TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mata
Mata merupakan indra penglihatan pada manusia. Mata dibentuk untuk
menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, selanjutnya dengan
perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan pada otak untuk ditafsirkan (Evelyn, 1999).
2.1.1. Anatomi Mata
Mata diproteksi oleh tulang rongga mata, alis dan bulu mata, kelopak mata,
refleks mengedip, sel-sel pada permukaan kornea dan konjungtiva (selaput lendir
yang melapisi permukaan dalam kelopak mata) serta air mata. Air mata berfungsi
memperbaiki tajam penglihatan, membersihkan kotoran yang masuk ke mata,
lubrikasi (pelumasan), media transpor bagi oksigen dari atmosfer, nutrisi (glukosa,
elektrolit, enzim protein), serta mengandung antibakteri dan antibodi. Bola mata
mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 sentimeter, bagian depannya bening serta
terdiri dari tiga lapisan yaitu: (1) Lapisan luar (fibrus) yang merupakan lapisan
penyangga, (2) Lapisan tengah (vaskuler), dan (3) Lapisan dalam yang merupakan
lapisan saraf.
Mata digerakkan oleh enam otot penggerak mata, otot-otot ini dikaitkan pada
pembungkus Sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot ini mengerakkan
mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke sisi luar bergantian.
Bagian-bagian Mata:
1) Sklera
Merupakan pembungkus yang kuat dan fibrus. Sklera membentuk putih mata.
Sklera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu mempertahankan
bentuk biji mata.
2) Retina
Merupakan lapisan saraf pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut,
yaitu sel-sel saraf
3) Kornea
Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan yang putih
dan tidak tembus cahaya
4) Iris
Merupakan tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput
khoroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos yang
berfungsi untuk mengecilkan dan melebarkan ukuran pupil.
5) Lensa
Merupakan sebuah benda transparan bikonvex yang terdiri dari beberapa
lapisan. Lensa mata berfungsi sebagai organ fokus utama yang membiaskan berkasberkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat.
6) Pupil
Merupakan sebuah cakram yang dapat bergerak dan berfungsi sebagai tirai
yang melindungi retina, serta mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata.
Gambar anatomi mata seperti pada gambar berikut.
menentukan. Organ visual ikut bertanggung jawab atas timbulnya gejala kelelahan
umum.
2.1.3 Fungsi Refraksi
Berkas-berkas cahaya yang jatuh di atas mata akan menimbulkan bayangan
yang telah difokuskan pada retina. Bayangan ini menembus dan diubah oleh kornea,
lensa, badan-badan aqueus dan viterus. Pada mata normal berkas-berkas ini bersatu
untuk menangkap sebuah titik pada retina dan pada titik ini bayangan difokuskan.
Cahaya sinar yang melewati kornea aqueus humor dan lensa akan membelok,
suatu proses yang dikenal sebagai proses refraksi. Hal ini memungkinkan cahaya dari
area yang luas difokuskan pada area yang lebih kecil di retina. Berkas cahaya paralel
dibelokkan oleh lensa cembung menuju titik utama di retina. Jika jarak obyek kurang
dari tujuh meter, lengkungan lensa harus ditingkatkan untuk memudahkan fokus pada
retina, hal ini disebut akomodasi (Chambers, 1999).
2.1.4 Kelainan Refraksi
Kelainan refraksi adalah akibat kerusakan pada akomodasi visual, sebagai
akibat perubahan biji mata maupun kelainan pada lensa. Untuk melihat suatu benda
dengan baik, tergantung dari kemampuan mata untuk berakomodasi. Adapun
kelainan-kelainan refraksi antara lain:
1) Hipermetropia
Pada kelainan mata ini, ukuran mata atau lebar mata dari belakang sampai kedepan
pendek atau kecil, sehingga lensa memfokuskan bayangan di belakang retina, seperti
pada gambar berikut.
2) Miopia
Pada kelainan mata ini ukuran biji mata dari belakang sampai ke depan melebihi
ukuran yang normal, sehingga lensa memfokuskan bayangan di depan retina, seperti
pada gambar berikut.
3) Astigmatisma
Merupakan kesalahan refraksi yang terjadi karena berkas-berkas cahaya jatuh pada
garis-garis di atas retina, dan bukan pada titik-titik tajam. Hal ini disebabkan oleh
berubahnya bentuk lengkungan lensa, seperti pada gambar berikut.
4) Presbiopi
Merupakan istilah yang digunakan untuk melukiskan kesalahan akomodasi yang
terjadi pada orang-orang tua, atau orang-orang yang sedang menginjak usia lanjut,
seperti pada gambar berikut.
