Nama Ajaran
TEMA
: Diabates Melitus
SASARAN
WAKTU
A. Latar Belakang.
Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang
lebih 12 juta orang. 7 juta dari 12 juta penderita diabetes tersebut sudah
terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis.
Diabetes Prevalen diantara usia lanjut, diantara individu yang berusia lebih
dari 65 tahun. Diabetes merupakan penyakit utama kebutaan yang baru diantara
penduduk berusia 25-74 tahun yang terjadi di Amerika Serikat. Pada Diabetes
kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pancreas
dapat menghentikan sama sekalin produksi insulin. Keadaan ini menimbulkan
Hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti
diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler non ketotik
(HHNK) komplikasi mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan
komplikasi Neuropati (penyakit pada saraf), Diabetes juga disertai dengan
peningkatan insiden penyakit makrovaskuler yang mencakup infark miokard,
stroke dan penyakit vaskuler perifer.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan klien dan keluarga klien yang
dirawat di ruang Kelas Interne pria RSAM Bukittinggi dapat memgetahui dan
memahami tentang Diabetes Melitus.
1
C. Kegiatan Penyuluhan
ALOKASI WAKTU : ( 30 menit )
No
Komunikator
1
Pre Interaksi
1. Memberi salam
Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
Mendengarkan
3. Memperkenalkan pembimbing
Mendengarkan
Menyetujui
5. Menjelaskan
2
Komunikan
topik
dan
waktu
5 Menit
tujuanMenyetujui
penyuluhan
Pelaksanaan
1. Mengkaji
Pengetahuan
AudienMenjawab
Mendengarkan
pengertian
Diabetes
melitus
4. Mengkaji
Memperhatikan
Audien
Pengetahuan
Diabetes
2
20 Menit
Melitus.
Menjawab
Mendengarkan
melitus
7. Mengkaji
Memperhatikan
Audien
Pengetahuan
Melitus.
8. Reinforcement positif atas jawaban
audien
9. Menjelaskan
tanda
dan
gejalaMendengarkan
Diabetes melitus
10. Mengkaji
tentang
Pengetahuan
Komplikasi
AudienMemperhatikan
Diabetes
Melitus.
Menjawab
komplikasi
Diabetes
Mendengarkan
melitus
13. Mengkaji
Memperhatikan
Audien
Pengetahuan
Melitus.
14. Reinforcement positif atas jawaban
audien
15. Menjelaskan
Cara
PencegahanMendengarkan
Diabetes melitus
16. Memberikan
audien
untuk
kesempatan
padaMemperhatikan
bertanya
mengeluarkan pendapat
atau
Mengajukan
pertanyaan
Menperhatikan
3
Penutup
1. Mengajukan kembali apa yang telahMenjawab
dijelaskan
2. Menyimpulkan
pertanyaan
bersama
materiMemperhatikan
penyuluhan
3. Memberi salam
Menjawab salam
Setting Tempat
Keterangan :
: Pembimbing
5 menit
: Pemateri
: Moderator
: Peserta
: Observer dan fasilitator
D. Pengorganisasian
Pembimbing
CI Klinik
: Ns.Yenita Roza,S.Kep
CI Akademik
Moderator
Penyaji
Observer
Fasilitator
E.Uraian Tugas
1.Moderator
a. Pada pembukaan
Membuka acara
b. Pada kegiatan
c. Pada penutup
Mengucapkan salam
Mempersentasekan penyuluhan
2. Penyaji
3. Observer
F. Pelaksanaan Kegiatan
a. Topik
:Diabetes Melitus
b. Sasaran
Semua Klien dam keluarga klien yang dirawat di ruangan Kelas Interne pria
RSAM Bukittinggi
d. Target
In focus
Leaf leat
Jam
Tempau
G Evaluasi
a. Evaluasi Strukur
7
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
Audien
mengetahui
4 dari 7
Melitus
MATERI
DIABETES MELITUS
A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Arjatmo, 2002).
B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
10
11
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi,
dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia
urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak
bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi
pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM
usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi
insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan
ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan
hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia
seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia
lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan
dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
< 100
100-200
>200
<80
80-200
>200
Plasma vena
Darah kapiler
Plasma vena
Darah kapiler
12
<110
110-120
>126
<90
90-110
>110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
G. Komplikasi
Luka yang sukar sembuh
Impotensi
Kebutaan
Penyakit jantung
Gangguan pada pembuluh darah otak
Terganggunya fungsi ginjal
13
H. Pencegahan
Perencanaan makan yang baik (batasi gula, lemak, dan konsumsi sayur)
Latihan jasmani
Uji kadar gula darah secara berkala
Minum obat dengan teratur
Kontrol berat badan
Kontrol tekanan darah
Kontrol kadar kolesterol darah
I. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa
darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
14
DAFTAR PUSTAKA
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani,
Jakarta:EGC, 1997.
Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih,
Jakarta : EGC, 1997.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 2002
15
16
Observer
17
18