Anda di halaman 1dari 46

Laporan kasus

ELECTRICAL INJURY +
FRAKTUR BASIS CRANII
Disusun oleh :
dr. DWI REZKI AMALIA
 
Pembimbing :
dr. RINI RESTIYATI
Pendahuluan
Electrical injury merupakan penyebab ± 1000 kematian
di US setiap tahunnya

Electrical injury menyebabkan luka bakar yang lebih


serius dan sering disertai dengan berbagai komplikasi
lain

Tingkat morbiditas dan mortalitas akibat electrical


injury tinggi

Memerlukan diagnosis dan


Gajbhiye AS, Meshram MM, Gajaralwar RS, Kathod AP. The management of electrical burn.
Indian Journal of Surgery. 2013;75(4):278-83. penatalaksanaan yang
 
Kym D, Seo DK, Hur GY, Lee JW. Epidemiology of electrical injury: differences between low- cepat dan tepat
and high-voltage electrical injuries during a 7-year study period in South Korea. Scandinavian
journal of surgery. 2015;104(2):108-14.
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS

 Nama Penderita : Tn. S


 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Umur : 59 tahun
 Pekerjaan : Tukang bangunan
 MRS : 29 Desember 2019
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
(alloanamnesis)

 Keluhan Utama : tersetrum listrik


 Pasien dibawa oleh anaknya dan warga sekitar setelah tersetrum saat
memasang taso diatas atap rumah sekitar 30 menit lalu. Sebelum tersetrum,
pasien sedang memasang taso yang kemudian tanpa sengaja ujung taso
tersebut terkena ujung tiang listrik dan seketika itu pasien langsung
tersetrum. Pasien yang tengah tersetrum kehilangan keseimbangan hingga
jatuh dari atas atap dengan posisi kepala jatuh terlebih dahulu. Saat dibawa
pasien sudah dalam keadaan sangat gelisah dan sulit untuk diajak
berkomunikasi.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat gangguan pembekuan darah (-), Alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat gangguan pembekuan darah (-), HT (-), DM
(-), Alergi (-)
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM DAN VITAL SIGN

 Kesadaran Umum : Tampak sakit berat


 Kesadaran : Delirium (sangat gelisah)
 Berat badan : 70-80 kg
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Denyut jantung : 98 x/menit, reguler
 Suhu : 36.0 °C
 Frekuensi nafas : 30 x/menit
 SpO2 : 89 % tanpa O2, 90% dengan 02 3 lpm (pasien menolak pemakaian
masker)
Status generalis

Temuan abnormal pada pemeriksaan


head to toe 
Kulit : combustio
STATUS LUKA BAKAR : based rules of nine
Head and colli : combustio grade IIAB 7%

Chest : combustio grade IIAB


10%
Left arm : combustio grade IIAB
8%
Right arm : combustio grade IIAB
8%
Left Hand : combustio grade III 1% (entry
wound)

Left Foot : combustio grade III 1% (exit


wound)

Total :
Combustio grade IIA 33% + combustio grade III 2%
Clinical pictures
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan Urinalisis
Pemeriksaan Elektrokardiografi
DIAGNOSIS
Combustio grade IIAB 33% + combutio
grade III 2% ec. electrical injury
PENATALAKSANAAN
AWAL
 O2 nasal kanul 2 lpm
 IVFD RL
 8 jam I  4000 cc
 16 jam II  4000 cc
 Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
 Inj. Ketorolac 3x3 gr
 Pasang DC  100 cc kuning jernih
 Cek lab lengkap
 Periksa elektrokardiografi
 Pro debridement cito di OK
Prognosis

