Case Report
Case Report
UVEITIS
PEMBIMBING:
DR. RIANA AZMI, SP.M
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. E S
Usia
: 37 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh Pabrik
Pendidikan : SLTA
Alamat
: Jl. Cibogo, Cigombong. Sukabumi.
Penjamin
: BPJS
No. RM
: 44-73-xx
Anamnesis
Keluhan Utama
Lanjutan
Riwayat Penyakit Sekarang
Lanjutan
Riwayat Penyakit Dahulu
Pemeriksaan Generalis
Keadaan Umum/kesadaran
Tampak
Tenang/Compos Mentis.
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
:
:
: 120/80 mmHg.
80 kali per menit.
36.5 C.
: 20 kali per menit.
Pemeriksaan Oftalmologis
KANAN
KIRI
1/300
VISUS
1/60
Normal
Normal
Ortoforia
Ortoforia
Pemeriksaan Oftalmologis
KANAN
KIRI
Tenang
PALPEBRA
Tenang
Tenang
KONJUNGTIVA
Tenang
Jernih
KORNEA
jernih
Sedang
COA
Sedang
Baik
IRIS
Sinekia
posterior
Irreguler(lonjong),
RC -
PUPIL
Buat central.
RC -
Keruh
LENSA
Keruh
Diagnosis
Uveitis Anterior OS +Katarak Matur OD
Differential Diagnosis
Keratitis
Glukoma Sekunder OS
Katarak Komplikata OD
Penatalaksanaan
Atropin 1% ed 3 x gtt 1 OS
Methyl prednisolon 2 x 8mg p.c
Timol 0.5 % Eye Drop 2 x gtt 1
Asam Mefenamat tab 2 x 500 mg p.c
TINJAUAN PUSTAKA
UVEITIS
Kornea
Pinggir kornea = limbus
Trabekula ,
Kanal Schlemm
Sklera
Lensa kapsul,
korteks, inti)
Zonula Zinnii
Uvea:-Iris
-Korpus Siliaris
-Koroidea
Retina -Neuro-retina
-Epitel pigment
Korpus Vitreum
ANOTOMI
UVEA
N. Optikus, berselubung:
Duramater
Arakhnoidea
Piamater
IRIS
Membran berwarna
Bentuk : sirkular, di
kripti
Pembuluh
darah :
- sirkulus minor
- sirkulus mayor
Dipersarafi : n. nasoiliar
-Midriasis simpatik
-Miosis parasimpatik
KORPUS SILIARIS
Susunan otot yang
melingkar
Mempunyai sistem
ekskresi di belakang
limbus
Dimulai dari pangkal iris
ke belakang sampai
koroid terdiri dari
Otot-otot siliar
Prosesus siliaris
KOROID
Letak : antara sklera dan
retina
Tersusun dari 3
pembuluh darah koroid
Batas :
-sebelah dalam: membrana
Bruch
-sebelah luar : sklera
Melekat erat ke posterior
di tepi-tepi N. Optikus
VASKULARISASI UVEA
a. oftalmika
a. Siliaris
anterior
Sirkulus a.
Mayoris iris
Iris &
Korpus
siliaris
a. Siliaris
posterior
a. Siliaris
posterior
longus
Koroid
a. Siliaris
posterior
brevis
FUNGSI UVEA
1.
2.
3.
4.
5.
UVEITIS
Definisi
Peradangan dari traktus uvealis, lapisan pembuluh
darah mata yang terdiri dari iris, korpus siliaris dan
koroid.
Peradangan dari struktur ini biasanya diikuti oleh
EPIDEMIOLOGI
Penyebab kebutaan ke-3 di Amerika Serikat setelah
KLASIFIKASI
Anatomi
Etiologi
Gambaran Klinik
UVEITIS
Histopatologi
Tipe
Uveitis Anterior
Fokus Inflamasi
COA
Meliputi
Iritis
Iridosiklitis
Anatomi
Siklitis Anterior
Uveitis Intermediate
Vitreus
Pars Planitis
Siklitis Posterior
Hialitis
Uveitis Posterior
Khoroiditis Fokal,
Multifokal atau difus
Korioretinitis
Retinokoroiditis
Retinitis
Neuroretinitis
Pan Uveitis
COA,Vitreus, Retina
dan Koroid
Menurut
Standardization of
Uveitis Nomenclatur
(SUN) Working Group
(2005)
Histopatologi
Non-granulomatosa
Umumnya tidak ditemukan
organisme patogen.
Diduga fenomena
hipersensitivitas
Terutama melibatkan bagian
anterior traktus
Terlihat reaksi radang (infiltrasi selsel limfosit dan sel plasma dalam
jumlah cukup banyak dan sedikit sel
mononuclear.
Kasus berat dapat terbentuk
bekuan fibrin besar atau hipopion
didalam COA.
Granulomatosa
Umumnya mengikuti invasi mikroba
Gambaran Klinik
Tipe
Keterangan
Akut
Rekuren
Kronik
AIDS
IDIOPATIK
IMMUNODEFISIENSI
ENDOGEN
EKSOGEN
ETIOLOGI
Non granulomatosa
Granulomatosa
Onset
Akut
Tersembunyi
Sakit
Nyata
Fotofobia
Nyata
Ringan
Sedang
Nyata
Nyata
Ringan
Putih halus
Kelabu besar
Penglihatan kabur
Merah sirkumkorneal
Perisipitat keratik
Pupil
(bervariasi)
Synechia posterior
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Nodul iris
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Uvea anterior
Tempat
posterior
Perjalanan
Akut
Menahun
Rekurens
Sering
Kadang-kadang
PATOFISIOLOGI
Radang iris &
korpus siliaris
Blood Aqueous
Barrier rusak
Proses peradangan
akut
limfosit, makrofag,
sel plasma
BMD
hipopion
hifema
Akumulasi SSR
pada perifer pupil
yang disebut
Koeppe nodules,
bila dipermukaan
iris disebut
Busacca nodules.
Keratic Presipitate
(KP)
Slitlamp : tampak
sebagai flare yaitu
partikel-partikel
kecil dengan gerak
Brown (efek
Tyndall)
Mutton fat
SSR, fibrin, dan
fibroblast dapat
menimbulkan
perlekatan
Perlekatanperlekatan
tersebut +
tertutupnya
trabekular oleh
sel-sel radang
kasus
berlansung
kronis
gangguan
produksi akuos
humor
(hipofungsi
korpus siliaris)
menghambat
aliran akuos
humor dari bilik
mata belakang
ke bilik mata
depan
Fase akut
gumpalangumpalan pada
sudut bilik mata
depan
Fase lanjut
seklusio pupil
penurunan TIO
akuos humor
tertumpuk di
bilik mata
belakang
Glaukoma
sekunder
mendorong iris
ke depan yang
tampak sebagai
iris bombe
TIO semakin
meningkat.
GEJALA KLINIS
Gejala subjektif
Gejala objektif
Nyeri
Injeksi siliar
Perubahan kornea
Kelainan kornea
Bilik mata
Iris
Perubahan pada lensa
Perubahan dalam badan kaca
Perubahan TIO
Gejala objektif
Pemeriksaan dengan slitlamp, oftalmoskopik
1. Injeksi siliar
Uveitis anterior akut
gejala dini.
bila hebat hiperemi dapat
meluas sampai pembuluh
darah konjungtiva
2. Perubahan kornea
Keratik presipitat
Mutton fat
Dapat dibedakan :
Baru dan lama
Jenis sel
leukosit
Limfosit
Makrofag
Ukuran dan jumlah sel
3. Kelainan kornea
Uveitis anterior akut
4. Bilik mata
Efek Tyndall
Menunjukkan adanya peradangan dalam
bola mata.
Uveitis anterior akut
Kenaikan jumlah sel sebanding dengan
derajat peradangan dan penurunan
jumlah sel sesuai dengan penyembuhan
pada pengobatan
Uveitis anterior kronik
efek Tyndall menetap dengan beberapa
sel menunjukan telah terjadi perubahan
dalam permeabilitas pembuluh darah
iris. Bila terjadi peningkatan efek
Tyndall disertai dengan eksudasi sel
menunjukkan adanya eksaserbasi
peradangan.
