Anda di halaman 1dari 76

Tiraikasih Website http://kangzusi.

com/

Seri Dewi Ular-47-Tara Zagita

Mahluk Seberang Zaman


Karya : Tara Zagita
Sumber DJVU : Novo
Editor : Jisokam
Ebook oleh : Dewi KZ
TIRAIKASIH WEBSITE
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

1
MENJELANG pukul 4 sore, langit menjadi keruh. Sinar
matahari berusaha menerobos ketebalan mendung hitam.
Gagal. Bumi pun mulai tampak tua akibat suasana mejadi
remang-remang.
Beberapa orang menyalakan lampu yang semestinya
dinyalakan pada malam hari. Mereka yakin semakin senja
semakin lebih gelap lagi sang bumi dikuasai oleh mendung
tebal. Mungkin juga hujan akan turun deras dan mempergelap
permukaan bumi juga.
Beberapa pekerja bangunan mulai gelisah, tapi hati mereka
cerah. Lima belas menit lagi mereka akan berhenti bekerja,
kecuali yang mau lembur. Mereka berharap agar hujan jangan
turun dulu sebelum mereka tiba di rumah masing-masing.
Bahkan beberapa penggali yang bekerja dalam proyek
pemasangan kabel bawah tanah, tampak mulai membersihkan
peralatan galinya. Proyek itu ditangani oleh 35 kuli penggali
dengan 3 mandor dan 2 orang pengawas proyek.
Tiba-tiba saja dari ujung selatan terdengar beberapa orang
kuli. berseru sambil berlari-lari menyebar arah.
"Ulaaar...! Ular besar...! Hooi, ada ular besar...!"
"Ular?! Di mana...?! Mana ularnya?!"
"Itu di dalam gorong-gorong pabrik!"
"Kenapa
mana.,.?!"

nggak

digebuk

aja?! Mana

dia...?! Mana,

Ada yang ketakutan, ada yang sok berani, tapi ada yang
diam saja memperhitungkan langkahnya. Sebagian kuli
berhamburan ke tempat itu membawa peralatan tajam atau
apa saja yang bisa mereka gunakan untuk membunuh seekor
ular besar. Namun ketika mereka melihat dengan mata kepala
sendiri wujud ular itu, mereka langsung angkat kaki mundur.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Wajah mereka tegang dengan mata membelalak lebar. Sangat


ketakutan.
Seekor ular jenis phiton telah keluar dari gorong-gorong
saluran pembuangan limbah, milik sebuah pabrik kimia. Ular
itu berwarna hitam kehijau-hijauan. Tapi bukan warna dan
jenisnya yang membuat orang-orang ketakutan, melainkan
karena bentuk dan ukurannya yang menyeramkan;
"Ular itu memang jalannya lambat," tutur seorang kuli
dengan berapi-api. Beberapa orang yang bukan kuli ikut
mendengarkan dengan penuh antusias. Termasuk para
pengendara motor yang melintasi jalan arteri dan
menyempatkan berhenti untuk mencari informasi tentang
peristiwa yang menghebohkan dalam waktu s ingkat itu. T entu
saja jalanan pun menjadi macet Semua orang ingin
mengetahuinya.
"Tapi biar jalannya lambat, rupanya mengerikan," lanjut
kuli bertubuh kurus itu. "Kepalanya sebesar kepala bayi,
malahan kayaknya sih lebih besar kepala ular itu. Badannya
bersisik keras, seperti kulit kerang. Besar badannya anak sapi
yang baru lahir, tapi panjang. Panjang sekali deh. Sekitar
tujuh meter lebih. Dan yang lebih mengerikan lagi, di kepala
ular itu mempunyai tanduk. Satu tanduk di tengah keningnya."
"Seperti cula badak?!"
"Ya! Besar, seperti cula badak. Kulit wajahnya juga berlipatlipat seperti kulit wajah seekor badak!"
Tak sampai setengah jam, berita itu menjadi sesuatu yang
menggemparkan separuh kota Jakarta, Kemunculan ular aneh
yang ternyata mempunyai empat kaki seperti cakar bebek itu,
sangat mengundang rasa ingin tahu bagi siapa pun yang
mendengarnya, baik melalui telepon maupun melalui mulut
teman-temannya. Ular aneh itu bergerak lambat mendaki
selokah besar untuk sampai ke daratan beraspal. Beberapa
orang melemparinya dengan batu dari jarak jauh. Tak ada

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

yang berani mendekat. Namun lemparan batu itu tidak


membuat binatang aneh tersebut merasa kesakitan. Ternyata
kulit binatang itu setebal kulit seekor badak. Batu yang
membenturnya hancur, terbelah atau terpental ke arah lain.
Informasi kuli bertubuh kurus itu kurang tepat. Kepala ular
bertanduk satu itu bukan sebesar kepala bayi, tapi sebesar
kepala anak sapi. Dari mulutnya keluar gigi panjang
menyerupai taring, tapi letaknya di bagian tengah. Panjangnya
melebihi mulut bila terkatup. Gigi runcing itu berjumlah satu
pasang. Yang lebih mengerikan lagi adalah bentuk rriatanya.
Mata ular aneh itu berwarna merah kebiru-biruan, besarnya
seukuran telur'ayam kampung. Mata itu tidak terbenam semua
di balik kelopaknya, melainkan tersembul keluar separuh
bagian.
Mobil dan kendaraan lainnya yang kebetulan melintas di
jalan arteri itu terpaksa berhenti atau mundur, atau bahkan
nekat mencari jalan putar, kalau perlu masuk ke halaman
rumah orang. Ketegangan dan kepanikan itu terjadi akibat ular
besar berkaki lebar telah sampai di jalanan beraspal, dan
menggeliat lamban di sana, seperti sedang mengincar mangsa
yang sedang dipilih sesuai selera hatinya.
Guntur menggelegar di langit hitam. Cuaca semakin buruk.
Suasana semakin tegang. Ekor ular itu rnulai bergerak naik.
Besarnya seukuran tiang listrik model lama. Di ujung ekornya
ada sekumpulan sisik keras yang menyerupai sirip terbentuk
kipas. Siapa pun yang memandang dari kejauhan akan
berusaha semakin menjauhi, sebab mereka khawatir jika ekor
ular itu mengibas ke kiri atau ke kanan, pasti akan
menimbulkan bahaya yang dapat menimbulkan korban nyawa.
"Panggil pawang ular! Lekas panggil pawang ular dari mana
saja!" usul beberapa orang.
"Kalau tidak segera dijinakkan, ular ini akan menelan
korban nyawa, terutama anak-anak!"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ini sih bukan ular...!" seru salah seorang. "Menurutku itu


yang dinamakan naga. Ya, lihat saja keempat kakinya, mirip
kaki seekor naga dalam komik dan film-film yang pernah
beredar!"
Ekor yang tadi dinaikkan itu kini sengaja dijatuhkan.
Blumm! Jalanan beraspal retak, tanah di sekeliling tempat itu
bergetar. Suara hentakannya seperti menjebolkan dada orangorang yang berada dalam jarak 20 meter. Debu dari keretakan
aspal dan tanah menyebar ke mana-mana.
"Dia mulai ganas tuh! Awas, hati-hati...! Dia mulai ganas!"
Perut ular yang semula menempel tanah, kini mulai
bergerak naik pelan-pelan. Rupanya keempat kaki lebarnya itu
mulai digunakan untuk menopang badannya, la menjadi
seperti atlet maraton yang bersiap-siap untuk lari. Karuan saja
semua orang semakin berhamburan menjauh dengan suara
dan jerit yang kian menggemparkan, dan membuat masingmasing jiwa dihinggapi kepanikan tingkat tinggi. Bahkan
seorang bocah sempat jatuh dan terinjak-injak beberapa
orang. Untung ia segera ditolong dan tidak sampai mati.
Seorang petugas keamanan bersenjata api . yang secara
tak sengaja terhadang oleh kerumunan orang banyak segera
mengambil tindakan. Demi keamanan massa setempat,
petugas itu mencabut pistolnya dan menempakkar. ke arah
ular tersebut. Taar, taarr...! Dua peluru sengaja diarahkan ke
badan ular. Tapi peluru itu tak sanggup menembus atau
melukai tubuh ular bertanduk satu .
Taar, taaar...!
Tembakan berikutnya diarahkan ke kepala ular. Namun
anehnya, kepala ular tidak pecah, juga tidak terluka sedikit
pun, melainkan justru menjadi tampak mengembang. Menjadi
lebih besar dari ukuran semula. Ular itu menggeliat, seolaholah terpaling kepada si penembak. Mulutnya yang semula
terbungkam, kini menjadi mulai terbuka dan bersuara aneh,

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

seperti suara.yang ditimbulkan dari dua lembar almunium atau


seng yang saling bergesekan kuat.
"Krrrreeeeehhhhhhhzzzzz...!!"
Tentu saja petugas bersenjata tadi segera melarikan diri,
karena ia sadar bahwa binatang tersebut tidak mampu
ditembus peluru. Binatang itu semakin mengalami keanehan
yang mengerikan. Bukan saja kepalanya menjadi lebih besar,
tapi di sisi kanan-kiri kepala tumbuh sesuatu yang
mengembang seperti kipas.
Zrraaakb...!
"Astaghfirullaah al'adlim...!" seorang kyai yang sempat
berada di lokasi tersebut menggumam ber-istighrar, menahan
rasa takut. Beberapa orang lainnya juga melakukan hal seperti
Pak Kyai itu.
"Ini sih bukan ular biasa.... Ini binatang akhir zaman!"
"Kalau begitu tanda-tanda kiamat akan tiba sudah mulai
muncul. Mungkinkah sebentar lagi bumi ini akan dilanda
kiamat yang mengerikan itu, Pak Kyai?!"
"Mungkin saja, Nak. Sebaiknya kita semua mulailah
bertobat dari sekarang juga dan...."
"Awas, Pak Kyai...! Cepat lari, hewan itu bergerak kemari!"
seru salah seorang sambil berhamburan menjauhi tempat itu
bersama yang lainnya.
Pihak kepolisian menurunkan pasukan pengaman massa.
Sejumlah petugas berseragam dan bersenjata lengkap turun
dari dua buah truk yang mengangkut mereka. Sebagian
bertugas mendesak massa agar lebih menjauh lagi dari tempat
itu, sebagian lagi bersiap-siap membidikkan senjata kelas
berat ke arah binatang aneh itu Tak lama kemudian serangkai
tembakan terdengar semakin menghebohkan suasana. Pelurupeluru type M-16 berhamburan menghujani tubuh binatang
tersebut. Tapi tak satu pun ada yang berhasil menggores kulit

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

binatang itu. Bahkan peluru-peluru itu berlompatan ke


berbagai arah karena terpental setelah menyentuh kulit ular
yang keras. Sekeras baja .
"Krrrreeeeehhhzzz...!!" binatang itu menyeringai sambilbergerak mendekati para penembak. Anehnya, tubuh dan
kepala binatang itu menjadi lebih membesar lagi. Sepertinya
setiap ia marah tubuh dan kepalanya menjadi bertambah
besar dan semakin ganas gerakannya. Ekor yang dikibaskan
ke samping menghantam pohon, dan pohon itu pun retak
dalam keadaan tumbang. Sebagian dahannya pecah,
batangnya terbelah-belah.
Team penembak pertama segera mundur. Beberapa
petugas yang tergabung dalam team kedua segera maju, siap
menghadapi binatang aneh itu dengan menggunakan peluncur
granat. Komandan berteriak memberi aba-aba siap tembak.
Binatang itu melangah semakin mendekati mereka. Tiap
langkahnya menimbulkan suara berdentam dan membuat
tanah bergetar.
"Tahaaaan...!!" tiba-tiba terdengar suara orang berseru di
luar rombongan team pelontar granat itu. Semua mata tertuju
kepada orang yang berseru dengan suara lantang dan
sepertinya menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya.
Ternyata orang tersebut adalah gadis cantik jelita yang
sepertinya masih berusia sekitar 24 tahun. Kecantikannya
amat memukau siapa saja yang memandangnya. Meski
mengenakan pakaian kantor yang dilengkapi dengan jas dan
bros di dadanya, tapi gadis itu tampak berani sekali berdiri di
depan pasukan yang sudah siap melontarkan granat ke arah
binatang aneh tersebut.
Rupanya komandan para bintara muda itu mengenali gadis
cantik yang menyebarkan aroma wangi cendana bercampur
pandan. Siapa lagi gadis cantik yang mempunyai getaran
suara dapat menundukkan hati orang banyak dalam sekejap
kata, kalau bukan si anak bidadari yang terbuang dari

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kahyangan dan bidup sebagai manusia biasa dengan nama


Kumala Dewi, alias si Dewi Ular. Suara seruannya tadi bukan
hanya menyentak di hati para petugas keamanan setempat,
namun juga membuat ular besar itu menghentikan langkahnya
dan membungkam mulutnya yang tadi mengeluarkan erangan
serak perusak gendang telinga manusia.
"Jangan buang-buang peluru lagi, Pak Komandan!"
"Nona Kumala...?!"
"Tarik mundur pasukan Anda, Pak Komandan. Saya akan
menjinakkan binatang itu, tanpa harus menimbulkan korban
nyawa di antara kita yang ada di sini."
"Kau... kau yakin dapat menjaga diri sendiri, Nona
Kumala?!"
"Tentu saja, Pak," tegas Kumala, tapi punya kesan ramah
tersendiri yang membuat sang komandan, anak buah Mayor
Johan, kenalan dekat Kumala Dewi itu, terpaksa menyerahkan
suasana tegang itu kepada si anak Dewa Permana dan Dewi
Nagadini itu.
Seorang pemuda bertampang pas-pasan sejak tadi
mengikuti Kumala walau dengan mata tegang dan kesan
ketakutan melihat binatang jenis rular aneh itu. Pemuda
tersebut adalah sopir pribadi si. Dewi Ular yang sudah
dianggap seperti saudara sendiri, yaitu Sandhi, st mantan
sopir taksi yang bernasib mujur.
"Binatang itu ganas sekali tampaknya. Kamu nggak usah
mendekat ke sana, Kumala!" Sandhi mengingatkan majikan
ayunya dengan rasa cemas, khawatir sang majikan cantik
mendapat luka atau mengalami bencana yang lebih
mengerikan lagi.
Tapi gadis cantik bertubuh sexy itu kelihatan tidak
mempunyai kecemasan sedikit pun. la tampak tenang saat
berjalan mendekati binatang aneh berkaki empat yang kini

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kepalanya terjulur maju dengan mulut menyeringai buas.


Semua orang yang menyaksikan adegan itu dari kejauhan
saling berkasak-kusuk menyayangkan langkah gadis cantik
yang dianggap sok berani itu. Mereka tidak tahu bahwa
Kumala adalah putri tunggalnya Dewi Naga-dini, si penguasa
binatang melata di seluruh alam jagat raya ini. Dewi Ular pun
mempunyai kharisma dan kesaktian yang sangat ditakuti oleh
seluruh binatang melata. Segala macan jenis ular, tunduk
kepadanya.
Apakah ular aneh menyerupai naga raksasa itu juga tunduk
kepada Dewi Ular ? Yang jelas binatang itu segera
merendahkan keempat kakinya yang tadi telah menjadi tegak,
siap untuk berlari. Perut ular besar itu mulai menempel di
jalanan beraspal. Kepalanya mulai mengecil dengan sendirinya
saat Kumala Dewi, mendekatinya Semakin gadis itu mendekat,
semakin berubah keadaan ular aneh itu. la menjadi lebih kecil
lagi. Sayap di kanan-kiri kepalanya itu menutup rapat.
Mulutnya tak berani terbuka lagi.
"Lihat! Ular aneh itu tampaknya takut sekali kepada gadis
cantik yang mendekatinya!" celetuk beberapa orang di sanasini.
"Wah, hebat juga gadis itu?! I lmunya pasti lebih tinggi dari
si pawang ular yang tadi lari terbirit-birit begitu ular tersebut
mengeluarkan suara brisik tadi!"
Alam semakin gelap. Kilatan cahaya petir masih
membayang-bayangi cuaca yang kian buruk. Suara gelegar di
langit tak dihiraukan oleh Dewi Ular. Ia tetap mendekati
binatang tersebut, sampai akhitnya berhadap-hadapan dalam
jarak tiga meter. Binatang itu merebahkan kepalanya di tanah,
seolah-oleh tak berani mengangkat kepala di depan gadis
cantik tersebut. Tapi mata binatang itu masih tertuju ke arah
gadis di depannya.
Dari kejauhan, Sandhi melihat bibir Kumala bergerak-gerak
pertanda sedang bicara dengan binatang itu. Sayang sekali

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

suara Kumala tidak bisa didengar dari tempatnya, sehingga


Sandhi tidak tahu apa yang dikatakan Kumala pada saat itu.
Yang jelas, ular aneh itu mengerang lirih. Seperti suara bayi
menangis. Makin lama suara erangan tersebut semakin kecil.
Ukuran panjang badannya semakin mengkerut Lama-lama
menjadi lebih pendek dari ukuran semula. Besar tubuhnya pun
semakin mengurus, dan akhirnya ular itu hanya sebesar talang
air di teras rumah Kumala. Panjangnya sekitar 2 meter.
Bahkan ketika Dewi Ular menudingnya dengan telunjuk
tangan kanan, ular itu tiba-tiba menggeliat sambil
mengeluarkan cahaya putih. Cahaya itu sangat menyilaukan,
menyebar kemana-mana. Daya pancarnya mencapai 25 meter.
Orang yang berada dalam jarak 40 meter saja masih merasa
disilaukan oleh cahaya putih yang membuat ular itu tak
terlihat lagi bentuknya.
Ketika jari telunjuk Kumala ditarik kembali, cahaya
menyilaukan itu padam dengan cara penyusutan yang agak
lama. Akhirnya semua orang dibuat tercengang tanpa bisa
bicara apa pun, sebab hilangnya cahaya putih menyilaukan itu
membuat ular aneh tadi juga ikut hilang. Lenyap tanpa bekas
sisik yang tertinggal.Hanya bekas telapak kakinya dan bekas
goresan perutnya saat merayap dari gorong-gorong saja yang
tampak di mata semua orang dan menjadi pusat perhatian,
menjadi topik pembicaraan tiada habisnya.
Komandan pasukan pengendali dan pengaman massa
mengulurkan tangannya dengan senyum bangga, mengajak
berjabatan tangan sambil mengucapkan selamat kepada Dewi
Ular.
"Anda memang dari dulu masih tetap luar biasa. Penuh
sensasi yang sangat fantastis, Nona Kumala."
"Terima kasih. Simpan saja sanjungan itu untuk istri dan
anak-anak Anda di rumah. Pak Komandan," senyum Kumala

