), income (p=0,166) and exclusive breastfeeding. Hope this research
could give brighter thought to the mothers, researchers, and Public Medicine
activist to generalize the exclusive breastfeeding habit for the future optimality of
the babies.
Key Words: Exclusive Breastfeeding, Characteristics, Maternal, Baby

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat


dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan
yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu, penulis memilih judul :
Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009.
Penulis selama melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini,
memperoleh bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus terutama
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dalam proses membimbing serta memberi arahan
dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.
3. Bapak dr. Mustafa Mahmud Amin, Sp. KJ, selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan
penulisan karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu dr. Donna Partogi, Sp. KK, selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan masukan-masukan untuk penyempurnaan penulisan karya tulis
ilmiah ini.
5. Seluruh Dosen dan pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara yang untuk semua jasa - jasanya dalam memberikan bantuan selama
perkuliahan.
6. Ibu dr. Hj. Emilia, selaku Kepala Puskesmas Medan Amplas beserta staffnya
yang telah memberikan banyak bantuan dan izin melakukan penelitian di
Puskesmas tersebut.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

7. Kedua orang tua tercinta, Gunawan dan Retno Wulan Ayundari terima kasih
atas kasih sayang, doa, motivasi dan dukungannya secara moril maupun
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
baik.
8. Terima kasih buat abangku tersayang Hendrata Aby Himawan atas doa dan
bantuannya selama ini, semoga pengorbanan kita akan memberikan
kesuksesan di kemudian hari nantinya.
9. Teman-temanku : Zizi, Sari, Magri, Gege, Dora, Dina, Vivi, Rocky, Farihah,
Sofie, Lia, Amy, Evita, Muning dan semua teman-teman seangkatan stambuk
2006 serta yang lainnya yang tidak tersebutkan . Especially for KUTA galz
(Una, Agni, Fanie) terima kasih atas persahabatan dan dukungannya selama
ini kepada penulis.
10. Terima kasih buat specials persons Hamfika Salfiza atas doa, motivasi, dan
perhatiannya dari awal penyusunan karya tulis ilmiah ini hingga selesai.

Penulis menyadari penelitian ini terdapat banyak kekurangan dan penulis


mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini akan bermanfaat bagi semua pihak
demi perkembangan dan kemajuan Civitas Akademika.

Medan, 02 Desember 2009


Penulis

Kiki Anggr ita

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ..

ABSTRAK ..................................................................................................

ii

ABSTRACT ................................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iv

DAFTAR ISI ...

vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN .

1.1. Latar Belakang .

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian .

1.4. Manfaat Penelitian...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..

2.1. ASI ............................................................................................

2.2. Stadium ASI ..............................................................................

2.2.1. ASI Stadium I ..................................................................

2.2.2. ASI Stadium II .................................................................

2.2.3. ASI Stadium III ...............................................................

2.3. Zat Gizi ASI...........

2.3.1. Karbohidrat..............

2.3.2. Protein..............

2.3.3. Lemak ..............

2.3.4. Karnitin ................

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

2.3.5. Vitamin ................

2.3.6. Mineral ............

2.4. ASI Eksklusif .

2.5. Manfaat ASI Eksklusif...........

10

2.5.1. Manfaat bagi Bayi............................................................

10

2.5.2. Manfaat bagi Ibu..............

10

2.5.3. Manfaat bagi Negara............

11

2.6. Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui ..... ......

11

2.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif ..

12

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

14

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

14

3.2. Defenisi Operasional

14

3.3. Hipotesis ..................................................................................

16

BAB 4 METODE PENELITIAN

17

4.1. Rancangan Penelitian ...

17

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

17

4.2.1. Lokasi Penelitian.

17

4.2.2. Waktu Penelitian .

17

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

17

4.3.1. Populasi Penelitian..

17

4.3.2. Sampel Penelitian

17

4.4. Metode Pengumpulan Data ..

18

4.4.1. Data Primer .....................................................................

18

4.4.2. Data Sekunder .................................................................

19

4.5. Metode Analisis Data ...

19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..

20

5.1. Hasil Penelitian .

20

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................

20

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

5.1.2. Karakteristik Responden ............................................

21

5.1.3. Pemberian ASI Eksklusif ................................................

22

5.1.4. Hasil Analisis Statistik ....................................................

23

5.2. Pembahasan ..............................................................................

25

5.2.1. Hubungan Umur Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi


Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian ASI Eksklusif....

26

5.2.2. Hubungan Pendidikan Ibu Menyusui yang Mempunyai

Bayi Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian ASI
Eksklusif ...........................................................................

26

5.2.3. Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui yang Mempunyai

Bayi Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian ASI
Eksklusif ..........................................................................

27

5.2.4. Hubungan Pendapatan Ibu Menyusui yang Mempunyai

Bayi Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian ASI
Eksklusif ...........................................................................

28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

30

6.1. Kesimpulan ................................................................................

30

6.2. Saran ..........................................................................................

31

DAFTAR PUSTAKA ..

32

LAMPIRAN

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.

Definisi Operasional ......

Tabel 5.1.

Distribusi Karakteristik Ibu Menyusui yang Mempunyai

14

Bayi Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas


Medan Amplas Tahun 2009 ...................................................

Tabel 5.2.

22

Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Ibu Menyusui yang


Mempunyai Bayi Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 .................................

Tabel 5.3.

22

Hubungan Umur Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi


Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian ASI Eksklusif .........

Tabel 5.4.

23

Hubungan Pendidikan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi


Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian ASI Eksklusif .........

Tabel 5.5.

24

Hubungan Pendidikan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi


Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian ASI Eksklusif.........

Tabel 5.6.

24

Hubungan Pendapatan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi


Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan
Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian ASI Eksklusif ..........

