Anda di halaman 1dari 19

refarat

LUKA BAKAR LISTRIK


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/ SMF Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
BPK RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Disusun oleh :
Azwar (1407101030371)
Dian Mentari (1407101030258)

Pembimbing:
dr. Syamsul Rizal , Sp.BP

BAGIAN/ SMF BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya, penulisan tinjauan kepustakaan ini telah dapat diselesaikan. Selanjutnya
shalawat dan salam penulis haturkan kepangkuan alam Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Adapun refarat yang berjudul LUKA BAKAR LISTRIK ini diajukan sebagai
salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Bedah
Fakultas Kedokteran Unsyiah / RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dokter pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu membimbing kami untuk penulisan tinjauan kepustakaan ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada para sahabat dan rekan-rekan yang telah memberikan
dorongan moril dan materil sehingga tugas ini dapat selesai pada waktunya.

Banda Aceh, Juni 2015


Wassalam

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Electrical injury atau luka akibat arus listrik adalah kerusakan jaringan tubuh yang
disebabkan oleh arus listrik yang melintasi tubuh. Dapat berupa kulit yang terbakar,
kerusakan organ internal dan jaringan. Mempengaruhi jantung berupa arrhythmias, dan
berhentinya pernapasan. Luka elektrik ringan dapat ditimbulkan peralatan dirumah misalnya
menyentuh peralatan yang dialiri arus listrik sering dialami secara kebetulan dalam
rumah. Paparan yang lebih berat sering menimbulkan kematian bahkan di AS sebagai
penyebab 400 kematian dalam setahun.3
Luka yang disebabkan arus listrik yang fatal pada umumnya bersifat kecelakaan,
dimana jenis arus listrik bolak-balik (AC) lebih sering sebagai penyebab kecelakaan,
sedangkan kecelakaan karena arus listrik searah (DC), lebih jarang dan pada umumnya terjadi
di pabrik-pabrik, seperti pabrik pemurnian logam dan penyepuhan. 5
Manusia lebih sensitif, yaitu sekitar 4-6 kali terhadap arus listrik bolak-balik bila
dibandingkan dengan arus listrik yang searah. Bila seseorang terkena arus listrik bolak-balik
dengan intensitas 80 mA, ia dapat mati akan tetapi dengan arus listrik searah yang
intensitasnya 250 mA tidak akan berakibat kematian. Pada eksperimen manusia yang terkena
arus listrik (AC) dengan intensitas dibawah 25 mA atau arus listrik (DC) sekitar 25 80 mA,
tidak akan menimbulkan efek apa-apa. Bila terkena arus listrik (AC) dengan intensitas 25
80 mA atau arus listrik (DC) sekitar 80 300 mA akan terjadi gangguan keasadaran dan
gangguan denyut jantung (fibrilasi ventrikel). Bila kekuatan arus listrik melebihi 3 ampere,
maka akan terjadi penghentian denyut jantung (cardiac arrest).5

BAB II
STATUS PASIEN
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Jamaluddin

Umur

: 27 tahun

No. CM

: 1-05-41-80

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Nisam, Aceh Utara

Suku

: Aceh

Agama

: Islam

Status

: Kawin

Tanggal Masuk

: 02-06-2015

Tanggal Pemeriksaan

ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang rujukan dari RSUD Cut Mutia dengan Contusio e.c electric
injury. Pasien terkena sengatan listrik 13 hari yang
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Riwayat Keluarga :
Riwayat Pengobatan :
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Kesadaran
Tekanan Darah
Nadi
Frekuensi Nafas
Suhu
Status General