- Radiasi nonpengion
- Suhu
- Pencahayaan
- Komputer
- Kipas
- AC
- Lampu
- Umur
- Pengetahuan
- Lama kerja
- Jenis kerja
- Kelelahan mata
- Perih/Pedih
- Mata berair
- Sehat
Iklim
Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi:
berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi,
radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses
ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang
hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang
berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang
terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi
(getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi
yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan Gangguan
kesehatan yang dicurigai disebabkan oleh radiasi VDU, antara lain: katarak,
dermatitis, epilepsi dan cacat bawaan pada bayi (Anies, 2006).
Karakteristik gangguan kesehatan yang disebabkan oleh intensitas pemakaian
komputer cenderung pada gangguan atau cedera tingkat rendah yang muncul lambatlaun setelah proses salah yang lama dan berulang (repetitif) ketika menggunakan
komputer. Walaupun muncul secara evolusif, hasil akhir tetap sama berupa gangguan
kesehatan yang serius seperti gangguan saraf, gangguan penglihatan, cedera otot dan
pergelangan, dan lain-lain. Gangguan tersebut rata-rata diakibatkan oleh kurangnya
aliran darah serta ketegangan di bagian tubuh tertentu secara terus-menerus dan
berulang. Hal ini bisa berlangsung bertahun-tahun sebelum gangguan tersebut muncul
sebagai suatu cedera yang serius (Sumamur, 1989).
kerusakan
terjadi
pemulihan
setelah
istirahat.
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat terdapat
sistem aktifasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat parasimpatis). Istilah
kelelahan biasanya
individu,
menunjukkan
kondisi
yang
berbedabeda
dari
setiap
sebagai
kelelahan
otot.
Kelelahan
ini
diakibatkan
oleh
ketidak
bayangan benda akan tetap terfokus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan
lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliaris (Ilyas, 2003).
Ketika individu bekerja melihat objek bercahaya di atas dasar berwarna pada jarak
dekat secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, menyebabkan mata harus
berakomodasi dalam jangka waktu yang panjang. Kelelahan mata menyebabkan daya
akomodasi menurun. Terdapat beberapa gejala kelelahan mata yaitu :
a. Gejala okular; merupakan gejala seperti mata merasa tidak nyaman, panas,
sakit, cepat lelah, merah, dan berair (Asyari, 2002).
b. Gejala visual; terjadi karena mata mengalami gangguan untuk memfokuskan
bayangan pada retina. Mata menjadi sensitif terhadap cahaya. Kelelahan ini
akan menyebabkan penglihatan ganda atau kabur. Penglihatan yang kabur
biasanya berkaitan dengan akomodasi, karena otot siliaris gagal untuk
memfokuskan atau mengalami kejang dan kelelahan (Asyari, 2002).
Ketajaman penglihatan juga dapat menurun sewaktu-waktu, terutama pada
saat keadaan daya tahan
(Mangunkusumo, 2002).
c. Gejala umum lainnya yang sering dikeluhkan akibat kelelahan mata adalah
rasa sakit kepala, sakit punggung, pinggang, dan vertigo.
Karyawan yang sering terpapar radiasi komputer dapat menyebabkan penyakit mata
seperti dry eye syndrome, yaitu kumpulan gejala yang disebabkan keringnya permukaan
kornea mata akibat lapisan tear film yang berfungsi untuk melembabkan dan pelumas pada
permukaan bola mata telah menjadi rusak. Dry eye syndrome, astenopia, computer vision
syndrome, kelainan refraksi miopia atau astigmatisme disebabkan faktor-faktor yang berada
pada lingkungan kerja tersebut, Pada penyakit mata dry eye, dapat disebabkan lingkungan
kerja yang kelembaban udaranya kering akibat AC. Faktor risiko dry eye syndrome adalah
terpapar udara kering dari AC secara berlebihan (Ilyas, 2002).
koordinasi
bayangan
yang
diterima
dua
mata
menjadi satu bayangan, lebih sulit. Apabila hal ini berlangsung lama,
akan terjadi kelelahan mata.
c. Faktor konstitusi, adalah faktor yang disebabkan oleh keadaan umum
seperti tidak sehat atau kurang tidur.
(2) Faktor Ekstrinsik;
Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang bersumber dari lingkungan kerja
yaitu:
a. Intentitas cahaya
Intentitas cahaya adalah banyaknya sinar yang mengenai suatu permukaan
(Sumamur, 1995). Intensitas cahaya merupakan faktor yang penting dari lingkungan
fisik untuk keselamatan kerja. Untuk dapat melihat dengan baik dan teliti diperlukan
intensitas cahaya yang cukup.
