Anda di halaman 1dari 22

Teknologi

Pemberdayaan Masyarakat
dan Promosi Kesehatan :
Media

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 1

Desain Komunikasi
Visual

Desain komunikasi visual (DKV) adalah sebuah komunikasi yang


menggunakan perangkat indera penglihatan untuk menyampaikan
informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam DKV, teks juga dianggap
gambar karena merupakan hasil dari penggabaran suara atau simbolsimbol yang bisa dibunyikan.
Misalkan, kita mengenal aksara latin baik secara tulisan dan bunyi,
aksara arab atau mandarin baik secara lisan ataupun bunyi.
DKV diterapkan seni murni ataupun seni terapan. Seperti jenis desain
lainnya, DKV dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda
merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu
yang digunakan (desain). Seni DKV mencakup kemampuan
menterjemahkan ide dan keterampilan memilih visual, termasuk di
dalamnya tipografi (ilmu per-hurufan), ilustrasi (ilmu menggambar),
fotografi (ilmu memotret dengan alat), pengolahan gambar (ilmu
komputer grafis), dan tata letak.

DKV mengenal 3 jenis


pemaknaan visual
yang disebut dengan
SEMIOTIKA, yaitu :
(1)SEMANTIK,
(2) SINTAKTIK dan
(3) PRAGMATIK

! 1. SEMANTIK
Semantik berasal dari bahasa Yunani semanien yang artinya
maksud atau pengertian/persepsi tentang arti tanda visual pada
pelihat/pengguna/penerima tanda, Dalam arti lain semantik
merupakan suatu tingkat dimana kita meneliti dan menganalisa
makna dari suatu visual tertentu
kesalahan semantik berakibat komunikasi tidak terjalin atau
berbelok arah (mis : kata banyak dalam bahasa Indonesia berbeda
artinya dengan kata banyak dalam bahasa Jawa). Dalam prinsip
Semantik, makna dibagi menjadi 2 hal yaitu DENOTASI &
KONOTASI.
DENOTASI : makna leksikal/makna sebenarnya.
makna denotasi merupakan makna pokok, pasti dan terhindar dari
kesalahtafsiran.
KONOTASI : makna kiasan/struktural
merupakan makna tambahan yang terbentuk karena kesepakatan
bersama (konvensi), abstrak, imajiner dan tidak jelas
VISUAL

MAKNA DENOTASI

MAKNA KONOTASI

Langit Biru
cerah

Cuaca panas, cerah, siang


hari

senang, gembira ria

Batu karang

hanya sebuah batu


karang

keras, kuat, menantang

Merpati

burung

kedamaian.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 2

2. SINTAKTIK
Sintaktik berasal dari bahasa Yunani Suttatein yang artinya
mengatur, mendisiplinkan, menyeragamkan. pengolahan/seleksi untuk
mencapai keberaturan dan keserasian sebagai satu kesatuan bahasa
bentuk, sistem visual, gaya visual.
Misalnya : sistem seragam di sekolah SD, SMP atau SMU. Walaupun
ada beberapa anak yang kreatif menambahkan dasi, topi atau sepatu,
tetapi seragam putih abu-abu/putih- biru/ atau putih merah tetap
dipakai sebagai penanda (sintaktik).
Dalam aspek sintaktik keberaturan dan keseragaman sebuah desain
diatur dalam teori KONSTANTA dan VARIABEL.
KONSTANTA : unsur yang menyamakan. Dalam contoh di atas adalah
warna seragam.
VARIABEL : unsur yang membedakan. Dalam hal ini adalah
pemakaian aksesoris tambahan seperti topi, gelang atau bros.
!
3. PRAGMATIK
Pengungkapan pesan secara fisik pada pelaksanaan/eksekusi ukuran,
material, teknik, konstruksi, kemudahan, kejelasan, keamanan,
ergonomi, dan kapasitas fisik mata. Biasanya berlaku pada desaindesain yang sifatnya 3 dimensi (tidak di atas kertas).
Pragmatik selalu berkaitan dengan teknis dan praktis yaitu bahan
baku, finishing, produksi. Misalnya, untuk menjelaskan sesuatu yang
sifatnya keras, kita membuat desain dengan bahan material beton,
atau batu. atau sebaliknya, jika ingin mengkomunikasikan sesuatu
yang lembut, dapat mengarahkan pada material yang lembut seperti
kain, sutera, kapas dan lain-lain.

Denotasi adalah kata !Peace"


adalah kedamaian,
dikonotasikan dengan
penggambaran burung
merpati. (SEMANTIK).
Dua poster ini memiliki unsur
yang sama yaitu !gambar
burung merpati" dan tulisan
!peace". Diaplikasikan dengan
poster yang lain, elemen
tersebut masih terlihat
(SINTAKTIK).

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 3

Unsur Desain

Unsur dalam Desain Komunikasi Visual adalah:


1. Garis (Line)
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik
poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis
lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk
membangun bentuk atau konstruksi desain.
2. Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk
dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan
segitiga (triangle). Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat
dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
Huruf (Character) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang
dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa
verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
Simbol (Symbol) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang
mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara
umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu
bentuk benda nyata. Misalnya simbol pada pintu toilet umum, simbol
pada rambu-rambu lalu lintas, dll.
Bentuk Nyata (Form) bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik
dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau
benda lainnya.
3. Tekstur (Texture)
Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat
dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prakteknya, tekstur
sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda,
misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, dan lain sebagainya.
4. Ruang (Space)
Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang
pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika
desain.
Sebagai contoh, tanpa ruang Anda tidak akan tahu mana kata dan mana
kalimat atau paragraf. Tanpa ruang Anda tidak tahu mana yang harus
dilihat terlebih dahulu, kapan harus membaca dan kapan harus berhenti
sebentar. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan
menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).
5. Ukuran (Size)
Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar
kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini Anda dapat
menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain
anda sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca
terlebih dahulu.
6. Warna (Color)
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan
warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau
membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 4

