Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Agrisistem, Juni 2010, Vol. 6 No.

ISSN 1858-4330

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI


RUMPUT LAUT Eucheuma cottoni DI KABUPATEN PANGKEP
FACTORS AFFECTING ON SEA WEED PRODUCTION
Eucheuma cottoni IN PANGKEP REGENCY
Patang
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pengembangan produksi rumput laut Eucheuma cottoni di pesisir pantai Kabupaten
Pangkep. Desain penelitian ini adalah explanatory research yang merancang penelitian
untuk mendapat kejelasan tentang faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan
budidaya rumput laut Eucheuma cottoni di Kabupaten Pangkep. Penelitian dilaksanakan
di pesisir pantai Desa Mandalle dan Tamarupa Kecamatan Mandalle dan Desa Pitu Sunggu
Kecamatan Marang Kabupaten Pangkep. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan
langsung di lapangan serta wawancara terstruktur melalui daftar pertanyaan yang telah
disusun sebelumnya. Data yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dilakukan pengolahan
data. Data dianalisis dengan menggunakan adalah analisis model Fungsi Cobb Dauglas
dalam bentuk linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor produksi seperti
keragaman plankton, suhu, salinitas, pH, oksigen, sumber bibit dan kecepatan arus
terhadap produksi rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap produksi rumput laut.
Namun demikian, nilai R dan R2 menunjukkan nilai yang mendekati 1, yang berarti bahwa
ketepatan model cukup baik serta faktor-faktor produksi yang digunakan cukup
menentukan produksi rumput laut Eucheuma cottoni.
Kata kunci: Faktor produksi, rumput laut

ABSTRACT
This research aims to verify factors affecting the production of seaweed Eucheuma cottoni
at coastal of Pangkep regency. This research was arranged by explanatory research in order
to clarify factors affecting seaweed Eucheuma cottoni development at Pangkep area. This
research was carried in village coastal at Mandalle and Tamarupa in Mandalle district and
Pitu Sunggu village in Marang district Pangkep regency. Data was collected direct
observation at field with structured interview using questionnaire. Furthermore, data were
tabulated and processed using function model analysis of Cobb Dauglas. The result shows
that production factors like plancton diversity, temperature, salinity, pH, oxygen, seed
source and current speed, did not significantly affect the seaweed production indicated by
calculated t-value smaller than t-tabel. However, R and R2 values nearly reach one, it
means that precision model of production factors fairly to determine seaweed production
Eucheuma cottoni.
Keywords: Factors of production, development, and sea grass

Jurnal Agrisistem, Juni 2010, Vol. 6 No. 1

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi perikanan
yang baik dimana wilayahnya berupa
laut dengan luas sekitar 5,8 juta km2, lebih
17.500 pulau, memiliki garis pantai
sepanjang 81.000 km, merupakan daerah
tropis terpanjang kedua setelah Kanada
(Dahuri, 2004).
Perkembangan budidaya rumput laut di
Sulawesi Selatan sudah dikembangkan
sejak tahun 1980-an dalam upaya merubah kebiasaan masyarakat dengan cara
pengambilan dari alam. Dengan melihat
kenyataan yang ada pada saat sekarang,
budidaya rumput laut telah menjadi mata
pencaharian bagi sebagian besar nelayan/
petani, dan kegiatannya dapat berkelanjutan, bahkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani rumput laut
(Dinas Perikanan dan kelautan Provinsi
Sulawesi Selatan, 1999).
Wilayah pesisir memiliki berbagai fungsi
lain seperti transportasi, pelabuhan, kawasan industri, rekreasi, pariwisata, kawasan pemukiman dan tempat pembuangan limbah (Fitriah, 2003).
Wilayah pesisir dan laut Kabupaten
Pangkep memiliki potens yang sangat
besar berupa ekosistem yang produktif
serta memiliki keanekaragaman hayati
yang tinggi yaitu ekosistem terumbu
karang, padang lamun, hutan mangrove
dan ekosistem estuaria. Untuk memanfaatkan potensi tersebut secara berkelanjutan (sustainable), maka perlu diterapkan strategi pemanfaatan dalam
batas-batas ramah lingkungan, melindungi
dan mengkonservasi wilayah tertentu,
serta merehabilitasi wilayah pesisir yang
rusak. Pengelolaan tersebut diintegrasikan
dalam kerangka pengelolaan wilayah
pesisir terpadu (Najamuddin, 2007).

