Modul Pengembangan Media2
Modul Pengembangan Media2
Pemberdayaan Masyarakat
dan Promosi Kesehatan :
Media
Desain Komunikasi
Visual
! 1. SEMANTIK
Semantik berasal dari bahasa Yunani semanien yang artinya
maksud atau pengertian/persepsi tentang arti tanda visual pada
pelihat/pengguna/penerima tanda, Dalam arti lain semantik
merupakan suatu tingkat dimana kita meneliti dan menganalisa
makna dari suatu visual tertentu
kesalahan semantik berakibat komunikasi tidak terjalin atau
berbelok arah (mis : kata banyak dalam bahasa Indonesia berbeda
artinya dengan kata banyak dalam bahasa Jawa). Dalam prinsip
Semantik, makna dibagi menjadi 2 hal yaitu DENOTASI &
KONOTASI.
DENOTASI : makna leksikal/makna sebenarnya.
makna denotasi merupakan makna pokok, pasti dan terhindar dari
kesalahtafsiran.
KONOTASI : makna kiasan/struktural
merupakan makna tambahan yang terbentuk karena kesepakatan
bersama (konvensi), abstrak, imajiner dan tidak jelas
VISUAL
MAKNA DENOTASI
MAKNA KONOTASI
Langit Biru
cerah
Batu karang
Merpati
burung
kedamaian.
2. SINTAKTIK
Sintaktik berasal dari bahasa Yunani Suttatein yang artinya
mengatur, mendisiplinkan, menyeragamkan. pengolahan/seleksi untuk
mencapai keberaturan dan keserasian sebagai satu kesatuan bahasa
bentuk, sistem visual, gaya visual.
Misalnya : sistem seragam di sekolah SD, SMP atau SMU. Walaupun
ada beberapa anak yang kreatif menambahkan dasi, topi atau sepatu,
tetapi seragam putih abu-abu/putih- biru/ atau putih merah tetap
dipakai sebagai penanda (sintaktik).
Dalam aspek sintaktik keberaturan dan keseragaman sebuah desain
diatur dalam teori KONSTANTA dan VARIABEL.
KONSTANTA : unsur yang menyamakan. Dalam contoh di atas adalah
warna seragam.
VARIABEL : unsur yang membedakan. Dalam hal ini adalah
pemakaian aksesoris tambahan seperti topi, gelang atau bros.
!
3. PRAGMATIK
Pengungkapan pesan secara fisik pada pelaksanaan/eksekusi ukuran,
material, teknik, konstruksi, kemudahan, kejelasan, keamanan,
ergonomi, dan kapasitas fisik mata. Biasanya berlaku pada desaindesain yang sifatnya 3 dimensi (tidak di atas kertas).
Pragmatik selalu berkaitan dengan teknis dan praktis yaitu bahan
baku, finishing, produksi. Misalnya, untuk menjelaskan sesuatu yang
sifatnya keras, kita membuat desain dengan bahan material beton,
atau batu. atau sebaliknya, jika ingin mengkomunikasikan sesuatu
yang lembut, dapat mengarahkan pada material yang lembut seperti
kain, sutera, kapas dan lain-lain.
Unsur Desain
Prinsip Desain:
(1) Keseimbangan
(2) Irama
(3) Penekanan
(4) Kesatuan
Penekanan
Penekanan adalah unsur atau elemen yang mendapat perhatian pertama
baik itu judul, foto, atau bentuk. Penting untuk diperhatikan bahwa
penekanan pada satu halaman hanya fokus di satu unsur, sementara
unsur2 lain hanya sebagai pendukung.
Kesatuan
Kesatuan membantu semua elemen seperti milik mereka bersama.
Menyatukan elemen elemen oleh kelompok yang saling berdekatan
sehingga mereka terlihat seperti milik mereka bersama. Ulangi warna,
bentuk, dan tekstur. Gunakan kotak (dengan struktur yang halaman)
untuk membuat kerangka untuk margin, kolom, jarak, dan proporsi.
Untuk membuat persatuan:
1. Gunakan hanya satu atau dua jenis huruf namun berbeda ukuran dan
jenis miring, tebal dan tipis.
2. Konsisten dengan jenis huruf, ukuran, dan gaya untuk judul, sujudul,
paragraf, keterangan dan unsur-unsur lain.
3. Menggunakan warna-warna yang senada.
4. Mengulang warna, bentuk, atau tekstur yang berbeda di seluruh
wilayah.