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI LUKA BAKAR
Luka bakar adalah cedera pada jaringan tubuh akibat panas, bahan kimia maupun arus
listrik. Biasanya bagian tubuh yang terbakar adalah kulit, tetapi luka bakar juga bisa terjadi
pada jaringan di bawah kulit, bahkan organ dalam pun bisa mengalami luka bakar meskipun
kulit tidak terbakar. 10 Luka bakar yang dimaksud disini dibatasi pada efek lokal yang
ditimbulkan oleh panas yang kering (dry heat), dry heat disini misalnya akibat api, elemen
logam yang panas yang beraliran listrik dan kontak dengan metal atau gelas yang panas. 5
Akibat luka bakar umumnya berupa:2
- kematian
- kontraktur
- akibat lain
Faktor yang berperan pada Luka Akibat Arus Listrik :5, 6
Bila seseorang terkena arus listrik, maka kelainan yang ditimbulkan akibat arus listrik
tersebut tergantung dari lima faktor, yaitu :
1. Intensitas (I)
2. Tegangan atau voltase (V)
Voltase yang rendah, yaitu sekitar 1000 volt lebih sering menyebabkan kematian bila
dibandingkan dengan voltase yang lebih tinggi; misalnya 10.000 volt malah tidak
mematikan. Peralatan rumah tangga yang menggunakanlistrik sebagai sumber energi,
aman bila voltase dari peralatan tersebut maksimal sebesar 42 volt. Perbedaan
Kematian orang yang terkena listrik yang bertegangan rendah disebabkan karena

terjadinya fibrilasi ventrikel sedangkan mereka yang terkena arus listrik bertegangan
tinggi kematian biasanya karena luka bakar / panas.
3. Tahanan (R)5
Besarnya tahanan pada manusia tergantun g dari banyak sedikitnya air yang terdapat
pada bagian tubuh. Tahanan yang paling besar adalah kulit, keudian tulang, lemak,
saraf, otot, darah, dan yang paling rendah adalah cairan tubuh. Dengan demikian
dapat dimengerti mengapa orang yang terkena arus listrik dalam bak mandi berisi air
kelainan (electric mark) bisa tidak ditemukan.

4. Arah aliran5,6
Manusia dapat mati bila terkena arus listrik dengan aliran arus listrik tersebut
melintasi otak atau jantung; misalnya arah aliran dari kepala ke kaki atau dari lengan
ke lengan. Hal tersebut dimanfaatkan pada pelaksanaan hukuman mati di atas kursi
listrik.
5. Waktu 5
Waktu lamanya seseorang kontak dengan benda yang beraliran listrik menentukan
kecepatan datangnya kematian. Misalnya bila intensitas 70 300 mA kematian terjadi
dalam waktu 5 detik, sedangkan pada intensitas 200 700 mA kematian akan terjadi
dalam waktu 1 detik.
Electric Mark5, 7
Electric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat dimana arus listrik
masuk kedalam tubuh, dengan tegangan listriknya rendah sampai sedang.
Electric mark berbentuk bundar atau oval, dengan bagian yang datar dan rendah ditengah,
yang dikelilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian tengah tersebut biasanya pucat dan kulit
diluar electric mark akan menunjukkan pelebaran pembuluh darah / hiperemis bentuk serta
ukuran electric mark tergantung bentuk dan ukuran benda berarus listrik yang mengenai
tubuh.
Joule Burn5, 7
Joule burn atau endogenous burn dapat terjadi bilamana kontak antara tubuh dengan
benda yang mengandung arus listrik cukup lama, dengan demikian bagian tengah yang
dangkal dan pucat pada electric mark dapat menjadi hitam hangus terbakar.

Gambar : Luka bakar karena listrik 8


Extragenous Burn
Luka akibat arus listrik yang disebut exogenous burn dapat terjadi bila tubuh manusia
terkena benda yang berarus listrik dengan tegangan tinggi, yang memang sudah mengandung
panas; misalnya diatas 330 Volt. Tubuh korban akan hangus terbakar dengan kerusakan yang
sangat berat, yang tidak jarang disertai dengan patahnya tulang-tulang. 3, 5

ETIOLOGI
Panas bukan merupakan satu-satunya penyebab dari luka bakar, beberapa jenis bahan
kimia dan arus listrik juga bisa menyebabkan terjadinya luka bakar.10
Pada luka bakar listrik harus dibedakan :
- Akibat ledakan
- Akibat arus listrik, disini ada luka masuk dan luka keluar yang kecil tetapi dalam.
Aliran listrik akan merangsang jaringan atau organ yang dilalui, misalnya:2
- Otot
Otot yang teraliri listrik akan kontraksi : telapak tangan tidak melepaskan kabel,
diafragma akan lumpuh sehingga penderita berhenti bernafas bila berkepanjangan
akan terjadi hipoksia.
- Jantung
Terjadi fibrilasi sampai cardiac arrest dan asidosis. Pada resusitasi harus diberi
Bikarbonas Natricus.
- Tulang
Akibat tulang yang dialiri menjadi panas, otot disekitarnya akan terbakar.
Mioglobin akan keluar melalui urin dan urin berwarna coklat hitam.
PATOGENESIS
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler
yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya
ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem
dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume
cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan

akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar
derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar
kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi
bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah,
pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin
berkurang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam. Pada
kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan
mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem laring yang
ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas,
takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga. Dapat juga keracunan
gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat
sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah
lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bisa
lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12 24 jam,
permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali cairan edema
ke pembuluh darah. Ini di tandai dngan meningkatnya diuresis.11
KLASIFIKASI
Penilaian derajat luka bakar dibagi menjadi 4 derajat :2
a. Luka bakar derajat I
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hiperemik berupa eritem, tidak
dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan
terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.
b. Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses
eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
Dibedakan atas 2 (dua) bagian :
Derajat II dangkal/superficial (IIA)
Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis. Organ organ
kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak. Semua ini merupakan benihbenih epitel. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk
sikatrik.
Derajat II dalam / deep (IIB)

Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa sisa jaringanepitel tinggal
sedikit. Organ organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea tinggal
sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan
terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
c. Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai
jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa
elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan lebih pucat
sampai berwarna hitam kering. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang
dikenal sebagai esker. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung ujung
sensorik rusak. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.
Penilaian luas luka bakar
Beberapa cara penentuan derajat luka bakar:13,14
1. Palmar surface
Luas permukaan pada telapak tangan pasien (termasuk jari-jari)secara kasar adalah
0,8% dari seluruh luas permukaan tubuh. Permukaan telapak tangan dapat digunakan untuk
mengukur luka bakar yang kecil (<15%>85% luas permukaan tubuh). Untuk luka bakar
dengan ukuran sedang, pengukuran dengan cara ini tidak akurat.
2. Wallace rule of nines
Merupakan cara yang baik dan cepat untuk mengukur luas luka bakar pada orang
dewasa. Tubuh dibagi menjadi area 9%, dan total daerah yang terkena luka bakar dapat
dihitung. Tetapi cara ini tidak akurat pada anak-anak. Pada anak dan bayi digunakan rumus
lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan
kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda,
dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk anak. Untuk anak, kepala dan leher
15 %, badan depan dan belakang masing-masing 20 %, ekstremitas atas kanan dan kiri
masing-masing 10 %, ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 15 %
Perhitungan luas luka bakar berdasarkan rule of nines dari Wallace:2
- Kepala, leher 9 %
- Lengan, tangan 2 x 9 %
- Paha, betis, kaki 4 x 9 %
- Dada, perut, punggung, bokong 4 x 9 %
- Genitalia 1 %

3. Lund and Bowder chart Tabel


Pada metode Lund and Browder merupakan modifikasi dari persentasi
bagian-bagian tubuh menurut usia, yang dapat memberikan perhitungan yang lebih
akurat tentang luas luka bakar.

DIAGNOSIS
Kelainan yang ditimbulkan atau derajat kerusakan pada tubuh yang terbakar
dipengaruhi oleh perbagai faktor, yaitu intensitas sumber dan lamanya kontak dengan tubuh,
serta pakaian yang dipakai korban. Kerusakan yang diakibatkan pun beraneka ragam mulai
dari yang ringan berupa rasa nyeri dan kulit berwarna merah, sampai tubuh terbakar hangus.5
Diagnosis luka bakar dtegakkan berdasarkan :2
A. Kedalaman
B. Luas
C. Penyebab
D. Lokasi
Kerusakan seluruh lapisan dermis atau lebih dalam. Tampak epitel terkelupas dan,
daerah putih karena koagulasi protein dermis. Dermis yang terbakar kemudian mengering dan
menciut, disebut eskar. Bila eskar melingkar akan menekan arteri, vena dan saraf perifer,
yang pertama tertekan biasanya saraf dengan gejala rasa kesemutan. Sayatan longitudinal
lapisan dermis dan tanpa memotong vena akan membebaskan penekanan dan tanpa
perdarahan yang berarti.11
Setelah minggu kedua eskar mulai lepas karena lesi diperbatasan dengan jaringan
sehat kenudian tampak jaringan granulasi dan memerlukan penutupan dengan skin graft.
Bila granulasi dibiarkan, akan menebal dan berakhir dengan jaringan parut yang tebal
menyempit. Keadaan ini disebut kontraktur.1,11
Tabel : perbedaan luka bakar derajat 2 dan 3 2
No
1