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pun tersungging tipis, tapi membuat suasana menjadi manis,


ketegangan makin menipis.
Hujan belum sempat turun ketika Kumala meninggalkan
tempat itu. Sopirnya yang dari tadi dengan setia
mendampinginya sejak pulang kantor, kini merasa perlu
bertanya agar rasa penasarannya tidak lagi meresahkan hati.
"Ular apa itu sebenarnya? Kenapa sampai bisa seaneh itu?
Apakah dia termasuk jelmaan iblis dari alam kegelapan?"
"Bukan. Ular itu memang binatang biasa. Bukan siluman."
"Tadi kulihat kau bicara dengannya. Apakah kau kenal dia?"
"Dia yang memperkenalkan diri padaku dengan rasa takut.
Dia bernama Danggo, dari rumpun Giants."
Sandhi berkerut dahi menatap Kumala sebentar.
"Rumpun Giants...?!"
"Salah satu rumpun yang hidup di dalam perut bumi."
"Astaga...?!" Sandhi terbelalak. Dilihatnya sang majikan
cantik itu bicara dengan serius, walau berkesan dingin. Tapi
Sandhi hafal betu! karakter majikannya, jika bicara dengan
sikap seperti itu, berarti apa yang dikatakannya adalah benar.
Serius. Bukan main-main secara konyol.
Sandhi baru tahu bahwa di dalam perut bumi ini ternyata
ada kehidupan lain yang berbeda dengan kehidupan di atas
permukaan bumi. Anak dewa itu agaknya banyak mengetahui
kehidupan di dalam perut bumi yang menurutnya bernama
Hades atau Tartarus.
Seperti apa suasana di tempat yang bernama Tartarus itu
sebenarnya? Pasti bukan hanya Sandhi saja yang ingin tahu.
Pasti ada pihak lain yang ingin mendengar penjelasan tentang
Tartarus dari mulut Dewi Ular. Namun dalam pertimbangan
gadis cantik jelita itu, haruskah ia ceritakan kehidupan di

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dalam perut bumi yang dihuni oleh makhluk-makhluk


semacam Danggo itu ?
(Oo-dwkz)(234-oO)
Memang kemunculan Danggo itu sempat diliput oleh tiga
orang wartawan yang kebetulan sedang dalam perjalanan
pulang dari kantornya, seperti halnya Kumala waktu itu. Tak
heran jika peristiwa aneh itu cepat tersebar ke seluruh pelosok
nusantara, bahkan pers luar negeri pun mengutip beritatersebut untuk kepentingan jurnalistiknya.
Banyak para jurnal yang kecewa karena tidak sempat
mengabadikan kemunculan makhluk aneh itu dengan
kameranya sendiri Salah satu orang yang kecewa terhadap
keterlambatannya dalam meliput kemunculan ular bertanduk
itu adalah Niko Madawi, reporter dan pembawa acara 'Lorong
Gaib' yang selalu muncul di teve setiap malam Jumat Niko
menyesal sekali tak dapat meliput peristiwa gaib itu, padahal
peristiwa tersebut adalah materi yang sangat cocok untuk
ditayangkan dalam acara 'Lorong Gaib'-nya.
Namun karena nama Kumala Dewi disebut-sebut dalam,
rangkaian kejadian aneh ttu, Niko merasa sedikit tenang.
Setidaknya ia bisa memperoleh informasi lebih lengkap lagi
dari Kumala, sebab ia mempunyai hubungan pribadi dengan
gadis itu. Hubungan pribadi tersebut sedang mereka bina
bersama, walau belum saling terang-terangan tentang
tumbuhnya bunga cinta di hati masing-masing.
Mantan peragawan yang namanya semakin dikenal lewat
acara 'Lorong Gaib' itu terpaksa datang ke rumah Dewi Ular
bersama seorang teman pria. Sang teman yang akrab
dipanggilnya: Johan itu, mendesak Niko agar dibawa ke rumah
Kumala Dewi. Sebab Johan mendengar, sekaligus melihat
sendiri, binatang aneh itu berhasil dilenyapkan oleh gadis
cantik bernama Kumala Dewi. Johan pun tahu, bahwa Niko
sedang melakukan pendekatan pribadi kepada Kumala Dewi,

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dan sudah lebih dari separuh jalan berhasil mendapatkan


simpati dari s i cantik jelita berambut panjang itu.
"Ada beberapa hal yang penting kutanyakan padanya,
khususnya berkaitan dengan keselamatan orang-orangku, Bisa
nggak bisa kamu harus izinkan aku ikut denganmu ke rumah
gadis itu!" kata Johan, terang-terangan mendesak Niko.
"Aku ke sana cuma mau pacaran. Bukan mau mengupas
masalah kemunculan binatang aneh itu! Masa ada orang mau
pacaran kok diikuti?! Mau jadi juri kamu, ya?!"
"Mau jadi apa saja terserah. Yang penting, aku punya
kepentingan pribadi dengannya. Aku nggak tahu rumahnya
dan nomor teleponnya. Jadi aku harus numpang kamu, dan
kamu harus jadi pemanduku untuk sampai di rumah gadis
itu!"
"Brengsek luh!" sambil Niko tertawa, dan akhirnya
berangkat berdua bersama Insinyur Johan Bahari. Niko
terpaksa harus memaklumi niat Johan tersebut, sebab ia tahu
bahwa Insinyur Johan adalah supervisor control development
di proyek penanaman kabel yang diteror oleh kemunculan ular
aneh tersebut. Selama dua hari proyek itu nyaris berhenti total
karena para tenaga penggali tidak berani bekerja di lokasi
tersebut. Mereka takut akan kemunculan ular aneh lagi dan
khawatir jiwanya akan menjadi korban.
"Setidaknya aku butuh keterangan yang dapat kupakai
untuk meyakinkan orang-orangku, bahwa kadaan sudah aman
dan binatang itu nggak akan muncul lagi. Dengan begitu maka
orang-orangku akan bekerja lebih tenang lagi, Nik. Soalnya,
sejak peristiwa itu telah beredar isu di sekitar proyek, bahwa
ular aneh itu adalah wujud dari makhluk halus yang siap
mencari tumbal bagi kepentingan perusahaanku! Itu kan
konyol namanya?!"
Niko hanya tertawa mendengar Johan bicara dengan agak
ngotot dan kesal hati. Emosi Johan memang sering meletup-

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

letup jika pihaknya dituduh melakukan sesuatu yang


sebenarnya sama sekali tidak dilakukannya, Niko kenal sifat
perangai Johan sejak sama-sama satu kampus dulu.
Pria berusia 30 tahun itu berperawakan tegap, gagah,
ganteng dan punya penampilan yang rapi. Kulitnya berwarna
sawo matang, dengan raut muka menyerupai aktor f ilm India.
Saat berjabatan tangan dengan Kumala, senyum yang
dipamerkan oleh Johan membuat Kumala tahu bahwa pria itu
masih membujang. Tapi ia tergolong petualang cinta kelas
eksekutif, di mana pacar-pacarnya kebanyakan dari golongan
orang berada, punya nama dan, lebih disukai yang berjiwa
tomboy, seperti Kumala sendiri .
"Hati-hati, dia jago rayu. Playboy cap tikus!" bisik Niko
dalam satu kesempatan, sebelum Johan mengawali keluhan
tentang para pekerja di proyeknya.
"Aku tahu bagaimana dengan dia. Kamu nggak usah
khawatir. Aku nggak akan terpikat oleh rayuan dan
kegantengannya itu,"
"Ah, yang benar...?!" hati Niko mengembang bangga.
"Berdoa saja supaya aku tetap berpendirian begitu,"
tambah Kumala dalam bisikannya. "Tapi bagaimanapun juga
aku cuma salut dengan temanmu yang satu ini. Dia punya
rasa tanggung jawab sangat besar terhadap apa pun yang
dilakukan dan dikerjakannya. Kelak kalau dia sudah
berkeluarga, dia akan sangat bertanggung jawab terhadap
istri dan anak-anaknya. Kerakusan cintanya akan berhenti
setelah dia berkeluarga."
Waktu Itu, Johan berdiri di halaman samping, sedang
menerima telepon yang masuk ke handphone-nya. Ketika ia
kembali ke tempat duduknya, kasak-kusuk Niko dan Kumala
pun buru-buru dihentikan, dan Niko seolah-olah sedang
membicarakan tentang kemunculan makhluk aneh menyerupai
ular itu. Johan pun segera hanyut dalam keseriusan. Ia

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kelihatan sangat antusias menyimak penjelasan Dewi Ular


tentang siapa Danggo sebenarnya dan dari mana asalnya.
Niko sendiri merasa tertarik sekali dengan penjelasan
tersebut, sebab selama ia kenal Kumala, gadis itu belum
pernah menceritakan padanya tentang kehidupan di perut
bumi. Kumala juga menceritakan tentang mitologi Yunani
Kuno yang ada kaitannya dengan sekumpulan dewa-dewa dan
kekuasaannya.
"Dewa-dewa yang dipuja orang Yunani Kuno, sebenarnya
sama juga dengan dewa-dewa yang dipuja oleh Mesir Kuno,
orang Roma dan orang Phoeniclans. Hanya saja, ada beberapa
dari dewa mereka yang berbeda nama dan istilahnya."
"Yang kutahu," sela Niko. "Yunani mempunyai Dewa Zeus
yang bersemayam di Gunung Olympus."
"Jauh sebelum mereka menghuni Gunung Olympus, telah
terjadi
suatu
peristiwa
besar,
peperangan
yang
mengguncangkan seluruh alam jagat raya ini. Dalam masa itu,
Uranus dan istrinya: Galea, melahirkan dua belas anak raksasa
yang mengerikan. Sampai-sampai Uranus sendiri ketakutan.
Untuk itu, Uranus terpaksa memenjarakan anak-anaknya itu
ke sebuah lubang gelap di dasar bumi yang dinamakan
Tartarus, atau Hades!"
Ada pihak lain yang ikut manggut-manggut bersama Niko
dan Johan, yaitu Sandhi. Diam-diam Sandhi ikut
mendengarkan cerita tersebut dari ruang tengah yang
mempunyai pintu tembus ke serambi samping, tempat Kumala
menerima kedua tamunya.
"Kedua belas raksasa itulah yang disebut Titans, yang
berarti: 'sangat besar'..."
"Ooo... pantas ada kapal besar sekali pada zamannya dan
diberi nama Tltanic?" sela Johan.
"Mungkin diambil dari kata T itans itu tadi, ya?"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Benar," sahut Kumala. "Nah, pada suatu saat, kedua belas


raksasa itu ada yang bisa lolos dari penjara perut bumi atau
Tartarus. Anak yang bisa lolos itu bernama Cronus, sehingga
habislah riwayat hidup Uranus, dikalahkan oleh Cronus.
Cronus mempunyai anak dari Rhea, tapi anak-anak itu selalu
ditelan habis oleh Cronus, sebab Cronus takut kekuasaannya
digulingkan oleh anak-anaknya. Tapi ada satu anak yang
disembunyikan oleh Rhea pada waktu itu. Anak tersebut diberi
nama Zeus. Ketika Zeus sudah dewasa, Cronus pun
digulingkan. Zeus pun berkuasa, tapi wilayah kekuasaannya
dibagi-bagi kepada para Titans."
Para raksasa itu tadi?"
"Ya, Lalu... peperangan masih sering terjadi dengan alasan
perebutan kekuasaan. Sampai akhirnya Zeus diserang oleh
lawannya dari rumpun Giants. Rumpun ini sebenarnya juga
keturunan dari Uranus yang mempunyai perawakan
mengerikan. Mereka mempunyai kaki seperti naga dan kepala
ular."
"Seperti binatang yang tempo hari, muncul di proyekku
itu?" sahut Johan.
"Ya. Dia memang dari rumpun Giants dan bernama
Danggo. Penjara perut bumi yang dinamakan Tartarus itu
memang dihuni oleh mereka, termasuk sebagian rumpun
Titans. Makhluk-makhluk yang dibuat didalam Tartarus itu
memang dibuat dan dilahirkan dengan bantuan kekuatan iblis
yang menamakan dirinya Satan, maka timbul sebutan 'setan'
bagi makhluk yang ganas dan berkekuatan ilmu hitam tinggi."
"Lalu, apa maksudnya si Danggo itu muncul ke permukaan
bumi?" tanya Niko.
"Dia tersesat karena sedang memburu musuhnya. "
"Apakah musuhnya lari ke permukaan bumi?"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Mungkin ke permukaan bumi, mungkin juga ke luar


angkasa."
"Bisa sampai ke sana?!" Niko terheran-heran. "Lalu, siapa
musuh si Danggo itu? Ada di mana dia sebenarnya, menurut
teropong gaibmu?"
Kumala
Dewi
diam
beberapa
saat
untuk
mempertimbangkan, apakah pertanyaan itu perlu dijawab atau
tidak.
(Oo-dwkz)(234-oO)

2
INSINYUR muda yang merasa masih enak tinggal sendiri di
rumah mungilnya itu ternyata punya tendensi lain dari
maksudnya menemui Dewi Ular. Secara pribadi Johan sering
mengalami kejadian aneh yang sulit diterima akal sehat.
Kejadian aneh itu memang tidak pernah dibicarakan kepada
siapa pun, kecuali kepada pelayannya yang bernama Porong.
"Demi Tuhan, Den. Saya berani sumpah, saya tidak
menaruh kalung berlian di meja kamar Aden lagi pula, mana
mungkin saya punya kalung bertakhta berlian sebagus itu.
Kalau saya punya kalung semahal itu, waah... sudah saya
pakai buat melamar Surtini, Den. Betul!"
"Aneh...?! Lalu siapa yang menaruh kalung berlian sebagus
itu di mejaku?!" gumam Johan dengan terheran-heran.
Ia juga menanyakan kepada adik perempuannya yang
tinggal berlainan rumah. Herlin, adik perempuannya yang
sudah berumah tangga itu, juga merasa tidak pernah
mempunyai kalung berlian dengan liontin sebesar biji nangka
papat dibayangkan alangkah mahalnya harga kalung tersebut
jika benar berlian itu adalah berlian asli.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Jangan-jangan ini bukan, berlian asli, Den?" kata Porong


mulai sangsi. Sebab menurut pemuda berusia 24 tahun, anak
dari Mang Harus, pelayan di rumah mamanya Johan itu,
mustahil sekali ada seorang wanita yang sengaja
meninggalkan kalung berlian asli sebesar itu. Hanya
perempuan bodoh yang mau meninggalkan kalung berliannya
di kamar Johan. Sementara itu, Johan sendiri sadar betul
bahwa dirinya tidak pernah membawa pulang seorang
perempuan dalam satu bulan belakangan ini.
Johan juga penasaran dengan keaslian berlian tersebut.
Maka, ia pun segera membawanya kepada seorang
kenalannya yang memang berbisnis batuan permata. Tante
Lonny, namanya, la juga punya a lat yang dapat dipakai untuk
menguji keaslian sebuah batu berlian, termasuk kadar
kemurniannya.
"Waaow...? Besar sekali berlian ini?!" Tante Lonny
terperanjat kagum. "Liontinnya sebesar ini?! Gila! Belum lagi
untaian batu yang mengelilingi sepanjang rantainya, waah...
kayaknya sih berlian asli semua ini, Jo!"
"Cobalah diuji dulu keasliannya. Tolong Tante periksa
secermat-cermatnya, Tante."
"Kalau memang asli, akan kau jual padaku, begitu? Wah,
mana mungkin aku mampu membelinya untuk saat ini.
Setidaknya butuh waktu lima hari buat ngumpulin uangku.
Tapi. kalau kamu mau jual dengan harga di bawah Standard
sih, boleh juga. Bisa kubayar hari ini," sambil perempuan
berusia 41 tahun itu tersenyum-senyum dengan lirikan mata
yang bersifat membujuk hasrat Johan agar mau menjual
kalung tersebut di bawah harga Standard.
Johan yakin, semua wanita pasti akan tertarik dengan
kalung temuan di kamarnya itu. Apalagi yang tahu tentang
batuan permata, pasti dia akan mengincar terus dan berusaha
untuk memilikinya, walau hanya bisa tercapai dalam khayalan
belaka. Menurut Johan sendiri, kalung berlian itu bukan hanya

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

terbuat dari batu-batuan termahal, tapi juga mempunyai


design yang menarik: Agaknya dirancang khusus untuk
seorang ratu yang berwajah cimtik dan berkulit kuning
langsat. T api ratu dari mana yang datang ke kamar tidur pria
bujangan itu dan meninggalkan kalung permatanya ? Mustahil
sekali ada ratu sebodoh itu! Pikir johan.
Mau tak mau ia harus memendam perasaan yang
sebenarnya, yaitu perasaan kagum dan terheran-heran. Sebab
menurut hasil pemeriksaan Tante Lonny, kalung berlian itu
adalah kalung yang terbuat dari berlian asli. Helai-helai
rantainya ternyata adalah emas putih yang ditaburi intan
selembut gula pasir, sementara permata sebesar kacang tanah
yang jumlahnya mencapai sekitar 50 butir itu adalah berlian
asli. Sama aslinya dengan berlian yang dijadikan liontin
sebesar biji nangka itu.
Wajah Tante Lonny sejak tadi terperangah terkagumkagum dan sering berdecak atau menggumam menyatakan
rasa takjubnya melihat berlian murni sebanyak itu. Pandangan
mata yang berbinar-binar sering pula ditujukan kepada Johan
yang membuat pemuda itu merasa berdesir-desir, karena
dengan mata begitu Tante Lonny tampak lebih cantik dari
biasa. Kecantikan yang matang itu bagaikan sengaja
dipamerkan untuk menggoda gairah Johan. Namun sejauh itu
Johan masih bisa mengendalikan emosi gairahnya, sehingga ia
mudah mengembalikan perhatiannya kepada kalung berlian
tersebut.
"Siapa pemilik kalung ini sebenarnya? Semua berlian di sini
adalah berlian as li dari jenis kelas tertinggi, Jo. Apakah benda
ini asli m ilikmu pribadi?"
"Bukan," jawab Johan sambil mencari jawaban yang layak
dilontarkan pada saat itu. "Pacar saya sekarang adalah gadis
dari keluarga bangsawan Inggris. Dia mempunyai kalung itu
dan saya cuma ingin tahu, apakah ia memakai kalung berlian
asli atau sekedar imitasi buat memikat hati saya."

