Anda di halaman 1dari 3

1.

Analisa Data Sedimen Dasar Laut


Terhadap sampel sedimen dasar laut dilakukan analisis ukuran butir sedimen

(grain size). Analisis ukuran butir sedimen dilakukan di Laboratorium Geolgi


Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, dengan metode dry sieving
dan wet sieving (pemipetan). Dry sieving dilakukan menggunakan sieve shaker
untuk memisahkan sedimen menurut ukuran butir. Proses dry sieving
menggunakan enam saringan yang ukurannya berbeda, yaitu 2 mm, 0.5 mm,
0.312 mm, 0.125 mm, dan 63m. Cara dry sieving lebih tepat untuk jenis sedimen
yang tidak membentuk agregat yang sering disebut unconsolidated sediment
(Wibisono, 2005).
Analisis grain size dengan metode dry sieving dan wet sieving (pemipetan)
menurut Buchanan (1984) dalam Mc.Intyre dan Holme (1984), sebagai berikut:
A. Pengayakan
1) Sampel sedimen diambil dan ditimbang hingga 100 gram, lalu disaring dengan
saringan berukuran 63m dalam wadah yang berisi satu liter aquades.
2) Sampel Sedimen yang tidak lolos saringan 63m diangkat dan dikeringkan
dalam oven dengan temperatur 100 oC.
3) Lalu sampel sedimen yang sudah dikeringkan diayak menggunakan sieve
shaker dengan saringan berukuran 2 mm, 0.5 mm, 0.312 mm, 0.125 mm, dan
63m, kemudian ditimbang.
B. Pemipetan
1) Sampel sedimen yang masih lolos saringan 63m ditimbang dan dicampurkan
ke dalam wadah awal, kemudian dipindahkan dalam gelas ukur 1000 ml, lalu

diaduk hingga homogen dan dipipet sesuai waktu dan kedalaman pipet
terhadap muka air mengikuti Tabel 7.
Tabel 7. Tabel Jarak dan Waktu pemipetan menurut Buchanan (1984) dalam
Holme dan Mc Intyre (1984)
Ukuran Butir
Jarak Tenggelam
Jam
Menit
Detik
(mm)
(cm)
0.0625
20
58
0.0312
10
1
56
0.0156
10
7
44
0.0073
10
31
0
0.0039
10
2
3
0
2) Mengambil larutan sedimen dengan pipet volum sebanyak 20 ml sesuai Tabel
7, lalu dituang ke dalam wadah berukuran 30 ml, lalu ditimbang.
3) Dengan menggunakan rumus perbandingan massa air dan massa larutan
sedimen dapat ditentukan berat tiap ukuran butir 0.0625 mm, 0.0312 mm,
0.0156 mm, 0.0073 mm, 0.0039 mm.
Menurut Wibisono (2005) pada saat contoh sedimen dikeringkan,
mengakibatkan partikel halus yakni lempung akan membentuk agregat. Oleh
sebab itu untuk partikel yang lebih kecil (silt/clay) diperlukan cara lain yaitu
sebagai berikut:
1) Sampel sedimen diambil secukupnya dan dimasukkan ke dalam gelas ukur
1000 ml yang berisi aquades.
2) Kemudian diaduk hingga homogen dan dipipet mengikuti Tabel 7.
3) Mengambil larutan sedimen dengan pipet volum sebanyak 20 ml, lalu dituang
ke dalam wadah berukuran 30 ml.
4) Terhadap hasil pemipetan tiap ukuran butir 0.0625 mm, 0.0312 mm, 0.0156
mm, 0.0073 mm, 0.0039 mm dilakukan penyaringan menggunakan kertas

saring berukuran 0.125 m dengan dibantu vacum pump untuk mempercepat


penyaringan.
5) Hasil penyaringan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 100 oC.
6) Diamkan beberapa saat pada suhu ruangan, lalu ditimbang.
Hasil yang didapat dari pengayakan dan pemipetan lalu digunakan untuk
penentuan jenis sedimen tiap stasiun, yaitu dengan dilakukan penamaan sesuai
segitiga penamaan sedimen Gambar 30.

0
%

0
%

0%

Gambar 30. Sistem Trianguler Penamaan Sedimen (Buchanan, 1984 dalam


Mc.Intyre dan Holme, 1984)

Anda mungkin juga menyukai