 Quo ad vitam : dubia ad bonam


 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
 Quo ad kosmetikum : dubia ad malam
FOLLOW UP
Hari
Subjective Objective Assessment Planing
Perawatan
HP 1 Nyeri di badan KU : tampak sakit berat RR : 23x/m Combustio grade II O2 4 lpm nasal kanul
(03/10/18) (+), terkadang Kes : CM (GCS 4-5-6) T : 36.8 ºC A-B 33% IVFD 4000 cc (16 jam kedua)
Bangsal menggigil TD : 130/80 mmhg SpO2 : 97% + O2 3 lpm Combustio grade III Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
bedah HR : 110 x/m   2% Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
umum Status generalis : ec electrical injury Rawat luka
K/L : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) post debridement 1
Thorax : POD 1
I: simetris (+), P: FV simetris (+), Pe: (Sonor/Sonor),
Au : (Ves/Ves)
Abdomen
I : distensi (-), Au : BU (+), Per : (timpani/timpani), Pa : H/L/M
tidak teraba, NT (-)
Ekstremitas
Deformitas (-), akral hangat (+)
 
Status lokalis :
Combustio grade II A-B
Head and colli : 7%
Chest : 10%
Right arm : 8%
Left arm : 8%
Combustio grade III
Manus sinistra : 1% (luka masuk)
Pedis sinistra : 1% (Luka keluar)
 
Clinical pictures after 1st debridement
Hari
Subjective Objective Assessment Planing
Perawatan
HP 7 Nyeri badan KU : tampak sakit berat RR : 15 x/m Combustio grade II Intruksi post operasi :
(09/10/18) (+), demam Kes : CM (GCS 4-5-6) T : 36.7 ºC A-B 32% - pindah ke bangsal bedah
ICU (-), nyeri dada TD : 142/72 mmhg SpO2 : 98% + O2 4 lpm Combustio grade III umum
  berkurang (+) HR : 84 x/m   1% - inf. RD5/NS/Totufusin 500 =
Post ec electrical injury 1000/500/1000
debridemen Status generalis : post debridement 2 - inj. Ceftazidine 2x1 gr
t ke-2 K/L : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) POD 0 - inj. Paracetamol 3x1 fls (K/P)
Thorax : - inj. Extrace 1x500 mg
I: simetris (+), P: FV simetris (+), Pe: (Sonor/Sonor), - PO Vip albumin 2x1 sach
Au : (Ves/Ves) - Diet TKTP ekstra telur + susu
Abdomen 3x300 ml
I : distensi (-), Au : BU (+), Per : (timpani/timpani), Pa : H/L/M - obs. Produksi urine
tidak teraba, NT (-)
Ekstremitas
Deformitas (-), akral hangat (+)
 
Status lokalis :
Combustio grade II A-B
Head and colli : 6%
Chest-abdomen : 9%
Right arm : 8%
Left arm : 8%
Combustio grade III
Manus sinistra : 1% (luka masuk)
Clinical pictures after 2nd debridement
Clinical pictures at out patient department
Clinical pictures at out patient department
PEMBAHASAN
DEFINISI

TEORI KASUS
 Trauma listrik adalah kerusakan jaringan  Riwayat kontak dengan sumber
yang disebabkan oleh adanya aliran arus listrik (+)  gardu listrik (sumber
listrik yang melewati tubuh manusia dan
membakar jaringan, sehingga
listrik bertegangan tinggi)
menyebabkan terganggunya fungsi organ  Kerusakan jaringan (+)
internal.
 Trauma listrik terjadi saat seorang menjadi
bagian dari sebuah perputaran aliran listrik
atau disebabkan oleh adanya kontak
dengan sumber listrik

Padmasari M. Tugas dokter dalam menangani korban meninggal karena trauma listrik.
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 2013.
KLASIFIKASI

TEORI KASUS

Trauma listrik dapat dibedakan atas  Gardu induk listrik merupakan


tiga berdasarkan tingginya tegangan sumber listrik bertegangan tinggi
listrik yang masuk ke dalam tubuh, (>1000 volt).
yaitu :
 Low voltage : <1000 volt, paling
sering 220-360 volt
 High voltage : >1000 volt
 Lightening : >200.000 – 300.000
volt
Latifi NA, Karimi H. Acute electrical injury: A systematic review. Journal of Acute
Disease. 2017;6(3):93.
PATOGENESIS

Waldmann V, Narayanan K, Combes N, Marijon E. Electrical injury. Bmj. 2017;357.

