ELECTRICAL INJURY
Disusun oleh :
dr. Dwi Rezki Amalia
Pembimbing :
dr. Rini Restiyati
Februari, 2020
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
LAPORAN KASUS.................................................................................................1
PEMBAHASAN......................................................................................................6
PENUTUP ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Umur : 59 tahun
Alloanamnesis
Pasien dibawa oleh anaknya dan warga sekitar setelah tersetrum saat
memasang taso diatas atap rumah sekitar 30 menit lalu. Sebelum tersetrum, pasien
sedang memasang taso yang kemudian tanpa sengaja ujung taso tersebut terkena
ujung tiang listrik dan seketika itu pasien langsung tersetrum. Pasien yang tengah
tersetrum kehilangan keseimbangan hingga jatuh dari atas atap dengan posisi
kepala jatuh terlebih dahulu. Saat dibawa pasien sudah dalam keadaan sangat
3
4. Riwayat Penyakit Keluarga
A. PEMERIKSAAN FISIK
Suhu : 36.0 °C
pemakaian masker)
Kepala/leher :
Lidah : Sde
Tenggorokan : Sde
4
Toraks :
a. Pulmo
Perkusi : Sonor/Sonor
a. Cardio
Abdomen
Inspeksi : Distensi -
Auskultasi : BU + normal
5
Status Lokalis
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Elektrokardiografi
6
D. DIAGNOSIS KERJA
E. PENATALAKSANAAN AWAL
- IVFD RL
8 jam I 1960 cc
16 jam II 1960 cc
- Periksa elektrokardiografi
7
BAB II
PEMBAHASAN
TRAUMA LISTRIK
A. DEFINISI
aliran arus listrik yang melewati tubuh manusia dan membakar jaringan, sehingga
seorang menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau disebabkan oleh
B. EPIDEMIOLOGI
oleh trauma listrik dengan tingkat kematian 3-5%. Trauma listrik diperkirakan
C. KLASIFIKASI
8
D. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
baik melalui efek langsung maupun tidak langsung. Efek langsung dari arus listrik
pada sel-sel tubuh salah satunya adalah terjadinya gangguan pada membran sel.
Arus listrik yang masuk ke dalam tubuh secara tiba-tiba akan mengubah sifat
listrik membran sel (depolarisasi seluler) dan menyebabkan kerusakan sel secara
(gambar 1). Selain itu, arus listrik juga dapat menyebabkan cedera termal karena
konversi listrik menjadi panas saat arus listrik melewati jaringan tubuh. (4)
Pada kasus trauma listrik, energi listrik akan dikonversikan menjadi energi
panas yang akan menyebabkan terjadinya trauma termal. Energi termal yang
kepadatan dan resistensi jaringan. Apabila resistensi kulit rendah, luka bakar yang
terjadi di kulit tidak akan terlalu luas, tetapi energi listrik yang ada akan lebih
9
banyak ditransmisikan ke struktur-struktur internal yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan dan disfungsi organ. Sehingga, luasnya kerusakan kulit tidak
sebagai penghambat arus listrik yang alami dari sebuah aliran listrik. Kulit yang
memiliki resistensi sekitar 1000 ohm, dan kulit yang tebal kira-kira sebesar
2.000.000 ohm. Anak dengan kulit yang tipis dan kadar air tinggi akan
bagian dalam diperkirakan sekitar 500-1000 ohm, termasuk tulang, tendon, dan
E. MANIFESTASI KLINIS
yang luka bakar yang jelas secara klinis, trauma listrik cenderung memberikan
gambaran yang tidak terlalu jelas secara klinis. Hal tersebut karena energi termal
yang dihasilkan dari perubahan energi listrik akan menyebabkan kerusakan tidak
hanya pada kulit, tetapi pada juga organ dalam yang manifestasi klinisnya tidak
selalu muncul dalam waktu yang cepat. Kerusakan jaringan yang ditimbulkan oleh
10
trauma listrik ini bervariasi, mulai dari cidera ringan misalnya luka bakar
jantung dan akan menyebabkan aritmia sejak detik pertama terjadi trauma listrik.