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ooo... pantas. Gadismu pasti berasal dari keluarga


bangsawan Inggris yang kaya raya. Kamu sangat beruntung,
Jo!"
Diam-diam Johan bertanya dalam hatinya sendiri,
"Benarkah aku pria yang beruntung?" Dan pertanyaan dalam
hati itu terjawab, sehari kemudian.
Ternyata Johan bukan pria yang beruntung. Sehari
kemudian, kalung berlian itu hilang dari tempatnya. Kalung itu
disimpan dalam brankas besi yang dilengkapi dengan nomor
kombinasi. Johan menyimpannya di brankas itu, karena
selama ini surat-surat berharganya, cincinnya dan uang
tunainya selalu diamankan dalam brankas kecilnya itu.
Ternyata memang aman. Tak pernah ada yang hilang.
Tapi mengapa sekarang justru kalung misterius itu hilang
dari dalam brankas besi tersebut? Padahal sewaktu Johan
pulang dari proyek, sekitar pukul 6 menjelang petang, ia
sempat memeriksa kalung tersebut. Masih ada di dalam
brankas bersama barang-barang lainnya. Tapi setelah selesai
mandi dan makan malam, ternyata kalung itu sudah tidak ada.
Benda-benda lainnya masih utuh. Tak terusik sama sekali.
Pintu brankas pun dalam keadaan tertutup dan terkunci rapat
dalam posisi nomor kombinasi yang sudah diacak. Tak
mungkin ada pencuri yang dapat membuka brankas tersebut
dalam tempo singkat .
"Mungkin Porong yang mencurinya?!" pikir Johan. Akhirnya
ia menyingkirkan tuduhan dalam bayangannya itu, mengingat
Porong adalah pemuda yang jujur dan lugu. Tak mungkin
Porong bisa mengetahui nomor kombinasi brankas tersebut.
Niat untuk mencuri pun terkesan tak dimiliki Porong sedikit
pun.
Porong juga tampak menyesal dan kecewa sekali
mendengar kalung itu hilang, la mengusulkan untuk
membongkar, kamar tidur Johan, sebab ia menduga Johan

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

lupa tempat meletakkan kalung itu. Pikir punya pikir, akhirnya


usul itu ditolak sendiri oleh johan.
"Datang secara misterius, pergi pun secara misterius.
Biarlah kalung itu kembali kepada pemiliknya," kata Johan
dengan nada menggumam pelan. Ia tetap mewanti-wanti
Porong untuk tidak menceritakan tentang hilangnya kalung itu
kepada siapa pun. Dan sampai dua bulan ini, tidak seorang
pun yang menghebohkan atau menanyakan kalung tersebut,
kecuali T ante Lonny. Kepada Tante Lonny pun Johan memberi
jawaban yang berbeda dari kenyataan sebenarnya.
Selama dua bulan belakangan ini, ternyata bukan keanehan
itu saja yang dialam i Johan. Hari-hari berikutnya ia mengalami
keanehan yang sangat tidak masuk akal dan membuatnya
kebingungan sendiri.
Malam itu, ia baru pulang dari. kantornya. Karena ada rapat
penting, maka ia pulang sampai pukul 8 baru tiba di rumah, la
masuk kamar untuk melepaskan pakaian dan bergegas mandi.
Namun dering telepon di ruang tengah terdngar, ia pun
buru-buru menyambutnya dengan hanya mengenakan celana
pendek dan kaos singlet.
Selesa i bicara di telepon dengan rekan sekantornya yang
tadi tidak ikut rapat, Johan masuk kembali ke kamarnya.
Namun alangkah terkejutnya begitu membuka pintu kamar,
ternyata suasana kamarnya sudah berubah total. Kamar itu
menjadi lebih bagus, lebih mewah, lebih luas dan segalanya
serba lux. Ranjangnya terbuat dari lempengan emas berukir
dengan, kelambu halus penghias bagian atasnya. Kamar itu
menjadi seperti kamar seorang bangsawan yang dilengkapi
dengan meja kerja dengan kaki meja dari gading asli.
"Gila...?! Apa-apaan ini?! Kenapa kamarku jadi semewah
ini?!"
Johan terbengong-bengong sangat kagum. Jantungnya
menjadi berdetak cepat dan sekujur tubuhnya merinding.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Debar-debar hatinya telah membuat pernapasan sedikit sesak


dan lidah pun kelu. la mengedip-ngedipkan matanya berkalikali; bahkan mengucal-ngucal dengan tangan. Ternyata
penglihatannya tidak berubah. Ia tetap melihat kamarnya
berlantai batuan hijau lumut yang memancarkan cahaya
fosfor. Sebagian lantai dilapisi permadani indah, terutama di
sekitar ranjang dan di sekeliling satu set mebel mewah.
Di dinding dekat jendela yang dihiasi gorden biru dari kain
tipis dan bagus sekali itu, ia melihat lukisan besar berukuran
120 X 90 sentimeter. Lukisan itu agaknya bukan terbuat dari
cat minyak atau cat tinta. Lukisan itu mirip seperti foto, tapi
menurutnya juga bukan foto biasa. Tinta lukisan bagaikan
terbuat dari semburan tinta khusus yang dibentuk oleh sinar
laser. Lukisan itu adalah lukisan seorang lelaki berusia sekitar
60 tahun tapi masih tampak gagah dan tegap. Lelaki itu
berhadapan dengan seorang wanita cantik berusia separuh
baya. Mereka saling me lingkarkan tangan di pundak dan di
pinggang lawan jenisnya. Tampak mesra sekali. Keduanya
saling berpandangan dengan romantis.
Johan memaksakan kakinya untuk melangkah walau kaku
rasanya. Seperti mengendap-endap ia mendekati lukisan
tersebut dan memperhatikannya lebih cermat lagi.
"Pria bercambang tipis dan berambut abu-abu yang ada
dalam lukisan ini... mirip sekali dengan diriku ? Oh, bukan...
sepertinya mirip dengan almarhum Papa. Tapi... perempuan
itu nggak mirip Mama. Siapa perempuan itu? Oooh .. dia
mengenakan kalung berlian yang kemarin hilang secara
misterius?!" Gemetar kaki Johan memandangi kalung berlian
itu. Semakin meremang merinding sekujur-tubuhnya didera
debar-debar dalam dada yang kian bergemuruh. Rasa
takutnya mulai menyerang jiwa. Johan pun segera lari keluar
dan menutup pintu kamar tersebut.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Porong..:! Rooong...! Coba kemari sebentar, Rong!"


Serunya dengan nada tegang dari ruang makan. Porong pun
segera menghampiri dengan sopan.
"Ada apa, Den Johan? "
"Rong, isi kamarku... lihatlah! Lihat sana.. !"
"Apa maksud Aden?!" Porongpun kebingungan, la
didorong-dorong agar segera melihat kamar tidur majikannya.
"Lihatlah sendiri keadaan di dalam kamar tidurku itu!
Semuanya berubah, Rong! Berubah total. Tidak ada satu pun
barang-barangku yang ada di sana. "
"Ah , apa benar semuanya berubah?!" gumam Porong
mulai terheran-heran sambil tetap didorong majikannya dari
belakang. Porong pun akhirnya membuka sendiri pintu kamar
itu dengan merinding dan tangannya gemetar, sebab ia
tersugesti untuk ikut tegang, seperti yang dialami majikannya.
Dahi Porong berkerut tajam, matanya memandang
bingung. Hatinya tak merasakan terkejut sedikit pun. la justru
memandangi majikannya dengan sikap protes.
"Mana, Den...?! Apanya yang berubah?!" Johan bingung
menjawabnya. Ia juga memandang nanar ke sana-sini, karena
keadaan kamarnya kembali seperti biasa. Tak ada ranjang
emas, tak ada lukisan besar, semua kemewahan yang tadi
dilihatnya sama sekali tak tersisa sedikit pun. Yang ada
hanyalah springbed dan perabot seperti biasanya.
"Aneh...?!" gumamnya dalam tertegun tenang. "Lalu apasebenarnya yang kulihat tadi?! Mengapa penglihatanku
mengalami, gangguan seperti itu?! Apakah ini hanya sebuah
mimpi?!"
Empat hari kemudian, Johan kedatangan teman seorang
gadis berwajah mungil yang dulu pernah menjadi pacarnya
semasa SMA. Gadis hidung bangir dan berbibir mungil manis
sekali itu nyaris terlupakan oleh Johan, karena sejak lulus SMA

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mereka tidak pernah saling bertemu lagi. Yunna, gadis itu,


kuliah di Amerika. Praktis hubungan mereka menjadi
renggang, sehingga akhirnya benang-benang kasih pun putus
dengan sendirinya.
"Kudengar kau sekarang sudah sukses dalam bidangmu, ya
Jo?"
"Sukses apanya? Yah, begini-begini sajalah, Yun. Apa yang
bisa kulakukan, cuma itulah yang kulakukan."
"Tapi aku dapat informasi dari Herry, teman sekelas kita
juga itu, katanya kau pegang peranan dalam beberapa proyek.
Herry juga bilang, kau sudah menjadi insinyur, dan punya
posisi penting dalam perusahaanmu."
"Penting sih nggak juga, Yun. Cuma... sesuai dengan
porsiku," jawab Johan sambil tersenyum-senyum mengenang
masa lalu. Tapi diam-diam ia juga berpikir, mengapa Yunna
datang tanpa memberitahukan lebih dulu? Mengapa ia datang
sendirian pada saat malam sudah menunjukkan pukul 8 lebih?
Apa maksud kedatangan Yunna sebenarnya?
"Aku cuma ingin tengok kamu aja. Sudah lama kita nggak
bertemu. Kangen juga aku jadinya," seraya Yunna tertawa
kecil. Tawa dan senyumnya itulah yang dulu membuat Johan
tergila-gila padanya.
"Kau sudah kawin, Yun?"
"Sudah. Tapi juga sudah sendiri lagi," jawabnya dengan
ringan.
"Maksudmu... kau sudah menjadi janda?!" Yunna
mengangguk. Senyumnya dipaksakan. Hatinya tampak
menyembunyikan kepahitan yang terpaksa harus ditelannya.
Yunna pun menceritakan tentang perkawinannya dengan pria
New Jersey. Perkawinan itu bagaikan sebuah permainan yang
hanya semusim. Sebelum Yunna dikaruniai seorang anak, ia
sudah harus bercerai dengan suaminya, karena merasa tak

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sanggup mengikuti pola hidup sang suami yang selalu


kontradiksi dengan jalan pikirannya.
"Kalau begitu kamu tidur sini aja, ya?" Johan mulai
menampakkan tatapan mata nakalnya.
"Gila luh! Rupanya kamu masih bandel juga kayak dulu,
ya?"
"Kalau nggak bandel bukan Johan dong."
"Ah, kamu ini memang benar-benar sinting, Jo," sambil
Yunna menepiskan tangan Johan yang bermaksud membelaibelai rambu di sekitar pundak Yunna.
"Kita sama-sama single, Yun. Kita masih bebas saling
menikmati seperti dulu lagi."
"Uuh, enak aja!" Yunna mencibir manis.
"Apa salahnya kalau kita bernostalgia satu malam saja.
Ranjangku masih terbuka untukmu, Yun."
"Enak aja. Kamu kepingin aku mati ditikam istrimu, ya?"
"Kalau aku punya istri sih... nggak mungkin kutawarkan
kesempatan indah padamu, Yun. Justru karena aku belum
beristri maka aku berani mengharapkan kemesraanmu yang
dulu pernah kita nikmati bersama itu."
"Jangan ngomong begitu. Nanti dia dengar lho!"
"Dia siapa?"
"Istrimu!" Y unna berbisik dengan nada dipertajam.
"Istri yang mana?!"
"Yang tadi mondar-mandir keluar-masuk kamar!"
Johan memandangi bekas kekasihnya dengan dahi
berkerut. Ia masih belum mengerti maksud Yunna. Ekspresi
kebingungan Johan diartikan sebagai kepura-puraan bagi

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Yunna, sehingga gadis yang sudah janda itu menyambung


kata-katanya dengan suara pelan.
"Dia. kayaknya nggak suka kalau aku datang kemari. Sinis
banget padaku. Kutegur dengan anggukan kepala dan senyum
ramah, eh... nggak dibalasnya."
"Kapan kau menegurnya?"
"Tadi, waktu kamu terima telepon pakai HP-mu di teras!"
"Siapa yang kau tegur sih? Aku kok jadi bingung sendiri?!"
"Perempuan yang keluar masuk kamarmu itu siapa?!
Pelayanmu?! Pasti bukan, kan? Pasti Istrimu toh?"
"Aku belum punya istri, Yunna!" tegas Johan. "Bahkan di
sini nggak ada perempuan! pelayanku juga bukan perempuan,
tapi anak muda seusia adikmu. Porong namanya."
"Lalu, yang sekarang ada di kamarmu siapa tuh?"
"Nggak ada siapa-siapa di kamarku. Kalau tidak percaya,
yuk... periksa sendiri kekamar. Ayo. tengok ada siapa di
kamarku!"
Yunna sendiri tampaknya penasaran sekali dengan
pengakuan Johan yang serius itu. la benar-benar memeriksa
kamar Johan dengan didampingi si pemilik kamar;
Sebelumnya, Yunna menjelaskan bahwa ia tadi melihat
seorang wanita berpakaian ketat, cantik dan berusia sekitar 35
tahun. Rambutnya cepak, tapi berpotongan indah. Tingginya
sekitar 172 sentimeter, dengan pinggul me liuk sexy dan dada
membusung montok. Pakaiannya serba ketat, membentuk
tubuh, dengan warna-warna cerah, dari bahan mengkilap
bagus.
Karena Johan berani bersumpah bahwa di rumahnya tak
ada seorang perempuan yang tinggal bersamanya, maka ia
berani memaksa Yunna untuk memeriksa kamarnya. Sebab

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menurut keterangan Yunna, terakhir kali ia melihat perempuan


itu masuk kamar dan belum keluar lagi.
Dahi wanita mungil cantik itu berkerut heran, sebab
memang ia tidak menemukan siapa-siapa di dalam kamar tidur
Johan. Bahkan ia mencarinya sampai ke dalam kamar mandi
yang ada di kamar itu juga, ternyata tidak ada siapa pun di
sana.
"Aneh?!" gumam Yunna. "Tadi kulihat jelas dia mondarmandir keluar masuk kamar ini, dari kamar ke dapur, lalu
kembali lagi. Lebih dari dua kali dia me lakukan hal itu, Jo.
Sumpah deh! Aku nggak bikin sensasi murahan."
Johan diam. Mengusap lengannya yang terasa merinding.
Hati pun berdebar-debar seraya mata memandang agak
tegang ke sana-sini. Bukan saja penjelasan Yunna yang
membuatnya mulai terasa tegang, tapi aroma wangi yang
tercium olehnya saat itu juga membuatnya menjadi merinding.
Wewangian itu bukan berasal dari parfumnya. Aroma parfum
yang dipakai Yunna juga berbeda. Ia merasa tak menyimpan
parfum yang beraroma lembut tapi terkesan memancing
birahi.
"Lalu parfumnya siapa yang tercium olehku saat ini?" tanya
Johan pada dirinya sendiri.
"Kalau kau benar-benar nggak nyimpan perempuan di
rumahmu ini, lalu siapa perempuan yang tadi kulihat itu? Iih,
aku jadi merinding sendiri, Jo. Takut, ah! Aku nggak mau tidur
di s ini!"
Yunna bergegas keluar dari kamar. Johan masih penasaran,
la mengendus-enduskan hidungnya, mencari sumber aroma
wangi yang membangkitkan hasrat birahi itu. Semakin
mendekati almari pakaian, semakin tajam wewangian itu
diciumnya. Dengan, rasa penasaran, Johan pun membuka
almari pakaian tersebut.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Hah...?!" Johan tercengang, lalu berkerut dahi karena


merasa heran melihat beberapa potong gaun wanita
tergantung di dalam almari tersebut.
"Gaunnya siapa ini?! Aku nggak, pernah beli pakaian
wanita, apalagi yahg model mirip wearpack begini?!"
Gaun wanita itu diperhatikan satu-persatu. Ada sembilan
potong pakaian wanita yang rata-rata terbuat dari kain aneh,
seperti karet lentur tapi halus dan lembut Kebanyakan
berpotongan model wearpack, dengan retsliting terusan dari
dada sampai bawah perut. Warnanya cerah-cerah, seperti
warna-warna
scotlight.
Pakaian-pakaian
itulah
yang
menyebarkan aroma wangi parfum lembut membakar gairah.
Johan sangat kebingungan menjelaskannya kepada Y unna.
Janda muda itu pun akhirnya mengaku sedikit kecewa saat
melihat wanita cantik keluar-masuk kamarnya Johan.
"Menurut informasi dari Herry, kau belum menikah. Belum
punya keluarga. Makanya aku berani datang sendiri kemari,
karena.,, yah, memang aku ingin mengenang masa indah kita
dulu. Tapi begitu tadi kulihat ada wanita cantik berambut
cepak mondar-mandir sambil cuek padaku, aku jadi kecewa.
Ternyata aku diker jain Herry, pikirku. Hasratku ingin
mengenang masa indah itu pun lenyap seketika, Jo."
"Aku berani sumpah mampus deh, Yun.. aku nggak
nyimpan perempuan di kamarku. Tapi aku juga heran, kenapa
di dalam almari pakaianku ada pakaian perempuan sebanyak
sembilan potong?! Bahkan tadi juga kutemukan sebotol
parfum yang bentuknya aneh. Botol parfum itu sepertinya
terbuat dari beling kristal yang bentuknya menyerupai piramid
terbalik. Anehnya, botol itu kalau kubalikkan posisinya, yang
runcing ke atas, eeh... dia menggelinding sendiri dan menjadi
yang runcing di bawah "
"Kok aneh sih?"
"Lihatlah sana...!"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Nggak mau, ah!" Yunna menyeringai luluri.