25

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Karakteristik Ibu


Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009

14

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

DAFTAR SINGKATAN

ARA

: Asam Arakidonat

ASI

: Air Susu Ibu

DHA

: Asam Dokosaheksonik

KB

: Keluarga Berencana

SDKI

: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

SDM

: Sumber Daya Manusia

Surkesnas

: Survei Kesehatan Nasional

WHA

: World Health Assembly

WHO

: World Health Organization

SDKI

: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

SDM

: Sumber Daya Manusia

Surkesnas

: Survei Kesehatan Nasional

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN II

Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN III

Surat Persetujuan Peserta Penelitian

LAMPIRAN IV

Master Data Penelitian

LAMPIRAN V

Surat Izin Melakukan Penelitian

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dimulai sejak masa
hamil, bayi, anak sekolah, dewasa, sampai usia lanjut atau yang dikenal dengan
pendekatan siklus kehidupan. Setiap tahap dari siklus tersebut, manusia
menghadapi masalah gizi yang berbeda yang harus diatasi dengan cepat dan tepat
waktu. Salah satu upaya untuk memperoleh tumbuh kembang yang baik adalah
dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif sampai bayi berusia 6
bulan, selanjutnya pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur 24 bulan.
Oleh karena itu, menyiapkan dan mengajarkan ibu agar dapat memberikan ASI
dengan benar merupakan bagian dari upaya peningkatan SDM. Karena bayi dan
anak lebih sehat sehingga akan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi,
sekaligus meningkatkan kualitas SDM yang bersangkutan (Depkes RI, 2005).
Salah satu pengalaman yang berharga yang dialami ibu dan bayi adalah
menyusui ASI secara eksklusif. Sayangnya tidak semua ibu menyadari akan
pentingnya pemberian ASI eksklusif tersebut. ASI mengandung semua nutrisi
penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, disamping itu juga
mengandung antibodi yang akan membantu bayi membangun sistem kekebalan
tubuh dalam masa pertumbuhannya. Pemberian ASI eksklusif juga dapat
menciptakan ikatan psikologis dan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi.
Dalam era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi
kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sehingga
pemberian ASI Eksklusif mungkin tidak tercapai (Mardiati, 2008).
Hak bayi mendapat ASI diartikan mendapat ASI sesuai dengan resolusi
World Health Assembly (WHA) tahun 2001, yaitu bayi mendapat ASI eksklusif
sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya diberikan MP-ASI dan pemberian ASI
diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih (IDAI Cab. DKI Jakarta, 2008).
Praktek

pemberian

ASI

di

negara

berkembang

telah

berhasil

menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan. Atas
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

dasar tersebut World Health Organization ( WHO ) merekomendasikan untuk


hanya memberikan ASI sampai bayi 6 bulan. Setiap tahunnya lebih dari 25.000
bayi di Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dari
kematian dengan pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan penelitian WHO (2000) di enam negara berkembang, risiko
kematian bayi antara usia 9 12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak
disusui, untuk bayi berusia di bawah dua bulan, angka kematian ini meningkat
menjadi 48% (Roesli, 2008).
Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak
13%. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat 6 bulan dan jumlah yang
tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 6% sehingga pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan dengan pemberian ASI sampai lebih 2 tahun
bersama makanan pendamping ASI yang tepat dapat mencegah kematian balita
sebanyak 19% (Suradi, 2008).
Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1994
dan 1997 dilaporkan bahwa ibu - ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya dibawah 4 bulan baru mencapai 47% dan 52%. Angka ini jauh dari target
yang harus dicapai dalam Repelita VI yaitu sebesar 80%. Untuk mencapai target
ini perlu usaha yang keras melalui penyuluhan kepada masyarakat luas
(Purnamawati, 2003).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997
dan 2002, lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya. Tapi, jumlah ibu yang
menyusui dalam 1 jam pertama, cenderung menurun 8% pada tahun 1997 menjadi
3,7% pada tahun 2002. Cakupan ASI eksklusif 6 bulan juga menurun dari 42,4%
pada tahun 1997 menjadi 39,5% pada tahun 2002 (AIMI, 2005).
Pemberian ASI eksklusif pada bayi umur kurang 4 bulan 49,2 %. Pemberian
ASI eksklusif di daerah perkotaan lebih rendah 44,3% dibandingkan pedesaan
52,9%. Ibu - ibu di Jawa Bali lebih rendah memberikan ASI eksklusif dibanding
kawasan lainnya yaitu 44 % sedangkan di Kawasan Timur Indonesia 60 % dan di
Sumatera 55 % (Tim Surkesnas, 2001).

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

Proporsi pemberian ASI pada bayi kelompok usia 0 bulan 73,1 %, 1 bulan
55,5 %, 2 bulan 43 %, 3 bulan 36 %, dan kelompok usia 4 bulan 16,7 %. Dengan
bertambahnya usia bayi terjadi penurunan pola pemberian ASI sebesar 1,3 kali
atau sebesar 77,2 %. Hal ini memberikan adanya hubungan antara pemberian ASI
dengan sosial ekonomi ibu dimana ibu mempunyai sosial ekonomi rendah
mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibanding ibu dengan sosial
ekonomi tinggi. Bertambahnya pendapatan keluarga atau status sosial yang tinggi
serta lapangan pekerjaan bagi perempuan berhubungan dengan pemberian susu
botol. Artinya mengurangi kemungkinan untuk menyusui bayi dalam waktu yang
lama (Purnamawati, 2003).
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan masih rendahnya

tingkat

pemberian ASI eksklusif oleh ibu pada bayinya. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI
eksklusif. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk lebih mengetahui dan memahami
bagaimana tingkat pemberian ASI eksklusif yang diberikan oleh ibu pada bayinya,
maka peneliti mencoba membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul
Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana hubungan
karakteristik ibu menyusui terhadap pemberian ASI eksklusif.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu menyusui terhadap
pemberian ASI eksklusif.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui hubungan faktor umur ibu terhadap pemberian ASI
eksklusif.
2. Untuk

mengetahui hubungan faktor pendidikan ibu

terhadap

pemberian ASI eksklusif.


3. Untuk mengetahui hubungan faktor pekerjaan ibu terhadap pemberian
ASI eksklusif.
4. Untuk mengetahui hubungan faktor pendapatan ibu terhadap
pemberian ASI eksklusif.
5. Untuk mengetahui prevalensi pemberian ASI eksklusif terhadap
karakteristik ibu.

1.4.

Manfaat Penelitian
1. Untuk pengembangan wawasan bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitian.
2. Untuk dijadikan bahan masukan bagi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
3. Untuk memberikan informasi kepada petugas kesehatan di Puskesmas
tentang pelaksanaan pemberian ASI eksklusif.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ASI
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam
organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu yang berguna
sebagai makanan yang utama bagi bayi (Roesli, 2000).
ASI mengandung nutrisi, hormon,unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti
alergi, serta anti infalamasi. Sehingga ASI merupakan makanan yang mencukupi
seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual
(Purwanti, 2004).