penting dalam kasus ini dan setiap aritmia yang terjadi harus mendapat tatalaksana
segera. Selain itu, aliran listrik akan menyebabkan kontraksi otot yang abnormal
yang dapat menyebabkan terjadinya faktur pada tulang, terutama pada os vertebra
nekrosis jaringan dan amputasi. Pada trauma termal, akan terjadi peningkatan
akan memicu terjadinya iskemia dan nekrosis. Keadaan tersebut juga dipeparah
oleh adanya thrombus yang terbentuk akibat adanya cidera pada dinding
pembuluh darah yang akan semakin menurunkan perfusi jaringan. Jika tidak
11
F. DIAGNOSIS
Anamnesis
Pertanyaan lain yang perlu diajukan adalah keluhan yang mungkin muncul pada
Pemeriksaan fisik
Kulit – Pada kulit dapat dilihat adanya entry wound dan exit wound yang
(entry point) umumnya masuk melalui tangan atau tengkorak. Sedangkan, aliran
Ekstremitas - Pada pasien dengan luka bakar, tanda-tanda yang perlu dicari
adalah tanda adanya sindrom kompartemen. Selain itu, fraktur tulang panjang /
vertebra dan dislokasi sendi utama merupakan hal yang umum terjadi akibat
adanya kejang otot tetanik, jatuh, dan / atau terlempar dari sumber listrik.(8)
tumpul. Selain itu, carilah tanda-tanda adanya spinal cord injury akibat fraktur
12
Organ visceral – Carilah tanda-tanda adanya cidera pada organ internal, misalnya
pulmo, pankreas, hepar, intestinum tenue dan intestinum crissum, vesica urinaria,
vesika fellea.(8)
listrik, misalnya fibrilasi ventrikel dan asistol (dengan cardiac arrest), blok nodus
Pemeriksaan elektrolit
Urinalisis
perdarahan intracranial.
13
Foto spine atau CT scan spine diindikasikan jika diduga terjadi terjadi spinal
chord injury
G. TATALAKSANA
trauma lainnya. Pada pasien trauma listrik harus dilakukan protocol ABC dengan
inline mobilization of spine sesuai dengan guideline ATLS. Pada pasien trauma
listrik harus dicurigai adanya cidera yang tersembunyi, oleh karena itu harus
target urine output ≥ 0.5 cc/kgBB/jam. Namun, jika pasien dicurigai mengalami
urine output 1 cc/kgBB/jam. Pada kasus trauma akibat listrik yang disertai dengan
luka bakar yang luas, maka formula standar untuk resusitasi cairan pada luka
Selain resusitasi cairan, hal yang penting dilakukan pada pasien yang
menerus untuk melihat adanya aritmia terutama pada kasus trauma listrik
14
bertegangan tinggi. Oleh karena itu, pasien yang mengalami trauma listrik sangat
H. KOMPLIKASI
sistem saraf, sistem musculoskeletal, sistem neurologis, dan sistem vaskular. Pada
jantung, komplikasi yang paling sering terjadi adalah aritmia, bradikardia, dan
kerusakan otot-otot jantung (iskemia miokardial). Pada ginjal, dapat terjadi gagal
ginjal akibat adanya presipitat myoglobin pada ginjal yang merupakan produk
dihasilkan apabila terjadi kerusakan otot. Pada otot, dapat terjadi kontraksi otot
dapat menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah yang kemudian akan
jaringan. Pada sistem neurologis, aliran listrik dapat menyebabkan kerusakan pada
15
LUKA BAKAR LISTRIK
A. DEFINISI
Luka bakar merupakan trauma termal yang dapat disebabkan oleh agen
biologi, kimia, listrik, dan fisik yang dapat menyebabkan gangguan lokal dan
sistemik. Berdasarkan etiologinya, luka bakar dibedakan menjadi lima, yakni luka
bakar yang disebabkan oleh api, bahan kimia (disebabkan oleh bahan kimia asam
atau basa), listrik, air panas, maupun kontak dengan benda yang panas. (10)
Luka bakar listrik adalah kerusakan jaringan tubuh yang disebakan oleh
adanya arus listrik yang melintasi tubuh. Kerusakan yang dapat ditimbulkan
akibat adanya arus listrik yang melintasi tubuh dapat berupa kerusakan organ
B. EPIDEMIOLOGI
Luka bakar listrik merupakan jenis luka bakar yang jarang terjadi, hanya
berkisar 3-5% dari total seluruh trauma termal yang terjadi di dunia. Namun, luka
bakar jenis ini menyebabkan kerusakan jaringan yang paling serius jika
menyebabkan kerusakan kulit pada struktur yang lebih dalam dan dapat
C. KLASIFIKASI
16
Sama halnya dengan luka bakar pada umumny, luka bakar listrik dapat
Berdasarkan kedalamannya, luka bakar dibedakan menjadi tiga derajat luka bakar,
Luka bakar derajat I : merupakan luka bakar yang hanya mengenai bagian
Luka bakar derajat II : merupakan luka bakar yang mengenai epidermis dan
dermis retikulare.
