PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah usia lanjut dan osteoporosis semakin menjadi
perhatian dunia, termasuk Indonesia. Di negara berkembang
insidensi penyakit degeneratif terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia harapan hidup. Dengan bertambah usia
harapan hidup ini, maka penyakit degeneratif dan metabolik juga
meningkat, seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus,
hipertensi, obesitas, dislipidemia, dan termasuk osteoporosis.
Saat ini osteoporosis menjadi permasalahan di seluruh
negara dan menjadi isu global di bidang kesehatan. 1 World Health
Organization (WHO) memasukkan osteoporosis dalam daftar 10
penyakit degeneratif utama di dunia. 1 Tercatat bahwa terdapat
kurang lebih 200 juta pasien di seluruh dunia yang menderita
osteoporosis.2
tulang
terutama
terjadi
pada
masa
tulang
(bone
resorption)
lebih
banyak
dari
pada
proses
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Anatomi Tulang
Komposisi tulang terdiri dari banyak matriks kolagen yang
mana terampur dengan garam mineral dan sel-sel tulang seperti
osteoblas dan osteoklas.
Matrix tulang
Berdasarkan beratnya, matriks tulang merupakan substansi
interseluler yang terdiri dari +70% garam anorganik dan 30%
matriks organic.
95% komponen organis dibentuk oleh kolagen dan sisanya
terdiri dari substansi dasar proteoglycan dan molekul-molekul non
kolagen yang terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang.
Kurang lebih setengah dari total kolagen yang dimiliki tubuh
tersimpan dalam tulang, dan strukturnya pun sama dengan
kolagen pada jaringan ikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah
sabut kolagen tipe 1.
Matriks organic non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla
Protein) yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses
mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara
kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (osteopontin) yang
kaya akan asam salisilat dan alkaline phosphatase. Fungsi dari
matriks organic ini belum sepenuhnya dimengerti secara spesifik.
Tetapi matriks-matriks ini ikut dalam meregulasi sel tulang dan
matriks anorganik.
Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian
besar terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk Kristal-kristal
hydroxyapatite. Kristal-kristal tersebut tersusun sepanjang serabut
kolagen.
Bahan
mineral
lain
seperti
ion
sitrat,
karbonat,
terhadap
tarikan
pada
tulang.
Mineral
kristalin
Matrix
yang
tidak
bermineral
disebut
osteoid.
Pada
berasal
dari
sel
osteoprogenitor
dan
serum
digunakan
sebagai
indeks
dari
adanya
5
berfungsi
dalam
mekanisme
Melalui
proses
resorpsi
tulang,
osteoklas
ikut
Struktur Tulang
Terdapat dua tipe tulang, yaitu cortical dan trabecullar/
cancellous dalam tubuh manusia. Tulang cortical membentuk 80%
massa tulang dan hanya 20% pada permukaan tulang. Tulang
cortical kebanyakan terdapat pada tulang perifer atau tepian
seperti radius dan ulna.
Tulang trabecular
tulang trabecular
2.
3.
4.
5.
6.
8.
11
9.
berbentuk
dan
septa
menjadi
lembaran-suka.
dari
kolagen,
dan
dalam
kebanyakan
kasus
mata.)
12
Fisiologi Tulang
A. Mekanisme Pembentukan Tulang
Mesenkim
merupakan
bagian
dari
lapisan
rawan
yang
disebut
center
osifikasi.
Osteoblas
tulang
rawan
terjadi
segera
setelah
perichondrium
berubah
menjadi
periosteum.
B. Remodelling Tulang
Meskipun tulang seperti benda mati namun konstituennya
secara
terus
menerus diperbaharui.
Pengendapan
tulang
efektif
dalam
fungsi
mekanisnya.2).membantu
dan
Osteoklas
berasal
dari
sumsum
Osteoprotegerin (OPG)
Sebaliknya,
menekan
perkembangan
dan
aktivitas
hiperkalsemia
dapat
menyebabkan
tergangunya
transmisi neuromuskular.
Sumber utama kalsium adalah makanan sehari-hari seperti
sayuran hijau dan soya. Rekomendasi intake perhari untuk
dewasa adalah 800-1000mg, pada wanita hamil 1200 mg dan
pada anak-anak 200-400mg per hari.