2.2. Stadium ASI (Purwanti, 2004)


2.2.1. ASI Stadium I
ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama
disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. setelah
persalinan komposisi kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna
kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.
Kolostrum merupakan pencahar yang membersihkan mekonium sehingga mukosa
usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini
meneyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan
feses berwarna hitam.
Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi
bayi saat kondisinya masih lemah. Kandungan protein dalam kolostrum lebih
tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur. Jenis protein
globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat ataupun padat sehingga
bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum.
Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lisotin sehingga
bayi sejak dini sudah terlatih mengolah kolesterol. Kandungan hidrat arang
kolostrum lebih rendah dinbandingkan susu matur akibat dari aktivitas bayi pada
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

3 hari pertama masih sedikit dan tidak memerlukan banyak kalori. Total kalori
kolostrum hanya 58 kal/100 ml kolostrum.

2.2.2. ASI Stadium II


ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4
sampai hari ke-10. Komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat
arang makin tinggi, dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini
merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah
beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil
begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh
karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam
makanan ibu.

2.2.3. ASI Stadium III


ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10
sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah
disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan,
bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI.

2.3. Zat Gizi ASI


2.3.1. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah
satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2
kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan pada susu sapi. Namun demikian
angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa
(intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini
disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibandingkan laktosa susu
sapi. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya
meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan).
Sesudah melewati masa ini maka kadar kabohidrat ASI relatif stabil (IDAI
Cab.DKI Jakarta, 2008).
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

2.3.2. Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan
protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri
dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein
whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak
mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah
protein casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang
mengandung jumlah ini lebih tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin
yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat pada susu sapi tidak terdapat
dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial
menyebabkan alergi.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik
yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding
dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping
itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik disbanding susu sapi. Nukleotida ini
mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus,
merangsang pertumbuhan bakteri baik yang di dalam usus, dan meningkatkan
penyerapan besi dan daya tahan tubuh (IDAI Cab.DKI Jakarta, 2008).

2.3.3. Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi. Kadar
lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat
selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang
ditemukan dalam ASI dan susu sapi. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan
pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI
banyak mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam
dokosaheksonik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap
perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang
dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti
yang kita ketahui konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah banyak dan lama
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah (IDAI Cab.DKI Jakarta,
2008).

2.3.4. Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang
diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar
karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam
kolostrum kadar karnitin lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang
mendapat ASI lebih tinggi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula
(IDAI Cab,DKI Jakarta, 2008).

2.3.5. Vitamin
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai
faktor pembekuan. Vitamin D untuk mencegah bayi menderita penyakit tulang.
Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata dan juga untuk mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan (IDAI Cab.DKI Jakarta,
2008).

2.3.6. Mineral
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang
mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi
jaringan saraf dan pembekuan darah. Kandungan zat besi di dalam ASI lebih
mudah siserap yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4-7% pada susu formula.
Sehingga bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko lebih kecil untuk mengalami
kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Mineral
zink dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak membantu
berbagai proses metabolisme di dalam tubuh (IDAI Cab.DKI Jakarta, 2008).

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

2.4. ASI Eksklusif


Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan tetapi bila memungkinkan sampai 6 bulan. Setelah bayi
berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan
ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih dari 2 tahun.
Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi
hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini
sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI
bersama-sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan.
Berdasarkan hal-hal di atas, WHO/UNICEF membuat deklarasi yang
dikenal dengan Deklarasi Innocenti. Deklarasi yang dilahirkan di Innocenti, Italia
tahun 1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan memberi
dukungan pada pemberian ASI. Deklarasi yang juga ditandatangani Indonesia ini
memuat hal-hal berikut.
Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan
bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan semua
bayi diberi ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia 4-6 bulan. Setelah berumur 46 bulan, bayi diberi makanan pendamping yang benar dan tepat, sedangkan ASI
tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian makanan untuk bayi
yang ideal seperti ini dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian serta
dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif.
Pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF memberikan
klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif.
Rekomendasi terbaru UNICEF bersama WHA dan banyak negara lainnya adalah
menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Roesli,
2005).

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

2.5. Manfaat ASI Eksklusif


2.5.1. Manfaat bagi Bayi
Adapun manfaat ASI eksklusif bagi bayi (Roesli, 2005), yaitu :
a. ASI sebagai nutrisi dimana ASI sebagai makanan tunggal untuk
memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena mengandung berbagai zat
anti kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga mengurangi
terjadinya mencret, sakit telinga dan infeksi saluran pernafasan serta
terjadinya serangan alergi.
c. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan karena mengandung asam lemak
yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI eksklusif
potensial lebih pandai.
d. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang sehingga dapat
menunjang

perkembangan

kepribadian,

kecerdasan

emosional,

kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik.

2.5.2. Manfaat bagi Ibu


Adapun manfaat ASI eksklusif bagi ibu bila memberikan ASI eksklusif
(Roesli, 2005), yaitu :
a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan karena pada ibu menyusui
terjadi

peningkatan

kadar

oksitosin

yang

berguna

juga

untuk

konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat


berhenti.
b. Mengurangi terjadinya anemia akibat kekurangan zat besi karena menyusui
mengurangi perdarahan.
c. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan cara kontrasepsi
yang aman, murah dan cukup berhasil.
d. Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat
membantu rahim ke ukuran sebelum hamil.
e. Lebih cepat langsing kembali karena menyusui membutuhkan energi maka
tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker.


g. Lebih ekonomis dan murah karena dapat menghemat pengeluaran untuk
susu formula, perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan susu
formula.
h. Tidak merepotkan dan hemat waktu karena ASI dapat diberikan segera tanpa
harus menyiapkan atau memasak air.
i. Portabel dan praktis karena mudah dibawa kemana-mana sehingga saat
bepergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk menyusui.
j. Memberi ibu kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam
karena telah berhasil memberikan ASI eksklusif.

2.5.3. Manfaat bagi Negara


Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran Negara karena halhal berikut ini (Roesli, 2005):
a. Penghematan devisa untuk pembelian susu

formula, perlengkapan

menyusui, serta biaya menyiapkan susu.


b. Penghematan biaya rumah sakit terutama sakit muntah-mencret dan penyakit
saluran pernafasan.
c. Penghematan obat-obatan, tenaga dan sarana kesehatan.
d. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk
membangun Negara.
e. Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan
terjadinya genereasi yang hilang khususnya bagi Indonesia.

2.6.

Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui


Langkah-langkah yang terpenting dalam persiapan keberhasilan menyusui

secara eksklusif menurut Departemen Keseharan RI (2005) adalah sebagai


berikut:
1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang menyusui.
2. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan


penatalaksanaannya,

melalui

unit

rawat

jalan

kebidanan

dengan

memberikan penyuluhan: manfaat ibu hamil, KB, senam hamil dan senam
payudara.
4. Membantu ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah
melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat
narkose umum, bayi disusui setelah ibu sadar.
5. Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara
mempertahankannya, melalui penyuluhan yang dilakukan di ruang
perawatan.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi
baru lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung yang merupakan tanggung jawab bersama
antara dokter, bidan, perawat, dan ibu.
8. Memberikan ASI kepada bayi tanpa jadwal.
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi.
10. Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ibu
menyusui, seperti adanya Pojok Laktasi yang memantau kesehatan ibu
nifas dan bayi, payudara,dll.

2.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif


Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak
berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini. Berbagai alasan dan
kendala ibu untuk tidak menyusui terutama secara eksklusif, yaitu:
1. Produksi ASI yang kurang.
2. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar.
3. Bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding (pemberian makanan selain
ASI pada hari-hari pertama kelahiran).
4. Kelainan ibu, seperti puting ibu lecet, puting ibu terbenam, payudara
bengkak, mastitis, abses.
5. Kelainan bayi, seperti bayi sakit, abnormalitas bayi.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

6. Ibu hamil lagi padahal masih menyusui.


7. Ibu yang bekerja.
8. Adanya anggapan bahwa susu formula lebih praktis.
9. Banyaknya iklan-iklan yang menyesatkan dari berbagai produk susu formula
ataupun makanan bayi.
(IDAI Cab. DKI Jakarta, 2008; Roesli, 2005)

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1.

Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah:


KARAKTERISTIK IBU:
-

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Pendapatan

Gambar 1.

3.2.

Pemberian ASI Eksklusif

Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Karakteristik Ibu


Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009.

Definisi Operasional
Variabel bebas ( independen ) dalam penelitian ini adalah karakteristik ibu

(umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan).


Variabel terikat ( dependen ) dalam penelitian ini adalah pemberian ASI
eksklusif.
Tabel 3.1.
N

Definisi Operasional

Variabel

O
1. Umur

Definisi

Cara Alat

Hasil

Skala

Operasional

Ukur Ukur

Ukur

Ukur

Lama waktu perjalanan Wa-

Kue- - 20 tahun

hidup

sio-

- 20 35 tahun

ner

- 35 tahun

ibu

dimulai

menyusui wan-

dari

sejak cara

dilahirkan

sampai

sekarang,

yang

dinyatakan

Ordinal

dalam

satuan tahun

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

2. Pendidikan pendidikan formal yang Wa-

Kue- - pendidikan rendah:

pernah diikuti oleh ibu wan-

sio-

Tidak bersekolah & SD.

menyusui, yang terdiri cara

ner

- pendidikan sedang:

dari tingkat SD, SLTP,

SMP dan SMA

SMA, D3, dan S1

- pendidikan tinggi:

Ordinal

Diploma dan sarjana


3. Pekerjaan Kegiatan

yang

ibu Wa-

Kue- - tidak bekerja:

menyusui lakukan yang wan-

sio-

ibu rumah tangga

dapat

ner

- bekerja:

menghasilkan cara

pendapatan

Pegawai negeri,

untuk

memenuhi

Nominal

kebutuhan

wiraswasta, pedagang,dll.

hidup
4. Pendapatan Keuangan

keluarga Wa-

yang dihasilkan anggota wanuntuk cara

keluarga
memenuhi

Kue- - pendapatan rendah:


sio-

500.000 dan

ner

500.000 x 1.000.000

kebutuhan

Ordinal

- pendapatan sedang:
1.000.000 x 2.500.000

hidup sehari-hari

- pendapatan tinggi:
2.500.000 x 5.000.000
dan 5.000.000
5. Pemberian Tindakan

yang Wa-

Kue- - ya

ASI

dilakukan ibu menyusui wan-

sio-

Eksklusif

apakah

ner

memberikan cara

Nominal

- tidak

ASI atau tidak secara


eksklusif,
cairan

tanpa

atau

ada

makanan

lain selain ASI sampai


usia 6 bulan

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

3.3.

Hipotesis
Adanya hubungan antara karakteristik ibu (umur, pendidikan, pekerjaan

dan pendapatan) terhadap pemberian ASI eksklusif.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1.

Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan cross sectional study yang bersifat analitik untuk

mengetahui hubungan karakteristik ibu menyusui terhadap pemberian ASI


eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Medan Amplas tahun 2009.

4.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian


Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Medan Amplas yaitu
di 2 kelurahan antara lain Kelurahan Harjosari I dan Kelurahan Siti Rejo II yang
berada di Kecamatan Medan Amplas, Medan.

4.2.2. Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan yaitu mulai bulan Februari
sampai November 2009.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian


4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi berusia
0 12 bulan di 2 Kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Amplas yaitu
Kelurahan Harjosari I sebanyak 572 orang dan di Kelurahan Siti Rejo II sebanyak
228 orang. Jadi, total populasi pada penelitian ini berjumlah 800 orang.

4.3.2. Sampel Penelitian


Sampel penelitian ini diambil dari sebagian populasi yang memenuhi
kriteria inklusi yaitu ibu ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0 12 bulan
di wilayah kerja Puskesmas Medan Amplas yang bersedia mengikuti penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusinya yaitu ibu ibu yang tidak bersedia dalam
mengikut i penelitian atau yang menarik diri dari penelitian.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan systematic


random sampling. Pada teknik ini ditentukan bahwa dari seluruh subjek yang
dapat dipilih, setiap subjek nomor urut genap

akan dipilih sebagai sampel.

Besarnya populasi adalah 800 orang. Menurut Sastroasmoro (2008), jumlah


sampel yang digunakan sebagai subjek penelitian ini dihitung dengan rumus:
N.Z2 1 / 2p.(1 p)____

n=

(N 1)d2 + Z2 1 / 2p.(1 p)
Keterangan:
N

: besar populasi

: besar sampel

: kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

: harga proporsi di populasi

Z1/2 : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu


800.1,96. (0,5)(0,5)____

n=

(799)(0,01) + (1,96)(0,5)(0,5)

n = 46

Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel penelitian ini adalah 46


orang atau yang akurat adalah 50 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data


4.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan
kuesioner yang diberikan kepada responden yang berisi daftar pertanyaan serta
jawaban yang telah disiapkan.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

4.4.2. Data Sekunder


Data sekunder penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Medan Amplas dan
Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara

4.5.

Metode Pengolahan dan Analisa Data


Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing

yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta
memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Tahap kedua
coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk
mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga entry yaitu
memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan
menggunakan program SPSS versi 16.0. Tahap keempat adalah melakukan
cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui
adanya kesalahan atau tidak. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dengan menggunakan perhitungan statistik ( Uji Chi Square ).

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian


Hasil penelitian yang berjudul Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui
terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas
Tahun 2009, diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada 50 ibu yang
mempunyai bayi berusia 0-12 bulan dan dilakukan wawancara secara langsung
dengan menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian ini dapat disajikan sebagai
berikut:

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian


Puskesmas Medan Amplas merupakan Puskesmas yang terletak di
Kecamatan Medan Amplas, yang merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Medan, Sumatera Utara. Adapun batas-batas wilayah kecamatan Medan Amplas
adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara

: berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota dan Denai

Sebelah Selatan

: berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Timur

: berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Barat

: berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor

Luas wilayah kecamatan Medan Amplas adalah 14,58 km2 yang terdiri dari
7 kelurahan. Adapun penelitian ini dilakukan di dua wilayah kerja Puskesmas
Medan Amplas yaitu kelurahan Harjosari I dan kelurahan Siti Rejo II. Jumlah
penduduk yang tercatat pada tahun 2002 adalah 94.012 jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 8.401 jiwa/km2.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

5.1.2. Karakteristik Responden


Berdasarkan karakteristik distribusi ibu menyusui yang mempunyai bayi
berusia 0-12 bulan, ibu menyusui yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 50 orang dan dibagi menjadi 3 kelompok umur yaitu umur
20 tahun,
20-35 tahun dan 3 5 tahun.. Dari Tabel 5 .1 . d ap at dik etahui sebaran k asus
menurut umur bahwa sebagian besar berada pada kelompok berumur 20-35 tahun
yaitu sebanyak 40 orang (80%), sedangkan kelompok umur responden yang
paling sedikit terdapat pada kelompok 20 tahun yaitu sebanyak 1 orang (2%).
Responden dibagi atas tiga tingkat pendidikan yaitu pendidikan rendah,
pendidikan sedang, dan pendidikan tinggi. Berdasarkan Tabel 5.1. dapat diketahui
bahwa tingkat pendidikan responden paling banyak adalah pada tingkat
pendidikan sedang yaitu sebanyak 46 orang (92%), sedangkan tingkat pendidikan
responden paling sedikit adalah pada tingkat pendidikan tinggi yaitu sebanyak 4
orang (8%), dan tidak ada responden yang berada tingkat pendidikan rendah.
Berdasarkan pekerjaan, responden dalam penelitian ini dibagi dalam dua
kelompok yaitu tidak bekerja dan bekerja. Berdasarkan hal tersebut diperoleh
bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar sebagai ibu rumah tangga
(tidak bekerja) yaitu sebanyak 38 orang (76%), sedangkan yang bekerja hanya
sedikit yaitu sebanyak 12 orang (24%).
Berdasarkan tingkat pendapatan responden dibagi atas

tiga tingkat

pendapatan yaitu pendapatan rendah, pendapatan sedang dan pendapatan tinggi.


Dari sebaran kasus dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada
tingkat pendapatan rendah yaitu sebanyak 24 orang (48%), sedangkan yang paling
sedikit yaitu pada tingkat pendapatan tinggi yaitu sebanyak 4 orang (8%). Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

Tabel 5.1.
Distribusi Karakteristik Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
Karakteristik
Umur
20 tahun
20-35 tahun
35 tahun
Pendidikan
Pendidikan Rendah
Pendidikan Sedang
Pendidikan Tinggi
Pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja
Pendapatan
Pendapatan Rendah
Pendapatan Sedang
Pendapatan Tinggi
Jumlah

Frekuensi (n)

Persen (%)

1
40
9

2,0
80,0
18,0

0
46
4

0,0
92,0
8,0

38
12

76,0
24,0

24
22
4
50

48,0
44,0
8,0
100,0

5.1.2. Pemberian ASI Eksklusif


Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pemberian ASI ekskusif ibu
menyusui yang mempunyai bayi berusia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Medan Amplas tahun 2009 yaitu sebanyak 17 orang (34%) dari responden yang
berjumlah 50 orang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2.
Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi
Berusia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
Pemberian ASI Eksklusif

Frekuensi (n)

Persen (%)

Ya

17

34,0

Tidak

33

66,0

Total

50

100,0

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

5.1.3. Hasil Analisa Statistik


a. Hubungan Umur Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Dari tabel di bawah ini yang menghubungkan antara umur responden dengan
pemberian ASI eksklusif menunjukkan bahwa responden dengan pemberian ASI
eksklusif paling banyak dijumpai pada kelompok umur 20-35 tahun (76,5%)
diikuti pada kelompok umur 35 tahun (17,6%) dan kelompok umur 20 tahun
(5,9%).
Tabel 5.3.
Hubungan Umur Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan Pemberian
ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif
Umur

Ya

Tidak

20 tahun

5,9

0,0

20-35 tahun

13

76,5

27

81,8

35 tahun

17,6

18,2

Total

17

100,0

33

100,0

x2 = 1,983

df = 2

p = 0,371

b. Hubungan Pendidikan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12


Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Dari tabel yang disajikan di bawah ini yang menghubungkan antara
pendidikan responden dengan pemberian ASI eksklusif menunjukkan bahwa
responden dengan pemberian ASI eksklusif paling banyak dijumpai pada
pendidikan sedang (100%), sedangkan tidak ada dijumpai pada pendidikan rendah
dan pendidikan tinggi.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