Perbedaan
Penyebab
epitel

Derajat 2
Suhu dan
sedang
lepas Merah

Bila

3
4
5

warna kulit
Rasa sakit
Penyerapan warna
Penyembuhan

PENATALAKSANAAN

lama

Derajat 3
kontak Suhu lebih tinggi atau
kontak lebih lama
Putih pucat

+
+
Superfisial 2-3 mgg

Tidak sakit
+++
Melalui

Dalam 3-4 mgg

granulasi.

jaringan

Pertolongan Pertama
1. Jika memungkinkan untuk melepas kawat atau memindahkan sumbu sekering tersebut,
memadamkan atau mematikan stop kontak terkadang hanya akan memadamkan alat
listrik tanpa memutuskan aliran listrik tersebut.
2. Minta bantuan medis.
3. Jika tidak dapat dipadamkan, segera gunakan objek yang tidak menghantar listrik seperti
sapu, kursi, permadani, atau karet untuk mendorong korban menjauhi sumber listrik.
jangan menggunakan objek dari metal atau objek yang basah. jangan mencoba
menolong korban dengan menyentuh langsung atau terlalu dekat dengan korban.
4. Setelah korban terlepas dari sumber arus listrik Segera periksa jalan nafas, breathing dan
sirkulasi. Jika sangat lemah bermasalah atau berhenti segera perbaiki dan lakukan RJP
(resusitasi).
5. Jika terdapat luka bakar, segera lepaskan pakaian yang dapat dilepas dari permukaan luka
tersebut dan dinginkan pada air mengalir sehingga nyeri berkurang, lakukan
pertolongan pertama pada luka bakar.
6. Bila korban tidak sadar, pucat dan menunjukkan tanda-tanda shock, posisikan korban
dengan kepala sedikit lebih rendah dari badan dan kaki diangkat liputi dengan selimut
atau mantel agar tetap hangat.
7. Tetap dampingi korban hingga pertolongan medis datang
8. Electrical shock sering disertai trauma lain seperti, jatuh atau terlempar yang
menyebabkan cedera internal maupun external. hindari menggerakkan korban bila tidak
perlu misalnya memeluk korban, menggerakan kepala korban dan lain-lain apalagi bila
dicurigai adanya cedera tulang belakang maupun fraktur.
9. Jangan melakukan hal-hal berikut :

menyentuh korban dengan tangan telanjang sewaktu korban masih terhubung dengan

sumber listrik
memecahkan bula pada kulit korban yang melepuh karena luka bakar.
mengoleskan es, mentega, obat salp, pengobatan, kapas berbulu halus atau pakaian,

atau perban mudah lengket pada kulit yang terbakar.


menyentuh kulit korban yang meninggal karena terkena listrik.
memindahkan atau menggerakkan tubuh korban kecuali diperlukan atau jika ada
bahaya bila tidak segera diposisikan.

Pre Hospital 1

seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari
air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh
karena itu, segeralah hentinkan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api
segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan untuk memadamkan apinya.
Hospital 2,15
A. Fase Akut

Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan penyebab luka bakar


Nilai keadaan umum penderita:
o Obstruksi jalan nafas (airway): bebaskan jalan nafas dengan melakukan
intubasi atau trakeostomi
o Syok: segera lakukan pemasangan infus, tanpa memperhitungkan luas luka
bakar dan kebutuhan cairan (Ringer Laktat)
o Tidak syok: segera lakukan pemasangan infus sesuai dengan perhitungan
kebutuhan cairan

Perawatan luka:
o Dimandikan/ cuci dengan menggunakan air steril yang dicampur antiseptik
o Jika bula berukuran kecil ( 2-3 cm), biarkan saja
o Jika bula berukuran besar (> 3 cm), lakukan bulektomi (dipecah)]
o Berikan obat-obat lokal (topikal) untuk luka, yaitu Silver sulfadiazine
(SSD) seperti Silvaden, Burnazine, Dermazine, dan lain-lain
o Pemberian anibiotik bersifat profilaksis jenis spektrum luas, namun tidak
perlu diberikan jika penderita datang < 6 jam dari kejadian
o Pemberian analgetik
o Pemberian ATS/ toxoid
o Pasang kateter untuk memantau produksi urin
o Pemasangan NGT (Nasogastric Tube), namun tidak dilakukan jika terdapat
ileus paralitik

