Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI


NOMOR 005/KEP/DIR-RSIAPBH/VIII/2015
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI
Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu dan
Anak Puri Betik Hati, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
Farmasi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik
Hati dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri
Betik Hati
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Betik Hati.
Mengingat :
1.

Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit
2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tentang Pekerjaan


Kefarmasian.

3.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014


tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit

4.

Keputusan Direktur Utama Rumah Saki Ibu dan Anak Puri Betik Hati
Nomor 002/SK/DIRUT/PT.PBH/VI/2015 tentang Struktur Organisasi
Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati

5.

Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati
Nomor 003/SK/DIRUT/PT.PBH/VI/2015 tentang Penunjukan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan

Pertama

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN


ANAK PURI BETIK HATI TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
PURI BETIK HATI.

Kedua

Kebijakan pelayanan Farmasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri


Betik Hati sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini.

Ketiga

Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan


Farmasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati
dilaksanakan oleh Kepala Bidang Penunjang Medis Rumah
Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati.

Keempat

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila


di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bandar Lampung
Pada tanggal 01 Agustus 2015
Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati,

Dr. M. Iqbal, Sp.A

Lampiran
Keputusan Direktur RSIA Puri Betik Hati
Nomor : 005/KEP/DIR-RSIAPBH/VIII/2015
Tanggal : 01Agustus 2015

KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI
BAB I
KEBIJAKAN UMUM
Pasal 1
1. Peralatan di instalasi farmasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan
kaliberasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk menjamin semua
sediaan farmasi tetap dalam kondisi yang baik
2. Pelayanan di instalasi farmasi harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien
3. Semua petugas instalasi farmasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien
6. Pelayanan instalasi farmasi dilaksanakan selama 24 jam
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali
9. Setiap bulan wajib membuat laporan

BAB II
KEBIJAKAN KHUSUS
Pasal 2
1. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan,
produksi, penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi
dan pemantauan
2. Instalasi

Farmasi

bertanggung

jawab

terhadap

semua

sediaan

farmasi/perbekalan farmasi yang beredar di rumah sakit


3. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat
4. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu
5. Instalasi Farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telah
lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang
telah memilliki Surat Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Praktek
Apoteker
6. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan
peraturan-peraturan farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan
pengawasan distribusi
7. Sediaan farmasi/perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, alat
kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis
8. Mengenai

pelaksanaan

pekerjaan

kefarmasian

dalam

distribusi

atau

penyaluran sediaan farmasi kepala instalasi sebagai penanggung jawab dapat


dibantu oleh apoteker pendamping dan/atau tenaga tehnis kefarmasian.
9. Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dari dokter, dan
apoteker menganalisa secara kefarmasian.
10. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi,
meliputi :
a. Nama , umur, jenis kelamin, berat badan pasien

b. Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter


c. Tanggal resep
11. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia
atau hal lain dengan persetujuan dokter
12. Penyediaan obat didasarkan pada formularium rumah sakit dan standar obat
karyawan
13. Setiap ruang rawat harus mempunyai penanggung jawab obat
14. Besarnya persediaan obat/alkes di logistik farmasi ditentukan maksimum
untuk pemakaian satu minggu, kecuali untuk obat-obat yang dikategorikan
fast moving persediaan dapat ditingkatkan sampai dengan maksimum untuk
satu bulan
15. Formulir pemakaian obat pengganti resep harus ditandatangani oleh Kepala
Instalasi farmasi
16. Jumlah persediaan obat/alkes ditentukan maksimum untuk penjualan satu
minggu
17. Penerimaan obat/alkes dari logistik farmasi dengan kadaluarsa paling lambat
satu tahun hanya untuk obat-obat yang digolongkan cito dan segera pakai
18. Jika harga obat/alkes di atas Rp. 200.000,00 perlu persetujuan dari
pasien/keluarga pasien dengan menandatangani di belakang resep bahwa obat
tidak dapat dikembalikan
19. Untuk menjaga kualitas, semua obat atau alkes dari pedagang besar farmasi
(PBF) yang resmi
20. Permintaan narkotika di tulis dokter atau dokter yang berwenang dengan
mencantumkan nomor Surat Izin Praktek (SIP) dan alamat lengkap
21. Tidak menyediakan alkohol 70% dijual bebas
22. Memberikan pelayanan selama 24 jam terus menerus ke seluruh unit kerja
terkait seperti IGD, rawat inap, rawat jalan, dan rawat intensif
23. Tidak menyediakan susu bayi (< 6 bulan) untuk dijual bebas

Direktur,
Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati

Dr. M. Iqbal, Sp.A

Anda mungkin juga menyukai