Azzena B, Tocco-Tussardi I, Pontini A, Presman B, Huss F. Late complications of high-voltage electrical injury might
involve multiple systems and be related to current path. Annals of burns and fire disasters. 2016 ;29(3):192.
MANIFESTASI KLINIS

TEORI KASUS
 Luka bakar  Luka bakar (+)
 Gangguan konduksi jantung  aritmia  Kontraksi otot abnormal (+)
 Kontraksi otot abnormal  fraktur
 Sindrom kompartemen  nekrosis
jaringan – amputasi Schaefer NR, Yaxley JP, O’donohue P, Lisec C, Jeyarajan E. Electrical burn causing a
unique pattern of neurological injury. Plastic and Reconstructive Surgery Global Open.
2015;3(4).
 Kerusakan organ interna  
Huei TJ, Yussof SM, Lip HT, Salina I. Case report of a high voltage electrical injury and
review of the indications for early fasciotomy in limb salvage of an electrically injured
limb. Annals of burns and fire disasters. 2017 Jun 30;30(2):150.
 
Coban YK. Rhabdomyolysis, compartment syndrome and thermal injury. World journal
of critical care medicine. 2014 Feb 4;3(1):1.
 
Lillard G. Guidance for Emergency Medical Management of Electrical Injuries. Boston
University.2007.
DIAGNOSIS

TEORI KASUS
Anamnesis  Riwayat kontak sumber listrik (+)
 Riwayat kontak dengan sumber listrik  gardu listrik
 Gejala-gejala terkait kerusakan organ  KU : nyeri badan pada lokasi luka
eksterna maupun interna bakar
 Nyeri dada (+) hilang timbul
 Kedutan otot (+)

Huei TJ, Yussof SM, Lip HT, Salina I. Case report of a high voltage electrical injury and
review of the indications for early fasciotomy in limb salvage of an electrically injured
limb. Annals of burns and fire disasters. 2017 Jun 30;30(2):150.
DIAGNOSIS
TEORI KASUS
 Pemeriksaan Fisik  Kulit : luka bakar (+), entry
Kulit : luka bakar + entry wound and exit wound wound (+) pada manus
Ekstremitas : sindrom kompartemen sinistra, exit wound (+) pada
Vaskular : iskemia vaskular, thrombosis, hemoragik pedis sinistra
Neurologi : defisit neurologis
Organ visceral : kerusakan pada pulmo, pankreas,
hepar, intestinum tenue dan intestinum crissum, vesica
urinaria, vesika fellea
Jantung : aritmia
Huei TJ, Yussof SM, Lip HT, Salina I. Case report of a high voltage
electrical injury and review of the indications for early fasciotomy in
limb salvage of an electrically injured limb. Annals of burns and fire
disasters. 2017 Jun 30;30(2):150.
STATUS LUKA BAKAR : based rules of nine
Head and colli : combustio grade IIAB 7%

Chest : combustio grade IIAB


10%
Left arm : combustio grade IIAB
8%
Right arm : combustio grade IIAB
8%
Left Hand : combustio grade III 1% (entry
wound)

Left Foot : combustio grade III 1% (exit


wound)

Total :
Combustio grade IIA 33% + combustio grade III 2%
STADIUM LUKA BAKAR

 Luka bakar derajat I : merupakan


luka bakar yang hanya mengenai
bagian epidermis dan dermis papilare
 Luka bakar derajat II : merupakan
luka bakar yang mengenai epidermis
dan dermis retikulare.
 Luka bakar derajat III : merupakan
luka bakar yang mengenai ketiga
lapisan kulit dan otot.

Lillard G. Guidance for Emergency Medical Management of Electrical Injuries. Boston


University.2007.
DIAGNOSIS
TEORI KASUS
Pemeriksaan Penunjang  Darah lengkap  dbn
 Pemeriksaan darah lengkap  Elektrolit  dbn
 Pemeriksaan elektrolit  Urinalisis  dbn
 Urinalisis
 CKMB  dbn
 Kadar myoglobin serum
 Creatinine Kinase (CK)
 Cros-match darah sebagai antisipasi jika memerlukan
Huei TJ, Yussof SM, Lip HT, Salina I. Case report of a high voltage
transfusi darah electrical injury and review of the indications for early fasciotomy in
limb salvage of an electrically injured limb. Annals of burns and fire
 pemeriksaan enzim hepar dan pankreas, serta faktor- disasters. 2017 Jun 30;30(2):150.