Elemen Desain :
1. TIPOGRAFI.
JENIS HURUF
KARAKTERISTIK
CONTOH
FONT
SARAN
PENGGUNAAN
Sherif
Times New
Roman
Dapat digunakan
untuk Judul, atau
paragraf. Sifat
hurufnya formal
dan sedikit kaku.
Sans Sherif
Arial, calibri
Dapat digunakan
untuk Judul, atau
paragraf. Sifat
hurufnya santai
dan bersih.
Script
tulisan tangan,
hampir seperti
menulis indah
Monotype
corsiva
tidak banyak
dipergunakan
karena tingkat
keterbacaan yang
rendah. Mungkin
dapat digunakan
untuk 2 atau 3
kata. namun
untuk digunakan
satu kalimat
penuh, terlalu
riskan untuk
menjadi tidak
terbaca
Dekoratif
huruf-huruf yang
sudah
dimodifikasi,
tidak termasuk
kategori di atas
tidak banyak
dipergunakan
karena tingkat
keterbacaan yang
rendah. Mungkin
dapat digunakan
untuk 2 atau 3
kata. namun
untuk digunakan
satu kalimat
penuh, terlalu
riskan untuk
menjadi tidak
terbaca.
Karena sifatnya
yang dekorasi,
mungkin dapat
menjadi unsur
pendukung tema
Elemen Desain :
2. WARNA
Elemen Desain :
3. TATA LETAK
Tata letak pada dasarnya sama dengan prinsip-prinsip desain yaitu : (1)
Keseimbangan (2) Irama (3) Penekanan (4) Kesatuan.
Selain itu perlu diperhaikan juga margin (jarak yang didapat dari pinggir
halaman ke pinggir paragraf), memutuskan jumlah kolom dalam halaman
sehingga perlu dibuat grid (garis-garis khayal yang mengatur jumlah
kolom).
Mata Kuliah
:
Perkembangan media telah melalui begitu banyak evolusi yang bahkan
kita sendiri lelah untuk melampauinya. Ketika kita berbicara mengenai
media, kita tidak akan lepas dari hal-hal yang bersifat propaganda,
informasi dan teknologi yang mengikutinya.
ERA KEMERDEKAAN 1945
Jika dimulai dari saat pendudukan jepang di Indonesia di sekitar tahun
1942 -1945, media telah digunakan untuk upaya Propaganda, terutama
ketika Jepang telah menggantikan Belanda menduduki beberapa daerah
di Indonesia.
Propaganda yang dilakukan seperti menyebarkan Poster, flyer ataupun
pamflet yang dibuat dari selembar kertas merang (kertas berwarna
cokelat atau kertas merang) untuk kemudian digandakan dengan
teknologi cetak stensil (menggunakan mal huruf-huruf atau gambar
kemudian dicat berulang-ulang). Teknologi stensil telah dikenal di
Indonesia sejak jaman ke pendudukan Belanda sampai peralihannya ke
Jepang, sampai kepada detik-detik Proklamasi Kemerdekaan. Setela itu,
masuklah teknologi cetak sederhana sehingga pada saat itu tebit surat
kabar - surat kabar yang menjadi media yang efektif dalam
menyebarluaskan informasi termasuk kabar ketika Indonesia
menyatakan kemerdekaannya.
Media kamera video dan foto pun pun telah merekam jejak-jejak
perjuangan kemerdekaan sehingga kita sampai saat ini masih menikmati
teks Proklamasi yang dibacakan oleh Presiden Soekarno. Jangan
lupakan juga media audio, yaitu radio yang menjangkau berbagai pulaupulau di Indonesia sebagai media penyampai pesan para pejuangpejuang hingga negara kita merdeka.
Era Pencanangan Pendidikan Kesehatan oleh Menkes pertama J.
Leimena.
Era Pendidikan Kesehatan di Indonesia di mulai ketika Indonesia mulai
menjadi negara merdeka. Banyak permasalahan kesehatan terutama
Malaria menjadi isu kesehatan, hingga saat itu Presiden Soekarno
mencanangkan GEBRAK MALARIA yang kemudian menjadi HARI
KESEHATAN NASIONAL yang diperingati tiap tahun di tanggal 12
November.
Media yang berperan penting pada saat itu adalah media cetak,
terutama koran yang masih berteknologi cetak sederhana. Foto dan
video masih merekam dalam format hitam dan putih. Buku-buku
kesehatan masyarakat dan kedokteran pun diterjemahkan ke bahasa
Indonesia dan dicetak agar dapat diakses berbagai kalangan pendidik.