Tabel 5.4.
Hubungan Pendidikan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif
Pendidikan

Ya

Tidak

Pendidikan Sedang

17

100,0

29

87,9

Pendidikan Tinggi

0,0

12,1

Total

17

100,0

33

100,0

x2 = 2,240

df = 1

p = 0,134

c. Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12


Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Dari tabel di bawah ini yang menghubungkan antara pekerjaan responden
dengan pemberian ASI eksklusif menunjukkan bahwa responden dengan
pemberian ASI eksklusif paling banyak dijumpai pada kelompok ibu menyusui
yang tidak bekerja (76,5%) diikuti kelompok ibu menyusui yang bekerja (23,5%).
Tabel 5.5.
Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif
Pekerjaan

Ya

Tidak

Tidak Bekerja

13

76,5

25

75,8

Bekerja

23,5

24,2

Total

17

100,0

33

100,0

x2 = 0,003

df = 1

p = 0,955

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

d. Hubungan Pendapatan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 012 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
dengan Pemberian ASI Eksklusif
Dari tabel di bawah ini yang menghubungkan antara pendapatan responden
dengan pemberian ASI eksklusif menunjukkan bahwa responden dengan
pemberian ASI eksklusif paling banyak dijumpai pada pendapatan sedang
(58,8%) diikuti pendapatan rendah (41,2%) dan tidak dijumpai pada pendapatan
tinggi.
Tabel 5.6.
Hubungan Pendapatan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dengan
Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif
Pendapatan

Ya

Tidak

Pendapatan Rendah

41,2

17

48,0

Pendapatan Sedang

10

58,8

12

44,0

Pendapatan Tinggi

0,0

8,0

Total

17

100,0

33

100,0

x2 = 3,597

df = 2

p = 0,166

5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu menyusui yang
mempunyai bayi berusia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Medan Amplas
tahun 2009, diperoleh data yang disebarkan melelui kuesioner kepada 50 orang
menyusui. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan
sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

5.2.1. Hubungan Umur Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
dengan Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa sebagian besar umur ibu
menyusui berada pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 40 orang
(80%) dan sebagian kecil berada pada kelompok umur
20 tahun sebanyak 1
orang (2%).
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Pearson Chi Square antara
umur ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p 0,05
(p=0,371) sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak dijumpai hubungan
yang bermakna secara statistik antara umur ibu menyusui dengan pemberian ASI
eksklusif.
Hal ini bertolak belakang dari penelitian Setiawati (2007), didapatkan
hubungan yang bermakna antara faktor umur ibu dengan nilai p = 0,039 terhadap
praktek menyusui ASI eksklusif. Sehingga ia dapat menyimpulkan bahwa faktor
umur merupakan faktor yang berperan dalam praktek menyusui.

5.2.2. Hubungan Pendidikan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia


0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
dengan Pemberian ASI Eksklusif
Pada Tabel 5.3. dapat diamati bahwa sebagian besar tingkat pendidikan
ibu menyusui berada pada tingkat pendidikan sedang yaitu sebanyak 46 orang
(92%) dan sebagian kecil pada tingkat pendidikan tinggi sebanyak 4 orang (8%).
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Pearson Chi Square antara
pendidikan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p 0,05
(p=0,134) sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak dijumpai hubungan
yang bermakna secara statistik antara pendidikan ibu menyusui dengan pemberian
ASI eksklusif.
Dalam penelitian menurut Afifah (2007), ibu menyusui yang berada pada
tingkat pendidikan rendah lebih mau mengikuti anjuran pemerintah dan mau
meninggalkan kebiasaan yang dapat membahayakan kesehatan anaknya dalam
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

pemberian ASI eksklusif. Terdapat persamaan pada penelitian Wahyuni (1998)


bahwa diketahui ibu yang mempunyai pendidikan rendah mempunyai praktek
menyusui yang lebih baik.
Sedangkan menurut peneilitan Mardeyanti (2007) didapati hasil yang
bertolak belakang yaitu dalam penelitiannya didapati hubungan antara pendidikan
ibu menyusui terhadap pemberian ASI eksklusif dengan p = 0,03. Dan ia
menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang rendah meningkatkan risiko
ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif.
Al Murhan (2002) dalam hasil penelitiannya juga menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif
yaitu dengan nilai p = 0,001.
Pendidikan bertujuan untuk mengubah pengetahuan/pengertian, pendapat
dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah
laku/kebiasaan yang baru pada pendidikan rendah serta meningkatkan
pengetahuan yang cukup/kurang bagi masyarakat yang masih memakai adat
istiadat lama (Notoatmodjo, 2005).
Menurut penelitian Sulistyoningsih (2005) juga didapati hubungan yang
bermakna antara pendidikan ibu menyusui dengan perilaku pemberian ASI. Hal
ini mungkin dikaitan dengan pengetahuan dan sikap ibu, semakin rendah tingkat
pendidikannya maka semakin kurang pengetahuan dan sikap ibu menyusui dalam
pemberian ASI eksklusif sehingga cenderung tidak memberikan ASI eksklusif.

5.2.3. Hubungan Pekerjaan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia 012 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
dengan Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan Tabel 5.4. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
adalah sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu sebanyak 38 orang (76%)
dan hanya sebagian kecil ibu yang bekerja yaitu sebanyak 12 orang (24%).
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Pearson Chi Square antara
pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p 0,05
(p=0,955) sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak dijumpai hubungan
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

yang bermakna secara statistik antara pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian
ASI eksklusif.
Sejalan dengan penelitian Sulistyoningsih (2005), dalam penelitiannya
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku ibu
dalam memberikan ASI. Dan juga terdapat persamaan pada penelitian Al Murhan
(2002), yang menyatakan tidak terdapat hubungan pekerjaan dengan praktik
pemberian ASI eksklusif.
Hal ini bertolak belakang dengan penelitian Rohani (2007), bahwa dalam
penelitiannya didapati hubungan antara pekerjaan terhadap pemberian ASI
eksklusif dengan nilai p=0,012. Hal ini menunjukkan bahwa akan terjadi
penurunan pemberian ASI eksklusif jika disertai peningkatan pekerjaan ibu.
Sedangkan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara pekerjaan terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian di
lapangan menunjukkan bahwa ibu yang bekerja maupun yang tidak bekerja
cenderung tidak memberikan ASI eksklusif. Dalam hal ini mungkin yang
mempengaruhi adalah tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif.