faktor koagulasi
DIAGNOSIS
TEORI KASUS
Pemeriksaan Penunjang  EKG  dbn
 Elektrokardiografi (EKG), dilakukan untuk semua
korban trauma listrik. Huei TJ, Yussof SM, Lip HT, Salina I. Case report of a high voltage
electrical injury and review of the indications for early fasciotomy in
limb salvage of an electrically injured limb. Annals of burns and fire
 Foto thorax diindikasikan untuk mengevaluasi sesak disasters. 2017 Jun 30;30(2):150.

nafas ataupun adanya trauma tumpul pada dada.


 CT scan atau MRI kepala diindikasikan jika pasien
mengalami penurunan kesadaran atau perubahan
status mental untuk menyingkirkan adanya
perdarahan intracranial.
 Foto spine atau CT scan spine diindikasikan jika
diduga terjadi terjadi spinal chord injury
TATALAKSANA

TEORI
 Primary Survey  ABC
 Pemasangan akses intravena
 Pemasangan foley kateter
 Monitoring tanda vital
 Resusitasi cairan
 Monitoring jantung
 Rekonstruksi dan perawatan luka bakar

Coban YK. Rhabdomyolysis, compartment syndrome and thermal injury. World journal of
critical care medicine. 2014 Feb 4;3(1):1.
RESUSITASI CAIRAN

TEORI KASUS

  Resusitasi
cairan sesuai dengan kebutuhan   
cairan pasien combustio menurut rumus
parkland = 4 x 35 x 54
= 7560 cc
 Cairan diberikan dalam 2 tahap :  Pada kasus ini, total cairan yang
8 jam pertama = 50% dari total kebutuhan diberikan adalah 8000 cc dalam 24
cairan jam, yang diberikan dalam 2 tahap,
16 jam berikutnya = 50% dari total yakni 4000 cc pada 8 jam pertama
kebutuhan cairan dan lanjutkan 4000 cc pada 16 jam
 Regiment yang digunakan adalah berikutnya.
kristaloid  RL
Suvarna M, Niranjan UC. Classification methods of skin burn images. International
Journal of Computer Science & Information Technology. 2013;5(1):109.
MONITORING JANTUNG

TEORI KASUS
 Monitoring jantung sangat penting pada  Pasien dirawat di ICU sesegera
kasus electrical injury karena arus listrik mungkin setelah ICU tersedia
yang masuk ke tubuh akan mengganggu
sistem konduksi jantung
 Monitoring jantung dilakukan di ICU

Latifi NA, Karimi H. Acute electrical injury: A systematic review. Journal of Acute
Disease. 2017;6(3):93.
Rekonstruksi dan perawatan luka bakar

TEORI KASUS
 Setelah hemodinamik pasien stabil,  Setelah tanda vital stabil dan
maka tatalaksana selanjutnya resusitasi cairan dilakukan 
difokuskan pada rekonstruksi dan debridemet cito di OK
perawatan luka bakar.  Selama perawatan pasien menjalani
 Rekonstruksi dan perawatan luka 3x debridement
bakar meliputi debridemen awal,
dekompresi (Escharotomy /
Fasciotomy) dan debridemen yang
direncanakan secara agresif dengan
skin cover untuk menyelamatkan
struktur yang vital
Coban YK. Rhabdomyolysis, compartment syndrome and thermal injury. World journal
of critical care medicine. 2014 Feb 4;3(1):1.
PENUTUP

Telah dilaporkan kasus Tn.HW usia 36 tahun dengan


diagnosis awal combustion grade IIAB 33% + combustion
grade III 2% ec electrical injury. Pasien ini masuk ke IGD
RSUD Ulin pada tanggal 2 oktober 2018 dan kemudian
dirawat di Intensive care unit (ICU) dan bangsal bedah
umum RSUD Ulin Banjarmasin. Selama perawatan,
keadaan pasien cenderung mengalami perbaikan.
THANKS ….

Anda mungkin juga menyukai