"Kuambilkan deh...." Johan bergegas " mengambil botol
parfum yang tadi sempat ditemukan pula dalam tumpukan
pakaian di samping almari gantung itu. Namun ketika ia
membuka almari itu, ia menjadi terperangah kecewa, karena
botol parfum itu sudah tidak ada. Bahkan sembilan potong
pakaian wanita juga sudah tidak ada. Yang tersisa hanya
aroma parfum tersebut, menyebar memenuhi kamar tidur
berlampu terang.
Yunna menjadi bergidik merinding lagi ketika Johah kembali
ke ruang tamu dan memberitaukan hilangnya benda-benda
tersebut .
"Jangan-jangan rumahmu itu angker, Jo?! Perlu dicarikan
paranormal yang bisa mengusir hantu. Biar rumahmu ini
dibersihkan dari gangguan roh-roh jahat!"
Usul Yunna itu sempat menjadi bahan renungan Johan
sampai beberapa hari. Menurutnya sangat janggal jika ia
harus memanggil orang pintar untuk mengusir hantu di dalam
rumahnya, sebab selama tiga tahun kurang ia menempati
rumah baru itu, tapi selama ini tidak pernah mengalami
gangguan aneh. Baru sekarang Johan merasa diganggu oleh
kejadian-kejadian misterius yang sering membuatnya cemas
serta terheran-heran.
"Jangan-jangan mataku yang memang rusak syarafnya?!"
pikir Johan. Lalu, pada suatu siang ia menyempatkan periksa
mata kepada dokter spesialis mata. Ternyata mehurut dokter,
tidak ada kerusakan pada syaraf mata Johan, selain agak
kotor karena jarang dicuci. Dokter memberinya obat tetes
mata yang berguna untuk membersihkan kotoran dari cornea
mata dan sekitarnya. Tapi ternyata Johan masih saja
mengalami penglihatan aneh yang sulit terjangkau oleh akal
sehatnya.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

bulan
lamanya Johan memendam
rahasia
Dua
penglihatannya itu. Tidak ada satu pun dari temannya yang
mendengar serangkaian kejadian ganjil di rumahnya, sebab ia
tidak Ingin ditertawakan oleh siapa pun dan dianggap
pengecut. Maka ketika muncul kasus makhluk aneh di
proyeknya dan ia punya kesempatan untuk bicara lebih dekat
dengan gadis paranormal yang dianggap bakal menjadi
kekasihnya Niko itu, usul Y unna terlintas lagi dalam benaknya.
Maka secara pribadi ia datang menemui Kumala Dewi dan
menceritakan peristiwa aneh yang dialam inya sejak dua bulan
yang lalu.
"Itulah sebabnya aku sangat tertarik untuk menanyakan
padamu tentang keganjilan seperti munculnya Danggo tempo
hari, Kumala. Sebab, kemunculan Danggo itu kuanggap sama
anehnya dengan kemunculan benda-benda aneh di rumahku.
Dan selama ini hanya Yunna yang pernah mengalami
penglihatan aneh di rumahku itu."
"Apakah selama ini kau merasa dirugikan oleh kemunculan
hal-hal aneh di rumahmu?"
"Kalau bicara soal dirugikan, memang secara materi aku
nggak merasa dirugikan. Tapi ketenanganku sering, merasa
diusik oleh kejadian-kejadian aneh itu. Paling nggak,
konsentrasiku dapat terganggu sewaktu-waktu kutemukan
hal-hal aneh tersebut. Jadi... terus terang saja, aku ingin dan
memohon dengan sangat, agar kau datang ke rumahku. Usir
deh hantu-hantu yang berkeliaran di rumahku itu. Aku sudah
rnuak mengalami hal-hal seperti itu."
Dewi Ular mencoba meneropong kejujuran hati Johan. la
takut sedang dipancing oleh pemuda yang jago memikat
wanita itu. Tapi ternyata Kumala menemukan hati yang jujur
dan bersih dari niat licik seorang petualang cinta. Johan
benar-benar ingin meminta bantuan agar suasana di
rumahnya menjadi normal seperti sediakala.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Okey, aku akan memeriksa rumahmu. Tapi aku akan


membawa asisten gaibku Boleh, kan?"
''Tentu saja boleh!" tegas Johan dengan hati gembira.
Esoknya, menjelang petang tiba, Kumala Dewi sudah
sampai di rumah Johan. ia bukan saja bersama Sandhi, si
sopir pribadi; tapi juga membawa seorang pemuda berambut
kucai berbadan tidak terlalu kurus, tapi juga tidak bisa
dikatakan
gemuk.
Pemuda
berambut
kucai
yang
penampilannya cuek itu tak lain adaiah Buron, jelmaan dari Jin
Layon yang mengabdi kepada Dewi Ular.
"Ron, periksa dan kenali setiap energi gaib yang ada di
sekitar rumah ini!" perintah Kumala.
Buron terpaksa memadamkan rokoknya. Dalam sekejap
saja pemuda berambut kucai itu lenyap secara gaib dari depan
Johan. Lenyapnya Buron membuat Johan menjadi tegang dan
dibayang-bayangi perasaan takut. Untung segera diredakan
oleh Kumala dengan penjelasan tentang siapa Buron
sebenarnya.
Dewi Ular sendiri segera melakukan pemeriksaan di kamar
tidur Johan. Radar gaibnya dipasang, matanya memandang
tenang ke sana-sini. Ia mengikuti petunjuk Johan yang
menjelaskan sekali lagi tentang letak benda-benda aneh yang
ditemukannya dan hilang sendiri secara misterius. Kedua pintu
almari pun dibukanya lebar-lebar supaya Kumala bisa
memeriksa bagian dalamnya.
"Nggak ada yang mencurigakan di sekitar sini," ujar
Kumala. "Semua berjalan normal-normal saja kok."
"Maksudmu... nggak ada roh yang bergentayangan di
kamarku?"
Gadis cantik itu menggelengkan kepala. "Mungkin
sumbernya dari tempat lain. Tapi radar gaibku nggak

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menangkap adanya energi gaib yang mencurigakan di sekitar


sini."
Buron muncul ketika petang mulai semakin gelap. Buron
muncul secara misterius, tahu-tahu sudah ada di belakang
Johan. Suaranya membuat Johan terkejut dan akhirnya
tertawa malu sendiri.
"Bagaimana, Ron?"
"Tidak ada yang mencurigakan. Satu-satunya energi gaib
yang kutemukan hanya berasal dari kebun belakang. Di sana
ada roh seorang bayi yang waktu itu meninggal karena
keguguran. Dia dimakamkan oleh orangtuanya di sana. Tapi
dia nggak mengganggu siapa pun. Dia sibuk dengan
mainannya sendiri."
"Jangan-jangan roh bayi itu yang menggangguku?" kata
Johan.
"Barangkali saja bukan roh yang selama ini kau lihat."
"Maksudmu bukan roh dari hantu yang bergentayangan?
Oh, lalu... kalau bukan roh hantu gentayangan, lantas apa
sebenarnya yang sedang terjadi pada diriku belakangan Ini?"
"Kalau kau izinkan dan nggak menyinggung perasaanmu,
aku akan memeriksa kesehatan jiwamu, Johan."
Tertegun Johan dibuatnya. Jika kesehatan jiwanya perlu
diperiksa, dengan lain kata, ia sudah dianggap tak waras oleh
Kumala. Haruskah ia izinkan orang lain memeriksa jiwanya?
(Oo-dwkz)(234-oO)

3
PUKUL 3 menjelang sore, Kumala sedang berada di ruang
rapat kantornya. Yang hadir dalam rapat tersebut hanya tujuh
orang, terhitung dengan Kumala sendiri. Mereka adalah para

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pemegang saham, seorang akuntan dan Pramuda sendiri,


pemilik perusahaan tersebut Pram selalu didampingi Kumala,
karena gadis itu sejak dulu telah dipercaya untuk menjadi
konsultan managemen di perusahaan yang semakin hari
semakin berkembang itu.
Dalam keadaan seperti itu, Kumala selalu mematikan
handphone-nya, supaya tidak terganggu oleh orang-orang
yang ingin menghubunginya. Kumala selalu memusatkan
perhatiannya pada setiap rapat yang dihadiri, sehingga ia tidak
ingin diganggu oleh siapa pun yang memerlukannya atau ingin
menyampaikan kabar padanya. Tapi ternyata ada relasinya
yang nekat menerobos melalui handphone-nya Pramuda, Pria
lajang itu lupa mematikan HP, sehingga berhasil dihubungi
oleh Tante Molly.
Janda kaya pengusaha di bidang perhotelan itu memang
kenal dengan Pramuda. Pernah terlibat urusan bisnis bersama
Pram. Lagi pula, Tante Molly tahu bahwa Pramuda adalah
orang pertama yang menemukan Kumala Dewi, ketika gadis
anak dewa itu turun ke bumi, jatuh ke jalan tol, (Baca serial
Dewi Ular dalam episode: "ROH PEMBURU CINTA"). Tante
Molly juga tahu, bahwa Kumala, yang dianggap saudara
angkat Pramuda itu memback up perusahaannya Pramuda
sampai akhirnya perusahaan itu menjadi besar dan punya
nama di kalangan para pengusaha kondang lainnya.
"Sorry, Pram... aku mau mengganggu sebentar."
"Ada apa, Tante Molly?"
"Boleh aku bicara dengan Kumala? Apakah Ia ada
bersamamu?"
"O, ya, ya... dia ada di sini. Sebentar, Tante ...."
"Sorry, ya Pram. Soalnya urgen sekali sih!" Pramuda
menyerahkan handphone-nya kepada Dewi Ular.
"Tante Molly mau bicara."

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kumala agak ragu menerimanya, tapi Pramuda setengah


memaksa dengan lebih menyodorkan lagi handphone
tersebut. Dalam benak Kumala langsung terbayang seraut
wajah wanita berusia 40 tahun, tapi masih cantik, gesit dan
ulet la pernah beberapa kali membantu Tante MoUy dalam
menyelesaikan perkara gaib yang melanda di hotel milik T ante
Molly. Termasuk di Mollyta Hotel yang ada di tepi pantai itu,
(Baca serial Dewi Ular dalam episode : "TUMBAL CEMBURU
BUTA").
Memang tak enak hati kalau hubungan telepon itu ditolak
oleh Kumala, apalagi sudah melalui Pramuda terlebih dulu.
Maka mau tak mau Kumala keluar dari ruang rapat dan bicara
melalui HP tersebut.
"Kumala, kumohon kau mau datang ke hotelku sekarang
juga! Aku ada di Mollyta Hotel. Sekarang juga, Kumala!"
"Saya sedang rapat, Tante. Nggak bisa ditinggalkan."
"Aduh, gawat deh kalau kamu nggak bisa datang saat ini
juga!" terdengar suara Tante Molly agak tegang dan terkesan
cemas sekali.
"Memangnya ada apa, Tante?"
"Ada makhluk asing muncul dari perairan pantai dan
membuat keonaran di sini, Kumala! Enam mobil dan sebuah
cafe telah dibakarnya, entah berapa yang menjadi korbannya.
Aku belum sempat memantau. Tapi menurut para pegawaiku,
makhluk itu sedang bergerak ke arah hotelku, Kumala."
"Makhluk asing?!" alis Kumala mengerinyit.
"Tolonglah kau datang demi keselamatan orang banyak,
Kumala!"
Setelah dipertimbangkan dengan singkat, akhirnya Kumala
memutuskan untuk tetap mengikuti rapat sampai selesai. Tapi
ia tidak bisa membiarkan kekacauan terjadi di sekitar wilayah
pantai. Maka, jelmaan Jin Layon pun dipanggilnya dengan

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kekuatan gaibnya. Buron segera diutus untuk mengamankan


Mollyta Hotei dari gangguan makhluk asing itu.
"Tante, saya akan kirim Buron sebagai wakil saya untuk ke
sana. Setelah rapat selesai, saya juga akan menyusul ke
sana!"
Jelmaan jin yang sering dicemooh sebagai jin usil itu segera
berangkat ke wilayah pantai. Sementara itu, konsentrasi
Kumala sedikit terganggu oleh penjelasan singkat dari Tante
Molly tentang makhluk asing yang muncul; pada saat matahari
masih mencorong terang sekali itu.
Diperoleh keterangan, makhluk asing itu muncul dari
perairan pantai. Ia berbentuk manusia tinggi, besar, tapi
berekor seperti ekor buaya. Tubuhnya bersisik hijau lumut
dengan bentuk dan ukuran tangan serta kaki hampir sama.
Kepala makhluk aneh itu mirip sekali dengan kepala seekor
naga, tapi tidak bertanduk. Mulutnya agak panjang dan
mempunyai gigi runcing menyeramkan. Bola matanya me-fah
dan sering mengeluarkan kilatan cahaya api yang membakar
apa saja yang menjadi sasarannya.
Makhluk itu berjalan dengan menggunakan kedua kakinya.
Dalam keadaan berdiri tegak ia mempunyai ukuran tinggi
badan mencapai tiga meter lebih, empat meter kurang, la
mempunyai rambut hitam yang panjang dan meriap-riap.
Suaranya mirip seekor singa mengaum.
Polisi pantai yang melihat sendiri makhluk itu membakar
sebuah cafe dengan cahaya api dari matanya, segera
membidikkan senapahnya. Menembaknya beberapa kali. Tapi
tidak satu pun peluru yang berhasil melubangi tubuh makhluk
aneh tersebut. Semakin mendengar suara tembakan semakin
ganas makhluk itu bertindak Lebih dari delapan batang pohon
kelapa ditumbangkan oleh sabetan ekornya yang panjangnya
Sekitar 7 meter itu.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tentu saja kemunculan makhluk itu membuat orang-orang


yang berada di sekitar pantai lari pontang-panting sambil
berteriak histeris. Mereka sangat ketakutan. Kabarnya ada tiga
orang yang terkena sambaran tangannya hingga terlempar
jauh. Tak diketahui apakah ketiga orang itu langsung
meninggal atau cedera berat. Seorang wartawan yang sengaja
datang ke tepat itu setelah mendapat kabar dari seorang
temannya, nyaris mati tertimpa pohon kelapa sewaktu
membidik makhluk aneh. itu dari belakang. Sekalipun
wartawan itu selamat, tapi agaknya ia harus kehilangan kaki
lantaran remuk akibat kejatuhan pohon kelapa yang patah
setelah disabet ekor makhluk itu.
Buron muncul di lobby hotel milik Tante Moily. Tempat itu
bukan tempat yang asing bagi jelmaan Jin Layon, karena dulu
ia pernah ditugaskan oleh Kumala untuk menyelesaikan kasus
misterius di hotel tersebut. Bahkan ia sempat terlibat kencan
asmara dengan janda kaya itu. Oleh karenanya, kehadiran
Buron yang melalui proses gaib itu segera disambut oleh
Tante Molly dengan berapi-api. Perempuan itu segera
menceritakan apa yang telah terjadi secara nyerocos sampaisampai Buron terpaksa memotong kata-katanya.
"Sekarang di mana makhluk itu, Tante! Tunjuk saja
tempatnya, biar aku datang sendiri ke sana!"
"Kata orang-orang sih... dia sekarang ada di kolam renang!
Tempat itu sedang diacak-acaknya. Berarti sebentar lagi dia
akan mengacak-acak hotelku juga, sebab arah gerakannya
kemari!"
Jarak hotel dengan kolam renang rekreasi sekitar 300
meter. Tentu saja orang-orang hotel diliputi kecemasan.
Bahkan beberapa tamu hotel segera check-out tanpa pamit
lagi demi menyelamatkan nyawanya sendiri. Sekalipun
keamanan hotel berseru berkali-kali agar para tamu tetap
tenang dan menjamin tidak akan ada bahaya, tapi suasana
kacau balau yang dipenuhi oleh jeritan di sana sini membuat

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

para tamu hotel merasa tidak perlu mempercayai jaminan


keamanan pihak hotel. Umumnya mereka pergi dari hotel
dengan pakaian seada-nya. Semua orang berlari menuju
berat, sebab makhluk itu bergerak dari timur menuju barat.
Tidak ada seorang pun yang menghiraukan perubahan
misterius yang dilakukan Buron. Hanya Tante Moly yang
mengetahui, bahwa Buron adalah berubah menjadi cahaya
kuning berekor seperti komet. Cahaya kuning itu segera
melayang cepat sekali menuju ke arah timur.
Weeesss.,.!
Tante Molly tak akan mampu mengikutinya walau
menggunakan mobil. Tapi memang pada dasarnya Tante Molly
tidak mau ambil resiko tinggi dengan ikut-ikutan bergerak ke
timur. Ia justru menyuruh sopirnya untuk membawanya ke
arah selatan.
"Kita bisa melihat dari menara istana mainan anak-anak itu,
Wan! Kurasa dari atas menara sana bisa melihat lebih jelas
lagi!" kata Tante Molly kepada Wawan, sopirnya.
Memang benar. Dari atas menara yang ada di istana
mainan anak-anak, pemandangan menuju ke arah timur dapat
dilihat dengan jelas. Tante Molly menjadi tegang sekali setelah
tahu jarak makhluk itu dengan hotelnya terhitung cukup
dekat.
Perempuan itu dan Wawan juga melihat dengan jelas
seberkas sinar kuning berekor yang menghantam bagian
punggung makhluk aneh itu. Bluuummm..,! Suara ledakan
menggema terjadi saat sinar kuning jelmaan Buron
menghantam punggung makhluk itu. Terdengar pula suara
berdebam yang menggetarkan bumi. Makhluk, itu jatuh
tengkurap dengan merusak warung dan kantin sederhana
pinggir jalan. Tapi warung dan kantin itu sudah kosong lebih
dulu sebelum makhluk itu sampai di sana. Hanya saja, barangbarangnya menjadi hancur dan morat-marit.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Grrraaaaoooww...!!" makhluk itu mengerang ganas.