ISSN 1858-4330

Eucheuma cottoni (Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, 1998)


Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut
tergantung dari faktor-faktor oseanografi
(fisika, kimia, dan pergerakan atau dinamika air laut) serta jenis substrat dasarnya.
Untuk pertumbuhannya, rumput laut mengambil nutrisi dari sekitarnya secara
difusi melalui dinding thallusnya. Perkembangbiakan dilakukan dengan dua cara,
yaitu secara kawin antara gamet jantan
dengan gamet betina (generatif) serta secara tidak kawin dengan melalui vegetatif
dan konjugatif (Anggadiredja, et al.
2006).
Dalam mengembangkan rumput laut di
Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan,
kendala utama yang dihadapi nelayan atau
pengusaha rumput laut adalah masih
sulitnya mendapatkan bibit rumput laut
dalam jumlah besar dengan kualitas yang
baik dan seragam. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi rumput laut
Eucheuma cottoni di pesisir pantai Kabupaten Pangkep

BAHAN DAN METODE


Desain penelitian
Desain penelitian ini adalah explanatory
research yang merancang penelitian untuk
mendapat kejelasan tentang faktor-faktor
yang berpengaruh dalam pengembangan
budidaya rumput laut Eucheuma cottoni di
Kabupaten Pangkep.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di pesisir pantai Desa Mandalle dan Tamarupa Kecamatan Mandalle dan Desa Pitu Sunggu
Kecamatan Marang Kabupaten Pangkep.

Pemilihan lokasi untuk budidaya rumput


laut, salah satu faktor penting untuk
menunjang keberhasilan budidaya. Adapun lokasi yang sesuai untuk budidaya
9

Jurnal Agrisistem, Juni 2010, Vol. 6 No. 1

ISSN 1858-4330

Metode Pengumpulan Data

Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan melalui


pengamatan langsung di lapangan serta
wawancara terstruktur melalui daftar
pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Data yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dilakukan pengolahan data.

Analisis data yang digunakan dalam


penelitian ini adalah analisis model Fungsi
Cobb Dauglas dalam bentuk linear
berganda dengan cara melogaritmakan
persamaan tersebut (Soekartawi, 1995).
Selanjutnya akan dibuat persamaan
berikut :

Y
Dimana :

= aX1b1 . X2b2 . X3b3 . X4b4 . X5b5 . X6b6 . X7b7 X8b8


Y=

Produksi rumput laut (Eucheuma cottoni), X1 = Keragaman


plankton (kesuburan perairan), X2 = Suhu, X3 = Salinitas, X4 =
pH air, X5 = Oksigen, X6 = Tekstur tanah, X7 = Sumber bibit,
X8 = kecepatan arus

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data primer diolah dengan
program SPSS diperoleh hasil analisis

pendugaan fungsi produksi Cobb Dauglas


hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Pendugaan fungsi produksi rumput laut Eucheuma cottoni di Kecamatan


Mandalle Kabupaten Pangkep

Variabel
Konstanta

F Tabel
R

R2

Fhitung

0,05

0,01

Uji t
t-hitung

28946,515

1,150

X1

-1,757

-0,023

X2

-399,764

-2,006

X3

-3,886

-0,013

X4

-1742,389

X5

-96,952

-0,355

X6

-6,425

-0,025

X7

119,127

0,359

X8

-2,175

-0,865

Keterangan :

10

Koefisien
Regresi

= 0,05

0,959

0,919

1,423

3,68

6,71

-0,879

t-tabel
0,05 0,01

1,86

2,90

Jurnal Agrisistem, Juni 2010, Vol. 6 No. 1

Berdasarkan hasil pada Tabel 1, maka

ISSN 1858-4330

diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 28946,515 X1- 1,757 . X2-399,764 . X3-3,886 . X4-1742,389. X5-96,952 . X6-6,425 . X7 119,127.


X8-2,175
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa model
fungsi produksi rumput laut Eucheuma
cottoni berdasarkan uji F diperoleh adanya
peranan yang tidak nyata ( = 0,05
maupun = 0,01) dari penggunaan faktorfaktor produksi seperti keragaman
plankton, suhu, salinitas, pH, oksigen,
sumber bibit dan kecepatan arus terhadap
produksi rumput laut responden, dimana
F-tabel lebih besar dari F-hitung yang
berarti secara keseluruhan faktor produksi
tidak berpengaruh terhadap rumput laut.
Berdasarkan hasil uji-t juga menunjukkan
bahwa dari variabel bebas X1-X8, maka
semua variabel bebas tidak berpengaruh
nyata pada taraf keyakinan = 0,05
maupun = 0,01. Koefisien korelasi (R) =
0,959 menunjukkan hubungan antara
variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7,
dan X8) dengan variabel Y (produksi
rumput) adalah positif sangat kuat karena
mendekati 1 (satu). Koefisien determinasi
(R2) = 0,919 menunjukkan ketepatan
model tersebut cukup baik, diartikan
bahwa (91,9%) perubahan produksi
rumput laut ditentukan (dijelaskan) secara
bersama-sama oleh beberapa penggunaan
faktor-faktor produksi yang merupakan
variabel bebas, sisanya 8,1% tidak ditentukan oleh faktor-faktor produksi
dalam analisa model ini.
Dengan demikian, fungsi produksi tersebut dapat digunakan untuk pendugaan
produksi rumput laut dengan model

budidaya rumput laut Eucheuma cottoni.