5.2.4. Hubungan Pendapatan Ibu Menyusui yang Mempunyai Bayi Berusia


0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009
dengan Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan Tabel 5.6. dapat diamati bahwa sebagian besar responden
berada pada tingkat pendapatan rendah yaitu sebanyak 24 orang (48%) dan hanya
sebagian kecil yang berada pada tingkat pendapatan tinggi yaitu sebanyak 4 orang
(8%).
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Pearson Chi Square antara
pendapatan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p
0,05 (p=0,166) sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak dijumpai
hubungan yang bermakna secara statistik antara pendapatan ibu menyusui dengan
pemberian ASI eksklusif.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

Sejalan dengan penelitian Wahyuni (1998) bahwa tidak terdapat hubungan


yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan praktek pemberian ASI
eksklusif dengan nilai p=0,306.
Menurut penelitian Afifah (2007) faktor pendapatan sangat mendukung
pemberian ASI eksklusif, keluarga dengan pendapatan yang rendah cenderung
melakukan pemberian ASI eksklusif.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara pendapatan dengan pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian
di lapangan responden yang memiliki pendapatan tinggi mempunyai praktek
pemberian ASI eksklusif yang kurang baik dan responden yang memiliki
pendapatan rendah mempunyai pemberian ASI eksklusif yang baik. Hal ini
dikarenakan tingkat ekonomi yang baik mendorong kepercayaan ibu untuk
memberikan makanan pendamping atau makanan pengganti ASI, sedangkan bagi
ibu dengan tingkat ekonomi rendah harus mengubah pengeluarannya bila ingin
membeli makanan pendamping atau makanan pengganti ASI.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian di atas bahwa seluruh variabel yang
terlibat dalam penelitian ini seperti umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan
ibu menyusui tidak mempunyai hubungan dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini
mungkin dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi ibu dalam
pemberian ASI eksklusif seperti yang dikatakan Widjaya (2004) bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi ibu memberikan ASI adalah kurangnya
informasi tentang manfaat dan keunggulan ASI, kurangnya pengetahuan ibu
tentang upaya mempertahankan kualitas dan kuantitas ASI selama periode
menyusui, merasa kurang modern dan menyusui dianggap cara kuno, takut
kehilangan kecantikan dan tidak disayang oleh suami dan gencarnya iklan
perusahaan susu botol di berbagai media massa.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian Hubungan
Karakteriatik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009 dapat disimpulkan bahwa:
a. Tingkat pemberian ASI eksklusif ibu menyusui yang mempunyai bayi yang
berusia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Medan Amplas tahun 2009
yaitu sebanyak 17 orang (34%) dari keseluruhan responden.
b. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu menyusui dengan
pemberian ASI eksklusif (p=0,371). Responden yang melakukan pemberian
ASI eksklusif pada bayinya lebih banyak dijumpai pada kelompok umur 20-35
tahun (76,5%) diikuti pada kelompok umur 35 tahun (17,6%) dan kelompok
umur 20 tahun (5,9%).
c. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu
menyusui dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,134). Responden yang
melakukan pemberian ASI eksklusif pada bayinya lebih banyak dijumpai pada
tingkat pendidikan sedang (100%), sedangkan tidak ada dijumpai pada tingkat
pendidikan rendah dan tingkat pendidikan tinggi.
d. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu menyusui
dengan pemberian ASI eksklusif (p= 0,955). Responden yang melakukan
pemberian ASI eksklusif pada bayinya lebih banyak dijumpai pada kelompok
ibu menyusui yang tidak bekerja (76,5%) diikuti kelompok ibu menyusui yang
bekerja (23,5%).
e. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan ibu
menyusui dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,166). Responden yang
melakukan pemberian ASI eksklusif pada bayinya lebih banyak dijumpai pada
tingkat pendapatan sedang (58,8%) diikuti tingkat pendapatan rendah (41,2%)
dan tidak dijumpai pemberian ASI eksklusif pada tingkat pendapatan tinggi.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

6.2. Saran
a. Bagi ibu menyusui
Tingkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 0-6 bulan dan jangan
melakukan pemberian makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan.
b. Bagi peneliti
Diharapkan bagi peneliti dimasa yang akan datang agar dapat melakukan
penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
pemberian ASI eksklusif seperti pengetahuan, sikap dan tindakan ibu
menyusui.
c. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Dapat melakukan berbagai penyuluhan-penyuluhan mengenai pemberian ASI
eksklusif di wilayah kerjanya agar ibu-ibu menyusui mengerti manfaat
pemberian ASI eksklusif sehingga dapat meningkatkan jumlah pemberian ASI
eksklusif dari ibu menyusui kepada bayinya.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, D.N., 2007. Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian
ASI

Eksklusif.

Available

http://eprints.undip.ac.id/1034/1/ARTIKEL_ASI.pdf

from:
[

Accessed

19

November 2009 ]

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, 2007. Saatnya Kembali ke Air Susu Ibu (ASI).
Available from: http://aimi-asi.org/2007/09/saatnya-kembali-ke-air-susuibu-asi/. [ Accessed 10 Maret 2009 ]

Al Murhan, 2002. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Ibu


Menyusui Dengan Pemberian Asi Ekslusif Di Desa Sukamaju Kecamatan
Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara Tahun 2002. Skripsi. Available
from: http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=1915 .
[ Accessed 19 November 2009 ]

Cox, S., 2006. Breastfeeding with Confidence - Panduan untuk belajar Menyusui
dengan Percaya Diri. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jendral


Bina Kesehatan Masyarakat. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, USAID Indonesia, Health Service Program (HSP).


2008. Paket Modul Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI
Eksklusif 6 Bulan Panduan Kegiatan Belajar Bersama Masyarakat.
Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2005. Buku Saku Cara Menyusui Yang
Benar. Medan.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

Harianja, B.D., 2008. Faktor Penghambat Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif
dan Pendorong Penggunaan Susu Formula di Rumah Sakit Haji Medan
Tahun 2007. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jakarta, 2008. Bedah ASI - Kajian dari
Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Indonesia Demographic and Health Survey 2002-2003 , 2003. Infant Feeding .


