PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan
adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan
swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan
masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan
dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan sebagai penggerak utama
memungkinkan masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melakukan hidup sehat
1
menjadikan masyarakat mampu hidup sehat, masyarakat harus dibekali dengan
masyarakat akan tetapi Kesehatan wanita sering dilupakan dan hanya sebagai objek
jumlah penduduk. Padahal wanita sangat berperan penting dalam hal ini karena
perannya yang sangat besar dalam keluarga. Wanita memiliki banyak permasalahan
kesehatan reproduksi yang perlu mendapat perhatian khusus. Saat ini masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka masalah yang diangkat yaitu dari hasil
analisis laporan data Puskesmas Tapos dengan memprioritaskan masalah utama dari
2
BAB II
PEMBAHASAN
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA dalam
upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan
oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi
pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan
mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai
peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada
tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik
anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah
mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu
dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
3
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga
4
Pelayanan Antenal
pemeriksaan 7 T
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan
antenatal yang berkualitas, jika cakupan K1 sama dengan TT1 dan Fe1,
5
ditangani oleh tenaga kesehatan, dan ini menggambarkan kemampuan
Pelayanan Nifas
kali pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari yang mendapatkan pelayanan
dan pemeriksaan kesehatan ibu nifas sesuai standar, baik didalam maupun
6
Di bawah ini adalah data laporan pencapaian program kesehatan ibu
Dilihat dari permasalahan grafik di atas, pencapaian K1 untuk ibu hamil masih
belum memenuhi target yang ditentukan yaitu 98% target yang ditetapkan Kota depok
dari perhitungan ibu hamil yang ada, dan disini pencapaiannya masih 80,79%.
obatan yang terjangkau, keterbatasan tenaga kesehatan dalam hal jumlah, jenis, mutu,
kesehatan ibu.
Di bawah ini adalah gambaran grafik ibu bersalin dengan komplikasi obstetric di
7
IBU BERSALIN DENGAN KOMPLIKASI
OBSTETRI PKM TAPOS 2014
70
Dari grafik di atas total ibu bersalin yang mengalami komplikasi masih
banyak, dan ini ada kaitannya dengan masih kurangnya pencapaian K1 dan dan K4
yang hanya 70,10% dimana target Kota Depok yaitu 95% sehingga deteksi
komplikasi belum tertangani secara dini. Untuk ibu bersalin dengan komplikasi yang
dilakukan rujukan. Hal ini disebabkan karena masih belum meratanya nakes yang
kompeten sehingga tidak semua komplikasi pada ibu hamil bisa ditangani di
Puskesmas. Selain itu juga fasilitas puskesmas belum lengkap sehingga tetap
dilakukan rujukan.
Di bawah ini adalah gambaran grafik ibu nifas dengan komplikasi obstetric di
8
IBU NIFAS DENGAN KOMPLIKASI OBSTETRI
PKM TAPOS 2014
600
500
400
300
200
100
0
Ibu Nifas dengan…
c. Kematian Ibu…
e. Kematian Ibu…
a. Persalinan di…
a. Kematian Ibu…
Jumlah Ibu Nifas Yang…
Jumlah Persalinan…
a. Dukun
c.1 Dukun
b. KF2
b. SC
d. RB
a.1 Dokter SpOG
b. Puskesmas
f. Lain-lain
a.4 RB
b. Persalinan di Rumah
c. Dokter Spesialis
a.3 Bidan
Waktu Kematian
b. Bersalin
a.2 BPS
Cara Persalinan
d. KF Lengkap
Tempat Kematian
1234 5 6 7 8 9 10 11 12
Grafik di atas menunjukkan bahwa masih ada ibu nifas yang mengalami
dilakukan rujukan. Selain itu dari data di atas masih terdapat ibu bersalin di lingkup
Puskesmas Tapos yang ditolong oleh dukun. Komplikasi pun sering terjadi dari
rujukan dukun ke nakes, sehingga keadaan pasien sudah memburuk dan langsung
dilakukan rujukan ke Rumah Sakit. Namun di tahun 2014 ini Puskesmas Tapos tidak
persalinan tanpa fasilitas memadai. Karena persalinan masih ditangani oleh dukun
beranak atau peraji, kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi.
Pertolongan gawat darurat bila terjadi kasus perdarahan atau infeksi yang diderita ibu
9
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih memilih untuk
berbeda dengan definisi standar medis. Kelemahan utama dari mutu pelayanan adalah
tidak terpenuhinya standar minimal medis oleh para dukun beranak, seperti dengan
praktek yang tidak steril(memotong tali pusat dengan sebilah bambu dan meniup
Riwayat kasus kematian ibu dan janin dalam penelitian menggambarkan apa
yang terjadi jika dukun beranak gagal mengetahui tanda bahaya dalam masa
kehamilan dan persalinan serta rujukan yang terlambat dan kecacatan janin pun bisa
terjadi dari kekurangtahuan dukun beeranak akan tanda-tanda bahaya kehamilan yang
tidak dikenal. Selain itu, pertolongan persalinan oleh dukun sering menimbulkan
kasus persalinan, diantaranya kepala bayi sudah lahir tetapi badannya masih belum
bisa keluar atau partus macet, itu disebabkan karena cara memijat dukun bayi tersebut
Di bawah ini adalah data yang menunjukkan neonatal, bayi, dan balita di
b. Kematian…
Neonatal dengan…
g. Kematian…
b. Kematian Bayi…
b. Bayi Lahir BB >…
c. Kunjungan Bayi…
f. Kematian Bayi…
f. Kematian Neonatal…
a. KN1
- Laki - Laki
- Laki - Laki
- Laki - Laki
- Laki - Laki
- Laki - Laki
Kelahiran Bayi
c. Puskesmas
- Perempuan
- Perempuan
- Perempuan
- Perempuan
b. Pustu/Polindes
Cakupan Injeksi Vit.K
juli
agustus
september
oktober
10
Data di atas menggambarkan bahwa kunjungan neonatal (KN1) masih
dibawah target yaitu 74,27% dari target yang diinginkan yaitu 90% dan (KNL)
71,89% dari target 90%. Data di atas juga menunjukkan masih ada kematian bayi
yang terjadi dan itu disebabkan mengalami komplikasi dan tidak tertolong. Tenaga
kesehatan di Puskesmas tapos dan juga fasilitas yang belum tersedia secara lengkap
Peserta KB dengan…
Jumlah PUS ALKI…
Akseptor yang…
Peserta KB Pasca…
f. MOP
f. MOP
f. MOP
b. Suntik
d. Implant
b. Suntik
b. Suntik
c. PIL
e. MOW
h. Lain-lainnya
d. Implant
h. Lain-lainnya
e. MOW
d. Implant
h. Lain-lainnya
a. IUD
c. PIL
a. IUD
g. Kondom
g. Kondom
Jumlah PUS
juli
agustus
september
oktober
11
Grafik di atas menggambarkan bahwa cakupan pengguna KB di Puskesmas
KB IUD masih kurang dikarenakan banyak masyarakat yang merasa takut untuk
IUD serta KB IUD itu menakutkan dan dianggap menimbulkan banyak komplikasi.
kontrasepsi di Puskesmas Tapos 2014, yang mana persediaan alat juga mempengaruhi
tahun 2014 di atas penggunaan kondom sedikit sehingga menyiskan jumlah yang
12
Dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak di Indonesia, sistem
pencatatan dan pelaporan merupakan komponen yang sangat penting. Selain sebagai
alat untuk memantau kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir, bayi dan balita, juga untuk
menilai sejauh mana keberhasilan program serta sebagai bahan untuk membuat
Sistem pencatatan dan pelaporan dimulai dengan mencatat seluruh ibu hamil,
bayi baru lahir, bayi dan Balita yang ada di suatu desa. Secara berjenjang, hasil
Propinsi ke Depkes. Pada tingkat Puskesmas dan Kabupaten, analisis yang dilakukan
adalah menilai hasil cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan oleh tenaga kesehatan,
KB, kunjungan neonatal, kunjungan bayi dan kunjungan balita. Termasuk dalam
analisis tersebut adalah menentukan prioritas masalah dan penyelesaiannya. Hasil dari
Oleh karena itu untuk memantau pemantapan cakupan program KIA telah
kegiatan program dapat lebih diarahkan ke wilayah prioritas yang paling perlu untuk
yang penting untuk dipergunakan oleh sektor lain yang terkait, khususnya aparat
13
Di bawah ini adalah data pemanfaatan buku KIA di Puskesmas Tapos 2014:
400 januari
350 februari
maret
300
april
250
mei
200 juni
150 juli
100 agustus
september
50
oktober
0
november
Jumlah Jumlah Jumlah a. Untuk b. Untuk c. Lain-lain Jumlah Sisa
Buku KIA Buku KIA Buku KIA Ibu Hamil Bayi/Balita Buku Akhir desember
Bulan Lalu Yang yang Bulan Ini total
Diterima dibagikan
Bulan Ini
Dari grafik laporan di atas tergambarkan bahwa pemanfaatan buku KIA belum
sepenuhnya optimal, ini bisa dikarenakan karena banyak juga ibu hamil yang
Kota Depok belum lepas dari masalah balita bergizi buruk. Upaya menekan
kasus balita bergizi buruk selalu tidak memenuhi target selama tiga tahun terakhir.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok Ety
Rohayati mengatakan, target kasus gizi balita buruk sebanyak 0,5% dari jumlah balita
yang ada. Namun, selama tiga tahun terakhir (2012-2014), jumlah kasus balita bergizi
buruk masih di atas 0,5%. Beliau menyebutkan, selama tiga tahun terakhir pada
dasarnya kasus balita gizi buruk menurun, namun masih tidak memenuhi target. Pada
tahun 2012, kasus gizi buruk sebanyak 0,9% atau 120 kasus dari jumlah balita
sebanyak 127.260 jiwa. Pada tahun 2013, kasus gizi buruk sebanyak 0,8% atau 87
14
kasus dari jumlah balita 115.745 jiwa dan tahun 2014, kasus gizi buruk sebanyak
Menurut beliau, data gizi buruk itu didapatkan dari puskesmas yang tersebar di
11 kecamatan Kota Depok. Selain itu, pemantauan juga dilakukan dengan program
fenomena kasus gizi buruk di Depok terjadi karena penyakit peserta. Menurut beliau,
ada pasien mengalami kasus gizi buruk karena menderita tuberkulosis. Penanganan
penyakit tuberkulosis itu tidak disertai pengaturan asupan gizi sehingga berdampak
Berdasarkan data sementara kasus gizi buruk pada tahun ini, terdapat 23
kasus. 11 kasus di antaranya merupakan kasus gizi buruk murni dan 12 kasus lainnya
terjadi dengan penyakit peserta. Upaya untuk menekan kasus gizi buruk adalah
dengan membuka unit pemulihan gizi di 5 puskesmas. Kelima puskesmas itu yakni
Puskesmas Tapos, Cimanggis, Pancoran Mas, Sawangan dan Sukmajaya. Dari kelima
rawat inap. Pemulihan gizi menjadi penting untuk mencegah kasus balita kurang gizi
meningkat menjadi balita bergizi buruk. Pasalnya, jumlah balita tergolong kurang gizi
jumlahnya mencapai ribuan. Dia menyebutkan, pada tahun 2012 terdapat kasus balita
kurang gizi sebanyak 5.563 kasus, pada tahun 2013 sebanyak 5.051 kasus dan pada
15
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
0
2014.
BAYI
Bayi (0 - 11 bl) dengan KMS (K)
Bayi (0 - 11 bl) yang Ditimbang (D)
Bayi (0 - 11 bl) Naik Berat Badan (N)
Bayi (0-11 bl) tidak Naik Berat Badan (T)
Bayi (0-11 bl) yang tidak ditimbang bulan lalu (O)
Bayi (0-11 bl) Baru pertama kali ditimbang (B)
Bayi (0 - 11 bl) B G M
Bayi (0 - 11 bl) GAKIN yang BGM
Bayi (0-6 bln) dengan ASI Ekslkusif
Bayi ( 6 - 11 bl) yang mendapatkan Vitamin A dosis…
Bayi (6-11 bulan) GAKIN yang mendapat MP-ASI
16
BALITA
Anak Umur 12 - 59 bulan dengan KMS (K)
Anak Umur 12 - 59 bulan yang Ditimbang (D)
TAPOS
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B 1 2 3 4 5 6 7
Anak Umur 12 - 59 bulan yang BGM
Anak Umur 12 - 59 bulan yang mendapatkan…
8
dosis tinggi
9
Balita (12-24 bulan) Gakin yang mendapat MP-ASI
LAPORAN BULAN JANUARI GIZI PADA BAYI DAN BALITA PKM
JUMLAH L (3)
JUMLAH P (4)
Dibawah ini adalah data laporan gizi tiap bulannya di Puskesmas Tapos tahun
JUMLAH ∑ (5)
PESERTA GAKIN L (6)
PESERTA GAKIN P (7)
PESERTA GAKIN ∑ (8)
LAPORAN BULANAN GIZI PKM TAPOS
BULAN JANUARI
PESERTA GAKIN ∑ (8) PESERTA GAKIN P (7) PESERTA GAKIN L (6)
JUMLAH ∑ (5) JUMLAH P (4) JUMLAH L (3)
0
Balita gizi buruk yang ditangani/mendapat perawatan 0
2
d) Marasmic-kwashiorkor 0
0
0
c) kwashiorkor 0
0
b) Marasmus 0
1
0
Ibu Nifas yang mendapatkan 2 kapsul Vitamin A dosis… 22
1
22
0
IBU NIFAS
D
0
Ibu Hamil dengan HB < 11 gram % 0
0
3
0
Ibu Hamil KEK ( Lila < 23,5 cm) 0
2
0
b. Ketiga Kali (Fe3) 22
22
a. Pertama Kali (Fe1) 0
35
1
35
Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (Fe)
IBU HAMIL
C
0 5 10 15 20 25 30 35 40
17
200
400
600
800
1000
1200
0
Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A
Jumlah bayi 6-11 bulan yang ada di wilayah kerja pada…
Jumlah anak 24-59 bulan yang ada di wilayah kerja pada…
Jumlah anak 12-59 bulan yang ada di wilayah kerja pada…
Jumlah anak 0-59 bulan yang ada di wilayah kerja pada…
Jumlah posyandu yang melapor pada BULAN INI
Jumlah anak (S) 24-59 bulan dari posyandu yang melapor…
Jumlah (K) anak 0-23 bulan memiliki KMS dari posyandu…
Jumlah (K) anak 0-59 bulan memiliki KMS dari posyandu…
Jumlah (D) anak 24-59 bulan ditimbang pada BULAN INI
jumlah (O) anak 0-59 bulan yang ditimbang bulan ini…
Laki-laki
18
Jumlah (D') anak 0-59 bulan yang ditimbang BULAN LALU…
Jumlah (T) anak 0-59 bulan yang tidak naik berat…
Jumlah (BGM) anak 0-59 bulan yang berada di bawah…
Kasus gizi buruk baru yang dirawat pada BULAN INI
Perempuan
Kasus gizi buruk BARU yang meninggal pada BULAN INI
Kasus gizi buruk LAMA yang masih dirawat sampai pada…
Kasus gizi buruk yang masih dirawat pada BULAN INI
Jumlah bayi kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB sampai <…
JUMLAH
Jumlah anak kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB sampai <…
Jumlah anak kasus gizi kurang (KURUS: -3 BB/PB Atau…
DATA GIZI PKM TAPOS BULAN MARET
1000
800
600
400
200
0
Ibu nifas yang mendapat kapsul…
19
Kasus gizi buruk yang terjadi di wilayah Depok dan termasuk Puskesmas Tapos
dikarenakan masih banyak masyarakat yang kurang faham pentingnya asupan gizi
untuk anaknya, asi ekslusip pun belum seluruhnya tercapai, masih saja ada ibu yang
(Siklus Pemecahan Masalah). Dalam proses pemecahan masalah selalu dimulai dari
tentang kondisi kesehatan di suatu daerah yang akan berguna untuk menetapkan
lapangan dan mengumpulkan informasi atau data dari laporan-aporan atau publikasi
menentukan prioritas masalah, dan jika sudah ditentukan prioritas masalah kita akan
20
menganalisis dampaknya seperti apa dari masalah tersebut. Berdasarkan prioritas
masalah juga bisa dianalisa faktor-faktor penyebab dari masalah utama tersebut.
Setelah dianalisis kita mendapatkan prioritas masalah yang perlu diutamakan yaitu:
kurang didapat. Data dari Puskesmas Tapos juga untuk cakupan K1 dan K4 masih
dibawah cakupan yang ditargetkan. Selain itu juga posyandu kurang maksimal
dimanfaatkan untuk memeriksakan kehamilan, dan itu bisa terjadi karena faktor
Komplikasi pada persalinan diakibatkan banyak hal. Bisa terjadi karena bawaan
dari sebelum hamil, atau pada saat hamil. Komplikasi juga tidak bisa terprediksi
kurang baik yang tidak dilakukan oleh nakes dan tidak di tempat pelayanan
kesehatan, misalnya di dukun. Persalinan yang dilakukan oleh non nakes atau
biasanya baru di bawa ke tenaga kesehatan untuk ditangani, dan saat perujukan
tersebut kondisi ibu sudah sangat buruk. Masyarakat depok juga utamanya wilayah
21
puskesmas Tapos masih ada yang melakukan persalinan di dukun atau non nakes
dikarenakan mereka merasa bahwa persalinan di nakes itu mahal, dan penolong
persalinan oleh tenaga kesehatan tidak senyaman di dukun yang selalu ditemani
sampai nifas. Masyarakat juga tidak sepenuhnya faham mengenai BPJS yang
hamil atau bersalin bisa leluasa memilih tempat periksa hamil dan persalinan di
Banyak factor yang mempengaruhi gizi buruk ini seperti tingkat pendidikan
Masalah gizi buruk apabila tidak ditangani dengan serius maka akan berdampak
pandang masyarakat akan lebih baik dalam mendukung perbaikan masalah gizi
buruk di Indonesia maka perlu ditinjau pada objek yang menjadi permasalahan gizi
buruk ini agar dapat mencapai jalan keluar secara optimal dan efektif. Masalah
dan pendanaan, peran daerah juga penting dalam melaksanakan program gizi dan
pangan. Selain gizi, asi juga sangat berperan penting terhadap kesehatan anak, dan
program asi ekslusif sudah menjadi program penting untuk meningkatkan kualitas
kesehatan anak sebagai penerus bangsa. Namun masih saja yang belum faham dan
beralasan banyak untuk tidak memberikan asinya. Mereka belum faham karena
petugas nakes kadang masih belum optimal untuk mengarahkan asi lebih baik dari
pada susu formula, mereka hanya sekedar member tahu saja tanpa memantau
22
2.3 Pohon Masalah PKM Tapos
suatu hubungan yang kompleks dari berbagai faktor yang berkaitan yang cocok satu
dengan yang lain dalam bentuk hirarkhi. Diagram Pohon (Tree Diagram) ini
yang saling berkaitan satu dengan yang lain tergantung dari “ketentuan cabang-
cabang” tersebut. Penentuan faktor pada titik temu cabang yang tertera serta
“ketentuan pencabangan” yang dipergunakan ditentukan oleh maksud dan tujuan dari
“diagram pohon” tersebut. Sebagai contoh, untuk tujuan proyek, disebut dengan
tujuan.
proyek atau program, Diagram Pohon yang umum dipergunakan adalah “Pohon
Masalah” (Problem Tree) dan “Pohon Tujuan / Harapan” (Objective Tree). Pohon
masalah merupakan diagram yang menggambarkan masalah, sebab dan akibat. Ini
23
Pohon Masalah di Puskesmas Tapos
Terjadinya komplikasi pada kehamilan Terjadinya komplikasi pada Persalinan Masih terdapat balita berizi buruk
cakupan K1dan K4 masih belum sesuai target Pertolongan persalinan ada yang masih dilakukan oleh dukun Pemberian asi ekslusive masih belum 100%, dan
pemberian nutrisi bergizi masih belum optimal
Anggaran Kurangnya
pendanaan kesadaran dan
kurang tanggung jawab
nakes, dan
masyarakat
24
2.4 Intervensi Dari Masalah Program KIA/KB di PKM Tapos
ditemukan dalam proses diagnosa dan pemberian umpan balik. Program prioritas
adalah program yang dipilih dan dikembangkan dari program pokok Puskesmas
swasta.
25
b. Pertolongan persalinan oleh non nakes
kasus persalinan oleh dukun seringkali terjadi dan menimpa seorang ibu
persalinan.
kesehatan terpenuhi.
persalinan.
26
penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong
persalinan menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas,
pentingnya ASI eksklusif dan pemberian nutrisi yang baik pada bayi
dan balita.
1. Pengumpulan data
2. Analisa data
status gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk, data ini dikelompok
27
disampaikan ke Puskesmas. Pada tahap ini melakukan pendekatan
3. Perumusan Masalah
kegiatan ini yang hadir seluruh kepala keluarga, tokoh ulama, tokoh
masalah adalah,
4. Penetapan Kegiatan
sumber dana dan penyumbang dana intervensi, bentuk bantuan yang akan
5. Implementasi
28
6. Monitoring dan Evaluasi
apakah makanan tersebut sudah diterima dan dimakan oleh balita gizi
mingguan dan bulanan serta melakukan pendataan apabila ada balita yang
sekali di tiap posyandu, pada saat ini semua unsur terlibat melaporkan
Buruk. Selain itu dalam mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia perlu
29
Ada beberapa intervensi yang dapat dilakukan pada ibu dan anak
pemulihan terhadap gizi anak dalam keluarga yang kurang gizi, pemberian
diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim
kesehatan.
30
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara
fullteng atau partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak
dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau
oleh puskesmas. Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah
masyarakat setempat.
yang ringan.
sesudah melahirkan.
tambahan.
31
8. Pemberian motivasi KB.
9. Membagikan alat-alat KB
perujukan.
32
BAB III
3.1 Kesimpulan
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah
alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja
secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.
Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir
3.2 Saran
komunitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar dapat terpenuhi dengan baik
33
DAFTAR PUSTAKA
2. Prof. Dr. Azwar, Azrul. MPH. 2002. asuhan persalinan normal. Jakarta : tim
3. Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina
34