Selanjutnya, hasil uji-t terhadap masingmasing nilai dugaan koefisien regresi
seperti yang disajikan pada Tabel 1 juga
menunjukkan bahwa semua faktor-faktor
produksi tidak berpengaruh nyata pada
taraf = 0,05 maupun = 0,01 dengan
variabel Keragaman plankton (X1), suhu
(X2), salinitas (X3), pH (X4), Oksigen
terlarut (X5), Tekstur tanah (X6), sumber
bibit (X7), dan kecepatan arus (X8). Nilai
X1, X2, X3, X4, X5, X6, dan X8 memberikan
angka mines pada persamaan regresi
berarti bahwa penambahan faktor produksi tersebut tidak akan memberikan
penambahan produksi yang signifikan,
bahkan hanya menambah biaya produksi.
Hasil analisis ini juga menunjukan bahwa
hanya variabel sumber bibit (X7) yang
bernilai positif.
Hasil perhitungan jumlah faktor produksi
X1-X8 diperoleh nilai sebesar -2131,221.
Ini berarti dari segi hubungan antara input
dan output untuk periode produksi jangka
pendek menunjukkan nilai Ep< 1 atau
berada pada kondisi belum efisien atau
masih memungkinkan untuk ditingkatkan
lagi, dimana nilai yang efisien adalah
0Ep1. Nilai tersebut juga menunjukkan
increasing return to scale karena lebih
kecil dari 1, dan ini berarti bahwa
produksi yang diperoleh masih dapat
ditingkatkan.

11

Jurnal Agrisistem, Juni 2010, Vol. 6 No. 1

ISSN 1858-4330

Tabel 2. Pendugaan fungsi produksi rumput laut Eucheuma cottoni di Kecamatan Marang
Kabupaten Pangkep

Variabel
Konstanta

Koefisien
Regresi

R2

F Tabel
F
hitung 0,05 0,01

102803,490

Uji t
t-tabel
t-hitung
0,05 0,01
0,539

X1

-183,686

-0,944

X2

1139,804

0,672

X3

-1189,055

-0,568

X4

-13223,591 0,922 0,849 0,705

3,68

6,71

-0,588

X5

5609,419

0,696

X6

-1549,306

-0,653

X7

-488,311

-0,372

X8

-27,654

-0,570

Keterangan :

1,86

2,90

= 0,05

Tabel 2 memperlihatkan bahwa model


fungsi produksi rumput laut Eucheuma
cottoni berdasarkan uji F diperoleh adanya peranan yang tidak nyata ( = 0,05
maupun = 0,01) dari penggunaan faktorfaktor produksi seperti keragaman plankton, suhu, salinitas, pH, oksigen, sumber
bibit dan kecepatan arus terhadap produksi rumput laut responden, dimana F-tabel
lebih besar dari F-hitung yang berarti
secara keseluruhan faktor produksi tidak
berpengaruh terhadap rumput laut. Berdasarkan hasil uji-t juga menunjukkan bahwa dari variabel bebas X1-X8, maka tidak
terdapat variabel bebas yang ber-pengaruh
nyata pada taraf keyakinan = 0,05
maupun = 0,01).

Koefisien korelasi (R) = 0,922 menunjukkan hubungan antara variabel bebas


(X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, dan X8)
dengan variabel Y (produksi rumput)
adalah positif sangat kuat karena mendekati 1 (satu). Koefisien determinasi (R2)
= 0,849 menunjukkan ketepatan model
tersebut cukup baik, diartikan bahwa
(84,9%) perubahan produksi rumput laut
ditentukan (dijelaskan) secara bersamasama oleh beberapa penggunaan faktorfaktor produksi yang merupakan variabel
bebas, sisanya 15,1% tidak ditentukan
oleh faktor-faktor produksi dalam analisis
model ini.

Y = 102803,490 X1- 183,686 . X2 1139,804 . X3-1189,055 . X4-13223,591. X55609,419 .