Ternyata ia masih kuat dan masih. mampu berdiri. Sinar
kuningnya Buron datang lagi. Tiba-tiba dari mata makhluk itu
keluar dua larik sinar lurus seperti laser yang menghantam
sinar kuning tersebut .
Blegaaaarrr..!
Ledakan lebih dahsyat terjadi lagi. Kali ini guncangan di
sekeliling tempat itu menjadi lebih kuat. Beberapa atap
bangunan rusak akibat getaran gumi, dan beberapa pohon
nyaris tumbang ke arah yang berlainan. Air laut pun tampak
meluap tinggi dalam satu sentakan yang menimbulkan
gelombang besar.
"Buron kena, Wan! Aduh, celaka...! Buron kena tuh...!"
Tante Molly ribut sendiri. Ia melihat sinar kuning Itu berubah
wujud menjadi Buron yang terkapar di aspalan. Namun
pemuda berambut kucai itu masih bisa bangkit kembali saat
kaki makhluk besar itu ingin menginjaknya.
Blummm...!
Kaki itu menginjak tempat kosong, karena sosok pemuda
berambut kucai itu lenyap seketika. Entah ke mana perginya.
Yang Jelas, makhluk itu mengaum mengerikan sambil
memandang ke sana-sini, mencari lawannya.
Pertarungan itu memakan waktu cukup lama. Buron sendiri
tampaknya tidak mudah dilumpuhkan oleh makhluk aneh Itu.
Sebaliknya makhluk aneh itu berhasil menghadang serangan
Buron beberapa kali, dan tak satu pun bagian tubuhnya yang
terluka. Tanpa peduli ditonton orang banyak dari kejauhan,
Buron mengeluarkan beberapa ilmu andalannya untuk
mengalahkan makhluk aneh itu. Kadang ia me lenting ke atas
dan lenyap seketika. Dan tahu-tahu sudah menyambar lawan
dari belakang.
Akhirnya Buron tak sabar lagi, ia segera mengubah wujud
aslinya sebagai jin yang bertubuh tinggi, besar dan berkepala

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

licin. Kulitnya hitam mengkilap dengan mata lebarnya yang


berwarna membara. Jin itu hanya mengenakan cawat,
sehingga bagian tubuh lainnya dapat dilihat siapa saja dengan
jelas. Perubahan Buron menjadi jin setinggi 6 meter itu
membuat orang-orang semakin ketakutan, sehingga masingmasing lari tunggang langgang dalam kepanikan yang di luar
kontrol kesadarannya.
"Ooh, mengerikan sekali jika ia berubah ke wujud aslinya!"
gumam Tante Molly dengan suara gemetar. Tubuhnya juga
ikut gemetar hingga ia perlu berpegangan pundak Wawan.
Sang sopir justru diam tanpa suara, karena dicekam perasaan
ngeri yang baru kali itu ia alami .
Meski demikian, baik Wawan maupun Tante Molly dan
beberapa petugas istana mainan anak-anak yang ikut naik ke
puncak menara, sama-sama melihat dengan jelas tindakan Jin
Layon menghajar makhluk aneh itu. Mereka juga sadar bahwa
makhluk itu semakin sering menyentuh tanah semakin
bertambah besar tubuhnya, sampai akhirnya tinggi makhluk
itu sejajar dengan tingginya Jin Layon.
Kekuatan gaib Jin Layon bagaikan tidak mempengaruhi
kekuatan fisik makhluk itu. Bahkan makhluk tersebut dapat
mengeluarkan cahaya biru dari tangannya yang bergerak
memutar bagaikan pusaran cahaya yang memancarkan bunga
api merah. Jin Layon menggeram liar saat menghindari
pusaran cahaya biru itu. Agaknya ia tahu bahwa cahaya biru
yang bergerak seperti angin topan kecil itu sangat berbahaya
dan. harus dihindari.
Ternyata perhitungan Jin Layon memang benar. Cahaya
biru yang mirip angin berputar cepat itu mengenai atap
bangunan yang sehari-hari digunakan sebagai kantor
pemasaran wisata pantai. Bangunan itu tahu-tahu lenyap
tanpa bekas sebutir paku pun setelah terkena pusaran cahaya
biru itu. Beruntung sekali di dalam kantor pemasaran Itu

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sudah tidak ada seorang pun yang nekat tinggal di sana,


sehingga tidak ada pegawai kantor itu yang ikut lenyap.
"Gawat! Pertarungan mereka mulai sampai di jalanan
depan hotel kita, Wan! Aduh, celaka deh! Hilang juga hotel
kita nantinya, Wan. Lenyap seperti kantor pemasaran tadi!"
cemas Tante Molly yang kelihatan semakin lebih tegang lagi.
Pada saat itu, mereka segera melihat seberkas sinar hijau
yang melayang cepat dengan gerakan meliuk-liuk. Sinar hijau
itu berbentuk seperti seekor naga terbang. Pada waktu itu,
Buron berhasil me lemparkan makhluk tersebut hingga jatuh
terhempas menimbulkan guncangan lagi pada tanah
sekitarnya. Aspal retak bagaikan terbelah selebar 50
sentimeter. Hampir saja kaki makhluk itu terperosok ke dalam
belahan tanah beraspal itu. Namun, ternyata ia masih gesit
dan sangat waspada, sehingga dalam sekejap saja ia sudah
bisa bangkit lagi dengan wajah semakin liar darr ganas.
Namun baru saja mulutnya terbuka dengan mengeluarkan
suara menggema, seperti lolongan anjing malam, tiba-tiba
sinar hijau tadi menerjang bagian bawah lehernya. Bluummm...! Dentuman dahsyat terjadi, semakin mengguncangkan
bumi dan benda-benda di atasnya. Namun pada saat itu Jin
Layon justru lenyap dan berubah menjadi Buron dalam
kepulan asap putih selama tiga detik.
Pemuda berkaos oblong itu segera lari menjauh, seolaholah memberikan tempat untuk pihak lain yang akan
menggantikannya melawan makhluk tersebut.
Sinar hijau berbentuk naga terbang tadi pun hilang begitu
menyentuh tanah beraspal. Namun tak lama setelah itu, di
tanah tersebut telah muncul seraut wajah cantik bertubuh
sexy yang tak lain adalah si Dewi Ular dalam pakaian kantor.
Rupanya dari kantornya Kumala memantau keadaan Buron di
tempat tersebut. Pandangan mata dewanya dapat melihat
keadaan Buron yang agak kewalahan menghadapi lawannya.
Maka, setelah izin Pramuda dengan memberi penjelasan

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

singkat tentang kasus di pantai saat itu, Kumala pun segera


meninggalkan kantor tanpa menggunakan mobil. Ia
menerobos jalur gaibnya, sehingga dalam waktu singkat sudah
tiba di depan hotelnya Tante Molly.
Makhluk yang tadi terkapar itu kini bangkit dengan kedua
lututnya. Ia tampak mengalami luka berlubang sebesar gelas
di bawah lehernya, tempat sinar hijau jelmaan Dewi Ular tadi
menghantamnya. Lubang itu mengeluarkan cairan kental
warna hitam. Itulah darah si makhluk asing yang
menyebarkan bau amis melebihi ikan basi. Suaranya masih
rnenggeram dan terputus-putus, seperti napas yang terengahengah.
Dewi Ular segera mengangkat kedua tangannya. Merentang
dan bergerak pelan disatukan di depan wajahnya. Dari
kesatuan telapak tangan itu melesat sinar hijau yang melebar
bagaikan jala.
Wuiizzz...! Zuuurb...!
"Ggrrrraaaaaww...!!!" makhluk itu mengerang dengan
gerakan menggelinjang di tempat. Sinar hijau yang
mengurungnya itu makin lama makin tebal dan keruh.
Beberapa saat setelah itu, keluarlah beraneka macam warna
cahaya dari gumpalan sinar hijau. Cahaya aneka warna itu
membias ke sana-sini, berlarik-larik dan makin lama semakin
menyilaukan.
Kedua tangan Kumala Dewi diturunkan kembali. Kini ia
bertolak pinggang satu tangan sambil memandangi cahaya
warna-warni yang membias ke mana-mana. Cahaya itu makin
lama makin menyusut. Jangkauan bias cahaya itu tidak
mencapai lima meter. Bahkan sekarang semakin menyusut
lagi, sampai akhirnya lenyap dan padam. Makhluk aneh itu
pun juga lenyap tanpa bekas kecuali telapak kakinya.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Darah hitam dari tubuh makhluk itu tidak tertinggal di


tempat mana pun walau hanya setetes. Semuanya hilang
bagaikan mengering dan menguap habis .
(Oo-dwkz)(234-oO)
Niko Madawi tiba di tempat kejadian bersama team-nya.
Mereka menggunakan sebuah mobil combi. Sayang, mereka
tiba di pantai ketika matahari sudah separuh bagian lebih
terbenam di cakrawala barat Suasana sudah tenang.. Yang
tersisa hanya celoteh orang-orang dan para korban yang
menderita luka ringan. Yang terluka berat sudah dilarikan ke
rumah sakit. Dalam peristiwa itu ternyata tidak ada korban
nyawa, kecuali satu orang yang terluka kepalanya dan sampai
di rumah sakit masih belum sadarkan diri.
Sandhi juga datang ke hotel itu setelah ditelepon Kumala
dan diperintahkan menjemputnya. Ia tiba di tempat itu lebih
awal ketimbang Niko. Namun yang dapat dilihat Sandhi hanya
pemandangan pantai yang berantakan. Seperti habis dilandai
gelombang badai cukup ganas.
Tante Molly memberi tempat kepada Kumala dan orangorang tertentu di sebuah ruang makan eksekutif. Ruang
makan itu tertutup rapat, dan tidak semua orang bisa masuk,
selain pelayan.
Orang-orangnya Niko terpaksa pulang, sementara Niko
bergabung dengan Kumala Dewi, Buron, Sandhi, Tante Molly
dan beberapa orang staf yang bekerja di hotel tersebut.
Mereka dijamu oleh Tante Molly sebagai ungkapan rasa terima
kasihnya kepada Kumala dan Buron yang secara tidak
langsung telah menyelamatkan hotel berbintang itu.
Tentu saja mereka tidak sekadar makan dan minum saja,
melainkan juga membicarakan tentang makhluk aneh tadi.
Secara naluri mereka yakin, hanya Dewi Ular yang mengetahui
persis tentang siapa makhluk menyeramkan tadi dan dari
mana asalnya.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Padahal, Buron pun sebenarnya tahu dan dapat


menjelaskannya. Namun karena di situ ada orang yang lebih
berwenang dan lebih terhormat, yaitu Kumala sendiri, maka
Buron pun tidak mau bersikap sok tahu di depan Dewi Ular.
Hanya sesekali ia menimpali penjelasan dari Kumala, sambil
sekali tempo menanyakan hal-hal yang menyangsikan
pendapatnya.
"Sebelum kukirim kembali ke asalnya, aku sempat lakukan
komunikasi batin dengannya," kata Kumala dengan sikap
tenang dan berkharisma sekali. Tak ada keraguan sedikit pun
di hati mereka dalam menerima penjelasan si paranormal
cantik itu.
"Makhluk itu sama seperti Danggo, ular aneh yang tempo
hari muncul di jalan arteri itu. Makhluk yang tadi bernama
Gorzom, dari rumpun Titans yang merupakan musuh rumpun
Giants...."
"Rumpun Ginats itu ular aneh yang bernama Danggo, ya?"
sela Tante Molly.
"Benar, Tante. Permusuhan mereka sudah lama terjadi,
beribu-ribu tahun yang lalu. Mereka berasal dari T artaru, yaitu
suatu kehidupan yang dulu dinamakan sebagai penjara perut
bumi...," Kumala terpaksa jelaskan lagi tentang Tartarus,
sebab ada beberapa orang yang belum pernah
mendengarnya, termasuk Tante Molly.
"Lalu, kenapa dia sampai muncul di permukaan bumi?"
"Gorzom salah satu dari rumpun Titans yang terdesak dan
berusaha mencari tempat yang baru bagi rumpunnya. Kelak,
di masa, mendatang, separuh bagian bumi ini akan dikuasai
oleh rumpun T itans, sebagian lagi dikuasai rumpun Giants dan
sisanya adalah milik manusia, masa depan."
"Apakah yang kau maksud adalah... bahwa mereka atau
makhluk seperti Danggo dan Gorzom itu, berasal dari masa
depan?"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Tepat sekali!" sahut Buron sambil mengabungkan jempol


kepada Tante Molly. la tersenyum bangga. Tapi senyum itu
segera surut dan pudar karena tatapan mata Dewi Ular
Tatapan mata itu seolah-olah menyalahkan kelancangan Buron
menjawab seperti tadi. Agaknya anak bidadari asli itu tidak
menghendaki, jawaban itu dilontarkan secara sembarangan,
walau sebenarnya kenyataan yang ada memang demikian.
Kumala ingin menutupi sesuatu yang menurutnya tidak
boleh diketahui oleh semua orang. Hal itu dilakukan demi
menjaga ketenangan dan ketenteraman umat manusia di
permukaan bumi ini. Tetapi Buron sudah telanjur
membenarkan kesimpulan Tante Molly tadi, sehingga Kumala
terpaksa harus menjelaskan rahasia tersebut secara
transparan. Biar tidak dikecam dalam hati mereka.
"Ya, memang makhluk seperti Gorzom tadi termasuk
makhluk dari masa depan. Mereka akan muncul pada masamasa mendekati kehancuran bumi yang kedua, mungkin
dalam istilah sekarang adalah masa-masa mendekati kiamat."
Semua terbungkam merenungi kata-kata Dewi Ular. Mereka
mencoba membayangkan masa-masa kehancuran bumi
dengan berbagai kehidupan aneh di dalamnya. Tiba-tiba Tante
Molly memperdengarkan suaranya seperti bicara pada diri
sendiri.
"Mengerikan sekali manusia masa depan Itu bentuknya,
ya? Seperti monster atau iblis berkepala aneh. Mengapa bisa
sampai terjadi perubahan evolusi seperti itu?"
"Jangan salah, Tante," sahut Kumala. "Gorzom bukan hasil
perubahan evolusi manusia menjadi makhluk seperti itu.
Manusia tetap sebagai manusia, seperti sekarang ini. Hanya
mungkin punya sedikit kelebihan baik fisiknya maupun
intelegensinya. Sedangkan, Gorzom adalah Gorzom, yang
keluar dari perut bumi dan menguasai permukaan bumi."
"Ooo, begitu...," Tante Molly manggut-manggut.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sandhi ikut bertanya, "Kenapa" mereka bisa menguasai


separuh belahan bumi? Apakah manusia tidak bisa
mengalahkan mereka atau mengusirnya dengan senjata
mutakhir, seperti rudal atau bahkan nuklir, yang sekarang
sedang dikembangkan oleh bangsa-bangsa secara sembunyisembunyi itu?"
"Jangan kamu anggap manusia zaman sekarang ini pintarpintar dan cerdas-cerdas. Kecerdasan manusia sekarang masih
kalah dibandingkan kecerdasan mereka yang ada di perut
bumi. Peradaban manusia,pra sejarah, jauh lebih maju
daripada manusia zaman sekararg. Teknologi mereka belum
bisa tertandingi oleh teknologi zaman sekarang. Oleh sebab
itulah mereka dapat menguasai permukaan bumi dengan
menyingkirkan manusia zarnah sekarang."
Niko menyela kata dengan mengacungkan tangannya
supaya diperhatikan Kumala. Gadis itu menatap lembut pria
yang sedang dipertimbangkan, cintanya.
"Tadi kau bilang, mereka akan muncul pada masa-masa
mendekati kehancuran bumi yang kedua. Apakah bumi ini
sebelumnya sudah pernah hancur?"
"Menurut cerita kakekku, bumi pernah-hancur dan seluruh
kehidupan di atasnya hilang. Peristiwa itu terjadi sekitar 15
ribu tahun yang lalu, bahkan lebih dari 15 ribu tahun yang
lalu."
"Wow...?! Kalau begitu usia bumi ini sudah sangat tua, ya?"
gumam salah seorang staf perhotelan itu.
"Bisa kau jelaskan sedikit, Dewi?" pancing Niko.
"Butuh waktu khusus untuk bicara soal itu, Niko," jawab
Kumala dengan sikap bijak. "Tapi secara singkat saja bisa
kujelaskan, bahwa bumi pernah hancur dan seluruh kehidupan
musnah akibat ulah manusia zaman dulu yang iri, dengki,
rusak moralnya dan keji. Maka dalanglah malapetaka besar
dari Hyang Maha Dewa, urituk memusnahkan ketamakan dan

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

kedengkian manusia yang merajalela. Pertama-tama, angin


ribut super badai diturunkan ke bumi urituk mernporakporandakan seluruh kehidupan di bumi. Lalu, awan beracun
pun ditirunkan ke bumi untuk membinasakan apa yang ada di
permukaan bumi. Masih belum cukup, diturunkanlah hujan
deras selama tujuh hari tujuh malam tanpa henti, sehingga
terjadilah banjir besar di mana-mana. Sekalipun demikian,
ternyata banyak juga yang berhasil lolos dan menyelamatkan
diri dengan masuk ke dalam lorong-lorong bawah tanah,
namun jumlah mereka sangat sedikit dibandingkan jumlah
penghuni bumi sebelumnya...."
"Ada persamaannya dengan cerita Genesis tentang Noah
dan banjir besar yang pernah kubaca beberapa waktu yang
lalu," sela Tante Molly, dan Kumala pun menganggukkan
kepala nyaris tak kentara.
"Hampir semua suku bangsa di dunia ini mempunyai
legenda rakyat tentang banjir besar tadi. Hanya coraknya
yang berbeda-beda. Suku Inca sendiri juga punya legenda
yang senada dengan ceritaku tadi. Pada dasarnya mereka,
atau nenek moyang mereka, tahu persis tentang malapetaka
besar yang melanda bumi sekitar 15 ribu tahun yang lalu.
Peninggalan-peninggalan kehidupan waktu itu pun masih ada
sampai sekarang. Salah satunya adalah sebuah terowongan
raksasa yang sangat panjang dan mencapai ribuan mil,
membentang di bawah Ecuador dan Peru. Terowongan ini
dikenai sebagai peninggalan sejarah kuno Tiahuanaco,
letaknya dalam sebuah ketinggian sekitar 12.500 meter daripermukaan air laut. Di dekat terowongan raksasa itu terdapat
danau air asin yang dinamakan Danau Titicaca."
"Danau dalam ketinggian segitu airnya asin?" gumam salah
seorang staf perhotelan yang sejak tadi asyik mendengarkan
cerita Dewi Ular.
"Mungkin tempat itu tadinya adalah daerah pantai, karena
bencana besar dan perubahan alam secara drastis, tempat itu

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

menjadi tempat yang tinggi. Air laut mengalami penyusutan


secara drastis!" kata Niko mencoba mengeluarkan analisanya.
"Memang begitulah kejadiannya," sela Kumala Dewi, "Yang
jelas, terowongan itu dibangun oleh manusia tinggi, besar,
karena memang bongkahan batu yang dipakai membangun
serba besar, tapi halus dan rapi. Pembuatannya dilakukan
dengan menggunakan alat-alat canggih, yang lebih canggih
dari peralatan zaman sekarang. Salah satu alat yarig
digunakan untuk memotong batu besar adalah siar elektron.
Batu-batuan yang terkena sinar elektron itu akan meleleh dan
membentuk benda lain yang bersifat baja...."
"Ck, ck, ck...," T ante Molly berdecak kagum sambil gelenggeleng kepala. "Mungkin maksudnya supaya terowongan itu
kedap air sehingga bisa dipakai berlindung dari amukan banjir
besar."
"Kira-kira begitu. Dan terowongan-terowongan seperti itu
cukup banyak tersebar di seburuh pelosok bumi. Sistem
pembuatannya juga sama, yaitu menggunakan bor arus panas
dan sinar elektron. Ini membuktikan bahwa peradaban zaman
dulu jauh lebih maju dari zaman sekarang...."
Percakapan mengasyikkan yang berlangsung sampai pukul
tujuh malam lewat itu, akhirnya terhenti oleh datangnya suara
dering telepon genggamnya Niko Madawi yang selalu dalam
posisi standby. Niko pun segera menyambutnya. Setelah
sesaat ia bicara dengan sipenelepon, temannya, wajah Niko
berubah tegang, la tampak terkejut sekali dengan sebuah
berita yang harus segera dikejar sebagai bahan liputan
acaranya di teve.
"Ada apa?" tanya Kumala dengan nada curiga.
"Ada ular berkaki enam muncul lagi di jalan tol Cikampek!
Bentuk kepalanya seperti seekor serigala!"
"Gila...?!!" gumam yang lain ikut tegang.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Tapi dia bisa berdiri dengan kedua kakinya yang belakang.