Kalsium diserap di usus dipicu oleh metabolit vitamin D 1,25(OH)2 vitamin D dan juga ratio kalsium : Fosfat. Penyerapan
vitamin D terganggu oleh intake fosfat yang berlebihan seperti
mengkonsumsi soft drink, oxalat (teh dan kopi), lemak, obatobatan
(kortikosteroid),
dan
kelainan
malabsorbsi
pada
pencernaan.
Jika kadar plasma kalsium menurun, PTH akan dilepaskan
dan menyebabkan peningkatan penyerapan kalsium di tubulus
17
Fosfor
Fosfor dan kalsium merupakan bahan pembentuk tulang.
Fosfor juga dibutuhkan dalam berbagai proses metabolik seperti
transport energi dan intraseluler signaling. Banyak terdapat dalam
makanan sehari-hari dan diserap di usus. Penyerapan fosfor di
hambat oleh pemberian antasida.
Kadar kalsium dan fosfat ini saling bergantung satu dengan
yang lain karena saling berikatan. Jika salah satu kadar meningkat
maka zat lainnya akan menurun. Pengaturan kadar fosfat
dilakukan oleh PTH dan 1,25-(OH)2 D. Jika kadar fosfat
meningkat maka PTH dan 1,25-(OH)2 D akan meningkatkan
sekresi fosfat di urin dan penyerapan di usus dikurangi.
Magnesium
Magnesium memiliki peran yang sedikit tetapi sangat penting
pada homeostasis. Terdapat dalam cairan ekstraselular dan
sangat banyak ditemukan di tulang. Magnesium berperan dalam
sekresi serta kerja dari hormon PTH. Jika hipokalsemia dan
hipomagnesemia maka koreksi kalsium tidak bisa terpenuhi bila
magnesium tidak dikoreksi terlebih dahulu
Vitamin D
Vitamin
merupakan
metabolit
aktif
yang
sangat
Parathyroid Hormone
PTH
yang
matur. Selain
itu
1,25-(OH)2D
membantu
menstimulasi osteoclstogenesis.
19
Calcitonin
Calcitonin disekresi oleh sel C di thyroid yang merupakan
lawan dari PTH. Kerjanya mencegah resorpsi tulang dan
meningkatkan sekresi kalsium di ginjal. Hal ini terjadi ketika
pergantian tulang terlalu tinggi seperti pada paget disease
2.2
Osteoporosis
2.2.1
Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo
disertai
gangguan
mikro-arsitektur
tulang
dan
National
adalah
Institute
kelainan
of
Health
kerangka,
(NIH),
ditandai
2001
dengan
matriks
dan
mineral
yang
disertai
dengan
Epidemiologi
Angka kejadian osteoporosis yang tinggi menjadi masalah
21
yang
dihadapi
ketika
seseorang
mengalami
dengan
bertambahnya
usia,
serta
masyarakat
Etiologi
Tulang adalah jaringan yang hidup dan terus bertumbuh.
dan
kekuatannya,
pergantian
tulang
sel.
terus
Untuk
menerus
mempertahankan
mengalami
proses
40
tahun,
bertambahnya
mengakibatkan
usia,
dan
akan
sepanjang
terjadinya
berlangsung
hidupnya.
penurunan
terus
Hal
massa
dengan
inilah
yang
tulang
yang
3.
dan
adrenal)
serta
obat-obatan
(misalnya
Pemakaian
alkohol
yang
berlebihan
dan
2.2.4
Faktor Resiko
Osteoporosis dapat menyerang setiap orang dengan faktor
menjadi dua, yaitu yang tidak dapat dikendalikan dan yang dapat
dikendalikan. Berikut ini faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat
dikendalikan:
1. Jenis kelamin
Kaum
wanita
mempunyai
faktor
risiko
terkena
karena
berkurangnya
massa
tulang
yang
juga
25
mempunyai
massa
tulang
yang
rendah,
maka
dianjurkan
melakukan
olahraga
teratur
mempunyai
kadar
estrogen
lebih
rendah
dan
kalsium.
Akibatnya,
pengeroposan
6. Stres
Kondisi stres akan meningkatkan produksi hormon stres
yaitu kortisol yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Kadar
hormon kortisol yang tinggi akan meningkatkan pelepasan
27
2.2.5
Patofisiologi
Massa tulang pada orang dewasa yang lebih tua setara
dengan puncak massa tulang puncak yang dicapai pada usia 1825 tahun dikurangi jumlah tulang yang hilang. Puncak massa
tulang sebagian besar ditentukan oleh faktor genetik, dengan
kontribusi dari gizi, status endokrin, aktivitas fisik dan kesehatan
selama pertumbuhan.20
Proses remodeling tulang yang terjadi bertujuan untuk
mempertahankan tulang yang sehat dapat dianggap sebagai
program pemeliharaan, yaitu dengan menghilangkan tulang tua
dan menggantikannya dengan tulang baru. Kehilangan tulang
terjadi ketika keseimbangan ini berubah, sehingga pemindahan
tulang berjumlah lebih besar daripada penggantian tulang.
Ketidakseimbangan ini dapat terjadi karena adanya menopause
dan bertambahnya usia.20
Pemahaman patogenesis osteoporosis primer sebagian
besar masih deskriptif. Penurunan massa tulang dan kerapuhan
meningkat dapat terjadi karena kegagalan untuk mencapai puncak
massa tulang yang optimal, kehilangan tulang yang diakibatkan
oleh resoprsi tulang meningkat, atau penggantian kehilangan
28
tulang
yang
tidak
adekuat
sebagai
akibat
menurunnya
mempertimbangkan
Penyebab
utama
heterogenitas
osteoporosis
adalah
ekspresi
klinis. 21
gangguan
dalam
hormon
yang
bersirkulasi,
termasuk
estrogen,
kecepatan
dimana
tempat
remodeling
baru
dan
osteoproteregin
survival
(OPG)
osteoklas.
diinduksi
Sebaliknya
oleh
ekspresi
faktor-faktor
yang
dan
menetralisir
RANKL,
memicu
hambatan
factor;
LIF,
leukemia
inhibitory
factor;
TP,
pada
ketidakseimbangan
lokasi
ini
tulang
rangka
terlebih-lebih
pada
yang
berbeda;
wanita
setelah
tulang
membuat
pengurangan
reversibel
pada
Stadium Osteoporosis
Beberapa stadium dalam osteoporosis:
1.
2.
3.
4.
2.2.7
Manifestasi Klinis
Osteoporosis sering disebut silent disease karena biasanya
2.2.8
Diagnosis
1) Anamnesis
Anamnesis mempunyai peranan penting dalam evaluasi
penderita osteoporosis. Keluhan-keluhan utama yang dapat
mengarah kepada diagnosis, seperti misalnya bowing leg dapat
mengarah pada diagnosis riket, kesemutan dan rasa kebal di
sekitar mulut dan ujung jari yang terjadi pada hipokalsemia.
Pada anak-anak, gangguan pertumbuhan atau tubuh pendek,
32
ekstensi
sendi
interphalang.
Penderita
dengan
11,15,22
11
yang
cepat
dengan
natrium
bikarbonat
akan
dapat
pemeriksaan
kadar
kalsium
total.
Ion
kalsium
merupakan fraksi kalsium plasma yang penting pada prosesproses fisiologik, seperti pada kontraksi otot, pembekuan darah,
sekresi hormon paratiroid, dan mineralisasi tulang 17 Osteokalsin
merupakan salah satu tanda dari aktifitas osteoblas dan formasi
tulang. Selain sebagai petanda aktifitas formasi, osteokalsin
juga dilepaskan pada saat proses resorpsi tulang, sehingga
kadarnya dalam serum tidak hanya menunjukkan aktifitas
formasi, namun juga aktifitas resorpsi. Kadar osteokalsin dalam
matriks akan meningkat bersamaan dengan peningkatan
hidroksiapatit selama pertumbuhan tulang.17
Carboxy-terminal propeptide of type I collagen dan aminoterminal propeptide of type I collagen merupakan bagian dari
petanda adanya proses formasi tulang karena sebagian besar
protein yang dihasilkan oleh osteoblas adalah kolagen tipe I,
namun kolagen tipe I juga dihasilkan oleh kulit, sehingga
penggunaannya di klinik tidak sebaik alkali fosfatase tulang
ataupun osteokalsin.17
Produk degradasi kolagen yaitu hidroksilisil-piridinolin
(piridinolin), dan lisil-piridinolin (deoksipiridinolin). Pada saat
tulang di resorpsi, produk degradasi kolagen akan dilepaskan
ke dalam darah, dan akhirnya akan diekskresi lewat ginjal.
Piridinolin lebih banyak ditemukan di dalam ginjal daripada
deoksipiridinolin, akan tetapi deoksipiridinolin lebih spesifik
karena piridinolin juga ditemukan dalam kolagen tipe II pada
sendi dan jaringan ikat lainnya.17
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemeriksaan petanda biokimia tulang, yaitu:
35
4) Pemeriksaan Radiologik
Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah
adanya penipisan korteks dan daerah trabekular yang pictureframe vertebra. Pada pemeriksaan radiologik tulang vertebra
sangat baik untuk menemukan adanya fraktur kompresi, fraktur
baji atau fraktur bikonkaf. Pada anak-anak, fraktur kompresi
dapat timbul spontan dan berhubungan dengan osteoporosis
yang berat, misalnya pada osteogenesis imperfekta, riketsia,
artritis rheumatoid juvenil, penyakit Crohn atau penggunaan
steroid jangka panjang. Bowing deformity pada tulang panjang
sering didapatkan pada anak-anak dengan osteogenesis
imperfekta, riketsia, dan displasia fibrosa.
Selain dengan memeriksa foto polos, dapat dilakukan juga
skintigrafi tulang dengan menggunakan Technetium-99m yang
dilabel pada metilen difosfonat atau hidroksi metilen difosfonat.
Diagnosis ditegakkan dengan mencari uptake yang meningkat,
baik secara umum maupun fokal.
5) Pemeriksaan densitas tulang
36
osteoporosis.
Terdapat
hubungan
berkebalikan
Saat
ini
yang
terbanyak
dipakai,
walaupun
dapat
menggambarkan
keadaan
dinamik
tulang,
berat
didasarkan
berdasarkan
klasifikasi
diagnostik WHO.31,32
6) Biopsi Tulang
Cara ini dapat menunjukkan adanya osteoporosis serta
proses dinamik tulang, akan tetapi karena bersifat invasif
sehingga tidak dapat dipakai sebagai prosedur rutin, baik untuk
uji
saring
(penentuan
risiko)
atau
untuk
pemantauan
2.2.9
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Osteoporosis dibagi dalam 2 langkah
a. Pencegahan
38
matahari
terutama
UVB
membantu
tubuh
massa
tulang.
Berjemurlah
dibawah
sinar
merupakan
upaya
pencegahan
yang
penting.
Latihan
beban
untuk
kekuatan
otot,
yaitu
dengan
pencegahan
osteoporosis,
latihan
fisik
yang
efektif
untuk
pengobatan
maupun
pencegahan.
41
BAB 3
KESIMPULAN
disertai
gangguan
mikro-arsitektur
tulang
dan
Beberapa
penyebab
osteoporosis
antara
lain:
osteoporosis
Penatalaksanaan
osteoporosis
dibagi
dalam
langkah:
42
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
T.V. Nguyen DS, P.N. Sambrook and J.A. Eisman. Mortality after all
major types of osteoporotic fracture in men andwomen: An
observational study. 1999:878-82.
8.
Buttros Dde A N-NJ, Nahas EA, Cangussu LM, Barral AB, Kawakami
MS. Risk factors for osteoporosis in postmenopausal women from
southeast Brazilian. 2011. Juni; 33(6):295-302.
9.
43
11.
massa
Tubuh
dan
kepadatan
Tulang
Pada
Wanita
from:
http://www.stg.centrax.com/ama/osteo/part4/module03/pdf/osteo_mg
mt_o3.pdf. .
17. Cheung AM FD, Kapral M, Diaz N-Granados, Dodin S. Prevention of
Osteoporosis
and
Osteoporotic
Fracturesin
Postmenopausal
44
http://www.niams.nih.gov/Health_Info/Bone/Osteoporosis/osteoporosi
s_hoh.asp>
21. Nasar. 2008. Dua dari Lima Orang Indonesia Beresiko Osteoporosis.
Viewed 4 mei 2015. < http://dokternasir.web.id/2008/10/dua-darilima-orang-indonesia-berisiko-osteoporosis.html>
45