X6-1549,306 . X7 -488,311 . X8-27,654
Dengan demikian, fungsi produksi tersebut dapat digunakan untuk pendugaan
produksi rumput laut dengan model
budidaya rumput laut Eucheuma cottoni.
12

Selanjutnya, hasil uji-t terhadap masingmasing nilai dugaan koefisien regresi


seperti yang disajikan pada Tabel 2 juga
menunjukkan bahwa semua faktor-faktor

Jurnal Agrisistem, Juni 2010, Vol. 6 No. 1

produksi tidak berpengaruh nyata pada


taraf = 0,05 maupun = 0,01 dengan
variabel Keragaman plankton (X1), suhu
(X2), salinitas (X3), pH (X4), Oksigen
terlarut (X5), Tekstur tanah (X6), sumber
bibit (X7), dan kecepatan arus (X8). Nilai
X1, X3, X4, X6, X7, dan X8 memberikan
angka mines pada persamaan regresi yang
berarti bahwa penambahan faktor produksi tersebut tidak akan memberikan
penambahan produksi yang signifikan,
bahkan hanya menambah biaya produksi.
Hasil analisis ini juga menunjukan bahwa
hanya variabel suhu (X2) dan oksigen (X5)
yang bernilai positif.
Hasil perhitungan jumlah faktor produksi
X1-X8 diperoleh nilai sebesar -9912,38.
Ini berarti dari segi hubungan antara input
dan output untuk periode produksi jangka
pendek menunjukkan nilai Ep< 1 atau
berada pada kondisi belum efisien atau
masih memungkinkan untuk ditingkatkan
lagi, dimana nilai yang efisien adalah
0Ep1. Nilai tersebut juga menunjukkan
increasing return to scale karena lebih
kecil 1, dan ini berarti bahwa produksi
yang diperoleh masih dapat ditingkatkan.

KESIMPULAN
1. Model fungsi produksi rumput laut
Eucheuma cottoni berdasarkan uji F
pada lokasi penelitian diperoleh adanya peranan yang tidak nyata ( = 0,05
maupun = 0,01) dari penggunaan
faktor-faktor produksi seperti keragaman plankton, suhu, salinitas, pH,
oksigen, sumber bibit dan kecepatan
arus terhadap produksi rumput laut
2. Koefisien korelasi (R) = 0,959 menunjukkan hubungan antara variabel bebas
(X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, dan X8)
dengan variabel Y (produksi rumput)
adalah positif sangat kuat karena
mendekati 1 (satu). Koefisien determinasi (R2) = 0,919 menunjukkan ketepatan model tersebut cukup baik, di-

ISSN 1858-4330

artikan bahwa (91,9%) perubahan


produksi rumput laut ditentukan (dijelaskan) secara bersama-sama oleh
beberapa penggunaan faktor-faktor
produksi yang merupakan variabel
bebas (Kecamatan Mandalle). Sedangkan di Kecamatan Marang koefisien
korelasi (R) = 0,922 menunjuk-kan
hubungan antara variabel bebas (X1,
X2, X3, X4, X5, X6, X7, dan X8) dengan
variabel Y (produksi rumput) adalah
positif sangat kuat karena mendekati 1
(satu). Koefisien determinasi (R2) =
0,849 menunjukkan ketepatan model
tersebut cukup baik, diartikan bahwa
(84,9%) perubahan produksi rumput
laut ditentukan (dijelaskan) secara
bersama-sama oleh beberapa penggunaan faktor-faktor produksi yang merupakan variabel bebas.

DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja, J.T., A. Zatnika., H.
Purwoto dan S. Istini. 2006.
Rumput Laut. Penebar Swadaya,
Jakarta
Dahuri. H.R., J. Rais., S.S. Ginting dan
M.J. Sitepu. 2004. Pengelolaan
Sumberdaya Wilayah Pesisir dan
Lautan Secara Terpadu. Pustaka
teknologi dan Informasi. PT.
Pradnya Paramita Jakarta, 305 hal.
Dinas Perikanan Sulawesi Selatan. 1998.
Laporan Tahunan Dinas Perikanan
Propinsi Sulawesi Selatan. Makassar
....................................................... 1999.
Laporan Tahunan Dinas Perikanan
Propinsi Sulawesi Selatan. Makassar
Fitriah, A. 2003. Korelasi Antara
Kandungan Logam Cd dan Pb pada
Air dan Sedimen Terhadap Kerang
Macia sp. di Perairan Teluk
Balikpapan. 89 hal.
Najamuddin. 2007. Dokumen Rencana
Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabu13

Jurnal Agrisistem, Juni 2010, Vol. 6 No. 1

paten Pangkajene dan Kepulauan.


Prosiding Lokakarya 1 Penyelesaian
Dokumen Hirarki MCMRP Kabupaten Pangkep. Kerjasama dengan
Bappeda Pangkep dengan CV.
Pesisir Lestari Sejahtera. Pangkep

14

ISSN 1858-4330

Soekartawi. 1995. Linear Programming.


Teori dan Aplikasinya, Khusus
dalam Bidang Pertanian. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai