Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung: Skripsi
Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung: Skripsi
SKRIPSI
Oleh
INDRA LAZUARDY
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
RANCANG BANGUN
ALAT PENGHASIL BIOGAS MODEL TERAPUNG
SKRIPSI
Oleh
INDRA LAZUARDY
TEKNOLOGI PERTANIAN / 030308044
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana
di Departemem Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
ABSTRACT
ABSTRAK
Biogas adalah campuran gas yang dapat dibakar, yang diproduksi melalui
fermentasi anaerobik bahan organik seperti kotoran ternak dan limbah pertanian di
dalam suatu ruang pencerna (digester). Dalam penelitian ini digester terbuat dari
tangki besi dan bahan isiannya berasal dari campuran kotoran sapi dan jerami
padi. Penelitian ini bertujuan merancang alat penghasil biogas model terapung
yang mudah dirakit, murah, dan dapat berkinerja dengan baik. Dari hasil
penelitian ini dapat diperoleh tekanan biogas, volume biogas, dan lama nyala api
yang dihasilkan oleh alat penghasil biogas model terapung ini dan dapat
diaplikasikan ke kompor biogas yang dapat digunakan untuk memasak.
Kata Kunci : Biogas, tangki pencerna (digester), tekanan, volume, lama nyala
api.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
RINGKASAN PENELITIAN
Tekanan gas
Tekanan gas diperoleh dengan menggunakan manometer U. Dari hasil
perhitungan diperoleh tekanan yang dihasilkan oleh alat penghasil biogas model
terapumg ini adalah 0,1132 Psi/hari.
Volume Biogas
Volume biogas diperoleh dengan cara menghitung volume tangki
penampung gas pada saat tangki pada keadaan maksimum. Dari hasil perhitungan
diperoleh volume biogas yang dihasilkan adalah 23,55 liter/hari.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Analisis Ekonomi
Biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan biogas diperoleh dengan cara
menghitung biaya tetap dan biaya tidak tetap. Dari hasil perhitungan diperoleh
biaya untuk menghasilkan biogas adalah Rp.226,5/liter.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 3 Maret 1985 dari ayah Zainal
Abidin dan ibu Zuniarti. Penulis merupakan putra keempat dari 4 bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Kisaran dan lulus Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2003. Penulis memilih Program
Studi Teknik Pertanian Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Selama perkuliahan, penulis mengikuti organisasi Ikatan Mahasiswa
Teknik Pertanian (IMATETA) Sebagai ketua seksi Olahraga pada periode 20062007. Penulis juga pernah dipercaya sebagai wakil ketua di Faperta F.C.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di P.T. Publomas Agri
Citra-Asam Kumbang Medan pada tahun 2006.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun
judul skripsi ini adalah Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model
Terapung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ainun Rohanah, STP, MSi,
sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Taufik Rizaldi, STP, MP, selaku
anggota yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan pada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, serta teman-teman
stambuk 2003 di Teknik Pertanian terutama buat Indri Vesalina H, Hilal Syahriza
A L, Erwin Rafli S, Irva Sarah Ginting, Adhari, Bambang Gatot, Leilil Muttaqin,
Heriansyah P, serta Gita Mayanti dan Dwi Fatmi Hariati Dmk, yang telah banyak
memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis selama penelitian dan
menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga memberikan ucapan terima kasih kepada
Ayahanda Zainal Abidin dan Ibunda Zuniarti serta abang dan kakak saya: Fahrizal
Riza, Yulia Helfi dan Waldey Sukma serta seluruh keluarga atas segala doa dan
perhatiannya.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan,
Februari 2008
Penulis
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACT........................................................................................................ iii
RINGKASAN .................................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ..... xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xii
PENDAHULUAN ...............................................................................................
Latar Belakang ...........................................................................................
Tujuan Penelitian .......................................................................................
Kegunaan Penelitian ....................................................................................
1
1
3
3
TINJAUAN LITERATUR..................................................................................
Biogas ........................................................................................................
Bahan Penghasil Biogas ...........................................................................
Proses Pembentukan Biogas ......................................................................
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Biogas ........................
Bahan Isian........................................................................................
Rasio Karbon dan Nitrogen (C/N) ....................................................
Kandungan Bahan Kering .................................................................
Temperatur ........................................................................................
Derajat Keasaman (pH).....................................................................
Lama Fermentasi...............................................................................
Digester Biogas ..........................................................................................
4
4
6
7
9
9
9
10
11
12
12
13
METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................
Bahan dan Alat Penelitian..........................................................................
Metode Penelitian ......................................................................................
Prosedur Penelitian ....................................................................................
Persiapan Penelitian ...........................................................................
Pembuatan Alat Penghasil Biogas Model Terapung..........................
Pembuatan Digester (Tangki Pencerna).....................................
Pembuatan Tangki Penyekat ......................................................
Pembuatan Tangki Pengumpul ..................................................
Pembuatan Batang Penyangga ...................................................
Uji Kebocoran ............................................................................
Perangkaian ................................................................................
Penyiapan Bahan Isian Digester ........................................................
Proses Pemasukan Bahan kedalam Alat Penghasil Biogas................
Proses Fermentasi ..............................................................................
16
16
16
17
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
23
23
23
23
23
23
26
27
28
30
31
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR TABEL
Hal
1. Komposisi jenis gas dan jumlahnya pada suatu unit gas bio. ...................... 4
2. Karakteristik kotoran sapi ............................................................................ 6
3. Kandungan bahan kering kotoran beberapa jenis ternak. ............................ 10
4. Lama pencernaan kotoran ternak di dalam tangki pencerna ................ 13
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Proses pembentukan biogas ................................................................... 8
2. Grafik hubungan antara lama fermentasi terhadap tekanan biogas......... 27
3. Grafik hubungan antara periode penuh ke
terhadap lama rentang volume .............................................................. 29
4. Grafik hubungan antara lama fermentasi terhadap lama nyala api ........ 30
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Gambar tiga dimensi alat penghasil biogas model terapung................... 37
2 Gambar alat penghasil biogas model terapung (tampak samping) . ....... 38
3 Gambar alat penghasil biogas model terapung (tampak atas) ................ 39
4 Diagram alir pembuatan biogas. ............................................................. 40
5. Data tekanan biogas ............................................................................... 41
6. Data volume biogas ................................................................................ 43
7. Data lama nyala api................................................................................. 45
8. Daftar material pembuatan alat penghasil biogas mode lterapung 46
9. Gambar alat penghasil biogas model terapung ....................................... 47
10. Gambar warna nyala api biogas pada kompor biogas............................ 48
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dengan meningkatnya populasi manusia dan meningkatnya taraf hidup
masyarakat maka kebutuhan energi semakin meningkat pula. Berbagai jenis
bentuk energi telah digunakan manusia seperti batu bara, minyak bumi, dan gas
alam. Selain itu juga bahan bakar tradisional, seperti kayu yang penggunaannya
dapat mengakibatkan berkurangnya hasil hutan sebagai salah satu sumber kayu.
Masalah-masalah lingkungan tersebut diakibatkan oleh persediaan yang masih
sangat terbatas sehingga sering menimbulkan berbagai masalah yang dihadapi
oleh masyarakat saat ini.
Krisis energi yang dipicu naiknya harga minyak dunia (pernah mencapai
US$ 70/barrel) turut menghimpit kehidupan masyarakat diberbagai lapisan di
Indonesia. Hal ini semakin menyadarkan berbagai kalangan ditanah air bahwa
ketergantungan terhadap BBM (Bahan Bakar Minyak) secara perlahan perlu
dikurangi. Buruknya pengaruh pembakaran BBM terhadap lingkungan juga
menjadi faktor pendorong pencarian dan pengembangan energi alternatif non
BBM (Indartono, 2005).
Dalam situasi seperti ini, pencarian, pengembangan, dan penyebaran
teknologi energi non BBM yang ramah lingkungan menjadi penting, terutama
ditujukan pada kalangan miskin sebagai golongan yang paling terkena dampak
kenaikan BBM. Permasalahan tersebut dapat diatasi apabila tidak tergantung pada
bahan bakar fosil dan menggunakan sumber energi alternatif yang ramah
lingkungan, murah, mudah diperoleh dan dapat diperbaharui. Salah satunya
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
1
USU Repository 2008
adalah energi gas bio yang merupakan energi yang layak dipergunakan secara
teknis, sosial, maupun ekonomis terutama untuk mengatasi masalah energi yang
ada di pedesaan (Udiharto, 1982).
Biogas merupakan gas yang dihasilkan yang dapat diproduksi dari bahan
organik seperti biomassa, limbah pertanian, dan juga kotoran hewan melalui
proses fermentasi anaerobik. Gas yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut
mengandung nilai kalor yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk memasak
dan penerangan bagi rumah tangga dipedesaan. Sisa dari fermentasi ini juga dapat
digunakan sebagai pupuk yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Disamping itu
juga pengelolaannya dapat meningkatkan kebersihan lingkungan, karena limbah
pertanian dan kotoran
hewan
yang
selama
ini
dibuang
pada
tempat
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membuat alat penghasil
biogas model terapung.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di program studi Teknik Pertanian Departemen
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan mengembangkan
teknologi ini.
3. Sebagai informasi bagi masyarakat dalam pemanfaatan biogas sebagai sumber
energi alternatif.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
TINJAUAN LITERATUR
Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen
biogas: 60 % CH4 (metana), 38 % CO2 (karbondioksida), 2 % N2, O2, H2,
dan H2S. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat
digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber
energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan (Musanif, dkk, 2006).
Biogas yang didominasi oleh gas metana, merupakan gas yang dapat
dibakar. Metana secara luas diproduksi dipermukaan bumi oleh bakteri pembusuk
dengan cara menguraikan bahan organik. Bakteri metanogenesis berperan dalam
pembusukan. Bakteri ini terdapat di rawa-rawa, lumpur sungai, sumber air panas
(hot spring), dan perut hewan herbivora seperti sapi dan domba. Hewan-hewan
ini tidak dapat memproses rumput yang mereka makan, bila tidak ada bakteri
anaerobik yang memecah selulosa di dalam rumput menjadi molekul-molekul
yang dapat diserap oleh perut mereka. Gas yang diproduksi oleh bakteri ini
adalah gas metana (Meynell, 1976).
Tabel 1. Komposisi jenis gas dan jumlahnya pada suatu unit gas bio
Jenis Gas
Kandungan (%)
Metana
60-70
Karbondioksida
30-40
Nitrogen
Hidrogen
1-10
Oksigen
Hidrogen Sulfida
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
organik
tergantung dari pakannya. Selain itu kotoran segar lebih mudah diproses
dibandingkan
dengan
kotoran
yang
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Bahan baku yang memproduksi gas metan bisa berasal dari semua bahan
organik, baik yang berwujud padat, maupun cair, kecuali bahan organik senyawa
hidrokarbon tinggi seperti plastik, karet, juga lilin (Wax). Bahan yang mudah
dicerna banyak mengandung selulosa seperti jerami padi atau gandum, rumputrumputan dan sebagainya. Sedangkan bahan yang banyak mengandung lignin
(kayu) sukar untuk dicerna. Bahan yang memiliki kadar air tinggi lebih mudah
untuk dicerna (Sianturi, 1990).
Biogas atau gas bio merupakan salah satu jenis energi yang dapat dibuat
dari banyak jenis bahan buangan dan bahan sisa, semacam sampah, kotoran
ternak, jerami, eceng gondok serta banyak bahan-bahan lainnya lagi. Pendeknya,
segala jenis bahan yang dalam istilah kimia termasuk senyawa organik, entah
berasal dari sisa dan kotoran hewan ataupun sisa tanaman, dapat dijadikan bahan
biogas (Suriawiria dan Unus, 2002).
rantai
pendek.
Sebagai
contoh
polisakarida
diubah
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
menjadi
penghasil
metana.
Sedangkan
bakteri
pembentuk
gas
metana
Tahap asidifikasi
Tahap pembentukan
metana
bakteri
Asam asetat,
H2, dan CO2
Bahan
organik,
karbohidrat.
Lemak, dan
protein
bakteri
Bakteri
Asam asetat
Gas metana,
CO2
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
tergantung pada nilai N (nitrogen) di dalam ransum. Namun demikian nilai N juga
tergantung pada C (karbon). Jadi, perbandingan C dan N akan menentukan lama
tidaknya proses pembentukan gas bio (Yunus, 1995).
Mikroorganisme membutuhkan nitrogen dan karbon untuk proses
asimilasi. Karbon digunakan sebagai energi sedangkan nitrogen digunakan untuk
membangun struktur sel. Bakteri penghasil metana menggunakan karbon 30 kali
lebih cepat dari pada nitrogen (Fry, 1974).
3. Kandungan Bahan Kering
Bahan isian dalam pembuatan bio gas harus berupa bubur. Bentuk bubur
ini dapat diperoleh bila bahan bakunya mempunyai kandungan air yang tinggi.
Bahan baku dengan kadar air yang rendah dapat dijadikan berkadar air tinggi
dengan menambahkan air ke dalamnya dengan perbandingan tertentu sesuai
dengan kadar bahan kering bahan tersebut. Bahan baku yang paling baik
mengandung 7-9 % bahan kering (Paimin, 2001).
Ternyata kotoran masing-masing jenis ternak mempunyai kandungan
bahan kering yang berbeda-beda. Perbedaan bahan kering yang dikandung
berbagai macam kotoran ternak akan membuat penambahan air yang berlainan.
Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kandungan bahan kering kotoran beberapa jenis ternak
Jenis Kotoran
Bahan Kering (%)
Sapi
- betina potong
- betina perah
Ayam
- petelur
- pedaging
Babi
- dewasa
Domba
Sumber: Fontenot et al.(1983).
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
12
14
26
25
9
26
C.
Temperatur yang optimal untuk digester adalah temperatur 30-35 oC, kisaran
temperatur ini mengkombinasikan kondisi terbaik untuk pertumbuhan bakteri dan
produksi metana di dalam digester dengan lama proses yang pendek. Temperatur
yang tinggi atau pada tingkat termophilic jarang digunakan karena sebagian besar
bahan sudah dicerna dengan baik pada tingkat temperatur mesophilic, selain itu
bakteri termophilic mudah mati karena perubahan temperatur (Fry, 1974).
Dekomposisi
bahan-bahan
organik
dibawah
kondisi
anaerobik
menghasilkan suatu gas yang sebagian besar terdiri atas campuran metana dan
arang oksida. Gas ini dikenal sebagai gas rawa ataupun bio gas. Campuran gas ini
adalah hasil dari fermentasi atau peranan anaerobic disebabkan sejumlah besar
mikroorganisme terutama bakteri metana. Suhu yang baik untuk proses fermentasi
adalah 30 oC hingga kira-kira 55 oC (Kamaruddin, dkk, 1995).
Tempertur yang tinggi akan memberikan hasil biogas yang baik namun
suhu tersebut sebaiknya tidak boleh melebihi suhu kamar. Bakteri ini hanya dapat
subur bila suhu disekitarnya berada pada suhu kamar. Suhu yang baik untuk
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
proses pembentukan biogas berkisar antara 20-40 oC dan suhu optimum antara 2830 oC (Paimin, 2001).
5. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
aktivitas bakteri. Kisaran pH optimal untuk produksi metana adalah 7-7,2 tetapi
pada kisaran 7,2-8,0 masih diizinkan. Untuk mencegah penurunan pH pada awal
pencernaan dan menjaga pH pada kisaran yang diizinkan, maka dibutuhkan buffer
yakni dengan penambahan larutan kapur (Kamaruddin, dkk, 1995).
Derajat
keasaman
sangat
Derajat
keasaman
mikroorganisme.
berpengaruh
yang
terhadap
optimum
bagi
kehidupan
kehidupan
mikroorganisme adalah 6,8-7,8. Pada tahap awal fermentasi bahan organik akan
terbentuk asam (asam organik) yang akan menurunkan pH. Untuk mencegah
terjadinya penurunan pH dapat dilakukan dengan menambahkan larutan kapur
(Ca(OH)2) atau kapur CaCO3 (Simamora, 2006).
6. Lama Fermentasi
Secara umum menurut Sweeten (1979), yang disitasi oleh Fontenot
(1983), menerangkan bahwa proses fermentasi/pencernaan limbah ternak di dalam
tangki pencerna dapat berlangsung 60-90 hari, tetapi menurut Sahidu (1983),
hanya berlangsung 60 hari saja dengan terbentuknya gas bio pada hari ke-5
dengan suhu pencernaan 28 oC, sedangkan menurut Hadi (1981), gas bio sekitar
10-24 hari.
Produksi biogas sudah terbentuk sekitar 10 hari. Setelah 10 hari fermentasi
sudah terbentuk kira-kira 0.1-0.2 m3/kg dari berat bahan kering. Peningkatan
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
dihindarkan karena akan menghambat pembentukan gas metana. C/N rasio harus
dikontrol dengan baik pada awal proses, karena sulit untuk memperbaiki bila
digester sudah mulai memproses (Meynell, 1976).
Tipe aliran kontiniu (Continous Flow Type), pada tipe ini terdapat aliran
bahan baku masuk dan residu keluar pada selang waktu tertentu sesuai dengan
keinginan. Pengisian bahan baku kedalam digester dilakukan secara kontiniu
yakni setiap hari, dilakukan pada minggu ketiga dan keempat setelah pengisian
awal dan demikian rentang waktu selanjutnya mengikuti pola diatas tanpa
mengeluarkan atau membuang bahan isian awal. (Karim dkk, 2005).
Terdapat beberapa jenis digester gas bio yang biasa digunakan. Digester
dibuat dengan bahan dasar batu bata dan semen. Digester tersebut yaitu fixed
dome dan floating drum. Jenis fixed dome terdiri dari bagian pencerna yang
berbentuk kubah yang tidak dapat dipindah-pindah, penahan gas kaku, dan
baskom pemindah substrat (keseimbangan). Bagian silinder pencerna terbuat dari
beton, walaupun demikian efektifitas penggunaan gasnya rendah, karena fluktuasi
tekanan yang tidak konstan, selain itu bahan beton tidak kedap air, sehingga pada
bagian penyimpanan gas harus dicat dengan bahan yang kedap udara seperti ;atels
atau cat sintetis. Digester floating drum terdiri dari ruangan pencerna berbentuk
silinder atau kubah yang dapat bergerak, penahan gas mengapung. Pergerakan
penahan gas dipengaruhi oleh proses fermentasi dan pembentukan gas. Bagian
drum sebagai tempat tersimpannya gas yang terbentuk mempunyai rangka
pengarah agar pergerakan drum stabil.
Produksi gas bio yang dihasilkan dari bahan kotoran sapi mencapai 1,4
m3/hari atau setara dengan 0,8 liter minyak tanah per hari, apabila menggunakan
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
biodigester dengan kapasitas 8,8 m3. Lama waktu pemanfaatan alat ini bergantung
pada spesifikasi penyimpan gas dalam plastik polyethilene. Untuk pemanfaatan
tungku pemasak selama 4-5 jam memerlukan alat biodigester dengan kapasitas
penyimpan gas 2,5 m3 (Amaru, dkk, 2006).
Reaktor skala menengah telah bersifat komersil, karena dipasarkan secara
bebas dan mendapatkan pengakuan. Dilihat dari sisi konstruksinya, pada
umumnya reaktor biogas dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu :
1. Fixed Dome (Tangki Tetap)
Reaktor biogas fixed dome mewakili konstruksi reaktor yang memiliki volume
tetap sehingga produksi gas akan meningkatkan tekanan di dalam reaktor.
2. Floating Drum (Tangki Terapung)
Reaktor biogas floating drum berarti ada bagian pada konstruksi reaktor yang
bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor.
Pergerakan bagian reaktor tersebut juga menjadi tanda telah dimulainya
produksi gas dalam reaktor biogas. Tangki ini dapat dibedakan atas dua jenis.
Jenis pertama ialah tangki yang diletakkan diatas bahan mentah yang sedang
berfermentasi di dalam tangki. Sedangkan jenis kedua ialah tangki yang
diletakkan diatas air dalam satu tangki yang berbeda. Tiang-tiang penunjuk
perlu digunakan supaya tangki terapung tidak saling bersinggungan
(Indartono, 2005).
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
METODOLOGI PENELITIAN
17. Dempul
18. Cat
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Las Karbit
2. Manometer Air
3. Gergaji Besi
4. Pahat Besi
5. Timbangan
6.
Goni
7. Ember
8. Palu
9. Kalkulator
10. Gelas Ukur
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk mengetahui
kinerja dari alat penghasil biogas yang dirancang dengan menguji coba alat di
Laboratorium Teknik Pertanian.
Prosedur Penelitian
1) Persiapan
-
Menyediakan bahan dan alat yang akan digunakan dalam pembuatan alat.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Diameter : 60 cm
Tinggi
: 85 cm
Tutup tangki yang berlubang dibuka agar mudah dalam pembersihan dan
pengecatan bagian dalam tangki.
Pada kedua tutup tangki dibuat lubang dengan diameter yang lebih besar
sedikit dari 2 inci, posisi lubang berjarak 5 cm dari tepi tutup.
Tutup tangki dilas kembali dan diberi dempul agar tidak terjadi
kebocoran.
Pada sisi tangki dibuat lubang dengan diameter lebih besar sedikit dari
0,5 inci dengan posisi lubang tepat ditengah sisi tangki.
Pipa 35 cm dan 50 cm dilas kelubang yang ada pada kedua tutup tangki
dengan posisi kemiringan kira-kira 45o dari tutup dan pipa ini berfungsi
sebagai saluran pemasukan dan pengeluaran bahan.
Untuk menguatkan kedudukan pipa, maka dilas besi siku pada pipa dan
dihubungkan ke tutup tangki.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Pada ujung sisi tangki yang tidak bertutup, di pasang baut sebanyak 12
buah yang berfungsi sebagai penyambung ke batang penyangga.
Diameter : 50 cm
Tinggi
: 80 cm
Pada tutup tangki dibuat dua lubang dengan diameter kira-kira 0,5 inci.
Kedua lubang berada pada garis dimeter tutup dan berjarak 5 cm dari
tepi tutup.
Pipa besi 25 cm dan pipa yang telah dihubungkan dengan kran dilas ke
masing-masing lubang. Pipa tersebut berfungsi sebagai pipa pemasukan
gas dan pipa pengeluaran gas dari tangki pengumpul.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Dipotong besi siku kira-kira sepanjang 30 cm, dilas pada tutup tangki
dengan posisi berada pada garis diameter dan diantara pipa pemasukan
dan pengeluaran gas.
Kemudian pipa besi dilas tepat pada bagian tengah besi siku dengan
posisi tegak lurus.
Besi siku dipotong dengan ukuran 50 cm, 35 cm, dan 10 cm, masing
masing sebanyak 3 buah.
Dipotong pipa besi kira-kira 10 cm dengan diameter lebih besar dari 0,5
inci.
Ketiga sambungan besi siku dilas ke potongan pipa besi tersebut dengan
poisi ketiga besi siku membentuk sudut 120o.
e. Uji Kebocoran
-
Tangki pencerna, tangki pengumpul dan tangki penyekat diisi air hingga
penuh.
Jika ada air yang keluar dari masing masing tangki, maka diberi tanda
agar dapat dilakukan penambalan pada kebocoran-kebocoran tersebut.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
f. Perangkaian
-
Air
: 105,6 liter
Banyaknya jerami padi yang dicampurkan kedalam kotoran sapi untuk
memperoleh kandungan C/N 30 dan volume bahan campuran 70,4 liter adalah
menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Bahan
Masukan
C/N
%N
Berat
(Kg)
Kotoran
Sapi
19,86
2,05 %
53,2
Jerami
Padi
143,46
0,57 %
17,2
Kandungan C (Kg)
19,86 x (2,05% x 53,2) =
21,659316
143,46 x (0,57% x 17,2)
= 14,0648184
Kandungan N (Kg)
2,05% x 53,2= 1,0906
0,57% x 17,2 = 0,09804
Kandungan C
21 , 659316 + 14 , 0648184
=
= 30
Kandungan N
1, 0906 + 0,09804
Berdasarkan perhitungan diatas maka bahan campuran yang dibutuhkan
yaitu kotoran sapi sebanyak 53,2 kg dan jerami padi sebanyak 17,2 kg.
5) Proses Fermentasi
Fermentasi yang dilakukan pada proses pembentukan biogas yaitu
fermentasi aneorob. Oleh karena itu digester harus diamati dan diawasi jangan
sampai terjadi kebocoran, karena sedikit saja isian digester kontak udara luar,
maka fermentasi tidak akan berlangsung. Setelah 7 hari fermentasi dilakukan
pembuangan gas yang ada pada tangki pengumpul dengan tujuan agar gas yang
masih banyak mengandung CO2 terbuang. Kemudian dilakukan pengamatan
parameter dimulai pada hari ke 8.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Pengamatan Parameter
Adapun parameter yang diamati adalah:
1. Performansi Alat
Pengamatan performansi dari alat penghasil biogas model terapung ini
dilakukan dengan cara melihat kinerja alat mulai dari memasukkan bahan hingga
alat dapat diaplikasikan ke kompor biogas.
2. Tekanan Biogas
Pengukuran tekanan biogas dilakukan dengan melihat angka atau nilai
yang ditunjukkan oleh manometer U yang diukur tiap hari pada tangki pencerna.
Besarnya nilai tekanan yang ditunjukkan pada manometer U menunjukkan
besarnya tekanan dan produksi biogas yang dihasilkan.
3. Volume Biogas
Pengukuran volume gas yang dihasilkan dilakukan dengan melihat
perubahan ketinggian tangki pengumpul.
4. Lama Nyala Api
Lama nyala api dihitung dengan melihat lamanya waktu yang terpakai
pada kompor gas mulai dari api menyala hingga api mati.
5. Analisis Ekonomi
Perhitungan biaya dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang
dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.
BT
+ BTT C .. (1)
Biaya Pokok =
x
dimana:
BT
BTT
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
PS
.(2)
n
dimana:
D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = Nilai Awal (harga beli/pembuatan) alat (Rp)
S = Nilai akhir (10% dari P) (Rp)
n
i ( P)(n + 1)
..(3)
2n
dimana:
i = Persentase bunga modal (15%)
3) Biaya Pajak
Di Indonesia masih belum ada ketentuan besar pajak secara khusus
untuk peralatan pertanian, diperkirakan bahwa biaya pajak adalah 2%
per tahun dari nilai awalnya.
4) Biaya Gudang/garasi
Biaya gudang ataupun gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%,
rata-rata diperhitungkan 1% dari nialai awal (P) per tahun.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
1,2%( P S )
.(4)
1000 jam
2) Biaya Perawatan
Biaya perawatan adalah sebesar 10% dari nilai awal dibagi 1000 jam
Biaya Perawatan = 10% x
Rp.530.000
= Rp.53, / jam
1000 jam
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Performansi Alat
Alat penghasil biogas model terapung ini terbuat dari bahan yang murah
dan mudah didapat, yaitu terbuat dari tangki besi yang biasa digunakan untuk
penyimpanan minyak tanah. Alat ini terdiri atas tiga komponen utama yaitu:
-
Hal ini sesuai dengan Yunus (2005) yang menyatakan bahwa digester atau tangki
pencerna dapat dibuat dari bahan plastik, karet, drum, dan semen atau beton.
Alat penghasil biogas model terapung ini bekerja dengan cara
memasukkan bahan isian (kotoran sapi, jerami, air, dan EM4) dengan
perbandingan bahan isian dan air 1:1,5 melalui saluran pemasukan. Campuran
bahan diaduk terlebih dahulu secara merata (homogen), agar pemasukan bahan ke
digester dapat berlangsung dengan baik. Untuk mengkondisikan digester anaerob
maka pada lubang saluran pemasukan dan pembuangan ditutup.
Produksi gas yang dihasilkan dari fermentasi anaerob oleh digester mulai
pada hari ke delapan, hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Hadi (1990)
yang menyatakan bahwa produksi biogas sudah terbentuk sekitar 10 hari. Gas
yang dihasilkan dengan sendirinya mengalir ke tangki penampung gas. Dengan
memanfaatkan gaya dorong air yang ada pada tangki penyekat maka massa tangki
pengumpul dapat terangkat dengan semakin bertambahnya produk biogas. Agar
pergerakan kenaikan tangki pengumpul tetap dalam keadaan vertikal maka
26
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
dipasang batang penyangga. Jika tangki pada ketinggian maksimalnya (40 cm)
maka gas dapat diaplikasikan ke kompor biogas. Dengan memanfaatkan tekanan
dari tangki pengumpul, maka gas dapat dialirkan ke kompor biogas. Besar
kecilnya api dapat disesuaikan dengan mengubah-ubah posisi kran yang ada pada
tangki pengumpul.
Secara konstruksi alat ini termasuk kedalam jenis floating drum karena
produksi gas yang dihasilkan dari tangki pencerna memiliki tekanan yang cukup
untuk mengapungkan/mengangkat tangki pengumpul. Hal ini sesuai dengan yang
dinyatakan oleh Indartono (2005) yang menyatakan bahwa floating drum berarti
ada bagian pada konstruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan
dengan kenaikan tekanan reaktor, pergerakan bagian reaktor tersebut juga menjadi
tanda telah dimulainya produksi gas dalam reaktor biogas.
Tekanan Biogas
Tekanan (Psi)
16
20
23
26
29
32
36
40
44
48
52
56
61
66
71
77
83
90
98 108
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa produksi biogas tertinggi adalah
pada hari fermentasi ke 29. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hadi (1981) yang
menyatakan bahwa peningkatan penambahan waktu fermentasi dari 10 hari
hingga 30 hari meningkatkan produksi biogas sebesar 50%. Setelah hari
fermentasi ke 29 tekanan biogas cenderung mengalami penurunan, hal ini sesuai
dengan pernyataan Sembiring (2004) yang menyatakan bahwa pada hari ke 30
fermentasi jumlah gas bio yang terbentuk mencapai maksimal, dan setelah 30 hari
fermentasi terjadi penurunan jumlah gas bio.
Tekanan biogas mulai terjadi pada hari fermentasi ke 8 sebesar 0,0989 Psi.
Hal ini berarti bahwa biogas telah dihasilkan pada hari ke 8 dan mencapai produk
gas maksimum pada hari ke 29.Total tekanan biogas sampai dengan hari ke 108
sebesar 11,4320 Psi sehingga rata-ratanya adalah 0,1132 Psi. Dengan nilai tekanan
tersebut, alat penghasil biogas model terapumg ini dapat dipergunakan untuk
menyalakan api pada kompor biogas.
Volume Biogas
Perubahan volume pada alat penghasil biogas ini dimulai pada hari
fermentasi ke 8. Penampung gas pada alat ini mencapai maksimum pada
ketinggian 60 cm, dan selama 100 hari mengalami 20 kali keadaan maksimum
(Lampiran 6). Dari hasil penelitian diperoleh rentang hari yang berbeda-beda
untuk mencapai kondisi penampung gas maksimum. Dari Gambar 3 dapat dilihat
hubungan periode penuh dan lama rentang volume penuh.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Periode Penuh Ke-
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Lama nyala api diperoleh dari pengujian api pada kompor biogas,
pengujian dilakukan pada saat volume tangki penampung gas mencapai
maksimum. Dari hasil pengamatan selama 100 hari, terjadi 20 kali tangki
maksimum dan 18 kali gas diuji pada kompor biogas. Keadaan tangki pengumpul
maksimum pertama kalinya terjadi pada hari ke 16 fermentasi, akan tetapi belum
dapat menghasilkan nyala api yang dapat diaplikasikan kekompor biogas, begitu
juga pada hari ke 20 (Lampiran 7). Total keseluruhan lama nyala api yang
diperoleh adalah 13172 detik atau 3 jam 39 menit 36 detik, dan lama nyala api
rata-rata dalam sekali pemakaian alat ke kompor adalah 732 detik atau 12 menit
12 detik.
Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Amaru (2006) yang menyatakan
bahwa biodegester dengan kapasitas penyimpan gas 2,5 m3 dapat dimanfaatkan
untuk tungku pemasak selama 4-5 jam, maka alat penghasil biogas model
terapung ini, dengan kapasitas penampung gas 0,11775 m3 (Lampiran 6) memiliki
lama nyala api 732 detik atau 12 menit 12 detik (0,203jam), sudah memiliki lama
nyala api yang cukup baik.
Hubungan lama fermentasi dan lama nyala api dapat dilihat melalui
gambar grafik dibawah ini.
1200
1000
800
600
400
200
0
0
16
20
23
26
29
32
36
40
44
48
52
56
61
66
71
77
83
90
98
108
Gambar 4. Grafik hubungan antara lama fermentasi terhadap lama nyala api
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa lama nyala api yang paling besar
adalah pada saat hari fermentasi ke 26. Lama nyala api tersebut dipengaruhi oleh
kandungan metan yang cukup besar sehingga biogas dapat terbakar. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Harahap (1978) yang menyatakan bahwa gas metan (CH4)
adalah komponen penting dan utama dari biogas karena memiliki kadar kalor
yang cukup tinggi, dan jika gas yang dihasilkan dari proses fermentasi anaerob ini
dapat terbakar, berarti sedikitnya mengandung 45% gas metan.
Analisis Ekonomi
P S Rp.530.000 Rp.53.000
=
= Rp.95.400,
n
5
c. Biaya Pajak
BP = 2%.P = 2% x Rp.530.000 = Rp.10.600,d. Biaya Gudang
BG = 1% P = 1% x 530.000 = Rp.5.300,-
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
b. Biaya Perawatan
Biaya perawatan adalah sebesar 10% dari nilai awal dibagi 1000 jam
Biaya Perawatan = 10% x
Rp.530.000
= Rp.53, / jam
1000 jam
Rp.10.493,2
= Rp. 4,37/jam.
2400 jam
BT
+ BTT C
Biaya Pokok =
x
C=
2355 liter
= 0,98 liter/jam.
100 hari
Rp.159.000
Biaya Pokok =
+ Rp.63,09 / jam x 1,02 jam / liter
1000 jam
= Rp.226,5/liter.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Berdasarkan nilai diatas dapat diketahui bahwa biaya pokok yang harus di
keluarkan untuk menghasilkan biogas per liternya adalah Rp.226,5/liter. Jika
dibandingkan dengan harga LPG per kilogram, maka alat ini memiliki biaya yang
sedikit jauh berbeda dengan LPG di pasaran yaitu Rp.5.625,-per kilogram atau
setara dengan Rp.10,8/liter ( LPG = 2,02 kg/m3).
Dengan melihat harga produksi diatas maka alat ini dari segi ekonomis
cukup menguntungkan. Begitu juga jika dilihat dari segi pemanfaatan limbah
pertanian maka cukup baik, karena dengan alat ini gas yang dihasilkan dari limbah
pertanian tersebut dapat dimanfaatkan, secara tidak langsung dapat mengurangi
pencemaran lingkungan, dan jika bahan isian tidak berproduksi lagi maka dapat
digunakan sebagai pupuk.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Alat penghasil biogas modal terapung ini terbuat dari bahan-bahan yang
murah dan gampang didapat.
2. Tekanan rata-rata biogas yang diperoleh dari alat penghasil biogas model
terapung ini adalah 0,1132 Psi/hari.
3. Volume biogas yang dihasilkan oleh alat penghasil biogas model terapung
ini selama hari adalah 23,55 liter/hari.
4. Lama nyala api yang dihasilkan oleh alat penghasil biogas model terapung
ini adalah 12,2 menit (12 menit 12 detik)
5. Biaya pokok produksi yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan biogas
dari alat penghasil biogas model terapung ini adalah Rp.226,5/liter.
Saran
34
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Amaru, K., Michael A., Dian Y. S., Indah K., 2006. Teknologi Digester Gas Bio
Skala RumahTangga.http://infoinfoanyar.blogspot.com/2007/08/biogas.html
[ 9 Januari 2008].
Anonim, 1980. Guidebook on Biogas Development. Energy Resources
Development. United Nations: Economic and Social Commission for Asia
and the Pacific, Bangkok, Thailand.
Darun, 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknilogi Pertanian, Fakultas Pertanian
USU, Medan.
Fontenot, J.P, L.W. Smith and A.L. Sutton, 1983. Alternative Utilization of
Animal Waste. J. Anim. Sci. Vol. 57, London.
Fry,
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Musanif, J., Wildan A.A., David M.N., 2006. Biogas skala Rumah Tangga.
Departemen Pertanian, Jakarta.
Paimin., 2001. Alat Pembuat Biogas Dari Drum, Penebar Swadaya. Jakarta.
Sahidu, S., 1983. Kotoran Sapi Sebagai Sumber Energi, Dewaruci press, Jakarta.
Sembiring., 2004. Pengaruh Berat Tinja Ternak dan Waktu Terhadap Hasil
Biogas. Laporan Penelitian. Jakarta.
Sianturi, H. S. D., 1990. SeminarUMI Bidang Pertanian Ke-6. Medan.
Simamora, S., Salundik, Sri. W., Surajudin, 2006. Membuat Biogas. Agro Media
Pustaka. Jakarta.
Sufyandi, A., 2001. Informasi Teknologi Tepat Guna untuk Pedesaan Biogas,
Bandung.
Suriawiria dan Unus H., 2002. Menuai Biogas Dari Limbah. http://www.pikiranrakyat.com/squirrelmail, [15 Januari 2007].
Udiharto, M., 1982. Penelitian Teknologi Gas Bio dan Penerapannya. Pusat
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi PPTMGB, LEMIGAS
Cepu.
Wibowo, D.,Rahayu K., Haryanto B., 1985. Gas Bio Sebagai Satu Sumber Energi
Alternatif. FATETA UGM, Yogyakarta.
Wikipedia, 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/Elpiji, 11 Januari 2008.
Yunus, M., 1995. Teknik Membuat Dan Memanfaakan Unit Gas Bio. Univesitas
Gajah Mada Press, Yogyakarta.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Mulai
- Tangki 220
-
Digester
Pencampuran
Bahan
Perakitan
Kotoran Sapi
Jerami Padi
Air
EM4
Campuran Homogen
Tidak
Tidak
Uji
Kebocoran
Layak
C/N=30
Ya
Ya
Pengisian ke dalam
digester
Pengukuran Parameter
Selesai
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Tekanan
(P)(N/m2)
P (atm)
686
882
862.4
882
882
823.2
842.8
823.2
882
823.2
882
1038.8
980
803.6
842.8
882
882
862.4
999.6
940.8
862.4
1254.4
803.6
823.2
882
803.6
803.6
862.4
901.6
842.8
803.6
901.6
1038.8
842.8
862.4
882
1078
803.6
823.2
940.8
1078
803.6
921.2
960.4
1078
803.6
803.6
882
921.2
744.8
764.4
764.4
784
P (psi)
0.0068
0.0087
0.0085
0.0087
0.0087
0.0081
0.0083
0.0081
0.0087
0.0081
0.0087
0.0103
0.0097
0.0079
0.0083
0.0087
0.0087
0.0085
0.0099
0.0093
0.0085
0.0124
0.0079
0.0081
0.0087
0.0079
0.0079
0.0085
0.0089
0.0083
0.0079
0.0089
0.0103
0.0083
0.0085
0.0087
0.0106
0.0079
0.0081
0.0093
0.0106
0.0079
0.0091
0.0095
0.0106
0.0079
0.0079
0.0087
0.0091
0.0074
0.0075
0.0075
0.0077
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
0.0989
0.1271
0.1243
0.1271
0.1271
0.1186
0.1215
0.1186
0.1271
0.1186
0.1271
0.1497
0.1412
0.1158
0.1215
0.1271
0.1271
0.1243
0.1441
0.1356
0.1243
0.1808
0.1158
0.1186
0.1271
0.1158
0.1158
0.1243
0.1299
0.1215
0.1158
0.1299
0.1497
0.1215
0.1243
0.1271
0.1554
0.1158
0.1186
0.1356
0.1554
0.1158
0.1328
0.1384
0.1554
0.1158
0.1158
0.1271
0.1328
0.1073
0.1102
0.1102
0.1130
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
882
705.6
705.6
725.2
744.8
823.2
686
686
705.6
741.7
769.5
797.2
661.9
686.2
710.5
734.8
759.1
783.3
666.4
686
705.6
725.2
764.4
784
627.2
666.4
627.2
666.4
607.6
627.2
666.4
588
646.8
627.2
607.6
646.8
627.2
627.2
627.2
588
607.6
627.2
666.4
646.8
607.6
607.6
627.2
627.2
0.0087
0.0070
0.0070
0.0072
0.0074
0.0081
0.0068
0.0068
0.0070
0.0073
0.0076
0.0079
0.0065
0.0068
0.0070
0.0073
0.0075
0.0077
0.0066
0.0068
0.0070
0.0072
0.0075
0.0077
0.0062
0.0066
0.0062
0.0066
0.0060
0.0062
0.0066
0.0058
0.0064
0.0062
0.0060
0.0064
0.0062
0.0062
0.0062
0.0058
0.0060
0.0062
0.0066
0.0064
0.0060
0.0060
0.0062
0.0062
Total
0.1271
0.1017
0.1017
0.1045
0.1073
0.1186
0.0989
0.0989
0.1017
0.1069
0.1109
0.1149
0.0954
0.0989
0.1024
0.1059
0.1094
0.1129
0.0960
0.0989
0.1017
0.1045
0.1102
0.1130
0.0904
0.0960
0.0904
0.0960
0.0876
0.0904
0.0960
0.0847
0.0932
0.0904
0.0876
0.0932
0.0904
0.0904
0.0904
0.0847
0.0876
0.0904
0.0960
0.0932
0.0876
0.0876
0.0904
0.0904
11,4320
Ket: Huruf yang bercetak tebal menandakan bahwa keadaan tangki penampung
gas mencapai maksimum (penuh).
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
0,3
4,1
9,3
13,8
19,3
24,8
29,3
33,0
40,0
5,5
16,2
32,0
40,0
9,8
24,2
40,0
10,5
24,0
40,0
11,5
29,0
40,0
8,5
25,5
40,0
9,0
21,7
31,5
40,0
7,7
20,5
34,8
40,0
7,6
18,6
31,3
40,0
6,3
16,3
28,8
40,0
5,2
12,6
24.3
40,0
5,0
12,8
23,6
40,0
4,9
13,1
Hari
Ke
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
21,4
30,0
40,0
4,5
12,2
21,0
30,2
40,0
4,0
11,2
21
30,6
40
3,8
10
17,3
25,5
33,8
40
3,7
9,5
16,5
24
33
40
2,5
10,5
15,4
22,7
28,7
35,2
40
2
7,8
14
18,5
23,5
29
35
40
2,3
5,8
9,6
13,6
17,7
21,7
26
30,4
4,3
40
Ket: Huruf yang bercetak tebal menandakan bahwa keadaan tangki penampung gas
mencapai maksimum (penuh).
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
40
60
80
20
85
85
80
60
80
60
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Lama Nyala
Api (Detik)
Hari Ke
Lama Nyala
Api (detik)
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
902
0
0
987
0
0
898
0
0
902
0
0
0
818
0
0
0
862
0
0
0
845
0
0
0
839
0
0
0
740
0
0
0
674
0
0
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
Total
0
0
658
0
0
0
0
612
0
0
0
0
597
0
0
0
0
0
593
0
0
0
0
0
594
0
0
0
0
0
0
555
0
0
0
0
0
0
0
552
0
0
0
0
0
0
0
0
0
544
13172
Ket: Huruf yang bercetak tebal menandakan bahwa keadaan tangki penampung
gas mencapai maksimum (penuh) dan diaplikasikan ke kompor biogas.
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Jumlah
2 pcs
1 pcs
1,5 m
1,5
2 pcs
3,5 m
0,5 m
2 pcs
1,5 m
1 pcs
1,5 m
16 pcs
1 pcs
5 pcs
0,5 kg
1 pcs
2 pcs
Harga Satuan
Rp. 70.000
Rp. 55.000
Rp. 50.000
Rp. 7000
Rp. 25.000
Rp. 20.000
Rp. 6000
Rp. 2000
Rp. 6000
Rp. 8000
Rp. 6000
Rp. 500
Rp. 3000
Rp. 1000
Rp. 33.000
Rp. 15.000
Rp. 1000
Rp. 215.000
Harga Total
Rp. 140.000
Rp. 55.000
Rp. 50.000
Rp. 7.000
Rp. 50.000
Rp. 20.000
Rp. 6.000
Rp. 4.000
Rp. 6.000
Rp. 8.000
Rp. 6.000
Rp. 8.000
Rp. 3.000
Rp. 5.000
Rp. 30.000
Rp. 15.000
Rp. 2.000
Rp. 115.000
Rp. 530.000
Total biaya pembuatan alat penghasil biogas model terapung Rp. 530.000,-
Bahan Isian
Kotoran sapi
Jerami Padi
Air
EM4
Total
Jumlah
53,2 kg
17,2 kg
105,6 l
41,1 ml
Harga
Rp. 10.000
Rp. 493,2
Rp. 10.493,2
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Lampiran 10. Gambar warna nyala api biogas pada kompor biogas
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008
Indra Lazuardy : Rancang Bangun Alat Penghasil Biogas Model Terapung, 2008
USU Repository 2008