Dia juga menyemburkan api dari mulutnya! Banyak mobil yang
menjadi korban tabrakan beruntun gara-gara terhadang
makhluk besar itu. Dewi. Sebaiknya kau ikut aku. ke sana!"
"Aku juga ikut, ah!" sahut Tante Molly.
"Buron, berangkat duluan ke sana kau!" perintah Dewi Ular,
dan hanya sekejap mata Buron pun lenyap secara gaib.
"Mengapa makhluk-makhluk seperti itu jadi bermunculan ke
permukaan bumi sih? Ada apa sebenarnya, Kumala?" tanya
Tante Molly seraya bergegas meninggalkan ruangan tersebut.
Kumala belum sempat menjawab karena mereka harus masuk
ke mobil masing-masing.
(Oo-dwkz)(234-oO)

4
MALAM itu, Johan tidak tahu menahu tentang. kemunculan
makhluk aneh di jalan tol jurusan Cikampek. Johan tidak
melihat cara Kumala menjinakkan makhluk aneh tersebut dan
mengirimnya pulang ke tempat asalnya. Johan sibuk dengan
perhatian barunya yang membuat hatinya berdesir-desir
indah.
Ia berada di sebuah bar bersama teman sekantornya :
Baskara dan Norman. Ketiganya adalah pria sebaya yang
sama-sama single. Ketiganya adalah insinyur yang beda
bagian, tapi tetap dalam satu perusahaan. Tujuan mereka
bertiga adalah sama, yaitu ingin mencari hiburan untuk
menghilangkan kepenatan setelah bekerja selama satu
minggu. Mereka ingin menyaksikan strip tease. Acara tersebut
hanya diketahui oleh orang-orang yang biasa 'mangkal' di
night club Cassandra pada setiap akhir pekan, termasuk ketiga
pria lajang itu.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Wanita-wanita cantik yang freelance di situ saling


mendekati mereka bertiga: Tapi mereka bebas menyeleksi
para wanita yang menjadi pramuseks itu. Norman memilih
Riza sebagai pendampingnya, Baskara cenderung menyukai
penampilan kalem dan lembut dari wanita muda berdada sekal
: Arfie, namanya. Johan sendiri bingung memilih, akhirnya ia
menunda pilihannya. Ia merasa lebih baik sendiri dulu, tanpa
pasangan, sambil menunggu gadis-gadis freelance yang belum
muncul.
"Aku gampang, nanti saja!" katanya kepada Baskara. "Aku
sedang menunggu gadis bermata bundar yang minggu lalu
ketemu kita di depan tangga, waktu itu kita sudah maupulang."
"Ooo... dia?! Aku tahu nama gadis itu. Irnis, kan?"
"O, iya! Benar. Namanya memang Irnis. Kok kamu ingat
sih?"
"Sebenarnya aku juga naksir dia, tapi karena dia nggak
ada, maka yang ini pun cukuplah bagiku," bisik Baskara sambil
tertawa, la me lirik Arfie yang tidak tahu dirinya sedang
dibicarakan.
Tak berapa lama, gadis berwajah mungil dan bermata
bundar itu pun muncul. Irnis mendapat informasi dari petugas
bartender bahwa ia ditunggu-tunggu oleh Johan. Sudah dua
kali Johan menanyakan Irnis kepada bartender itu. Maka Irnis
pun melangkah gemulai mendekati Johan.
Gadis berusia 23 tahun itu hanya mengenakan kaos tank
top ketat dan span mini yang berbelahan pinggir agak lebar.
Sexy sekali penampilan gadis itu, seakan telah siap diajak
bertanding mengarungi lautan cinta oleh siapa saja.
Belum lama Irnis duduk di samping Johan, belum
mereak saling bertukar canda, belum pula acara
mendebarkan hati semua pengunjung lelaki itu dimulai,
tahu di samping meja Johan muncul seorang wanita

lama
yang
tahuyang

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

belum pernah dilihat Johan sebelumnya. Wanita itu


mengenakan span cekak dari bahan kulit sintetis. Lebih mini
dari span yang dikenakan Irnis. Pahanya yang putih mulus
nyaris terlihat jelas seandainya saat itu lampu dalam keadaan
terang benderang. Blus yang dikenakan wanita itu sejenis
kemeja lengan pendek. Sangat pendek sekali bagian lengan
blus yang ketat tubuh itu, sehingga ujung pundaknya tampak
kaku. Lengannya pun nyaris terbuka semua dalam kemulusan
yang sama dengan bagian pahanya.
Ia langsung menegur Irnis dengan suaranya yang tegas,
tapi berkesan dingin.
"Sorry, dia suamiku. Sebaiknya kau cari tamu lain saja!"
Tentu saja Irnis tersinggung dengan ucapan itu.
"Eh, kamu jangan sok bertingkah di depan gue, ya?! Gue
udah lebih dulu dibooking sama Bang Johan ini!"
"Jangan memaksa aku bertindak kasar!" ancamnya dengan
nada semakin sinis. Gadis bermata bundar itu bertambah
kesal. Ia bangkit berdiri dan bertolak pinggang dengan berani.
"Memangnya cuma elu yang bisa bertindak kasar, hah?!
Gue juga bisa lebih kasar dari elu!"
Irnis nekat menunjukkan keberaniannya. Tangannya
berkelebat menampar wajah wanita cantik berhidung
mancung itu. Tapi tiba-tiba tangan Irnis berhenti dalam jarak
20 sentimeter dari wajah wanita yang mau ditamparnya itu.
Tangan itu menjadi kaku dan membiru. Irnis sendiri juga
langsung tersentak diam dan tak bergerak seluruh anggota
badannya. Padahal semua tahu, wanita itu tidak menyentuh
Irnis. Ia hanya memandangi Irnis saat Irnis ingin
menamparnya. Tapi mengapa gadis bermata bundar itu
menjadi patung bernyawa dengan tangan biru legam seperti
habis digigit ular berbisa? Johan dan yang lainnya terheranheran dan rrienjadi tegang.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Jo, kita. keluar dari sini!" tegas wanita cantik berbibir


manis sensual itu. Kata-katanya begitu tegas dan pede sekali.
Seolah-olah ia memang sudah lama kenal Johan dan punya
hak untuk membawa Johan keluar dari night club itu. Johan
sendiri hanya berkerut dahi, terheran-heran dan merasa asing
terhadap wanita yang lebih cantik dan lebih sexy dari Irnis itu.
"Ayo, lekas, Jo...!" sambil ia menarik lengan Johan sampai
pria itu berdiri, namun bertahan untuk tidak melangkah.
"Ntar dulu. Kamu siapa sih? Kok kamu berani menyuruhku
seperti itu?! Kita kan belum saling kenal. Jangan gitu dong!"
"Pilih ikut aku atau kutinggalkan selamanya?!" ancam
wanita cantik bermata membelalak lebar dan punya keindahan
tersendiri ?itu, Baskara ikut berdiri, ingin me lerai perselisihan
itu. Tapi tiba-tiba wanita.cantik berpakaian sexy itu menuding
Baskara dengan melontarkan kata-kata tegas, penuh wibawa.
"Jangan turut campur!"
Kata-kata itu menggetarkan hati Baskara. Nyalinya
bagaikan dikebiri seketika itu juga. Tak ada keberanian di hati
Baskara untuk memprotes sikap wanita cantik itu. Baskara pun
duduk kembali dan Arfie berbisik mengingatkannya agar tidak
mencampuri urusan wanita tersebut. Norman sendiri merasa
lidahnya langsung kaku setelah ditatap tajam oleh wanita
tersebut, sehingga ia tidak bisa bicara apa-apa.
Pihak keamanan setempat mendengar ada perselisihan di
mejanya Johan. Mereka berdua segera menghampiri wanita
itu. Tapi kurang dari empat langkah, keduanya sama-sama
berhenti dan tak berani melanjutkan niatnya, karena wanita
itu menudingnya dengan kata-kata tegas.
"Sorry, masalah ini bisa kami selesaikan sendiri!"
Suara tegas itu bagaikan mengandung pengaruh mistik
yang membuat setiap orang merasa enggan mencapuri urusan
tersebut Jo-ii.in semakin kebingungan melihat orang-orang di

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sekitarnya hanya bisa memandangi tanpa mampu berbuat


apa-apa.
"Jo, kau mau pilih ikut aku atau tetap di s ini bersama gadis
murahan ini?!" tantang wanita yang berusia sekitar 28 tahun
itu.
Akhirnya Johan memilih ikut apa kata wanita asing itu
ketimbang bikin keributan berlarut-larut. Johan akan merasa
semakin tidak enak dan lebih ma lu lagi kalau sampai wanita
itu mengamuk di tempat tersebut,
"Bagaimana dengan Irnis?" tanya Johan sewaktu mereka
ingin melewati pintu keluar. Wanita itu berhenti sebentar,
matanya memandang ke arah Irnis. Tanpa melakukan apaapa, tapi semua orang tahu bahwa Irnis segera terkulai lemas.
Jatuh terpuruk dengan suara rintihan pelan, la segera ditolong
oleh Riza. Johan melihat keadaan Irnis kembali normal. .
Napas pun terhempas lega. Kini ia tinggal menghadapi apa
maunya wanita cantik itu.
"Mau kau bawa ke mana aku ini?"
"Ke tempat yang lebih romantis."
"Di mana?"
"Pilih sendiri. Tapi jangan di tempat sekotor tadi"
"Mana mobilmu."
"Itu...!" si wanita menunjuk sebuah suzuki Side. Kick warna
hijau tosca. Johan langsung protes.
'Itu mobilku!"
"Sama saja mobilku juga."
"Mana bisa disamakan begitu? Kau...."
Kata-kata itu terhenti seketika, karena Johan terbelalak
kaget melihat pintu mobilnya terbuka sendiri. Padahal pintu
mobil itu dikunci dan diberi alarm anti maling. Jika mau dibuka

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

harus dibebaskan dulu dari sensor alarm-nya. Tapi kenapa


sekarang pintu mobil itu justru terbuka dengan sendirinya
tanpa suaraapa pun?
"Cepatlah naik!" desak wanita itu. Johan hanya bisa
mengikuti perintah itu dengan terbengong-bengong sangat
kebingungan.. Mobil pun dijalankannya tanpa tujuan yang
pasti.
"Aku belum tahu siapa namamu dan dari mana...."
"Countru!" potong wanita itu.
"Siapa?!"
"Countru! Itu namaku." Johan terheran-heran sambil
menggumam merasakan sifat asingnya terhadap nama
tersebut.
"Countru...?! Kok seperti nama minuman beralkohol?
Countru?!"
Wanita itu diam saja, tapi melirik Johan dengan
menyunggingkan senyum tipis. Senyum samar-samar itu
tertangkap oleh lirikan mata Johan. Kontan hati Johan
berdebar-debar indah; jantungnya berdebar cepat. Dan ia
mulai menemukan sesuatu yang janggal dari diri Countru.
"Parfum...," gumamnya dalam hati. "Bau aroma wanita
parfumnya begitu lembut, namun membakar gairah birahiku.
Sama dengan aroma parfum yang tempo hari kutemukan di
dalam almari pakaianku. Hmm... apakah perempuan ini yang
tempo hari meletakkan botol parfum berbentuk piramid
terbalik itu?!"
Johan belum sempat menanyakan, karena pikirannya
segera disibukkan dengan tujuan mereka malam itu. ia jadi
bingung, mau dibawa ke mana wanita cantik berdada montok
tapi berbentuk indah itu? la sendiri sebenarnya ingin tahu, apa
maksud Countru membawanya pergi dari night club tersebut?

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

(Oo-dwkz)(234-oO)
Pulang dari mengatasi kemunculan makhluk dasar bumi,
Kumala Dewi langsung menuju ke rumah. Ia enggan mampir
ke mana-mana. Ia ingin beristirahat, terutama mandi dengan
berendam air hangat di dalam bathub. la meluncur bersama
BMW kuningnya yang dikemudikan Sandhi. Di dalam mobil itu
ikut pula Niko Madawi yang tadi berhasil merekam sosok
makhluk aneh dengan kamera handycam-nya.
Namun sebelum mereka tiba di rumah Kumala, tiba-tiba
handphone milik Niko berdering lagi.. Selama di dalam mobil
sudah enam kali handphone itu berdering. Semua datang dari
rekan-rekan Niko yang menanyakan tentang usaha Niko
merekam makhluk aneh itu. Kali ini, telepon yang ke tujuh,
datang ? lari Pak Koesbin, kepala bagian program di live
tempat Niko bekerja.
"Niko, di mana posisimu sekarang?" suara Pak Koesbin
agak terburu-buru. Niko pun langsung menjawabnya dengan
cepat.
"Hmmm, saya sedang meluncur di daerah cawang, Pak.
Ada apa?"
"Tolong secepatnya meluncur ke arah cengkareng, Nik.
Baru saja aku mendapat laporan dari keponakanku yang
tinggal di dekat bandara, di sana sedang terjadi peristiwa
aneh."
"Peristiwa aneh apaan lagi, Pak?"
"Ada cahaya terang menyilaukan. Setiap orang yang
mendekati cahaya itu langsung hilang .."
"Hilang ?! maksudnya hilang bagaimana Pak ? Hallo ... !
Hallo ! "

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Transmisi terganggu. Niko mengubah posisi ke berbagai


arah. Kaca pintu diturunkan, biar bisa mendapatkan signal
lebih kuat lagi. Lalu, suara Pak Koesbin terdengar lagi.
"Hallo...! Nik...l"
"Ya, Pak.
maksudnya?"

Teruskan,

Pak.

Hilang

bagaimana

tadi

"Hilang lenyap. Masuk ke dalam cahaya itu. Seperti terhisap


oleh kekuatan yang maha besar!"
"Tersedot, begitu?!"
"Ya, benar! Cepat kau ke sana dan liput kejadian itu. Tapi
jangan terlalu dekat!"
Tanpa setahu Niko, Kumala mencuri dengar percakapan
Pak Koesbin menggunakan kekuatan gaib pendengarannya.
Maka sebelum Niko mengakhiri percakapannya dengan Pak
Koesbin, Kumala sudah lebih dulu menyuruh Sandhi
mengarahkan mobil ke Cengkareng.
"Ada apa, Mala?" tanya Sandhi yang belum mendapat
penjelasan dari siapa pun. Supaya Niko tidak mengetahui
percakapannya telah disadap, Kumala sengaja tidak menjawab
pertanyaan Sandhi. Namun si reporter tampan itu segera
menjelaskan apa. yang didengarnya dari Pak Koesbin.
"Gila!" gumam Sandhi. "Kenapa jadi banyak pemunculan
hal-hal aneh sih? Sebenarnya ada apa ini, Mala?!"
"Sedang kucari penyebabnya. Tapi menurutku sih...."
Jawaban tersebut tak dilanjutkan. Kini handphone milik
Dewi Ular yang berdering. Dari nomor yang muncul di layar
displaynya, Kumala mengenali nomor telepon itu milik
Pramuda. Mau tak mau harus diterima.
"Yak...!" sapa Kumala, khas untuk Pramuda.
"Tolong meluncur ke jalan Gajahmada."

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ada apa? Apakah kau ada di sana?"


"Ya. Aku tergencet kemacetan. Nggak bisa keluar."
"Macet karena apa?"
"Ada peristiwa mengerikan. Manusia berbulu, seperti gorila.
Tingginya mencapai 5 meter lebih. Mulutnya lebar. Ia telah
menelan benda apa saja yang berhasil ditangkapnya.
Termasuk manusia. Keadaan di sini kacau balau, serba panik!"
"Celaka!" gumam Kumala bernada tegang. "Jauhi tempat
itu! Tinggalkan mobil dan cari tempat yang aman!" tegas
Kumala.
Sandhi dan Niko terperangah tegang setelah mendapat
penjelasan dari Dewi Ular. Wajah Niko bahkan kelihatan
memucat Untung tidak berada di tempat terang, sehingga
tidak terlalu kentara.
"Jadi bagaimana ini?" tanya Sandhi. "Ke arah Cengkareng
dulu atau ke arah Jalan Ga-jahmada dulu?!"
Niko menyahut, "Panggil s i Buron lagi saja, Dewi! Suruh dia
mengatasi salah satu tempat."
"Kemampuan Buron terbatas dalam hal ini. Lebih baik
kalian berdua langsung saja menuju ke Cengkareng."
"Kau sendiri bagaimana?!" tanya
mengkhawatirkan si cantik jelita itu.

Niko

bernada"

"Aku akan mengatasi yang ada di Jalan Gajahmada dulu."


"Lalu...? Tapi..,." Niko jadi gugup.
"Aku akan segera menyusul kalian setelah selesaikan
kekacauan di Jalan Gajahmada! Yang jelas, kalian langsung ke
lokasi kejadian, tapi jangan terlalu dekat dengan cahaya aneh
itu. Paham?"
"Ya," jawab Sandhi agak ragu.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tiba-tiba tubuh cantik yang duduk di samping Niko, di jok


belakang itu, memancarkan cahaya hijau terang. Dalam
sekejap cahaya hijau itu berkumpul menjadi satu bulatan, lalu
mengecil menjadi satu titik. Claaaap...! Cahaya hijau itu
melesat dalam bentuk seperti seekor naga terbang.. Ia
mampu menembus kaca depan mobil dan menghilang di
kegelapan malam.
(Oo-dwkz)(234-oO)
Peristiwa yang menghebohkan pada malam itu bagaikan
tak mampu tembus di telinga Johan. Telinga pemuda
bertampahg mirip aktor India itu tertutup rapat oleh suara
Countru yang makin lama makin enak didengarnya baginya.
Pertemuan yang sempat membuat Johan serba salah itu telah
membuat inisiatif Johan kering, otak sempat menjadi buntu. Ia
tak punya pilihan tempat yang cocok untuk mereka berdua
kecuali rumahnya sendiri.
Countru tidak keberatan dibawa pulang ke rumah Johan.
Baginya yang penting dapat menyampaikan sesuatu keoada
Johan. Sesuatu yang dianggapnya penting itu agak sulit
disampaikan walau mereka sudah berdua di tempat yang
aman, tak terganggu perhatian orang lain. Hal tersebut
disebabkan karena pandangan mata Johan semakin
menantang, semakin berani dan semakin membuat Countru
memaksakan diri untuk menunda maksudnya.
"Tatapan matamu memaksaku untuk segera menanggalkan
pakaian," kata Countru. "Dapatkah kau menatapku tidak
seperti itu?"
"Aku terpesona padamu. Aku tertarik sekali dengan
kecantikanmu dan keindahan bentuk tubuhmu, Countru."
Wanita berada membusung montok itu hanya tersenyum
seraya melengos. Ia duduk di tepi ranjang, dan Johan
mengikutinya.
"Bolehkah aku... bolehkah aku...," Johan kikuk sekali.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kamu benar-benar nggak bisa bersabar lagi, Jo?"