Luka bakar derajat III : merupakan luka bakar yang mengenai ketiga lapisan
bakar dan luasnya permukaan tubuh yang mengalami luka bakar. Berikut adalah
cara menghitung luas luka bakar berdasarkan Rule of Nine Burn Injury : (13)
17
Gambar 1. Rule of Nine Burn Injury
Pada dewasa, luka bakar derajat II < 15% total luas permukaan tubuh
Pada anak, luka bakar derajat II < 10% total luas permukaan tubuh
Luka bakar derajat III < 2% total luas permukaan tubuh pada anak dan
dewasa.(14)
18
2. Luka bakar moderate
Pada dewasa, luka bakar derajat II 15-25 % total luas permukaan tubuh
Pada anak, luka bakar derajat II 10-20 % total luas permukaan tubuh
Luka bakar derajat III 2-10 % total luas permukaan tubuh pada anak dan
dewasa.(14)
Pada dewasa, luka bakar derajat II >25 % total luas permukaan tubuh
Pada anak, luka bakar derajat II 20% total luas permukaan tubuh
Luka bakar derajat III >10 % total luas permukaan tubuh pada anak dan
dewasa
Trauma inhalasi
Trauma listrik
Luka bakar yang disertai dengan trauma lainnya, misalnya trauma kepala,
Luka bakar yang mengenai mata, telinga, wajah, tangan, kaki, sendi utama
dan genitalia.(14)
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa luka bakar listrik akan
19
D. MANIFESTASI KLINIS
termal berbeda-beda tergantung derajat atau kedalaman luka bakar itu sendiri.
Berikut adalah tabel yang menjelaskan manifestasi klinis luka bakar berdasarkan
Berikut adalah gambaran klinis luka bakar berdasarkan derajat luka bakar
tersebut.(15)
20
Meskipun luka bakar yang ditimbulkan mirip dengan luka bakar pada
umumnya, tetapi pada luka bakar yang disebabkan oleh trauma listrik memiliki
suatu gambaran khas yang disebut dengan entry wound (luka masuk) dan exit
wound (luka keluar). Berikut adalah gambaran entry wound dan exit wound
Bagian yang menjadi tempat masuk (entry wound) dan tempat keluar
aliran listrik (exit wound) biasanya mengalami luka bakar derajat 3 atau 4 dengan
jaringan dibawah kulit, misalnya fascia, nervus, otot, tendon, pembuluh dan
tulang. Nomalnya, entry wound dan exit wound yang tampak sangat kecil dan
tidak lebih dari 1% dari total luas permukaan tubuh. Namun, disepanjang
perjalanan arus listrik, sebagian besar otot profunda bahkan otot superfisial telah
terbakar akibat adanya panas yang ekstrim yang dihasilkan oleh resistensi tulang
dan tegangan arus listrik yang tinggi. Panas yang dihasilkan secara langsung
kedua. Jadi pada saat terjadi trauma listrik bertegangan tinggi, akan terjadi lebih
21
banyak nekrosis otot dan luka bakar. Nekrosis otot akan memiliki dua
ginjal dan edema berat pada suatu kompartemen yang akan menyebabkan
E. TATALAKSANA
Pada kasus trauma akibat listrik yang disertai dengan luka bakar yang luas,
maka formula standar untuk resusitasi cairan pada luka bakar dapat digunakan.
ketat. (9)
Salah satu rumus yang sering digunakan untuk resusitasi pasien luka bakar
adalah rumus Parkland yang dikembangkan oleh Baxter. Berikut adalah rumus
untuk menentukan kebutuhan cairan pasien luka bakar menurut rumus Parkland.
(17)
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka jumlah cairan yang dibutuhkan dapat
diketahui. Setelah itu, jumlah cairan yang dibutuhkan tersebut akan diberikan
Cairan yang umum digunakan untuk resusitasi pada pasien luka bakar ini adalah
(RL).
22
Selain itu, prosedur rekonstruksi luka bakar merupakan hal penting dalam
penanganan luka bakar. Fungtional outcome dari luka bakar listrik berbanding
rekonstruksi. Penanganan luka bakar yang optimal terdiri atas beberapa prosedur,
Gangguan sirkulasi adalah sekuel umum pada kasus luka bakar listrik.
Oleh karena itu, escharotomy atau fasciotomy yang dilakukan segera dapat
dipastikan baik, skin graf ataupun flap harus dilakukan untuk menutup area yang
23
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus Tn.S berusia 59 tahun yang dirawat tanggal
combustion grade III 4% ec electrical injury + susp. fraktur basis cranii. Pasien
lanjut, tetapi kondisi pasien dengan cepat memburuk dan not transportable,
sehingga pasien hanya bisa diobservasi di IGD. Namun, dalam masa observasi,
24
DAFTAR PUSTAKA
25
15. Division, Texas EMS Trauma & Acute Care Foundation Trauma. Burn
Clinical Practice Guideline.TETAF International.2016.
16. Yastı AÇ, Şenel E, Saydam M, Özok G, Çoruh A, Yorgancı K. Guideline
and treatment algorithm for burn injuries. Ulus Travma Acil Cerrahi Derg.
2015;21(2):79-89.
17. Suvarna M, Niranjan UC. Classification methods of skin burn images.
International Journal of Computer Science & Information Technology.
2013;5(1):109.
26