Pedoman Pemberian Cairan


a. Per oral: penderita dengan luka bakar tak luas (kurang dari 15 % derajat II)
b. Infus (IVFD): pada luka bakar yang lebih dari 15 %
Rumus pemberian cairan elektrolit, Baxter/ Parkland (1968):
RL = 4cc x berat badan (kg) x % luka bakar
o jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama post trauma, dan jumlah cairan
diberikan dalam 16 jam berikutnya
o Untuk luka bakar yang lebih dari 50 % diperhitungkan sama dengan luka bakar 50 %

o Dewasa:
Hari I: RL = 4cc x berat badan (kg) x % luka bakar
Setelah 18 jam: dextran 500-1000 cc
Bila pasase usus baik (bising usus positif), mulai pemberian cairan oral
Hari II: sesuai kebutuhan dan keadaan klinis penderita
o Anak-anak:
Resusitasi: = 2cc x berat badan (kg) x % luka bakar ...(a)
Kebutuhan faali: kurang dari 1 tahun BB x 100 cc, 1-3 tahun BB x 75 cc, 3-5

tahun BB x 50 cc ...(b)
Kebutuhan total = Resusitasi + Faali ... (a) + (b)
Diberikan dalam keadaan tercampur
RL : dextran = 17 : 3
8 jam pertama = (a+b) cc
16 jam kedua = (a+b) cc

B. Fase Pasca Akut

Perawatan luka
o Eschar (jaringan kulit yang nekrose, kuman yang mati, serum, darah kering):
perlu dilakukan escharectomi
o Gangguan AVN (arteri, vena, nervus) distal karena tegang, perlu dilakukan
escharectomi atau fasciotomi
o Kultur dan tes sensitivitas antibiotik, untuk menentukan jenis antibiotik yang

diberikan
o Dimandikan setiap hari atau 2 hari sekali
o Jika perlu, berikan Human Albumin-Globulin
Pantau dan perbaiki keadaan umum
Pantau diet dan asupan cairan

C. Fase Rehabilitasi
Fase rehabilitasi adalah fase pemulihan dan merupakan fase terakhir dari perawatan
luka bakar.Penekanan dari program rehabilitasi penderita luka bakar adalah untuk
peningkatan kemandirian melalui pencapaian perbaikan fungsi yang maksimal. Tindakantindakan untuk meningkatkan penyembuhan luka, pencegahan atau meminimalkan
deformitas dan hipertropi scar, meningkatkan kekuatan dan fungsi dan memberikan support
emosional serta pendidikan merupakan bagian dari proses rehabilitasi.
KOMPLIKASI 10

Jaringan yang terbakar bisa mati. jika jaringan mengalami kerusakan akibat luka
bakar,

maka

cairan

akan

merembes

dari

pembuluh

darah

dan

menyebabkan

pembengkakan. Pada luka bakar yang luas, kehilangan sejumlah besar cairan karena
perembesan tersebut bisa menyebabkan terjadinya syok. tekanan darah sangat rendah
sehingga darah yang mengalir ke otak dan organ lainnya sangat sedikit.10

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Terutama untuk luka bakar yang berat Lab darah Hitung jenis Kimia darah Analisa

gas darah dengan carboxyhemoglobin


Analisis urin Creatinin Phosphokinase dan myoglobin urin ( Luka bakar akibat listrik)
Pemeriksaan factor pembekuan darah ( BT, CT)
Radiologi ,Foto thoraks : untuk mengetahui apakah ada kerusakan akibat luka bakar

inhalasi atau adanya trauma dan indikasi pemasangan intubasi


CT scan : mengetahui adanya trauma
Tes lain : dengan fiberoptic bronchoscopy untuk pasien dengan luka bakar inhalasi.12

PENCEGAHAN: 4, 9

Utamakan Keselamatan Anak dengan menghindarkan dari arus listrik dengan


meletakkan tali listrik di luar jangkauan anak-anak.

Ajar anak-anak tentang bahaya listrik.

Hindari resiko elektrik di rumah dan di tempat kerja.Selalu mengikuti instruksi


keselamatan pabrik ketika penggunaan peralatan elektrik.