Prinsip Desain:
(1) Keseimbangan
(2) Irama
(3) Penekanan
(4) Kesatuan

Prinsip-prinsip desain membantu menentukan bagaimana menggunakan


elemen desain. Ada empat prinsip desain: keseimbangan, penekanan,
irama, dan kesatuan. Prinsip-prinsip desain membantu anda untuk
menggabungkan berbagai elemen desain ke dalam tata letak yang baik.
Keseimbangan
Setiap elemen pada susunan visual berat yang telah ditentukan oleh
ukurannya, berat atau ringan dan ketebalannya. Ada dua pendekatan
dasar untuk menyeimbangkan.
1. keseimbangan simetris yang merupakan susunan dari elemen agar
merata ke kiri dan ke kanan dari pusat. Contoh yang paling mudah
adalah pengaturan judul paragraf yang berada di rata tengah.
2. keseimbangan asimetris yang merupakan pengaturan yang tidak sama
nilainya di sisi dan kanan halaman. Namun demikian, berat dari unsur
di salah satu sisi harus dapat menjadi penyeimbang dari sisi lainnya.
Misalnya, menempatkan satu paragraf penuh di satu halaman sisi, dan
sisi lain menyeimbangkan dengan pemberian judul dengan huruf yang
besar-besar.
Beberapa tips untuk menciptakan keseimbangan:
1. Menentukan sumbu keseimbangan dengan memberi garis khayal
secara horizontal ataupun vertikal
2. Berfikir secara parsial, misal: unsur yang BESAR, tapi sedikit VS unsur
yang KECIL tapi Banyak.
3. Ciptakan ruang kosong dengan ruang isi yang sama beratnya.
Irama
Irama atau rhtym adalah pola berulang yang dibuat oleh unsur-unsur
yang berbeda-beda. Pengulangan (mengulangi unsur serupa dalam cara
yang konsisten) dan variasi (perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi
atau elemen) adalah kunci untuk memunculkan irama.
Untuk membuat irama :
1. Ulangi sejumlah elemen berbentuk mirip, dengan ruang putih di antara
masing-masing, untuk menciptakan sebuah ritme biasa.
2. Ulangi rangkaian elemen tersebut semakin besar.
3. Ulangi rangkaian tersebut dengan variasi garis yang tebal menjadi
tipis, gelap menjadi terang dan lain-lain.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 5

Penekanan
Penekanan adalah unsur atau elemen yang mendapat perhatian pertama
baik itu judul, foto, atau bentuk. Penting untuk diperhatikan bahwa
penekanan pada satu halaman hanya fokus di satu unsur, sementara
unsur2 lain hanya sebagai pendukung.
Kesatuan
Kesatuan membantu semua elemen seperti milik mereka bersama.
Menyatukan elemen elemen oleh kelompok yang saling berdekatan
sehingga mereka terlihat seperti milik mereka bersama. Ulangi warna,
bentuk, dan tekstur. Gunakan kotak (dengan struktur yang halaman)
untuk membuat kerangka untuk margin, kolom, jarak, dan proporsi.
Untuk membuat persatuan:
1. Gunakan hanya satu atau dua jenis huruf namun berbeda ukuran dan
jenis miring, tebal dan tipis.
2. Konsisten dengan jenis huruf, ukuran, dan gaya untuk judul, sujudul,
paragraf, keterangan dan unsur-unsur lain.
3. Menggunakan warna-warna yang senada.
4. Mengulang warna, bentuk, atau tekstur yang berbeda di seluruh
wilayah.
Elemen Desain :

1. TIPOGRAFI.

1. Huruf , kata dan


paragraf (Tipografi)
2. Warna
3. Tata Letak

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang huruf/ karakter.


Mencakup di dalamnya adalah susunan huruf-perhuruf, kata-kata, kalimat
hingga paragraf. Tipografi menjadi sebuah ilmu ketika dunia percetakan
dan media membutuhkan huruf-huruf yang mudah terbaca secara
sistematis dan logikal.
Eksplorasi tipografi pada DKV memberikan sebuah penggambaran dari
LISAN yang di visualkan. Pada dasarnya, tiap huruf memiliki energi yang
dapat mengaktifkan gerak mata (karena mata membaca huruf).
Namun harus diperhatikan beberapa kaidah agar tipografi dapat menjadi
estetika desain visual, yaitu :
- Kenyamanan terbaca (Readebility, Legability)
- Readibility adalah kenyamanan baca yang tercapai bila huruf dan kata
terangkai berdasarkan jarak antar huruf (kerning), jarak antar kata
(leading) dan jarak antar baris kalimat atas dan baris kalimat bawah
(spacing).
- Legability adalah kenyamanan baca berdasarkan pilihan jenis/ tipe huruf
(font). Dalam hal ini huruf-huruf yang sudah legibel untuk digunakan
adalah times new roman, arial, helvetica, dll.
- Font atau tipe huruf dibagi berdasarkan jenisnya. Menurut DEPDIKNAS
dalam penyusunan buku pelajaran nya, tipe huruf dibagi menjadi 4 jenis
besar, yaitu :

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 6

JENIS HURUF

KARAKTERISTIK

CONTOH
FONT

SARAN
PENGGUNAAN

Sherif

Ada kait di tiap


pangkal tongkat
hurufnya

Times New
Roman

Dapat digunakan
untuk Judul, atau
paragraf. Sifat
hurufnya formal
dan sedikit kaku.

Sans Sherif

kait pada tongkat


sudah hilang

Arial, calibri

Dapat digunakan
untuk Judul, atau
paragraf. Sifat
hurufnya santai
dan bersih.

Script

tulisan tangan,
hampir seperti
menulis indah

Monotype
corsiva

tidak banyak
dipergunakan
karena tingkat
keterbacaan yang
rendah. Mungkin
dapat digunakan
untuk 2 atau 3
kata. namun
untuk digunakan
satu kalimat
penuh, terlalu
riskan untuk
menjadi tidak
terbaca

Dekoratif

huruf-huruf yang
sudah
dimodifikasi,
tidak termasuk
kategori di atas

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 7

tidak banyak
dipergunakan
karena tingkat
keterbacaan yang
rendah. Mungkin
dapat digunakan
untuk 2 atau 3
kata. namun
untuk digunakan
satu kalimat
penuh, terlalu
riskan untuk
menjadi tidak
terbaca.
Karena sifatnya
yang dekorasi,
mungkin dapat
menjadi unsur
pendukung tema

Elemen Desain :

2. WARNA

1. Huruf , kata dan


paragraf (Tipografi)
2. Warna
3. Tata Letak

Pengetahuan tentang warna membantu komunikasi visual agar berjalan


seiring dengan pesan yang dimaksud. Pemilihan warna diharapkan tidak
berdasarkan pada rasa suka, namun didasarkan pada pilihan psikologis
dan teoritis warna itu sendiri.
Pada dasarnya warna dapat dikategorikan menjadi 12 warna pokok yang
terdiri dari :
- Warna Primer : Merah, Kuning dan Biru
- Warna Sekunder adalah pencampuran dari 2 warna primer: yaitu oranye
(merah dengan kuning); hijau (kuning dengan biru) dan ungu (biru
dengan merah).
- Warna tersier adalah percapuran dari warna sekunder dengan warna
primer sehingga didapatkan intensitas yang lebih beragam lagi yaitu :
oranye kemerah-merahan, oranye kekuning-kuningan, hijau
kekuningan, hijau kebiruan, ungu kemerahan dan ungu kebiruan.

Contoh kontras warna tulisan


dan background yang
diperbolehkan.