"Kau menggairahkan, Countru. Sangat menggairahkan!"
Tangan Johah mengusap rambut Countru yang pendek.
Wanita itu diam saja. Matanya tetap menatap dalam kesayuan
yang kian menantang gairah Johan.
"Kalau begitu ambillah apa yang ingin kau ambil." bisik
Countru pelan sekali.
"Kau tak akan marah kalau...."
"Mengapa harus marah? Kau suamiku, Johan. Kau berhak
memiliki apa yang kumiliki."
"Suami?! T api... bukankah kita belum menikah dan...."
"Ambillah!" potong Countru seraya menyodorkan bibirnya
dengan mengangkat dagu sedikit Mata yang mulai semakin
sayu membuat Countru menyatakan kepasrahannya kepada
Johan. Pria yang sejak tadi sudah dibakar oleh gairah
kemesraan itu tak mau membiarkan bibir sensual itu merekah
terlalu lama. Ia pun segera mengecupnya pelan-pelan. Tapi
Countru justru membalasnya dengan lumatan yang lebih
nikmat dari kecupan Johan. Lumatan hangat itu membuat
Johan semakin bersemangat merayapi kemesraan sekujur
tubuh Countru. Hanya saja, wanita itu segera mencekal
tangan Johan dan menahan gerakannya.
"Tunggu, akan-kubebaskan tanganmu dari seluruh
penghalang di tubuhku...," sambil senyum kemesraan tetap
tersungging di bibir Countru. Johan berdebar-debar kuat
ketika Countru berdiri dalam satu jangkauan darinya.
Wanita itu menekan kancing paling bawah dari blus
ketatnya. Hanya dengan satu tekanan saja, tiba-tiba blus itu
mengkerut dengan sendirinya. Gerakan kain yang mengkerut
itu begitu cepat hingga mencengangkan Johan.
Zuuurrtt...!

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Oohh...?!" Johan terbengong melihat blus itu menjadi satu


genggaman. Terkumpul di pundak kiri. Kain yang berubah
menjadi satu genggaman itu segera dilepaskan dari
pundaknya dan dilemparkan ke meja kecil dekat ranjang.
Johan makin tak berkutik dengan tangan gemetar, karena kini
ia dapat melihat sebentuk pemandangan pengagumkan, yaitu
sepasang bukit yang menantang tegang tanpa pelindung
sehelai rambut pun. Putih tanpa noda.
Countru menekan kancing kecil span yang dikenakan.
Kancing itu ada di pinggir kiri. Sekali tekan, seluruh kain span
itu mengkerut dan menjadi satu genggaman lagi.
Zuurrrrttt...! Gumpalan kain itu dilemparkan pula ke meja
kecil dekat ranjang. Mata Johan tak bisa berkedip lagi, karena
sekarang ia dapat melihat seluruh keindahan tubuh putih
Countru tanpa penghalang-sehelai rambut pun. Aroma parfum
lembut semakin tercium tajam, membakar dahsyat gairah
Johan yang sejak tadi sudah meletup-letup penuh tuntutan
batin itu.
"Ambillah, Sayang...," Countru sedikit merentangkan kedua
tangannya pertanda pasrah. Ia juga lebih merapatkan jarak,
sehingga dalam posisi duduk di tepi ranjang Johan dapat
langsung mencium ujung bukit yang merentang matang itu.
Lidah pun terjulur dengan gemetar. Sentuhannya tak tepat
sasaran, namun justru memancing rasa penasaran Countru,
sehingga tanpa sadar wanita itu mendesakkan dadanya agar
terbenam di mulut Johan.
"Oouhhhhkkk...!" Ia mulai merengek, lalu mendesis nikmat
sambil meremas-remas rambut kepala Johan. Tangan pemuda
itu pun tak mau diam di pangkuan saja, melainkan merayapi
pinggul Countru secara perlahan-lahan, mengelus paha sekali
dengan getaran asmaranya. Johan menjadi liar karena merasa
diberi kebebasan bertindak seperti apa pun. Liarnya. Johan
membuat Countru tampak bahagia sekali. Akhirnya ia

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

terbaring semakin pasrah, dan Johan menyerang semakin


ganas.
Tiba saatnya, Countru memberi balasan mesra yang lebih
ganas lagi dari kemesraan Johan. Pria itu dibuat tak sadar
akan dirinya yang hanyut terbawa terbang keindahan kecupan
bibir Countru. T ahu-tahu ia sudah seperti bayi baru lahir.
"Countruuu, oooh... oouuh, indah sekali kemesraanmu,
Sayang...." Kemesraan itu adalah kemesraan yang paling
indah dari seluruh kemesraan yang pernah dirasakan Johan
sebelumnya. Itulah sebabnya Johan menjadi amat terkesan
dan merasa baru malam itu ia benar-benar sangat bahagia,
seakan menemukan kebahagiaan yang hakiki.
Countru juga tergolong wanita yang sangat piawai menjadi
nahkoda perahu cinta. Ia sangat tangguh, tak kenal
menyerah, tak mudah lelah. Walau keringat telah mengucur
deras dari tubuhnya yang putih mulus itu, namun
semangatnya melambungkan Johan ke puncak kemesraan
masih menggebu-gebu. Ibarat seorang koki, Countru telah
berhasil menyajikan seribu satu macam masakan dalam satu
kali olah. la membuat Johan mencicipi semua jenis masakan
dengan menu dan bumbu yang berbeda-beda.
"Gila! Baru kali ini kutemukap kemesraan yang begitu
indahnya," sanjung Johan terang-terangan ketika mereka
sama-sama terkulai bercucuran peluh kepuasan. Countru
hanya tersenyum; mengatur pernapasannya.
"Kau luar biasa, Countru. Kau perempuan yang sangat
istimewa bagiku. Tidak biasanya aku sebahagia ini bila sudah
mencapai puncak kemesraan. Biasanya aku lelah dan enggan
mengulang. Tapi sekarang kelelahanku cepat hilang dan
semangatku tumbuh kembali seperti belum pernah mencapai
puncak kemesraan. Lihat kalau nggak percaya!"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Countru tertawa renyah memandang apa yang dibuktikan


Johan. Tangannya meraih, namun bibirnya mengucap kata
dalam jarak satu jengkal dari bibir Johan.
"Parfum yang kupakai ini, memberi pengaruh kuat pada
seorang pria. Semakin lama menghirup wanginya, semakin
jantan penampilan pria itu."
"Oh, begitukah?! Tapi... tapi aku pernah mencium bau
parfum seperti itu. Bahkan menemukan botolnya yang tahutahu ada di dalam almariku, padahal...."
"Itu parfumku!" potong Countru dengan bangga.
"O, ya...?! Kalau begitu kau pernah masuk ke kamar ini?"
Countru mengangguk. "Karena ini rumahku, karena ini
kamar suamiku, maka aku berani keluar masuk kemari. Aku
juga pernah menaruh pakaianku di almarimu, sebelum
akhirnya kumasukkan ke dalam almariku sendiri. Aku juga
pernah menaruh kalung berlianku, dan sempat hilang sesaat.
Tapi ternyata kutemukan dalam almari besi yang sudah kuno
itu. Maka kupindahkan ke tabung penyimpanan permataku."
Johan memang kebingungan memahami kata-kata
tersebut, tapi ia juga menyimpan kecurigaan yangmenurutnya tak masuk akal.
"Sepertinya kau serius mengatakan bahwa kita pernah
menikah. Apa alasanmu berpendapat seserius itu, Countru?"
"Sekarang kau masih bernama Johan. Tapi kelak jika kau
sudah bernama Jones, maka kau akan sadar bahwa aku
adalah istrimu yang sah"
"Jones...?!" dahi Johan berkerut semakin tajam. "Apakah...
apakah kau yakin betul bahwa aku akan mengubah nama
menjadi Jones?!"
"Ya. Itu pasti, Jo. Semua orang akan tahu, bahkan seluruh
penghuni bumi ini akan tahu, bahwa Jones adalah suami dari

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Adella Countru.., bahwa Jones adalah panglima legendaris


yang selalu siap mati demi mempertahankan kelangsungan
hidup manusia di muka bumi."
Johan semakin bingung. Agaknya wanita itu tak pedulikan
kebingungan Johan, sehingga ia tetap melanjutkan katakatanya.
"Jika kau bukan panglima legendaris Jones Ruggen, tidak
mungkin Raja Amaroc akan menikahkan putrinya yang tunggal
ini dengan pria tanpa gelar."
"Ja... jadi kau putri Raja Amaroc?!"
Countru mengangguk kalem. Jari tangannya bermain di
tepian bibir Johan. Pandangan mata Johan masih bernada
tegang, wajahnya menyimpan segunung kebingungan yang
menjengkelkan hati. Ia benar-benar tak mengerti apa maksud
kata-kata wanita cantik yang mengaku bernama Adella
Countru itu.
(Oo-dwkz)(234-oO)

5
HARI libur bagi Kumala hanya merupakan hari tanpa
kantor. Tapi kesibukan lain masih berjalan terus, dan ia sulit
menghentikannya. Banyak klien yang datang di hari libur,
tanpa peduli dengan kebutuhan pribadi si paranormal cantik
itu yang sebenarnya membutuhkan waktu santai.
Lebih-lebih beberapa hari belakangan ini, Kumala bagaikan
tidak punya peluang sedikit pun untuk melakukan refreshing.
Kemunculan makhluk-makhluk aneh dirasakan semakin
beruntun dan semua itu harus ditanganinya. Anak dewa yang
cantik itu tak ingin kehilangan penduduk bumi hanya karena
ulah makhluk-makhluk dasar bumi. Untuk itu, Kumala harus
standby setiap saat. Agaknya hanya dia seorang yang

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

diandalkan oleh masyarakat di sekitarnya untuk menghadapi


kemunculan makhluk-makhluk dasar bumi.
Maka wajar saja kalau hari M inggu itu, pukul sebelas siang,
rumah Kumala sudah ramai dikunjungi para sahabatnya.
Bahkan seorang polisi berpangkat sersan yang kenal dekat
dengan Kumala juga hadir di rumah indah tersebut. Sersan
Burhan, yang sering dibantu Kumala secara gaib dalam tugastugas mulianya, siang itu datang bersama seorang, anak
buahnya yang berpangkat lebih rendah. Mereka mengenakan
pakaian preman, sehingga sepintas tidak kelihatan bahwa
mereka berdua berasal dari dinas kepolisian.
"Apakah tidak ada kemungkinan munculnya makhluk aneh
itu bikinan manusia beraliran ilmu hitam, Kumala?" tanya
Sersan Bur han. "Atau... mungkinkah seorang profesor telah
melakukan eksperimen tentang pengembangan spesis aneh
yang kemudian berbentuk makhluk-makhluk seperti itu?"
"Aku yakin, makhluk-makhluk itu bukan buatan manusia
iseng," tegas Kumala. Keenam tamunya menyimak baik-baik.
"Kalau toh ada orang yang menggunakan ilmu hitam,
adalah penduduk bumi yang usianya sudah ribuan tahun dan
bersemayam di dasar bumi. yaitu yang dikenal dengan nama
Satan!" lanjut Kumala. "Tapi terlepas dan praduga seperti itu,
makhluk-makhluk tersebut 106 memang pernah ada pada
zaman dulu, jauh sebelum zaman es ada. Mereka mempunyai
peradaban sendiri yang lebih maju, dan bentuk serta rupa
mereka beraneka ragam. Pada umumnya berukuran besar dan
tinggi."
"Termasuk manusia berbulu yang kemarin
mengamuk di Jalan Gajahmada itu?" sela Pramuda.
"Benar. Juga termasuk cahaya
beberapa manusia itu."

malam

aneh yang menelan

"Sebenarnya cahaya itu apa sih?" tanya Tante Molly.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Cahaya itu adalah celah dimensi yang robek Bukan


makhluk pemangsa manusia, seperti yang kulenyapkan di
Jalan Gajahmada itu. Sejak kutangani kasus cahaya aneh di
daerah Cengkareng, aku jadi punya kesimpulan sendiri,
mengapa makhluk-makhluk dasar bumi itu bermunculan di
alam sekitar kita."
"Apa penyebab utamanya?" sela Niko.
"Penyimpangan bias waktu!" jawab Kumala dengan jelas,
tapi membuat para tamunya berkerut dahi karena kurang
mengerti maksud ungkapan kata itu.
"Penyimpangan bias. waktu itu terjadi di mana-mana.
Seolah-olah lapisan dimensi ada yang merobeknya secara
acak. Dimensi kehidupan masa kini, mempunyai celah dengan
kehidupan masa datang atau masa lalu. Celah itu ditutup
dengan, katakanlah tirai, dan tirai itu sekarang dalam keadaan
robek Bolong-bolong. Robeknya tirai pembatas itu membuat
rusaknya
pusaran
arus waktu,
yang kuistilah-kan
penyimpangan bias waktu tadi. Dengan robeknya tirai
pembatas zaman, maka mereka yang hidup di masa datang
dapat seenaknya keluar-masuk ke alam kehidupan masa.sekarang."
"Kenapa hanya mereka yang hidup di masa mendatang
saja yang melakukan penerobosan bias waktu ke masa
sekarang? Bagaimana dengan mereka yang hidup di masa
lalu?" tanya Pramuda.
"Kebetulan tirai yang rusak atau robek itu ada di sisi
dimensi masa depan. Kalau tirai pembatas masa lalu ikut
robek juga, maka mereka yang hidup di masa lalu pun bisa
melompat masuk ke alam kehidupan kita sekarang Ini."
Sersan Burhan dan temannya mengangguk-angguk, sama
seperti-yang lainnya, mereka juga menggumam pelan tanda
memahami maksud penjelasan Kumala Dewi. Seorang pemuda
berkulit sawo matang-masih diam saja, menyimak baik:baik

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

setiap kata.yang dilontarkan oleh si anak bidadari asli dari


Kahyangan itu. Pria berkulit sawo matang itu tak lain adalah
Johan, yang sejak pukul sembilan lewat sudah ada di rumah
Dewi Ular.
Johan telah menceritakan problemnya yang dianggap
sangat misterius itu, namun belum sempat mendapat
penjelasan, sudah ada tamu lain yang datang. Akhirnya
kesempatan siang itu digunakan oleh Johan untuk
menyimpulkan misteri yang dialaminya, terutama tentang
Adella Countru.
"Jadi makhluk-makhluk yang kemarin berhadapan
denganku itu bukan kumusnahkan. Mereka kukirim kembali ke
alam kehidupannya, yaitu memasuki dimensi masa depan.
Robekan cahaya di Cengkareng itu berhasil kututup kembali.
Tapi tidak menutup kemungkinan masih ada dimensi yang
robek dan penyimpangan bias waktu terjadi di beberapa
tempat lainnya."
"Apakah mereka dijamin nggak akan kembali lagi?" tanya
Sersan Burhan yang merasa ikut bertanggung jawab terhadap
keamanan dan keselamatan seluruh lapisan masyarakat.
"Masih memungkinkan!" tegas Kumala. "Karena aku belum
tahu, ada berapa bagian yang mengalami kebocoran bias
waktu itu. Setiap makhluk yang kukembalikan ke zamannya,
selalu kusertai menutup lubang dimensi yang ada, yang
dipakainya masuk kemari. Tapi itu hanya bersifat sementara,
dalam arti masih ada kebocoran bias waktu di tempat lain, dan
celah tersebut dapat digunakan mereka yang hidup di masa
depan masuk ke kehidupan masa sekarang. Entah dengan
alasan tersesat, melarikan diri, mencari perlindungan dan lain
sebagainya. Yang jelas, mereka merasa lebih senang hidup di
zaman sekarang daripada di zamannya sendiri, yaitu di masa
depan."
Tiba-tiba terdengar suara Johan bertanya saat semua diam
tanpa suara.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Apakah itu termasuk Countru...?!"