Orang tua harus menjaga anak-anak dengan selalu mengutamakan keselamatan


terhadap semua alat-alat listrik yang digunakan dan menggunakan dengan benar.

Hindari penggunaan alat listrik pada kondisi basah.

Jangan pernah menyentuh peralatan elektrik saat menyentuh kran atau pipa air dingin.

PROGNOSIS
Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas permukaan badan
yang terkena luka bakar, adanya komplikasi seperti infeksi, dan kecepatan pengobatan
medikamentosa. Luka bakar minor dapat sembuh 5-10 hari tanpa adanya jaringan parut. Luka
bakar moderat dapat sembuh dalam 10-14 hari dan mungkin menimbulkan luka parut. Luka
bakar mayor membutuhkan lebih dari 14 hari untuk sembuh dan akan membentuk jaringan

parut. Jaringan parut akan membatasi gerakan dan fungsi. Dalam beberapa kasus,
pembedahan diperlukan untuk membuang jaringan parut.
KESIMPULAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka
bakar dibagi menjadi 4 grade dan ada 3 cara penentuan derajat luka bakar yaitu Palmar
surface, Wallace rules of nine serta Lund and Bowder Chart. Luka bakar dapat disebabkan
oleh api, luka bakar kontak (terkena rokok, solder atau alat-alat memasak), air panas, uap
panas, gas panas, listrik, semburan panas dan ter. Pemeriksaan penunjang mencakup
pemeriksaan darah, radiologi, tes dengan fiberoptic bronchoscopy terutama untuk luka bakar
inhalasi. Penanganan luka bakar dapat secara konservatif seperti resusitasi cairan,
penggantian darah, perawatan luka bakar, pemberian antimikroba serta analgetik, perbaikan
nutrisi sampai tindakan pembedahan seperti Early Exicision and Grafting (E&G),
Escharotomy. Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas permukaan
badan yang terkena luka bakar, adanya komplikasi seperti infeksi dan kecepatan pengobatan
medikamentosa.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC.
Jakarta
2. American Collage Surgeon. Penilaian awal dan pengelolaannya dalam Advanced
Trauma Life Support for Doctora. Edisi ke-delapan. Jakarta: IKABI. 2008.
3. Anonymous Electrical

Injuries (online)

available

at Electrical

and

Injuries http://Merck.Manual.Professional.htm diakses tanggal 18 juni 2015

Lightning

4. Anonymous. University of Mary Land (on line) available athttp://Umm.edu/electrical


-injury/overview/000053.htm, diakses tanggal 18 juni 2015
5. Arwaniku. Staf Ilmu Bedah Plastik FK. Unair - RSU Dr. Soetomo. Luka Bakar
dalam Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka last up date Sunday, May 11,
2008 (on line) available at http://Surabaya_Plastic_Surgery.htm, diakses tanggal 18
juni 2015
6. Electrical

Injuries

from

Southern

Medical

Journal

(on

line)

available

at http://medscape/CME/discussion/410681_3.htm, diakses tanggal 18 juni 2015


7. Anonymous.

Electrical

Shock

(on

line)

available

athttp://wikipedia/electric_shock.htm diakses tanggal 18 juni 2015


8. Electrical Injury-overview Format: Microsoft Powerpoint -View as HTML (on line)
available atwww.mcgill.ca/files/emergency/electrical_injury.ppt
9. MedlinePlus

Medical

Encyclopedia: Electrical injury (on

line)

available

atwww.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000053.htm diakses tanggal 18 juni


2015
10. Anonymous Luka Bakar (on line) available athttp://wikimedia/dod_detail.php.htm,
diakses tanggal 18 juni 2015
11.

Diakses melalui link http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com, diakses pada


tanggal 18 juni 2015

12. Gerard M Doherty. Current Surgical Diagnosis and Treatment. Edisi 12. McGraw-Hill
Companies. New York. p 245-259
13. Mayo clinic staff. Burns First Aids. http: // www.nlm.nih.gov/medlineplus. Januari
2008, diakses tanggal 18 juni 2015
14. James H. Holmes., David M. heimbach. 2005. Burns, in : Schwartzs Principles of
Surgery. 18th ed
15. Sjamsuhidajat R. Luka, trauma, syok dan bencana. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong W,

ed. Buku Ajar ilmu Bedah. Edisi 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 1997.

Anda mungkin juga menyukai