Mata dapat melihat benda karena ada cahaya, baik dari benda itu sendiri
maupun pantulan atau langsung datang dari sumber cahaya. Cahaya yang dapat
dilihat dengan mata adalah radiasi pada segmen dari spektrum elektromagnetik yang
terletak antara segmen-segmen infra merah dan ultraviolet yang mempunyai panjang
6
14
sampai 3 x
15
10
cps (cycles per scond). Enargi foton (photon enegi) dari radiasi ini adalah kecil
yaitu 1.65-3.1 elektron volt, sehingga tidak menyebabkan ionisasi pada atom-atom
atau molekul-molekul.
Pada setiap sumber cahaya memiliki fluk cahaya yang dipancarkan ke segala
arah. Jika suatu permukaan mendapatkan cahaya, maka dapat dikatakan permukaan
itu mendapatkan cahaya (illuminasi).
b. Visibilitas
Mata dapat melihat sesuatu jika mendapatkan rangsangan dari gelombang
cahaya dan sebaliknya benda di sekitar kita dapat terlihat apabila memancarkan
cahaya, baik cahaya dari benda tersebut maupun dari cahaya pantulan yang datang
dari sumber cahaya lain yang mengenai benda tersebut. Dalam melihat suatu benda
faktor yang menentukan adalah ukuran obyek, derajat kontras antara obyek dan
sekelilingnya, luminensi (brightness) dari lapangan penglihatan, yang tergantung dari
cahaya dan pemantulan pada arah pengamat serta lamanya melihat.
c. Dekorasi Tempat Kerja
Pengaruh dari dekorasi tempat kerja terhadap kegairahan kerja atau prestasi
kerja adalah cukup besar. Masalah pewarnaan sebenarnya bukan menyangkut warna
saja, tetapi komposisi warnapun harus juga diperhatikan. Komposisi warna yang
salah atau tidak serasi dapat mengganggu pemandangan sehingga akan menimbulkan
rasa tidak atau kurang menyenangkan bagi mereka yang mengamatinya. Disamping
itu, keadaan ini dapat pula menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap semangat
dan gairah kerja seseorang.
Pemilihan warna yang tepat untuk ruang kerja ditentukan oleh fungsi dari
ruang kerja tersebut. Secara umum, warna mempunyai tiga efek psikologis dan tiga
efek tersebut menurut jenis warna yang dipergunakan, seperti pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Efek Psikologis dari Warna
Jenis Warna
Jarak
Biru
Jauh
Hijau
Jauh
Merah
Dekat
Oranye
Sangat Dekat
Kuning
Dekat
Coklat
Sangat Dekat
Jingga
Sangat Dekat
Sumber: Siswanto, 1989
Efek
Suhu
Sejuk
Sangat Sejuk
Panas
Sangat Panas
Panas
Netral
Sejuk
Psikis
Menenangkan/menyejukkan
Menenangkan/menyejukkan
Merangsang
Merangsang
Merangsang
Merangsang
Agresif
radiasi
non
peng-ion
secara
fisika
mengacu
pada
radiasi
elektromagnetik dengan energi lebih kecil dari 10 eV, antara lain meliputi sinar ultra
violet, infra merah, gelombang mikro, gelombang radio, juga berbagai peralatan
elektronik seperti radiasi komputer.
Berdasarkan panjang gelombang yang berhubungan dengan frekuensi dan
energi fotonnya, radiasi non peng-ion dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
radiasi optik dengan panjang gelombang antara 100 nm sampai 1 mm, dan radiasi
gelombang radio, antara 1 mm sampai sekitar > 100 km (Dennis, 1997).
Keterangan
Lingkungan Kerja
(1) Sepanjang hari kerja
<0,5 mT
(2) Waktu singkat
5,0 mT (sampai 2 jam/hari)
2
Lingkungan Umum
(1) Sampai 24 jam/hari
0,1 mT (ruang terbuka)
(2) Beberapa jam/hari
1 mT (sampai 5 jam/hari)
Sumber : Kepmenkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002
Perkembangan
ilmu
komputer
yang
sangat
pesat
diiringi
dengan
dihasilkan dari monitor, dari bagian CRT (Cathode Ray Tubes) dan komponen
elektronis lainnya. Tetapi berdasarkan riset, kontribusi radiasi baik jenis ionizing
maupun non-ionizing dari pemakaian perangkat VDT (monitor) selama rata-rata 8
jam/hari sangatlah kecil dibandingkan dengan kontribusi radiasi dari consumer
product lainnya (Anies, 2004).
faktor ekstrinsik mencakup keadaan lingkungan pekerjaan atau dekorasi tempat kerja
dan faktor intensitas pencahayaan.