12 warna dasar dapat digambarkan menjadi roda warna yang saling


berkaitan membentuk satu lingkaran penuh yaitu merah, oranyekemerahan, oranye, oranye-kekuningan, kuning, kuningkehijauan,hijau,hijau-kebiruan, biru, ungu-kebiruan, ungu, ungukemerahan lalu kembali ke merah.
Selain kedua belas warna dasar tersebut, terdapat juga warna akromatik
yaitu hitam intensitas abu-abu dan putih. Warna akromatik ini dapat
mempengaruhi 12 warna dasar melalui percampuran warna sehingga
dapat membentuk warna-warna baru yang jumlahnya milyaran.
Warna dull apabila 12 warna dasar tercampur dengan warna abu-abu.
Warna-warna ini biasa didapatkan pada seragam-seragam Tentara
Nasional Indonesia, atau beberapa warna yang kita sebut dengan hijau
lumut.
Warna-warna tint apabila 12 warna dasar tercampur dengan warna putih.
Warna-warna ini biasa didapatkan pada perlengkapan bayi, seperti warna
pink muda, biru muda atau kuning muda.

contoh kontras pada paduan


warna.

Warna yang berseberangan atau kontras, adalah warna-warna yang


saling berseberangan dalam lingkaran warna, seperti ungu dengan
kuning, biru dengan oranye, merah dengan hijau.
Warna yang bersebelahan atau analog, adalah warna-warna yang saling
bersebelahan dalam lingkaran warna, seperti kuning dengan oranye
dengan kuning-keoranyean.

orange dan kuning adalah warnawarna yang bersebelahan dalam


lingkaran warna

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 8

Elemen Desain :

3. TATA LETAK

1. Huruf , kata dan


paragraf (Tipografi)
2. Warna
3. Tata Letak

Tata letak pada dasarnya sama dengan prinsip-prinsip desain yaitu : (1)
Keseimbangan (2) Irama (3) Penekanan (4) Kesatuan.
Selain itu perlu diperhaikan juga margin (jarak yang didapat dari pinggir
halaman ke pinggir paragraf), memutuskan jumlah kolom dalam halaman
sehingga perlu dibuat grid (garis-garis khayal yang mengatur jumlah
kolom).

Contoh tata letak brosur.


Keseimbangan antara gambar,
blok warna, tulisan judul, tulisan
isi dan garis-garis.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 9

Mata Kuliah

Sub Mata Kuliah


Uraian Materi
Trend Perkembangan
Media Promosi
Kesehatan

TEKNOLOGI PENGEMBANGAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN


4. Trend Perkembangan Media Promosi Kesehatan

:
Perkembangan media telah melalui begitu banyak evolusi yang bahkan
kita sendiri lelah untuk melampauinya. Ketika kita berbicara mengenai
media, kita tidak akan lepas dari hal-hal yang bersifat propaganda,
informasi dan teknologi yang mengikutinya.
ERA KEMERDEKAAN 1945
Jika dimulai dari saat pendudukan jepang di Indonesia di sekitar tahun
1942 -1945, media telah digunakan untuk upaya Propaganda, terutama
ketika Jepang telah menggantikan Belanda menduduki beberapa daerah
di Indonesia.
Propaganda yang dilakukan seperti menyebarkan Poster, flyer ataupun
pamflet yang dibuat dari selembar kertas merang (kertas berwarna
cokelat atau kertas merang) untuk kemudian digandakan dengan
teknologi cetak stensil (menggunakan mal huruf-huruf atau gambar
kemudian dicat berulang-ulang). Teknologi stensil telah dikenal di
Indonesia sejak jaman ke pendudukan Belanda sampai peralihannya ke
Jepang, sampai kepada detik-detik Proklamasi Kemerdekaan. Setela itu,
masuklah teknologi cetak sederhana sehingga pada saat itu tebit surat
kabar - surat kabar yang menjadi media yang efektif dalam
menyebarluaskan informasi termasuk kabar ketika Indonesia
menyatakan kemerdekaannya.
Media kamera video dan foto pun pun telah merekam jejak-jejak
perjuangan kemerdekaan sehingga kita sampai saat ini masih menikmati
teks Proklamasi yang dibacakan oleh Presiden Soekarno. Jangan
lupakan juga media audio, yaitu radio yang menjangkau berbagai pulaupulau di Indonesia sebagai media penyampai pesan para pejuangpejuang hingga negara kita merdeka.
Era Pencanangan Pendidikan Kesehatan oleh Menkes pertama J.
Leimena.
Era Pendidikan Kesehatan di Indonesia di mulai ketika Indonesia mulai
menjadi negara merdeka. Banyak permasalahan kesehatan terutama
Malaria menjadi isu kesehatan, hingga saat itu Presiden Soekarno
mencanangkan GEBRAK MALARIA yang kemudian menjadi HARI
KESEHATAN NASIONAL yang diperingati tiap tahun di tanggal 12
November.
Media yang berperan penting pada saat itu adalah media cetak,
terutama koran yang masih berteknologi cetak sederhana. Foto dan
video masih merekam dalam format hitam dan putih. Buku-buku
kesehatan masyarakat dan kedokteran pun diterjemahkan ke bahasa
Indonesia dan dicetak agar dapat diakses berbagai kalangan pendidik.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 10

Era PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa), Posyandu


dan PKM (penyuluh Kesehatan Masyarakat). 1975 -1995
Pada saat itu, pemanfaatan media elektronik terutama radio dan televisi
sangat penting. TVRI menjadi satu-satunya stasiun televisi yang bisa
diakses oleh masyarakat. Hiburan dalam kotak televisi menjadi seseuatu
yang sangat trend sehingga banyak drama-drama televisi yang dibuat
langsung menjadi tren dan disukai.
PKM melirik kesempatan ini untuk memproduksi sinetron drama yang
bertemakan kesehatan. dr. Sartika- / Bidan Minarti -menjadi drama
sinetron yang sangat sukses pada saat itu- sangat melekat di benak para
penonton setia TVRI.
Posyandu pun menjadi program yang harus diangkat. Pada saat itu
Media cetak (print add) Posyandu menghiasi sebagian besar UKBM di
tingkat Lurah. Teknologi nya sudah menggunakan teknologi cetak 4
warna, menggunakan fotografi dan konsep yang menyentuh emosional
(kedekatan dengan keluarga dan anak-anak).
Pameran Kesehatan dan pemutaran film juga menjadi media tradisional
yang mempertemukan langsung antara audience dengan paparan
Informasi kesehatan.
Televisi telah menjadi media yang menyihir jutaan pemirsa Indonesia.
ditandai dengan banyaknya stasiun tv swasta yang kian menjamur mulai
di tahun 1990 -2000 membuat eksklusivitas TVRI menurun. Orang-orang
mulai disodori pilihan hiburan yang tentunya memanjakan mereka.
Era Promosi Kesehatan : Paradigma Sehat 1995 - 2009
Di tahun-tahun ini, teknologi media berkembang dengan sangat pesat.
Televisi berwarna menjadi barang yang dimiliki tiap keluarga. Chanel TV
menjamur. Telepon Selular telah menjadi barang mewah untuk kemudian
berangsur-angsur menjadi barang sekunder/ primer yang harus dimiliki
tiap orang. Radio berkembang mulai dari kaset, pemutar cd, dvd hingga
mp3 (Ipod). Komputer berkembang mulai dari floppy disk, cd ROM,
hingga USB. Jaringan internet semakin ditingkatkan, hingga telepon
celular pun terintegrasi dengan internet menghasilkan teknologi WAP.
Jejaring sosial menjadi sesuatu yang trend.
Media cetak pun telah merubah wajahnya. Komputer telah mengubah
dunia menjadi era digitalisasi. Kamera foto dan video tidak perlu lagi
menggunakan film, tetapi cukup dengan SD CARD. Colok USB sanasini, hasil foto bisa langsung dicetak dengan teknologi digital printing.
Tiba-tiba segalanya menjadi mudah, efektif murah dan cepat. Teknologi
software pun berkembang sehingga sekarang tiap orang bisa mengedit
foto dan video nya sendiri sesuai dengan format dan keinginan.
Promosi Kesehatan memanfaatkan perkembangan teknologi yang pesat
ini dengan beberapa pengembangan seperti :
Memanfaatkan media luar ruang/ baliho. Teknologi digital printing
membuat pemasangan baliho/ billboard semakin terjangkau, mudah
dan cepat.
Memanfaatkan media cetak yang mudah dan murah untuk poduksi
dan penyebaran informasi seluas-luasnya. Menciptakan prototipe
untuk dapat menjadi panduan produksi bagi siapapun yang
membutuhkannya.
Televisi swasta yang mulai memproduksi acara-acara lokal (variety
show) seperti bincang-bincang, lawakan dan komedi situasi, mulai di
lirik Promkes sebagai sebuah format acara yang trend dan disukai
banyak orang. Oleh karena itu ada variety show WARUNG SEHAT,
BINCANG BERSAMA BU MENKES, FTV KESEHATAN. dll.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 11

Era Komitmen, Kerjasama Global dan target MDGs 2010-2014


Tandai kaleder kesehatan dan lihatlah bahwa hampir setiap minggunya
terdapat hari-hari besar kesehatan, mulai dari Hari Kesehatan Sedunia,
Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Pekan ASI Sedunia. Hari Malaria
Sedunia, Hari Tuberkulosis Sedunia dan banyak hari2 penyakit
sedunia lain yang menjadi momen penting.
Hal ini mengisyaratkan bahwa pemerintah terutama kesehatan
berkomitmen global untuk terus mengingatkan masyarakat dalam rangka
menjaga kesehatan dan ikut melaksanakan komitmen global.
Berbagai kampanye pun dilaksanakan dalam rangka mencanangkan
komitmen ini. Salah satu yang paling banyak dilaksanakan adalah
penggerakan masyarakat bersama penentu kebijakan (Presiden/
Meniteri/ Gubernur/ Bupati) untuk bersama-sama berkumpul, melakukan
sesuatu yang bersifat sehat dan positif (senam pagi, kerja bakti, bersihbersih) untuk kemudian bersama mencanangkan hari-hari besar
tersebut.
Media yang terlibat dalam kegiatan ini lebih bersifat sementara dan
mendadak, seperti pembuatan logo pencanangan, pemuatan kaos dan
topi olahraga, spanduk, umbul-umbul dan baliho.
Para Penentu Kebijakan Senam Bersama.
Salah satu momen dalam rangka Peringatan
Hari Kesehatan Sedunia

Kemitraan juga dikembangkan lebih luas lagi dengan menggandeng para


organisasi donor, lembaga swadaya masyarakat dan swasta untuk ambil
bagian dalam momen kampanye pencanangan ini. Coorporate Sosial
Responsibility mengambil celah dalam rangka ikut mensukseskan
gerakan hari-hari besar kesehatan.

Tren Media di Perkotaan


Urbanisasi yang bersamaan dengan era Paradigma Sehat telah
menambah masalah kesehatan yang serius. Perkotaan menjadi magnet
dimana tiap orang mencari kerja. Fasilitas, bangunan dan area bisnis
yang dibangun dengan tidak memperhatikan amdal, jalan-jalan
penghubung dan tempat tinggal, lahan yang mahal sehingga orang rela
tidur bertumpuk dalam rumah-rumah yang kumuh. Perputaran ekonomi
terpusat di kota, segala penawaran bisnis dan budaya bercampur di sini.
Media pun telah meleburkan dirinya dalam perubahan kota dan
urbanisasi. Kota menjadi lahan empuk bagi media untuk memunculkan
diri. Mengiklankan produk, memperkenalkan jasa. Media muncul dalam
bilboard-bilboard atau neon box yang berdiri terang dan megah di pinggir
jalan malam hari. Media muncul pada tempat-tempat strategis seperti
jembatan layang, menjulang melewati jalan pasar-pasar, atau muncul
pada fasilitas-fasilitas umum seperti halte dan bus, kendaraan umum,
stasiun, bandara dll. Media muncul pada pusat-pusat perbelanjaan
mewah, pusat rekreasi dan pusat pertemuan teman dan keluarga.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 12

Tren Media di Daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan


Satu-satunya keramaian pada daerah, kabupaten dan terpencil serta
perbatasan biasanya hanya pasar, alun-alun dan puskesmas. Belum lagi
ketika membicarakan soal akses jalan dan fasilitas. Mau pergi dari desa
ke desa banyak akses yang belum terbuka, seperti jalan yang jauh atau
jalan yang belum beraspal, hutan, sungai dan sebagainya.
Pemerintah telah menelurkan program flying health care dan salah
satunya adalah puskesmas terapung yang berusaha menjangkau desadesa yang belum tercapai jalan darat.
Bagaimana mengembangkan media di daerah ini? Berfikir
sederhana,kembali kearah penggunaan media propaganda, gunakan
media tradisonal. murah meriah efektif. Gunakan sarana yang ada.
Promosi Kesehatan telah mencoba membuat prototipe mobil pameran
dan multimedia, dimana mobil tersebut diharapkan dapat menjangkau
daerah terpencil, daerah tertinggal dan daerah perbatasan.
Menggunakan pendekatan ke arah Tokoh agama dan tokoh masyarakat
dapat dilakukan karena pada dasarnya masyarakat yang tertinggal
tingkat kekeluargaan dan panutan kepada tokoh tertentu masih sangat
kuat.
Program internet masuk desa dapat mejadi peluang promkes dalam
melebarkan sayap untuk penyebarluasan Informasi.
Internet, web dan jejaring sosial, siapa yang punya?
Pengguna Internet di Indonesia telah menembus 50 juta orang di tahun
2010, belum lagi 180 juta orang di Indonesia menggunakan yang
menggunakan telp selular. hal itu berarti alat komunikasi di Indonesia
telah merambah pada tingkat sosial paling bawah. Layanan SMS
menjadi sangat popluer karena menjadi media yang murah dalam
penyampaian pesan. para penyedia jasa selular terkadang melakukan
kiriman iklan baris lewat sms untuk menyampaikan promo suatu barang,
jasa atau acara. Apalagi jejaring sosial di Indonesia telah menjadi sangat
trend dan populer sampai ketika di tahun 2010, pengguna facebook di
Indonesia menjadi no 7 negara terbanyak yang log in pada situs ini.
Diintegrasikan dengan teknologi WAP pada telepon selular, Jejaring
Sosial menjadi pembawa pesan yang pasti dibaca oleh para pengguna
jejaring sosial.
Bagaimana Pemanfaatan Pesan Kesehatan pada teknologi Jejaring
sosial ini?
Promosi Kesehatan sejak 2008 telah membuat jejaring nya sendiri dalam
internet, seperti membuat situs www.promosikesehatan.com, dimana
segala informasi yang berhubungan dengan promosi kesehatan dapat
diakses langsung. Promosi Kesehatan juga mengikuti trend dengan
membuat jejaring sosial di twitter, dimana dapat diakes di //twitter.com/
puspromkes, sehingga siapapun yang menjadi followernya dapat meng
update dan bertukar informasi.
Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 13

Mata Kuliah

Sub Mata Kuliah

TEKNOLOGI PENGEMBANGAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN


5. Mengenal Jenis Media Promosi Kesehatan
Media Cetak

Uraian Materi
Media Cetak

:
Media adalah sebuah wadah/ alat bantu/ saluran/ channel yang
digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan dan memberikan
pengetahuan pada sasarannya. Alat bantu/ saluran / channel dalam
menyampaikan pesan dapat dibagi menjadi berbagai macam kategori.
Sesuai dengan trend perkembangan media, banyak ahli yang
mengklasifikasian media berdasarkan tingkat kebutuhan, tingkat
teknologi atau tingkat pengerjaan. Untuk mempermudah
pengklasifikasian, promosi kesehatan membagi media yang telah
diterapkan menjadi : media cetak, media elektronik, media luar ruang,
dan lain-lain.
Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang diproduksi
dan disampaikan kepada sasaran melalui tulisan dan visual. Kriteria
khusus dari media cetak ini adalah kumpulan informasi tersebut
diproduksi secara massal, dalam skala besar dan tersebar untuk sasaran
media tersebut. Media cetak diklasifikasikan berdasarkan ukuran media,
jenis kertas, dan waktu ketahananan fungsinya. Oleh karena itu perlu
diketahui beberapa ukuran standar dan jenis kertas Internasional yang
berhubungan erat dengan produksi media cetak tersebut.
Standar ukuran kertas yang dikenalkan di seluruh dunia kecuali Kanada
dan Amerika adalah standar ukuran ISO 216. Standar ini menggunakan
rasio lebar 1 banding panjang 1,4142. Rasio ini pertama kali
diperkenalkan oleh Georg Licttenberg, seorang peneliti di tahun 1786.
Standar ISO 216 mempunyai tiga seri yaitu seri A, B, dan C. Tiap ukuran
dari masing-masing seri ditandai dengan angka di belakangnya,
misalnya A4, A5, A6 dan lain-lain. Ukuran-ukuran kertas dapat dilihat di
tabel berikut:
SERI A

SERI B

milimeter

SERI C

milimeter

milimeter

A0

841 x 1189

B0

1000 X 1414

C0

917 x 1297

A1

549 x 841

B1

707 x 1000

C1

648 x 917

A2

420 x 549

B2

500 x 707

C2

458 x 648

A3

297 x 420

B3

353 x 500

C3

324 x 458

A4

210 x 297

B4

250 x 353

C4

229 x 324

A5

148 x 210

B5

176 x 250

C5

162 x 229

A6

105 x 148

B6

125 x 176

C6

114 x 162

A7

74 x 105

B7

88 x 125

C7

81 x 114

A8

52 x 74

B8

62 x 88

C8

57 x 81

A9

37 x 52

B9

44 x 62

C9

40 x 57

B10

31 x 44

C10

28 x 40

A10 26 x 37

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 14

Aplikasi
Poster, Gambar teknik

Ukuran
Kertas
A0, A1

Gambar, Diagram

A2, A3

Surat kabar

A3

Kertas surat, Brosur, Majalah

A4

Flier, Notes, Memo

A5

Buku
Kartupos

JENIS KERTAS

A5, A6
A6

Berbagai jenis kertas yang digunakan dalam media cetak, harus dapat
mendukung fungsi dari media cetak tersebut. Karena jenis kertas sangat
berpengauh terhadap berat media ketika dijadikan dalam satu paket,
sehingga berpengaruh dalam hal pengiriman media. Semakin tinggi nilai
berat pada kertas, maka semakin tebal jenis kertas tersebut. Jenis kertas
untuk media cetak banyak sekali jumlahnya. Ada yang sifat dan kualitasnya
tinggi, biasanya dapat dilihat dari tekstur dan warnanya. Tetapi biasanya
semakin tinggi kualitas jenis kertas, maka akan semakin tinggi harga dari
kertas tersebut.
Jenis Kertas yang menjadi standar digunakan dalam media cetak adalah :
1. Art paper 60-120 gr. kertas ini berpenampilan mengkilat dan tipis.
Biasanya digunakan untuk mencetak brosur, leaflet, lembaran dalam
buku/ majalah.
2. Art paper 80 gr - 120 gr. Kertas ini berpenampilan mengkilat dan tipis.
3. Art karton 150 -230 gr. Kertas ini berpenampilan mengkilat dan tebal.
4. Matte paper 80 gr - 120 gr. Kertas ini berpenampilan doft (licin tapi tidak
mengkilat) dan tebal.
5. Kartboard tebal 1-3 mm. Kertas ini berpenampilan tebal, berwarna
cokelat-kuning dan berkesan seperti sebuah triplek tetapi bisa dipotong
dengan pisau cutter. Karena tebalnya, kartboard biasa digunakan
sebagai dudukan dalam membuat kalender meja atau lembar balik.
6. Linen hitam dan putih 120 - 200 gr. kertas ini berpenampilan tebal,
bertekstur seperti kain. Terdapat warna pilihan hitam dan putih.
Biasanya digunakan untuk melapisi kartboard dalam pembuatan
dudukan untuk kalender meja, lembar balik, dan lain-lain.
7. HVS paper 70 - 80 gr. kertas ini tipis. Kertas yang digunakan sehari-hari
untuk keperluan kantor. Dapat juga digunakan dalam membuat halaman
dalam buku dan majalah. Hasil cetak berwarnanya kurang bagus
karena kertas ini banyak menyerap tinta.
8. BC paper 120 - 200 gr. kertas tebal bertekstur. Warnanya agak
kekuning-kuningan. Dapat menjadi pilihan untuk membuat kalender
meja atau kalender dinding. Unik karena jenis kertasnya tidak licin dan
memiliki tekstur walaupun hasil cetakannya tidak begitu terang.

Beberapa istilah dalam


percetakan :

1. Teknik separasi : adalah teknik mencetak dengan menggunakan


teknologi 4 warna dasar yaitu Cyan (Biru) Magenta (ungu) Yellow
(kuning) dan Black (Hitam) di atas kertas putih. Teknik separasi adalah
menggabungkan titik-titik kecil (raster) dengan 4 warna sehingga secara
ilusi optik menimbulkan warna-warna baru.
2. Teknik Sablon : adalah teknik mencetak dengan menggunakan satu atau
beberapa warna cat (sablon). Biasanya warna yang dihasilkan solid,
tidak bergradasi.
3. 4/4 : adalah kode yang digunakan bila cetak bolak balik di kertas dengan
4 warna. Sama halnya dengan kode 4/0 berarti cetak satu sisi kertas.
4. Digital printing : adalah teknologi mencetak dengan mesin printer besar.
Biasanya teknologi cetak ini digunakan jika kita ingin membuat media
cetak dengan jumlah yang diinginkan (tidak terlalu banyak).

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 15

1. POSTER

Menurut Ensiklopedia Wikipedia, poster adalah gambar pada selembar


kertas berukuran besar yang digantung atau ditempel di dinding atau
permukaan lain. Poster adalah sehelai kertas yang berisikan gambargambar dengan sedikit kata-kata.
Poster biasanya digunakan sebagai alat untuk mengiklankan sesuatu,
sebagai alat propaganda, dan protes, serta maksud-maksud lain untuk
menyampaikan berbagai pesan. Poster banyak digunakan untuk
mempengaruhi seseorang agar tertarik pada sesuatu atau mempengaruhi
agar seseorang bertindak. Selain itu, poster juga dipergunakan secara
perorangan sebagai sarana dekorasi yang murah meriah.
Tipikal poster yang 'baik'
1. Berhasil menyampaikan informasi secara cepat
2. Ide dan isi yang menarik perhatian
3. Mempengaruhi, membentuk opini / pandangan
4. Menggunakan warna-warna mencolok
5. Menerapkan prinsip 'simplicity'

Bagian dari Poster :

1. Judul :
Judul menempati urutan paling atas dari tata letak poster. Area untuk judul
biasanya menempati 1/4 atau 1/5 bagian atas dari tata letak poster. Judul
biasanya berupa teks yang jumlahnya tidak lebih dari 3-5 kata. Agar teks
terbaca dengan jelas, jenis huruf yang digunakan biasanya bertipe sans
sherif atau sherif.
2. Sub judul
Sub judul bisa hadir atau tidak ditampilkan dalam desain, tergantung dari
pesan yang disampaikan. Biasanya memenuhi 1/10 bagian dari tata letak
poster. Kata-katanya berupa 1 kalimat tegas, pendek, menyarankan suatu
perintah atau hal dengan bahasa yang sederhana. Jenis hurufnya harus
tegas dan jelas terbaca.
3. foto/ ilustrasi
Foto/ ilustrasi menempati urutan kedua setelah judul. Memenuhi 2/3 dari
seluruh tata letak poster. Jika menggunakan foto, gunakan foto yang
bermakna, fokus, human interset, bersih, sopan dan menyentuh perasaan.
Jika menggukan ilustrasi, gunakan jenis ilustrasi yang menarik, berwarna,
menarik perhatian, fokus dan sopan.
4. Teks
Teks menjadi bagian tambahan dari tata letak poster. Memenuhi 1/3 hingga
1/8 dari luas poster dan menjelaskan lebih detail isi dari poster tersebut.
Jenis hurufnya harus yang dapat terbaca, seperti tipe sans sherif.
5. logo
Logo dari instansi yang mengeluarkan poster tampil di pojok kiri -kanan
atasatau bawah tergantung selera. Memenuhi 1/50 dari bagian poster.
6. Desain
Warna yang senada antara foto/ ilustrasi, warna teks hingga warna dalam
latar belakang. Warna senada bisa diambil dari warna-warna
komplementer, kontras, dull atau tint.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 16

Eksekusi Media Poster

Sebuah pesan komunikasi dituangkan dalam bentuk poster jika :


1. Pesan tersebut ingin dilihat di tempat-tempat strategis di mana orangorang berkumpul dan berjalan.
2. Poster di tempelkan di tempat yang strategis, berulang-ulang 3-5 kali
dijejerkan agar orang yang berjalan dapat melihat JUDUL POSTER
secara utuh. Terlebih lagi jika mereka berhenti untuk membaca
keseluruhan isi poster.
3. Poster ditempatkan di ruang tunggu, dimana tiap orang memiliki cukup
waktu untuk melihat isi poster tersebut.
4. Ketahanan poster yang tidak lama, seminggu jika ditempel di luar
ruangan dengan intensitas panas dan hujan yang merata, sebulan jika
ditempatkan di dalam ruangan karena tertutup lembar informasi yang
lain.

Poster dalam
bentuknya:

1. Poster Propaganda dan Politik : Selama masa perang dunia 1 dan 2,


poster bertema nasional dan perekrutan tentara serta pekik
kemerdekaan bergemuruh dalam poster yang ditempel di jalan-jalan.
2. Poster komersial/ iklan : untuk tujuan menjual barang dan jasa dalam
sistem perdagangan kapitalisme.
3. Poster sosial : Promosi Kesehatan membuat poster untuk tujuan ini.
4. Poster film : menerangkan isi film yang sedang beredar.
5. Poster event/ acara dan budaya.

2. BROSUR/ LEAFLET

Karena mengalami perluasan arti, banyak perbedaan pendapat mengenai


definisi flier, brosur, leaflet dan pamplet. Untuk mempermudahnya, mari
dibagi menjadi 2 yatu :
1. Flier: dari kata fly, sejarahnya flier adalah selebaran kecil yang dicetak
murah (kadang malah sablon hitam putih) yang disebarkan dari pesawat
terbang.
2. Brosur, leaflet, pamplet berukuran lebih besar dari flier, tanpa atau
dengan lipatan. Umumnya kedua sisinya di desain, berwarna sehingga
biaya produksinya menjadi lebih mahal. Tidak hanya mengalami
perluasan arti, kelompok brosur pun mengalami eksplorasi sedemikian
sehingga kadang tidak terdefinisi sebagai apa. Contohnya: kartu nama
yang bisa dibuka lipatannya dan berisi informasi yang mirip brosur.
Apapun istilahnya, yang penting brosur dipahami sebagai lembar
informasi yang lebih detail dengan jumlah halaman yang lebih banyak
dan mudah dieksplorasi. Karena biaya produksinya yang cukup tinggi,
biasanya brosur tidak dibagikan di tempat umum tapi dapat dibagikan di
acara-acara, pameran atau event dimana target sasaran banyak
berkunjung.
Mahasiswa perlu mengetahui bagaimana target sasaran membaca brosur
terutama yang memiliki banyak lipatan, karena hal itu berguna dalam
rangka mendesain tata letak yang berkesinambungan dan enak dibaca.

Beberapa contoh lipatan brosur

Lipatan-lipatan pada brosur dengan sendirinya menciptakan panel seperti


halaman pada sebuah buku, majalah atau surat kabar. Dua halaman yang
bersisian disebut spread atau facing pages. Dalam mendesain spread
dianjurkan untuk melihatnya sebagai satu kesatuan, bukan dua halaman
yang berbeda.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 17

Bagian dari Brosur :

1. Judul
Judul menempati urutan awal di atas lembaran brosur ketika tertutup.
Prinsip mendesain cover brosur sama halnya dengan prinsip mendesain
poster.
2. paragraf
Paragraf mengisi sebagian besar brosur/leaflet dengan memperhatikan
kaidah penulisan yang baik, sederhana dan benar. Jika perlu,
sederhanakan paragraf dengan point-point kalimat, sub judul paragraf,
caption (kutipan) hingga fakta dan data.
3. Ilustrasi/ foto
Ilustrasi atau fotografi memenuhi 1/2 hingga 1/3 bagian untuk mendukung
informasi paragraf.
4. Desain
Menerapkan prinsip kesimbangan atara paragraf, foto/ilustrasi ,judul dan
elemen-elemen desain yang lain. Gunakan jenis huruf yang terbaca jelas
dan tidak lebih dari 2 tipe jenis huruf untuk mempertahankan konsistensi
brosur. Perhatikan jumlah kolom dan keseimbangannya dengan elemenelemen lain di dalam lembar brosur tersebut.

3. BOOKLET

Istilah booklet telah mengalami perluasan arti. Beberapa sumber


mengartikan booklet sebagai buku kecil, yang lain menyamakannya
dengan fungsi leaflet, brosur dan flier. Pada dasarnya booklet adalah
sebuah media publikasi yang terdiri dari beberapa lembar halaman, namun
tidak setebal sebuah buku.

Desain booklet

1. Fungsi booklet sebagai media publikasi yang dapat menampung cukup


banyak informasi karena memiliki halaman yang dapat disesuaikan.
2. Ukuran booklet bervariasi, kebanyakan sekitar A5 dan A6 agar mudah
dibawa-bawa dan dikantungi.
3. Sebagian besar teknik tata letak digunakan di dalam booklet.
4. Urutan-urutan booklet pada umumnya adalah : Cover depan (berisi judul
dan foto/ilustrasi pendukung), pendahuluan, paragraf isi, fakta dan data,
foto, ilustrasi dan penutup.
5. Kesatuan pada tiap-tiap halaman booklet didapat dari penggunaan
warna, penggunaan grid dengan ukuran yang serupa, kesamaan jenis
huruf, gaya foto atau gaya ilustrasi dan elemen lain seperti lengkung
atau blok warna yang konsisten.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 18

4. BUKU

Buku berisi lembaran halaman yang cukup banyak sehingga lebih tebal
daripada booklet. Berbeda dengan booklet yang bisa dijilid dengan kawat,
buku harus dijilid dengan lebih hati-hati agar lembaran kertasnya tidak
tercerai berai.
Pemanfaatan buku dalam media informasi sudah sangat umum sehingga
ada begitu banyak jenis buku seperti buku cerita, komik, novel, kamus,
ensiklopedi dan lain-lain.
Prinsip tata letak pada buku sama seperti pada booklet. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain : desain sampul buku, desain navigasi, kejelasan
informasi, kenyamanan membaca, pembedaan yang jelas antar bagian/
bab.
Sistem navigasi dalam buku sangat penting dalam memberi informasi
kepada pembaca di lembar mana dia berada sekarang maupun untuk
mencari topik tertentu di dalam buku. Daftar isi, nomor halaman, running
text merupakan beberapa sistem navigasi yang terdapat pada buku. Tiap
halaman ditandai dengan nomor dan running text, sedangkan daftar isi
menjadi semacam peta perjalanan.
Pada umumnya, buku dibagi menjadi tiga bagian yang masing-masing
terbagi lagi berdasarkan fungsinya masing-masing :
BAGIAN DEPAN
1. Cover depan berisi judul buku, nama pengarang, nama atau logo
penerbit, testimonial, elemen visual atau teks lainnya.
2. Judul bagian dalam.
3. Informasi penerbitan dan perijinan.
4. Dedication, pesan atau ucapan terima kasih yang ditujukan oleh
pengarang untuk orang/pihak lain.
5. Kata pengantar dari pengarang.
6. Kata sambutan dari pihak lain, misalnya editor atau pihak ahli.
7. Daftar isi.
BAGIAN ISI
Isi buku yang terdiri dari bab-bab dan sub-bab, dan tiap bab membicarakan
topik yang berbeda.
BAGIAN BELAKANG
1. Daftar pustaka
2. Daftar istilah
3. Daftar gambar
4. Cover belakang biasa berisi gambaran singkat mengenai isi buku
tersebut, testimonial, harga, nama atau logo penerbit, elemen visual
atau teks lainnya.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 19

5. MAJALAH

Bila diperhatikan, ada majalah yang sebagian besar isinya adalah iklan,
belum termasuk artikel-artikel yang sebenarnya mengarah pada penjualan
produk-produk tertentu (iklan yang berbentuk artikel) seperti pada majalah
kecantikan atau majalah properti. majalah memang dikenal sebagai media
iklan.
Majalah biasanya menyediakan halaman atau kolom-kolom khusus yang
dijual untuk pengiklan. Misalnya dibalik cover depan, atau diseluruh
halaman cover belakang. Produk yang dijual dalam iklan biasanya tidak
jauh dengan tema yang disandang majalah tersebut atau tergantung pada
target market majalahnya. bila majalah wanita, iklannya kebanyakan
produk kosmetik dan kecantikan.
Ukuran dan bentuk majalah juga tidak terlalu jauh berbeda. Pemilik
majalah tahu bahwa pengiklan tidak mau mengeluarkan biaya ekstra untuk
mengubah ukuran iklannya untuk majalah yang berbeda. Alasan lain
adalah majalah biasanya dijual di semacam lemari pajangan dengan rakrak berukuran tertentu di counter-counter majalah. Bila majalah itu
berukuran ekstra atau terlalu kecil, kemungkinan akan sulit untuk
memajangnya.
Seperti pada buku, cover majalah juga mendapat penanganan khusus.
Karena selain sebagai identitas majalah, penampilan cover yang atraktif
bisa menarik orang untuk membeli majalahnya. Meletakkan judul-judul
artikel yang menarik pada cover, menampilkan satu elemen visual atau
teks yang kontroversial adalah beberapa cara untuk menarik perhatian
pembeli.
FUNGSI : Menyampaikan informasi, menjual produk, menyebarkan paham,
pendidikan dan lain-lain. Tapi pada umumnya majalah juga berfungsi
sebagai media periklanan.