Sel
berasal dari iris dan badan
siliar
Jenis sel :
Limfosit dan sel plasma
bulat, mengkilap putih
keabuan.
Makrofag lebih besar,
warna tergantung bahan
yang difagositosis.
Sel darah berwarna merah.
4. Bilik mata
Fibrin
Hipopion
Merupakan agregasi sel yang terjadi pada stroma iris, terlihat sebagai
benjolan putih pada permukaan depan iris
Nodul
Busacca
Nodul
Koeppe
Pupil
Hiperemi
iris
5. Iris
5. Iris
5. Iris
DIAGNOSA BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Flouresence Angiografi (FA)
pencitraan yang penting dalam mengevaluasi penyakit
korioretinal, komplikasi intraokular dari uveitis
posterior & pemantauan hasil terapi
Pada FA, yang dapat dinilai adalah:
edema intraokular
vaskulitis retina
neovaskularisasi sekunder pada iris, koroid atau retina
N. optikus
radang pada koroid
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. USG
dapat menunjukkan keopakan vitreus, penebalan
retina dan pelepasan retina.
3. Pemeriksaan laboratorium
dilakukan pada uveitis non granulomatosa atau jelas
berespon dengan terapi non spesifik, uveitis anterior
yang tetap tidak responsif dengan pengobatan.
4. Biopsi Korioretinal
dilakukan jika diagnosis belum dapat ditegakkan
dari gejala dan pemeriksaan laboratorium lainnya
PENGOBATAN
1. Midriatik atau sikloplegik
Fungsi : mencegah terjadinya sinekia posterior dan
menghilangkan efek fotofobia sekunder .
2. OAINS
Kegunaan : terapi pada inflamasi post operatif
Pemakaian lama mengakibatkan komplikasi seperti
ulkus peptikum, perdarahan traktus digestivus,
nefrotoksik dan hepatotoksik.
3. Kortikosteroid
terapi utama uveitis.
Kegunaan: digunakan pada inflamasi yang berat.
Namun efek samping yang potensial, pemakaian
kortikosteroid harus dengan indikasi yang spesifik,
seperti pengobatan inflamasi aktif di mata dan
mengurangi inflamasi intra okuler di retina, koroid
dan N.optikus
PENGOBATAN
4. Imunomodulator
Kegunaan: digunakan pada pasien uveitis berat
(mengancam penglihatan) yang sudah tidak berespon
terhadap KS.
bekerja dengan cara membunuh sel limfoid yang
membelah dengan cepat akibat reaksi inflamasi.
Indikasi digunakannya imunomodulator adalah :
1. Inflamasi intraokular yang mengancam penglihatan
pasien.
2. Gagal dengan terapi kortikosteroid.
3. Kontra indikasi terhadap kortikosteroid
`
Terapi operatif (evaluasi diagnostik) seperti parasentesis,
vitreus tap dan biopsy korioretinal untuk menyingkirkan
neoplasma atau proses infeksi hanya dilakukan bila perlu.
Follow-up awal pasien uveitis anterior harus terjadwal antara
1 7 hari, tergantung pada keparahannya.
Yang dinilai pada setiap follow-up adalah:
visual acuity
TIO
pemeriksaan slit lamp
assasment terhadap sel dan flare
evaluasi respon terhadap terapi
KOMPLIKASI
Glaukoma Sekunder
Katarak
Neovaskularisasi
Ablasio retina
Kerusakan N.Optikus
Atropi bola mata
Cystoid Macular Oedem
PROGNOSIS
Uveitis anterior -> tergantung dari etiologi atau
gambaran histopatologinya.
Uveitis anterior non granulomatosa gejala klinis
dapat hilang dalam beberapa hari hingga beberapa
minggu dengan pengobatan, tetapi sering terjadi
kekambuhan.
Uveitis anterior granulomatosa inflamasi dapat
berlangsung berbulan-bulan hingga tahunan, terjadi
remisi dan eksaserbasi (terkadang) .Dapat timbul
kerusakan permanen walaupun dengan pemberian
terapi terbaik.