"Ya. Benar. Termasuk wanita yang kau ceritakan tadi.
Countru."
"Ada apa dengan wanita bernama Countru itu, Kumala?"
tanya Sersan. Burhan. Lalu, secara singkat Kumala
menceritakan kembali keluhan Johan tadi. Praktis mereka tahu
persoalan yang dihadapi Johan saat itu.
"Tempat di mana rumahmu berada, kelak akan menjadi
salah satu bagian dari kamar-kamar yang ada dalam sebuah
istana," ujar Kumala, terang-terangan ditujukan kepada Johan.
"Kapan itu terjadi?"
"Nanti, beberapa ratus tahun lagi, atau beberapa ribu tahun
lagi. Yang jelas, di masa mendatang, rumahmu itu akan
menjadi bagian dari sebuah istana yang cukup megah. Istana
itu adalah tempat bertakhtanya seorang raja yang bernama
Raja Amarco. Maka dulu kau pernah melihat kamarmu
berubah menjadi kamar yang bagus dan serba mewah isinya,
bukan? Nah, itu adalah kamar yang akan ada di masa depan.
Berarti di dalam kamarmu itu juga terjadi peny impanan bias
waktu yang sepertinya sengaja dibuat oleh seseorang.
Mungkin juga oleh Countru sendiri."
"Pantas waktu itu aku pernah melihat lukisan seorang lelaki
yang kusangka adalah almarhum ayahku dengan seorang
wanita yang kini baru kuingat wajahnya, persis sekali dengan
Countru."
"Lelaki dalam lukisan yang kau lihat itu adalah dirimu
sendiri. Tapi kala itu kau bukan bernama Johan, melainkan
Jones Ruggeh, seperti yang dikatakan Countru dalam ceritamu
tadi.. Dan kamu bukan seorang insinyur, melainkan seorang
panglima pembela rakyat, pelindung manusia, yang selalu
berusaha mempertahankan tanah dan kehidupan bagi seluruh
manusia yang-ada di muka bumi. Tentunya musuhmu nanti

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

adalah para penghuni dasar bumi, baik dari rumpun Giants


maupun dari rumpun Titans."
"Luar biasa!" gumam Tante Molly sambil berdecak kagum
membayangkan apa yang sebenarnya sedang terjadi dan
melanda permukaan bumi ini.
"Tapi begini, Kumala...," kata Johan. "Pria. yang kulihat
dalam lukisan itu masih tergolong muda dibandingkan dengan
usia kakekku yang baru meninggal dua tahun yang lalu. Nah,
apakah mungkin dalam usia sekitar 50 tahun nanti, aku
menjadi seornag panglima legendaris?! Padahal usiaku
sekarang sudah 30 tahun. Berarti 20 tahun lagi aku menjadi
panglima dan mengubah nama menjadi Jones Ruggen,
begitu?"
"Tidak begitu cara memperhitungkannya, Jo," sambil Dewi
Ular menggelengkan kepala diiringi senyum tipis yang
menawan.
"Jadi, bagaimana perhitungannya?"
"Suatu saat nanti, kau akan mati. Tapi suatu saat nanti, kau
akan hidup lagi, berkembang menjadi dewasa dan akhirnya
menjadi seorang panglima yang sejak kecil memang bernama
Jones Ruggen. Kepahlawananmu itu dikagumi Raja Amarco,
lalu kamu dikawinkan dengan putri tunggalnya, yaitu Adella
Countru. "
Johan dan beberapa orang yang ada di situ segera berkerut
dahi. Sepertinya ada sesuatu yang janggal atau bertentangan
dengan pendapat pribadi masing-masing tentang arti sebuah
kematian. Untuk menetralkan perasaan mereka, Kumala buruburu menambahkan kata diiringi senyum manis semakin
melebar.
"Anggap saja kata-kataku tadi hanya sebuah dongeng yang
tidak wajib diyakini atau dijadikan pedoman dalam prinsip
hidupmu. Jo. Tapi kalau kau meminta pendapat padaku

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

tentang kejanggalanmu itu, maka jawabanku adalah seperti


tadi."
Johan segera terkenang kata-kata Countru pada malam itu,
ketika pelayaran cinta yang kedua belum dimulai.
"Aku ingin membawamu hidup dalam istanaku. Kau harus
ikut aku, Jo. Kau harus selalu bersamaku!"
"Aku tidak mau kau memaksaku begitu. Biarkan aku
mempertimbangkan langkahku, supaya kelak jika memang aku
ikut kamu, aku tidak akan punya rasa sesal sedikit pun,
Countru. "
"Kuharap, pertimbanganmu tidak memakan waktu lama.
Sebelum semua pintu tertutup kembali, kau harus sudah
menentukan sikap : ikut aku, atau tinggal di sini sendirian,
tanpa diriku?"
"Secepatnya aku akan berpikir dan ambil keputusan."
"Tapi penting kau ketahui, Jo... aku datang kemari sematamata hanya untuk menjemputmu. Aku sangat mencintaimu
dan tak ingin kehilangan dirimu, Jo," Countru pun mulai
membisik mesra.
'Tapi aku juga perlu tahu, pintu yang mana yang kau
maksud?"
"Pintu masa depanmu!"
Johan mengartikan kata 'masa depan' adalah puncak
karirnya sebagai seorang insinyur. Karenanya Johan tidak
menanyakan lagi soal itu. Padahal yang dimaksud Countru
adalah kehidupan jauh di depan zaman sekarang.
Johan juga ingat kata-kata Countru tadi pagi, "Aku harus
menemui Paman Sunka. Kali ini aku nggak boleh terlambat.
Senjata itu harus kudapatkan dari Paman Sunka, sebelum
akhirnya diberikan kepada anak tirinya itu. Sebab, paman
sendiri menilai bahwa senjata itu memang lebih tepat

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dipegang oleh seorang panglima pembela manusia seperti


dirimu."
"Maksudmu senjata apaan tuh?"
"Mesin pembantai iblis, berkekuatan lazer halilintar!"
"Untuk apa senjata itu?"
"Kau pasti akan tahu sendiri penggunaannya setelah
senjata itu ada di tanganmu. Aku pergi dulu menemui Paman
Sunka, nanti aku kembali lagi secepatnya."
Dengan mata telanjang Johan melihat Countru melangkah
ke samping almari, la lenyap di sana. Seperti menembus
dinding.
Tanpa jejak apa pun yang ditinggalkan selain aroma
parfum lembutnya dan kesan asmara indahnya di dalam hati
Johan. Keanehan itulah yang membuat Johan akhirnya nekat
pergi menemui Kumala walau hari masih terlalu pagi untuk
bertamu.
Kini di depan Kumala dan tamu-tamunya, cerita itu
dituturkan kembali oleh Johan. Lalu la tanyakan pada Dewi
Ular, apakah ia harus ikut Countru atau tetap diam di masa
kehidupan sekarang.
"Tetaplah tinggal di zamanmu," kata Dewi Ular. "Kalau kau
ikut dia ke masa depan, maka secara psikis kau belum siap
menghadapi kehidupan di masa depan itu. Kau akan mati siasia, dan mungkin juga akan menjadi manusia paling hina di
sana. Karena kau akan kelihatan seperti orang bodoh, paling
bodoh dari sejumlah manusia yang hidup di sana. Bekal
pengetahuanmu sendiri belum cukup untuk hidup di zaman
yang akan datang."
Tante Molly menambahkan saran, "Sebaiknya jangan cobacoba membelokkan sejarah, terutama sejarah hidupmu sendiri
yang sudah mempunyai suratan takdir alias garis kehidupan.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Penyimpangan bias waktu, hanya akan membuat hidupmu


terjebak dalam kenaifan."
"Aku sependapat dengan Kumala dan Tante Molly," timpal
Niko. "Jalani dulu kehidupanmu sekarang ini. Kalau toh nanti
kau punya kehidupan lain, biarlah nanti saja menjalaninya.
Untuk apa mempercepat proses perjalanan hidup kalau tak
punya bekal yang cukup? Misalnya, sekarang di zaman ini kau
hidup dengan makan nasi, lalu kau bawa ke zaman yang akan
datang sejumlah nasi, tapi ternyata di sana orang hidup bukan
dengan nasi, melainkan dengan menelan karet? Nah, kalau
nasimu habis, apakah kamu bisa hidup di zaman itu dengan
menelan karet?"
Kocak juga keseriusan Niko itu. Semua jadi tertawa geli.
Tapi mereka semua pun mempunyai pendapat yang sama,
bahwa di dalam kamar tidur Johan terdapat lubang dimensi,
tempat terjadinya penyimpangan bias waktu, sehingga
Countru bisa keluar-masuk seenaknya. Mereka juga sepakat
kalau Dewi Ular segera bertindak, menutup lubang dimensi itu
agar tidak terjadi penyimpangan bias waktu. Mereka khawatir,
lubang itu akan menyeret Johan tanpa disengaja ke zaman
yang akan datang.
Seperti orang-orang yang mendekati cahaya menyilaukan di
sekitar daerah Cengkareng itu, mereka terhisap maasuk ke
zaman yang akan datang. Dapat ditaksirkan bahwa mereka
akan mati menghadapi situasi zaman yang ganas dan
berbahaya. Setidaknya mereka akan sangat sedih dan
kebingungan sekali, karena tak bisa keluar dari zaman itu
untuk kembali ke zamannya sendiri.
Tanpa setahu yang lain, Johan berbisik kepada Niko, "Tapi
aku mencintai Countru, Nik. Gimana dong?!"
"Aku tahu, cintamu cuma emosi amukan nafsu. Kalau cuma
cewek macam dia, aku sanggup mencarikan penggantinya.
Kamu tenang saja! Tahu-tahu akan datang cewek yang sesuai
dengan seleramu dan dia akan menjadi pengganti Countru,"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Johan diam dengan ekspresi wajah murung. Ketika Kumala


menanyakan izin untuk datang ke kamar tidurnya dan
menutup lubang dimensi itu, Johan tak bisa bilang apa-apa
kecuali satu kata.
"Terserah...," lalu ia menarik napas dalam-dalam.
Dewi Ular hanya membawa Niko, tanpa Sandhi. Hari itu
Sandhi dibebas tugaskan, untuk satu hari saja. Kumala ingin
menyelesaikan perkara gaib tersebut dengan Niko seorang.
Maka mantan peragawan itu bertindak menggantikan posisi
Sandhi sebagai sopir BMW kuning menyala itu. la punya
kebanggaan sendiri dapat menjadi pendamping Dewi Ular.
Rupanya peluang tersebut sengaja diberikan oleh Kumala,
sehingga mereka berdua bebas bicara dari hati ke hati.
Sayang mereka harus mengikuti mobil Suzuki Side Kick
hijau tosca milik Johan. Seandainya tidak, Niko akan
meluncurkan mobil BMW kuning itu ke arah Puncak, atau
pantai, atau tempat mana saja yang layak dipakai untuk saling
mengungkapkan rasa hati yang paling dalam. Repotnya lagi,
mobil Johan berjalan sangat cepat, sehingga Niko terpaksa
mengimbangi kecepatan tersebut. Akibatnya, kesempatan
ngobrol berdua di perjalanan hanya memakan waktu kurang
dari 15 menit.
Mereka tiba di rumah Johan menjelang pukul satu siang.
Panas matahari tidak terlalu menyengat. Ada mendung tipis
yang membayang-bayangi permukaan sinar matahari,
sehingga alam menjadi teduh. Cuaca seperti itu terjadi hampir
setiap hari dalam waktu dua bulan belakangan ini. Kata
Kumala, cuaca seperti itulah yang memungkinkan terjadinya
penyimpangan bias waktu secara alami.
Baru saja mereka turun dari mobil masing-masing, tiba-tiba
terdengar suara gemuruh yang mengejutkan setiap orang di
sekitar tempat itu. Suara gemuruh itu datang bukan dari
dalam rumah Johan, melainkan dari arah barat. Tepatnya
sekitar 100 meter dari rumah Johan.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ada apa itu?!" sentak Niko mulai tegang. Mereka lari


keluar halaman rumah, memandang ke jalanan yang menuju
ke barat. Tampak beberapa orang berlari-larian dicekam
perasaan takut. Beberapa di antaranya bahkan berteriak minta
tolong.
"Ada bangunan runtuh! Oh, sekolah.,.?! Gedung sekolah
lantai dua itu runtuh, Kumala!" ujar Johan.
Seorang sopir bajaj melarikan diri dengan ketakutan. Begitu
ketakutannya sampai ia lom pat keluar dari bajajnya dan
berlari panik tanpa membawa bajajnya.
"Bang, ada apa di sana?!" seru Niko bertanya kepada sopir
bajaj itu.
"Ada hantu! Ada hantu mengamuk di sana! Cepat lariiii...!"
"Hantu apaan, Bang?!"
"Hantu raksasa...! Dia menuju kemariiii...!" seru sopir bajaj
sambil berlari semakin cepat lagi.
Kumala Dewi berkelebat lebih dulu ke arah bangunan
gedung sekolah yang runtuh itu. Niko dan Johan
menyusulnya. Mereka tercengang tegang setelah mengetahui
sosok hantu raksasa yang dimaksud sopir bajaj itu adalah
manusia berlumut yang tingginya mencapai 6 meter lebih.
Manusia berlumut hijau kehitam-hitaman itu mempunyai
wajah yang sangat menyeramkan dengan rambut mirip akar
pepohonan. Di tangannya tergenggam tongkat runcing dari
bahan logam kuning, sepertinya emas murni, berbentuk
menyerupai anak panah. Panjang tongkat itu sekitar dua
meter.
Dengan seenaknya raksasa berlumut itu menerjang rumah
dan apa saja yang ada di sekelilingnya. Seolah-olah ia ingin
membersihkan tempat itu hingga rata dengan tartah. Jeritan
korban pun terdengar saling bersahutan. Tangis anak kecil
yang sangat ketakutan begitu mengiris hati Kumala Dewi,

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

hingga anak dewa itu menjadi marah dan tak mau kompromi
lagi.
Wuiiiizzzz...!
Cahaya hijau berbentuk seperti spiral keluar dari tangan
Dewi Ular. Cahaya hijau itu menghantam dada si raksasa
berlumut .
Duaaaarrr...! Dada raksasa berlumut terkena telak sinar
hijau spiral. Akibatnya, ia tumbang kebelakang dengan
mengeluarkan seruan seperti suara manusia biasa yang
menggema besar.
"Aaaaarrrkk...!!"
Bluuumtn...!
Bumi bergetar karena tumbangnya raksasa itu. Tapi
agaknya kekuatan si raksasa hijau masih ada. Ia bisa cepat
bangkit tanpa harus menggeliat.
Wuuuut..,! Tahu-tahu
sudah berdiri tegak dan
mengarahkan tongkat emasnya yang runcing kepada Kumala.
"Dewi, awaaaaassss...!!" seru Niko dengan cemas sekali.
Johan lari menjauh dengan tunggang-langgang, karena takut
menjadi sasaran tongkat runcing itu. Tapi Niko masih raguragu untuk melarikan diri karena ia tak ingin meninggalkan
Kumala sendirian.
"Mundur, Dewiii...! Munduuuurrr...!"
Slaaab...!
Tongkat runcing itu mengeluarkan sinar biru lurus seperti
laser. Arahnya Jelas ke tubuh Dewi Ular. Tapi dengan cepat
Dewi Ular mengeluarkan cahaya hijau lurus juga dari kedua
jari yang ditudingkan ke depan. Kedua cahaya itu bertabrakan
dan menimbulkan dentuman dahsyat sebanyak lima kali
berturut-turut.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Blaaam, blaaam, blaaam, blaaam, ble-gaaarrr...!


Setiap jengkal tanah yang ada di situ mengalam i getaran
kuat, seperti mau retak. Orang-orang semakin ketakutan.
Mereka lari sambil memandang ke bawah, takut sewaktuwaktu tanah yang mereka pijak terbelah lebar dan mereka
masuk ke dalam belahan tersebut Namun ternyata getaran
tanah segera terhenti, keretakan tak terjadi. Yang mereka
lihat kini adalah proses mengecilnya si raksasa berlumut hijau
itu.
Deb, deb, deb, deb, deb...! Makin lama semakin kecil,
hingga mencapai seukuran anak seusia 8 tahun.
Rupanya benturan kedua sinar tadi bukan hanya
melumpuhkan kekuatah saja, melainkan juga dapat mengubah
si raksasa menjadi manusia kerdil yang kehilangan energi
akibat luka dalam. Manusia kerdil itu terpuruk di bawah pohon
yang belum sempat tumbang, Ia tersengal-sengal sekarat
dengan matanya yang mulai sayu.
"Mengapa kau muncul dan mengamuk di sini?!" tanya
Kumala dengan napas sedikit memburu karena kemarahannya
tadi. Kini kemarahan itu sedang diredakan.
Manusia kerdil itu bisa bicara seperti manusia biasa.
Suaranya kecil bagaikan suara seorang bocah. Ia masih
memegang tongkat emas yang tidak ikut mengecil dan masih
dalam keadaan utuh.
"Aku... ingin... mencari tempat... yang aman.... Maka...
kurobek selaput zaman... dengan kunci ini.... Tapi...," ia
mengangkat tongkat emas dan memperhatikannya dengan
sedih. Belum sempat ia melanjutkan ucapannya, Kumala
sudah lebih dulu bersuara.
"Berikan kunci selaput zaman itu padaku!"
Manusia kerdil yang semakin kritis itu menyerahkan benda
tersebut dengan tangan lemah sekali. Kumala menerimanya

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dengan hati iba. Lalu memperhatikan benda itu, sementara


telinganya mendengar kata-kata terakhir manusia kerdil.
"Tancapkan... ke bumi... hingga terbenam ... maka semua
tempat akan tertutup... perang tidak akan... melanda zaman
ini...."
Sampai di situ si manusia kerdil tidak berbicara lagi.
Mulutnya ternganga, matanya mendelik, namun sudah tak
bernyawa. Kumala paham maksud ucapan terakhir tadi.
Dengan menancapkan kunci selaput zaman itu ke bumi, maka
seluruh lubang dimensi akan tertutup.
Tanpa menunggu lama-lama lagi, Kumala Menancapkan
tongkat emas itu ke tanah dengan kekuatan maha saktinya.
Jeb...! Tongkat terbenam separuh bagian. Lalu ujung
atasnya dihantam dengan pukulan telapak tangan
berkekuatan tenaga gaib tinggi.
Jluuubbs...! Terbenam seluruh tongkat itu, nyaris tidak
terlihat lagi bekasnya.
Bumi bergetar. Guncangan itu membuat beberapa pohon
mengalami kerusakan, namun tak sampai tumbang. Kilatan
cahaya petir keluar dari dalam tanah, di mana-mana terjadi
hal demikian. Tapi tidak disertai suara guntur yang
menggelegar. Hanya semacam kilatan arus listrik yang tidak
membakar atau merusak apa pun yang dikenainya.
Getaran dan lompatan cahaya petir itu terhenti sete lah
memakan waktu setengah menit kurang. Pada saat itulah,
seluruh lubang dimensi zaman tertutup. Penyimpangan bias
waktu pun tersumbat rapat dan aman. Tak ada lagi makhluk
masa depan yang bisa menerobos ke zaman sekarang, juga
tak ada manusia zaman sekarang yang bisa menerobos ke
zaman akan datang.
Peperangan antar rumpun tetap terjadi di seberang zaman,
namun tidak melibatkan manusia yang hidup di zaman

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sekarang. Hanya saja, Dewi Ular, Niko dan Johan terperangah


kaget saat mereka kembali ke rumah Johan, karena di teras
rumah Johan tampak seorang wanita cantik berambut pendek
menangis di atas kursi teras. Perempuan itu buru-buru
dihampiri Johan dengan wajah tegang.
"Countruuuu...?!"
Wanita itu akhirnya memeluk Johan. Rupanya ia tadi telah
meninggalkan zamannya untuk menemui Johan kembali. Tapi
di luar dugaan, lubang dimensi telah tertutup dan Countru
terlambat masuk ke alam dimensinya. Maka kini Countru
hanya bisa menangis karena ia terpisah dari keluarganya.
"Kumala... bagaimana dengan Countru ?? Dia tertinggal di
zaman kita!"
'Tak mungkin kucabut kembali kunci selaput zaman itu."
Countru pun akhirnya berkata, "Mungkin memang sudah
begini ketentuan hidupku. Biarlah aku hidup bersamamu, Jo.
Asal kau sayang padaku, seperti keluargaku yang
menyayangiku, seperti Jones yang mencintaiku...."
"Countru...?!" desah Johan; lalu ia memeluknya semakin
erat.
Dewi Ular dan Niko buang muka sambil menghempaskan
napas lega.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai