Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO B BLOK 10

Disusun Oleh:
Kelompok L9
Rabecca Beluta Ambarita

04111001007

Ayu Risky Fitriawan

04111001018

Mary Gisca Theressi

04111001036

Fitri Maya Anggraini

04111001040

Sellita Seplana

04111001054

Ferdy Sugianto

04111001062

Adiguna Darmanto

04111001064

Fatty Maulidira

04111001068

Fadhli Aufar Kasyfi

04111001091

Raisa Putri Secioria

04111001095

Muhammad Tafdhil Tardha

04111001102

Tri Nisdian Wardiah

04111001109

Tutor

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nyonya A, 45 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan demam, sesak napas dan berat badan
(BB) turun sejak 6 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai menggigil, berkeringat dan anorexia
yang terus memburuk. Ia juga merasa nyeri punggung yang menetap sejak 4 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Selama ini ia sudah sering mengeluh sesak napas jika berjalan cukup jauh,
tetapi sesak semakin lama semakin berat. Saat masuk rumah sakit BB telah turun 5 kg.
Sewaktu kecil ia menderita rheumatic fever dengan gejala pembengkakan sendi dan demam
sehingga harus dirawat (di rumah) selama 3 bulan.
Dokter yang memeriksa mengatakan bahwa Ny. A menderita endokarditis
Pemeriksaan Fisik :
Vital sign: compos mentis, Nadi : 90x/menit, RR : 28x/m, TD : 130/80 mmHG, suhu : 39oC
Pemeriksaan Spesifik :
Kepala & Leher : normal
Thorax :

Perkusi : ukuran jantung normal

Auskultasi : Murmur diastolic dengan nada rendah, pada dada kiri terdapat suara
pembukaan katup mitral yang keras (loud opening snap)

Pemeriksaan Penunjang :
Kultur darah : S.viridans
Echocardiography : stenosis mitral (pada apex jantung)

Klarifikasi Istilah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Demam
: peningkatan temperature tubuh diatas normal (37,2)
Sesak Napas :
Mengigil
:
Anorexia
: tidak selera makan
Nyeri
: perasaan sedih atau menderita yang terasa pada ujung syaraf tertentu
Rheumatic Fever : penyakit demam yang merupakan lanjutan dari infeksi streptococcus
hemolytic group A,
7. Pembengkakan Sendi :

8. Endokarditis : perubahan peradangan proliferative dan eksidatif pada endokardium,


biasanya ditandai dengan adanya vegetas pada.(DORLAND ed.25 hal 350)
9. Compos mentis
: kejernihan pikiran / sadar
10. Murmur diastolic : hal 688 ed.25
11. Streptococcus viridians
: streptococcus tipe alpha hemolitic
12. Echocardiography: 325 ed.25
13. Stenosis mitral: penyempitan orificium atrium kiri

Identifikasi Masalah
1. Nyonya A, 45 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan demam, sesak napas dan berat
badan (BB) turun 5 kg sejak 6 minggu yang lalu disertai menggigil, berkeringat dan
anorexia yang terus memburuk VVV
2. Nyeri punggung yang menetap sejak 4 minggu sebelum masuk rumah sakit.
3. Selama ini ia sudah sering mengeluh sesak napas jika berjalan cukup jauh, tetapi sesak
semakin lama semakin berat
4. Sewaktu kecil ia menderita rheumatic fever dengan gejala pembengkakan sendi dan
demam sehingga harus dirawat (di rumah) selama 3 bulan.
5. Dokter yang memeriksa mengatakan bahwa Ny. A menderita endokarditis
6. Pemeriksaan Fisik :
Vital sign: compos mentis, Nadi : 90x/menit, RR : 28x/m, TD : 130/80 mmHG, suhu : 39oC
7. Pemeriksaan Spesifik :
Kepala & Leher : normal
Thorax :

Perkusi : ukuran jantung normal

Auskultasi : Murmur diastolic dengan nada rendah, pada dada kiri terdapat suara
pembukaan katup mitral yang keras (loud opening snap)

8. Pemeriksaan Penunjang :
Kultur darah : S.viridans
Echocardiography : stenosis mitral (pada apex jantung)

Analisis Masalah
1. Nyonya A, 45 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan demam, sesak napas dan berat
badan (BB) turun sejak 6 minggu yang lalu disertai menggigil, berkeringat dan anorexia
yang terus memburuk
a. Bagaimana mekanisme dari (sesuai skenario):
- Demam (Tafdhil,Tri)
- sesak napas (Fitri,Rabecca)
- berat badan (BB) turun sejak 6 minggu yang lalu (Sellita,Fatty)
Berat badan turun diakibatkan adanya anoreksia. Anoreksia dari awal sudah ada,
dibuktikan pada saat nyonya A masuk ke rumah sakit anoreksia yang terus
memburuk.
- menggigil (Raisa,Mary Gisca)
- berkeringat (Ferdy,Tri)
- anorexia yang terus memburuk (Adi,Fadhli)
b. Kenapa berat badan (BB) Nyonya A turun 5 kg sejak 6 minggu yang lalu ?
(Sellita,Rabecca)
c. Bagaimana hubungan antar gejala yang dikeluhkan oleh Nyonya A?
(Tri,Fatty,Raisa)
Gejala-gejala yang muncul ini akibat dari mekanisme klinik dari endokarditis akibat
S. viridans. Demam, menggigil, anoreksia, dan berkeringat merupakan akibat dari
infeksi S, viridans, sedangkan sesak napas diakibatkan endokarditis, kemudian berat
badan turun diakibatkan oleh anoreksia.
d. Mengapa anorexia yang dialami Nyonya A terus memburuk ? (Fitri,Ayu)
e. Apakah berat badan Nyonya A yang turun 5 kg dalam 6 minggu termasuk normal ?
Kalau tidak, apa dampaknya terhadap tubuh (Adi,Tafdhil)
2. Nyeri punggung yang menetap sejak 4 minggu sebelum masuk rumah sakit
a. Bagaimana mekanisme nyeri punggung yang menetap (berdasarkan waktu dan
posisi)? (Mary Gisca,Raisa,Fatty)
b. Mengapa nyeri punggung baru dirasakan Nyonya A sejak 4 minggu sebelum masuk
rumah sakit (Fadhli,Ayu)
3. Selama ini ia sudah sering mengeluh sesak napas jika berjalan cukup jauh, tetapi sesak
semakin lama semakin berat
a. Bagaimana klasifikasi sesak nafas ? (Ferdy,Rabecca)
b. Mengapa sesak nafas semakin lama semakin berat? (Sellita,Fitri)
4. Sewaktu kecil ia menderita rheumatic fever dengan gejala pembengkakan sendi dan
demam sehingga harus dirawat (di rumah) selama 3 bulan
a. Bagaimana patofisiologi dari rheumatic fever ? (Adi,Raisa,Fadhli)
b. Bagaimana mekanisme pembengkakan sendi pada rheumatic fever ? (Fatty,Ferdy)
Rheumatic fever merupakan gejala dari autoimun. Salah satu efek dari autoimun pada
RF yaitu mempengaruhi jaringan synovial pada sendi itu sendiri. Walaupun
mekanisme masih kurang jelas, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa
antigen yang dimiliki oleh protein M pada Streptococcus beta hemolyticus tipe A

memiliki struktur yang homolog dengan sendi dan jantung, sehingga imunitas tubuh
mengira bahwa sendi itu merupakan Streptococcus beta hemolitycus. Akibatnya
membran synovial mengalami iflamasi, mengakibatkan hiperplasi pada sel synovial,
produksi cairan synovial yang berlebihan, dan pembentukan jaringan fibrous pada
kapsul synovial. Akibatnya sendi menjadi bengkak. Sendi mudah diserang akibat
kapilar di pembuluh darah sendi sangat kecil.
c. Mengapa Nyonya A harus dirawat di rumah selama 3 bulan ? (Mary Gisca,Fadhli)
(biaya, infeksi nosokomial)
d. Bagaimana hubungan antara rheumatic fever dengan keluhan yang dialami sekarang ?
(Ayu,Tafdhil,Adi)
5. Dokter yang memeriksa mengatakan bahwa Ny. A menderita endokarditis
a. Bagaimana patofisiologi dari endokarditis ? (Ayu,Rabecca,Tri)
b. Bagaimana cara menegakkan diagnosis dari endokarditis ? (Mary Gisca,Fitri)
6. Pemeriksaan Fisik :
Vital sign: compos mentis, Nadi : 90x/menit, RR : 28x/m, TD : 130/80 mmHG, suhu : 39oC
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik ? (Sellita,Tafdhil)
7. Pemeriksaan Spesifik :
Kepala & Leher : normal
Thorax :

Perkusi : ukuran jantung normal

Auskultasi : Murmur diastolic dengan nada rendah, pada dada kiri terdapat suara
pembukaan katup mitral yang keras (loud opening snap)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan spesifik (penjelasan mengapa terjadinya
abnormalitas)? (Tri,Raisa)
8. Pemeriksaan Penunjang :
Kultur darah : S.viridans
Echocardiography : stenosis mitral (pada apex jantung)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan penunjang ? (Adi,Ferdy)
b. Bagaimana morfologi, klasifikasi, sifat, siklus hidup dari S.viridans ? (Mary
Gisca,Rabecca,Tafdhil)
c. Bagaimana hubungan S. viridans dengan penyakit yang dialami oleh Ny. A (endokarditis
dan rheumatic fever) ? (Fadhli,Fatty)

Endokarditis pada skenario ini merupakan jenis endokardits bakterial subakut yang
disebabkan oleh S. viridans. Bakteri ini biasanya hidup di mulut dan tenggorokan, namun
berpindah ke endokardium dan heart valve akibat kerusakan yang terjadi sebelumnya.
Kerusakan sebelumnya diakibatkan oleh rheumatic fever yang diderita pada waktu kecil.
Mekanismenya progresif, yaitu suatu penyembuhan yang sedang terjadi akan disertai
suatu peradangan yang aktif. Akibatnya timbul suatu vegetasi yang terdiri dari fibrin,
trombosit dan bakteri yang melekat pada daun katup jantung
d. Bagaimana cara pemeriksaan kultur darah S.viridans ? (Fitri,Sellita)

Keterkaitan Antar Masalah

Ny. A 45 tahun menderita


rheumatic fever waktu kecil

Komplikasi S.
Viridans

Endokarditis

Berat badan turun


5 kg sejak 6
minggu yang lalu

Nyeri
punggung

Demam

Sesak
Nafas

Berkering
at

Anoreksia

Menggigil

LI
1. S. viridans
a. Morfologi (Mary Gisca,Rabecca,Tafdhil)
b. klasifikasi (Mary Gisca,Rabecca,Tafdhil)
c. Sifat (Mary Gisca,Rabecca,Tafdhil)
d. siklus hidup (Mary Gisca,Rabecca,Tafdhil)
e. epidemiologi (Fitri,Fadhli)
f. penyakit+komplikasi (Adi, Ferdy)
g. cara penularan (Tri, Fatty)
S. viridans biasanya berhabitat di mulut, tenggorokan, kolon, dan traktus genitalia
femina. S. viridans merupakan flora normal dari traktus respiratorius superior yang
berfungsi untuk menjaga kesehatan dari mucous membrane organ tersebut. Namun, S.
viridans tertarik untuk berkolonisasi di endokardium dan katup jantung yang sudah
mengalami deformitas sehingga S. viridans masuk ke dalam aliran darah menuju
bagian jantung yang rusak.
h. pencegahan (Adi, Raisa)
2. Rheumatic fever (patogenesis, prognosis, tata laksana+ pencegahan) (Fatty,Fadhli)
Rheumatic fever adalah suatu gejala yang disebabkan oleh lanjutan infeksi dari
streptococcus beta hemolyticus. Infeksi ini pada awalnya akan mengaktifkan sistem
imun. Seberapa sistem imun yang aktif ini sangat ditentukan oleh faktor virulensi dari
bakteri itu sendiri. Beberapa protein yang cukup penting dalam faktor antigenitas adalah

3.
4.
5.
6.
7.
8.

protein M dan N asetil glukosamin pada dinding sel bakteri. Kedua faktor antigen itu
akan dipenetrasikan oleh makrofag ke sel CD4+. Selanjutnya CD4 akan menyebabkan
proliferasi dari sel T helper 1 dan 2 melalui berbagai sitokin antara lain IL 2, IL12,
dll.Th1 akan menghasilkan interferon yang berfungsi untuk merekrut makrofag lain
datang ke tempat terjadinya infeksi. Dan juga keberadan IL4 dan IL10 juga menjadi salah
satu faktor perekrutan makrofag ke tempat tersebut. Selain itu Thjuga akan mengaktifaasi
sel B yang merupakan sel memori dengan memproduksi IL4. Keberadaan sel inilah yang
akan memungkinkan terjadinya autoimun ulang apabia terjadi pajanan terhadap bakteri
ini lagi. Setelah sel B aktif akan mengaktifkan IgE dan IgG. Apabila terinfeksi lagi
dengan bakteri tersebut akan terjadi pengaktifan jalur komplemen yang merupakan jalan
cepat untuk mengenali antigen Streptococcus beta hemolyticus yaitu protein M dan N
asetil glukosamin.
Yang jadi masalah adalah protein M ini mirip dengan sel endokardium jantung
bagian protein miosin dan tropomiosin jantiung, lalu luminin pada katup jantung,
vimentin pda synovial, keratin pada kulit, dan lysoganngiosida pada subtalamikus dan
nukleus caudatus di otak. Reaksi imun yang terjadi akan menyebabkan reaksi imun yang
berulang-ulang akibat respon imun mengira jaringan kita adalah Streptococcus. Kejadian
ini akan menyebabkan meningkatnya makrofag, sehingga makrofag itu akan menyatu
membentuk mirip sel epitel yang disebut epiteloid dan penggabungan granuloma ini
disebut aschoff body. Penyerangan ini akan menyebabkan jaringan akan rusak atau lisis
dan digantikan oleh lesi jaringan fibroid.
Endokarditis (patogenesis, tata laksana+ pencegahan, prognosis) (Tri,Ferdy)
Pemeriksaan fisik (vital sign) (Sellita,Tafdhil)
Pemeriksaan Spesifik (heent,thorax) (Raisa,Ayu)
Pemeriksaan penunjang (kultur darah,ecg) (Fitri, Rabecca)
Imunologi (skenario, respon imun terhadap S. viridans) (Adi, Ayu)
Infeksi Nosokomial (Sellita,Mary Gisca)

Analisis masalah maupun LI mohon diketik yang rapi di word dan jangan lupa cantumin
sumber.
Hasil paling lambat dikumpul hari kamis siang

Anda mungkin juga menyukai