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 20

GIMMICK

Gimmick berasal dari bahasa Inggris gimme -yang merupakan bahasa


slank dari give me yang berarti berikan padaku. Sesuai dengan namanya,
gimmick adalah benda-benda tertentu yang dapat dibagikan kepada
masyarakat. Secara sederhana, Gimmick lebih dikenal dengan souvenir
atau barang pemberian.

Ciri-ciri gimmick:
1. Menarik
2. Berguna
3. Mudah dibawa
4. Harga Produksi
yang terjangkau
5. Bernilai

Gimmick memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Menarik
Menarik adalah point pertama bagi orang lain untuk menarik minat.
Gimmick yang menarik adalah ketika dipajang di stand baik satu atau
beberapa buah yang disusun membentuk suatu bentuk visual yang dapat
menarik mata. Menarik dapat dicapai dari bentuk gimmick, warna, bahan
dan sebagainya.
2. Berguna
Setelah target sasaran tertarik untuk melihat gimmick, maka mereka akan
merasa bahwa barang tersebut berguna untuk mereka. Seperti contoh,
gimmick topi yang berguna untuk menahan kepala yang panas pada saat
kampanye di luar ruangan, dan lain sebagainya.
3. Mudah Dibawa
Setelah mengetahui bahwa gimmick berguna untuk mereka, selanjutnya
gimmick biasanya diberikan secara gratis. Namun demikian kepraktisan
gimmick untuk dibawa menjadi suatu bentuk pertimbangan. Misalnya
goodie bag, dengan ukuran dan bahan yang pas untuk dijinjing, membuat
orang-orang ingin segera membawanya pulang.
4. Harga Produksi yang terjangkau
Gimmick biasanya diproduksi secara massal dan banyak karena biasanya
dibagikan secara gratis. Oleh karena itu harga menjadi bentuk
pertimbangan.
5. Bernilai
Walaupun gimmick pada dasarnya dibuat dengan biaya produksi yang
murah, bukan berarti gimmick tidak memiliki nilai, baik itu secara seni (art)
atau secara applied (terapan/ atau digunakan). Untuk itu gimmick dibuat
dengan seni dan memikirkan aspek tahan lama untuk digunakan.

Manfaat Gimmick

Manfaat Gimmick
1. Menjadi pelengkap dalam sebuah media dan penyebaran informasi.
Biasanya gimmick diberikan bersama-sama dengan media cetak seperti
leaflet,poster, dan brosur.
2. Bentuk gimmick yang unik dapat diberikan sebagai hadiah atau
souvenir.
3. Gimmick adalah benda yang dapat dipakai atau digunakan, sehingga
pesan yang dituliskan dalam gimmick akan bertahan lama selama
gimmick tersebut tidak dibuang

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 21

Kapan dan dimana


Gimmick digunakan

Kapan dan dimana gimmick digunakan :


1. Dalam event seperti seminar, gimmick seperti paper bag atau tas kain
dapat menjadi wadah dalammenyimpan media-media cetak, buku, alat
tulis, casing notebook/ HP, dasi, gantungan kunci, kalender mini atau
benda-benda souvenir lainnya. Dalam seminar, gimmick seperti buku
kecil dan pulpen menjadi lebih berguna dan tepat sasaran.
2. Dalam kegiatan seperti kampanye kesehatan di jalan-jalan kota,
gimmick seperti kaos, sticker dan topi dapat dibagikan karena bisa
langsung dipakai/ dikenakan untuk melindungi mereka dari debu dan
sengatan matahari.
3. Dalam kegiatan seperti peringatan hari-hari kesehatan di lapangan
terbuka, gimmick seperti balon, kaos, topi, sticker, paper bag, pin,
payung dan souvenir lainnya yang sangat berguna dan dapat dipakai di
lapangan terbuka. Apalagi balon memiliki daya tarik yang tinggi.
Bentuknya yang beranekaragam dan berwarna-warni sangat menarik
perhatian anak-anak.
4. Dalam kegiatan seperti pameran pendukung acara kesehatan, gimmick
yang dapat dibagikan seperti sticker, pin, alat tulis, mug, gantungan
kunci merupakan benda yang menarik diberikan sebagai hadiah
alternatif dan dapat dibawa pulang sehingga pesan-pesan kesehatan
dapat selalu diingat.
5. Gimmick dapat diberikan kepada sasaran yang khusus. Seperti ketika
ingin membuat kampanye AIDS kepada kaum pekerja seks komersial
kita perlu membagikan gimmick seperti alat kosmetik, dompet, gelang/
kalung, kondom dan lainnya yang dapat mereka pakai sehari-harinya,
sehingga pesan kesehatan yang sederhana itu dapat selalu mereka
lihat dan secara tidak sengaja mereka selalu mengingatnya.Adapun
ketika kita ingin membuat kampanye cuci tangan kepada anak sekolah
dasar, kita perlu membagikan gimmick seperti sticker bentuk tangan,
kaos, alat tulis, balon yang dapat dipergunakan danmenjadi mainan
bagi anak-anak tersebut.
Gimmick sekarang banyak diproduksi massal baik itu untuk keperluan
souvennir perkawinan, seminar dan lain sebagainya. Kita harus pandai
membagi gimmick berdasarkan tingkat kebutuhan penyebarluasan pesan
kesehatan. Selain itu, pesan yang ditorehkan ke dalam gimmick biasanya
tidak dapat terlalu banyak, sehingga harus menyederhanakan pesan.
Contoh gimmick :
1. Sticker
2. Paper bag
3. Tas
4. Balon
5. Dompet
6. Pin
7. Topi
8. Kaos/ Kemeja
9. Dasi
10.Payung
11.Alat tulis (Pulpen/ pensil, penggaris, penghapus,tempat pensil, buku
tulis, map).
12.Lampu meja
13.Casing notebook/ HP
14.Casing kacamata
15.Gelang/kalung
16.Saputangan/slayer
17.Kalender mini
18.Alat kosmetik
19.Gantungan kunci
20.Mug/ gelas

Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan: Media| 22

Anda mungkin juga menyukai