Mata Kuliah
Uraian Materi
Media Cetak
:
Media adalah sebuah wadah/ alat bantu/ saluran/ channel yang
digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan dan memberikan
pengetahuan pada sasarannya. Alat bantu/ saluran / channel dalam
menyampaikan pesan dapat dibagi menjadi berbagai macam kategori.
Sesuai dengan trend perkembangan media, banyak ahli yang
mengklasifikasian media berdasarkan tingkat kebutuhan, tingkat
teknologi atau tingkat pengerjaan. Untuk mempermudah
pengklasifikasian, promosi kesehatan membagi media yang telah
diterapkan menjadi : media cetak, media elektronik, media luar ruang,
dan lain-lain.
Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang diproduksi
dan disampaikan kepada sasaran melalui tulisan dan visual. Kriteria
khusus dari media cetak ini adalah kumpulan informasi tersebut
diproduksi secara massal, dalam skala besar dan tersebar untuk sasaran
media tersebut. Media cetak diklasifikasikan berdasarkan ukuran media,
jenis kertas, dan waktu ketahananan fungsinya. Oleh karena itu perlu
diketahui beberapa ukuran standar dan jenis kertas Internasional yang
berhubungan erat dengan produksi media cetak tersebut.
Standar ukuran kertas yang dikenalkan di seluruh dunia kecuali Kanada
dan Amerika adalah standar ukuran ISO 216. Standar ini menggunakan
rasio lebar 1 banding panjang 1,4142. Rasio ini pertama kali
diperkenalkan oleh Georg Licttenberg, seorang peneliti di tahun 1786.
Standar ISO 216 mempunyai tiga seri yaitu seri A, B, dan C. Tiap ukuran
dari masing-masing seri ditandai dengan angka di belakangnya,
misalnya A4, A5, A6 dan lain-lain. Ukuran-ukuran kertas dapat dilihat di
tabel berikut:
SERI A
SERI B
milimeter
SERI C
milimeter
milimeter
A0
841 x 1189
B0
1000 X 1414
C0
917 x 1297
A1
549 x 841
B1
707 x 1000
C1
648 x 917
A2
420 x 549
B2
500 x 707
C2
458 x 648
A3
297 x 420
B3
353 x 500
C3
324 x 458
A4
210 x 297
B4
250 x 353
C4
229 x 324
A5
148 x 210
B5
176 x 250
C5
162 x 229
A6
105 x 148
B6
125 x 176
C6
114 x 162
A7
74 x 105
B7
88 x 125
C7
81 x 114
A8
52 x 74
B8
62 x 88
C8
57 x 81
A9
37 x 52
B9
44 x 62
C9
40 x 57
B10
31 x 44
C10
28 x 40
A10 26 x 37
Aplikasi
Poster, Gambar teknik
Ukuran
Kertas
A0, A1
Gambar, Diagram
A2, A3
Surat kabar
A3
A4
A5
Buku
Kartupos
JENIS KERTAS
A5, A6
A6
Berbagai jenis kertas yang digunakan dalam media cetak, harus dapat
mendukung fungsi dari media cetak tersebut. Karena jenis kertas sangat
berpengauh terhadap berat media ketika dijadikan dalam satu paket,
sehingga berpengaruh dalam hal pengiriman media. Semakin tinggi nilai
berat pada kertas, maka semakin tebal jenis kertas tersebut. Jenis kertas
untuk media cetak banyak sekali jumlahnya. Ada yang sifat dan kualitasnya
tinggi, biasanya dapat dilihat dari tekstur dan warnanya. Tetapi biasanya
semakin tinggi kualitas jenis kertas, maka akan semakin tinggi harga dari
kertas tersebut.
Jenis Kertas yang menjadi standar digunakan dalam media cetak adalah :
1. Art paper 60-120 gr. kertas ini berpenampilan mengkilat dan tipis.
Biasanya digunakan untuk mencetak brosur, leaflet, lembaran dalam
buku/ majalah.
2. Art paper 80 gr - 120 gr. Kertas ini berpenampilan mengkilat dan tipis.
3. Art karton 150 -230 gr. Kertas ini berpenampilan mengkilat dan tebal.
4. Matte paper 80 gr - 120 gr. Kertas ini berpenampilan doft (licin tapi tidak
mengkilat) dan tebal.
5. Kartboard tebal 1-3 mm. Kertas ini berpenampilan tebal, berwarna
cokelat-kuning dan berkesan seperti sebuah triplek tetapi bisa dipotong
dengan pisau cutter. Karena tebalnya, kartboard biasa digunakan
sebagai dudukan dalam membuat kalender meja atau lembar balik.