Badan Pusat Statistik.

Mardeyanti, 2007. Hubungan Faktor Pekerjaan dengan Kepatuhan Ibu


Memberikan ASI Eksklusif di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. Tesis,
Program Pasca Sarjana fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Available

from:

http://arc.ugm.ac.id/files/Abst_(3890-H-2007).pdf.

[ Accessed 19 November 2009 ]

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

_____________, 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Purnamawati, S., 2003. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola


Pemberian ASI pada Bayi Usia Empat Bulan (Analisis Data Susenas 2001).
Badan

Litbang

Kesehatan.

Available

from:

http://www.litbang.depkes.go.id/media/index.php?option=content&task=vie
w&id=109. [ Accessed 10 Maret 2009 ]

Purwanti, H.S., 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

Ramaiah, S., 2006. Manfaat ASI dan Menyusui - Panduan Praktis bagi Ibu
Setelah Melahirkan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Roesli, U., 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

_________, 2005. Mengenal ASI Eksklusif Seri 1. Jakarta: Trubus Agriwidya.

_________, 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Bunda.

Rohani, 2007. Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI


Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang
Kabupaten Langkat Tahun 2007. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sastroasmoro, S., Ismael S, 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto.

Setiawati, M., 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif
Dengan

Praktek

Menyusui.

Available

from:

http://www.lemlit.undip.ac.id/abstrak/content/view/348/272/ . [ Accessed 19
November 2009 ]
Soetjiningsih,1997. ASI: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.

Sulistyoningsih, H., 2005. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu


dalam Pemberian ASI di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya

Tahun

2005.

Available

from:

http://www.kopertis4.or.id/Pages/data%202007/jurnal/penkes/Faktor%20ya
ng%20......pdf. [ Accessed 19 November 2009 ]
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

Suradi, R., Roesli, U., 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Suryantini, S.T., 2006. Analisa Determinan Pelaksanaan Manajemen Laktasi


Pada Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kota Binjai Tahun 2005. Tesis,
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Tim Surkesnas, 2001. Laporan Data Susenas 2001: Status Kesehatan, pelayanan
Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan. Badan
Litbang

Kesehatan.

Available

from:

http://www.litbang.depkes.go.id/media/index.php?option=content&task=vie
w&id=109. [ Accessed 10 Maret 2009 ]

Tjokronegoro, A., Sudarsono, S., 2007. Metodologi Penelitian Bidang


Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

Tjokroprawiro, A., Pudjirahardjo, W.J., Putra, S.T., 2002. Pedoman Penelitian


Kedokteran. Surabaya: Airlangga University Press.

Trisnawaty, 2008. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Menyusui


dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa Bagan Asahan Pekan Kecamatan
Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2008. Skripsi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Wahyuni, S., 1998. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pendidikan Ibu dan


Pendapatan Keluarga dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Securai Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat Tahun 1998.
Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

Welford, H., 2001. Menyusui Bayi Anda. Jakarta: Dian Rakyat.

Widjaya, 2004. Gizi Tepat untuk Perkembangan Otak dan Kesehatan Balita.
Jakarta: Kawan Pustaka.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

LAMPIRAN I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Kiki Anggr ita

Tempat / Tanggal Lahir

: Surabaya, 29 Juli 1988

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Tanjung Permai II No. 21 Medan

Riwayat Pendidikan

: 1. SD Swasta Harapan 2 Medan


2. SLTP Swasta Harapan 2 Medan
3. SMA Swasta Harapan 1 Medan

Riwayat Pelatihan

Riwayat Organisasi

: 1.

2.

: 1. Anggota SCOPH BEM PEMA FK USU


2.

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

LAMPIRAN II

KUESIONER
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU MENYUSUI
TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN AMPLAS TAHUN 2009

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN :

1. Nama

: .......................................................................

2. Umur Ibu

: . tahun

3. Pendidikan

: (1) Tidak Bersekolah


(2) SD
(3) SLTP
(4) SMA
(5) Diploma
(6) Sarjana

4. Pekerjaan

: (1) Tidak Bekerja (Ibu Rumah Tangga)


(2) Bekerja, ......................

5. Pendapatan

: (1) 500.000
(2) 500.000 x 1.000.000
(3) 1.000.000 x 2.500.000
(4) 2.500.000 x 5.000.000
(5) 5.000.000

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

II. DATA KHUSUS


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
1. Apakah ibu pernah mendengar tentang ASI eksklusif?
a. ya
b. tidak

(2)
(1)

2. Menurut ibu, apakah yang dimaksud dengan ASI eksklusif?


a. ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
putih, dan tanpa makanan padat lainnya sampai usia bayi 6 bulan (2)
b. ASI yang diberikan segera setelah bayi lahir
(1)
3. Apakah selama ini ibu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan dan
minuman tambahan lain?
a. ya
(2)
b. tidak
(1)
4. Apakah ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayi tidak terjadwal dan
sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi?
a. ya
(2)
b. tidak
(1)
5. Apakah ibu memberikan makanan tambahan lain kepada bayi?
a. ya
b. tidak

(2)
(1)

Apabila ya, yaitu: ....................................


6. Apakah ibu memberikan minuman tambahan lain kepada bayi?
a. ya
b. tidak

(2)
(1)

Apabila ya, yaitu: ....................................

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

LAMPIRAN III

SURAT PERSETUJUAN PESERTA PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama

Alamat

Setelah mendapat keterangan terperinci dan jelas mengenai penelitian Hubungan


Karakteristik Ibu Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif dan setelah
mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan penelitian tersebut, maka dengan ini saya secara sukarela
dan tanpa paksaan menyatakan bahwa saya ikut dalam penelitian tersebut.

Medan,

2009

Peneliti,

Peserta Penelitian,

( Kiki Anggr ita )

(.......)

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

LAMPIRAN IV
MASTER DATA
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

Umur
2
2
3
2
2
3
2
2
3
1
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

Pendidikan
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2

Pekerjaan
2
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1

Pendapatan
1
1
1
1
1
2
1
2
2
2
3
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
2
2
1
3
3
2
1
2
1
2
2
1
1
1
2
1
2
1
1
1
2
3
1
2
2
1
2
1
2

Pemberian ASI
2
1
2
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2

Kiki Anggrita : Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Amplas Tahun 2009, 2010.

Anda mungkin juga menyukai