6. Linen hitam dan putih 120 - 200 gr. kertas ini berpenampilan tebal,
bertekstur seperti kain. Terdapat warna pilihan hitam dan putih.
Biasanya digunakan untuk melapisi kartboard dalam pembuatan
dudukan untuk kalender meja, lembar balik, dan lain-lain.
7. HVS paper 70 - 80 gr. kertas ini tipis. Kertas yang digunakan sehari-hari
untuk keperluan kantor. Dapat juga digunakan dalam membuat halaman
dalam buku dan majalah. Hasil cetak berwarnanya kurang bagus
karena kertas ini banyak menyerap tinta.
8. BC paper 120 - 200 gr. kertas tebal bertekstur. Warnanya agak
kekuning-kuningan. Dapat menjadi pilihan untuk membuat kalender
meja atau kalender dinding. Unik karena jenis kertasnya tidak licin dan
memiliki tekstur walaupun hasil cetakannya tidak begitu terang.
1. POSTER
1. Judul :
Judul menempati urutan paling atas dari tata letak poster. Area untuk judul
biasanya menempati 1/4 atau 1/5 bagian atas dari tata letak poster. Judul
biasanya berupa teks yang jumlahnya tidak lebih dari 3-5 kata. Agar teks
terbaca dengan jelas, jenis huruf yang digunakan biasanya bertipe sans
sherif atau sherif.
2. Sub judul
Sub judul bisa hadir atau tidak ditampilkan dalam desain, tergantung dari
pesan yang disampaikan. Biasanya memenuhi 1/10 bagian dari tata letak
poster. Kata-katanya berupa 1 kalimat tegas, pendek, menyarankan suatu
perintah atau hal dengan bahasa yang sederhana. Jenis hurufnya harus
tegas dan jelas terbaca.
3. foto/ ilustrasi
Foto/ ilustrasi menempati urutan kedua setelah judul. Memenuhi 2/3 dari
seluruh tata letak poster. Jika menggunakan foto, gunakan foto yang
bermakna, fokus, human interset, bersih, sopan dan menyentuh perasaan.
Jika menggukan ilustrasi, gunakan jenis ilustrasi yang menarik, berwarna,
menarik perhatian, fokus dan sopan.
4. Teks
Teks menjadi bagian tambahan dari tata letak poster. Memenuhi 1/3 hingga
1/8 dari luas poster dan menjelaskan lebih detail isi dari poster tersebut.
Jenis hurufnya harus yang dapat terbaca, seperti tipe sans sherif.
5. logo
Logo dari instansi yang mengeluarkan poster tampil di pojok kiri -kanan
atasatau bawah tergantung selera. Memenuhi 1/50 dari bagian poster.
6. Desain
Warna yang senada antara foto/ ilustrasi, warna teks hingga warna dalam
latar belakang. Warna senada bisa diambil dari warna-warna
komplementer, kontras, dull atau tint.
Poster dalam
bentuknya:
2. BROSUR/ LEAFLET
1. Judul
Judul menempati urutan awal di atas lembaran brosur ketika tertutup.
Prinsip mendesain cover brosur sama halnya dengan prinsip mendesain
poster.
2. paragraf
Paragraf mengisi sebagian besar brosur/leaflet dengan memperhatikan
kaidah penulisan yang baik, sederhana dan benar. Jika perlu,
sederhanakan paragraf dengan point-point kalimat, sub judul paragraf,
caption (kutipan) hingga fakta dan data.
3. Ilustrasi/ foto
Ilustrasi atau fotografi memenuhi 1/2 hingga 1/3 bagian untuk mendukung
informasi paragraf.
4. Desain
Menerapkan prinsip kesimbangan atara paragraf, foto/ilustrasi ,judul dan
elemen-elemen desain yang lain. Gunakan jenis huruf yang terbaca jelas
dan tidak lebih dari 2 tipe jenis huruf untuk mempertahankan konsistensi
brosur. Perhatikan jumlah kolom dan keseimbangannya dengan elemenelemen lain di dalam lembar brosur tersebut.
3. BOOKLET
Desain booklet
4. BUKU
Buku berisi lembaran halaman yang cukup banyak sehingga lebih tebal
daripada booklet. Berbeda dengan booklet yang bisa dijilid dengan kawat,
buku harus dijilid dengan lebih hati-hati agar lembaran kertasnya tidak
tercerai berai.
Pemanfaatan buku dalam media informasi sudah sangat umum sehingga
ada begitu banyak jenis buku seperti buku cerita, komik, novel, kamus,
ensiklopedi dan lain-lain.
Prinsip tata letak pada buku sama seperti pada booklet. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain : desain sampul buku, desain navigasi, kejelasan
informasi, kenyamanan membaca, pembedaan yang jelas antar bagian/
bab.
Sistem navigasi dalam buku sangat penting dalam memberi informasi
kepada pembaca di lembar mana dia berada sekarang maupun untuk
mencari topik tertentu di dalam buku. Daftar isi, nomor halaman, running
text merupakan beberapa sistem navigasi yang terdapat pada buku. Tiap
halaman ditandai dengan nomor dan running text, sedangkan daftar isi
menjadi semacam peta perjalanan.
Pada umumnya, buku dibagi menjadi tiga bagian yang masing-masing
terbagi lagi berdasarkan fungsinya masing-masing :
BAGIAN DEPAN
1. Cover depan berisi judul buku, nama pengarang, nama atau logo
penerbit, testimonial, elemen visual atau teks lainnya.
2. Judul bagian dalam.
3. Informasi penerbitan dan perijinan.
4. Dedication, pesan atau ucapan terima kasih yang ditujukan oleh
pengarang untuk orang/pihak lain.
5. Kata pengantar dari pengarang.
6. Kata sambutan dari pihak lain, misalnya editor atau pihak ahli.
7. Daftar isi.
BAGIAN ISI
Isi buku yang terdiri dari bab-bab dan sub-bab, dan tiap bab membicarakan
topik yang berbeda.
BAGIAN BELAKANG
1. Daftar pustaka
2. Daftar istilah
3. Daftar gambar
4. Cover belakang biasa berisi gambaran singkat mengenai isi buku
tersebut, testimonial, harga, nama atau logo penerbit, elemen visual
atau teks lainnya.
5. MAJALAH
Bila diperhatikan, ada majalah yang sebagian besar isinya adalah iklan,
belum termasuk artikel-artikel yang sebenarnya mengarah pada penjualan
produk-produk tertentu (iklan yang berbentuk artikel) seperti pada majalah
kecantikan atau majalah properti. majalah memang dikenal sebagai media
iklan.
Majalah biasanya menyediakan halaman atau kolom-kolom khusus yang
dijual untuk pengiklan. Misalnya dibalik cover depan, atau diseluruh
halaman cover belakang. Produk yang dijual dalam iklan biasanya tidak
jauh dengan tema yang disandang majalah tersebut atau tergantung pada
target market majalahnya. bila majalah wanita, iklannya kebanyakan
produk kosmetik dan kecantikan.
Ukuran dan bentuk majalah juga tidak terlalu jauh berbeda. Pemilik
majalah tahu bahwa pengiklan tidak mau mengeluarkan biaya ekstra untuk
mengubah ukuran iklannya untuk majalah yang berbeda. Alasan lain
adalah majalah biasanya dijual di semacam lemari pajangan dengan rakrak berukuran tertentu di counter-counter majalah. Bila majalah itu
berukuran ekstra atau terlalu kecil, kemungkinan akan sulit untuk
memajangnya.
Seperti pada buku, cover majalah juga mendapat penanganan khusus.
Karena selain sebagai identitas majalah, penampilan cover yang atraktif
bisa menarik orang untuk membeli majalahnya. Meletakkan judul-judul
artikel yang menarik pada cover, menampilkan satu elemen visual atau
teks yang kontroversial adalah beberapa cara untuk menarik perhatian
pembeli.
FUNGSI : Menyampaikan informasi, menjual produk, menyebarkan paham,
pendidikan dan lain-lain. Tapi pada umumnya majalah juga berfungsi
sebagai media periklanan.
GIMMICK
Ciri-ciri gimmick:
1. Menarik
2. Berguna
3. Mudah dibawa
4. Harga Produksi
yang terjangkau
5. Bernilai
Manfaat Gimmick
Manfaat Gimmick
1. Menjadi pelengkap dalam sebuah media dan penyebaran informasi.
Biasanya gimmick diberikan bersama-sama dengan media cetak seperti
leaflet,poster, dan brosur.
2. Bentuk gimmick yang unik dapat diberikan sebagai hadiah atau
souvenir.
3. Gimmick adalah benda yang dapat dipakai atau digunakan, sehingga
pesan yang dituliskan dalam gimmick akan bertahan lama selama
gimmick tersebut tidak dibuang