Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
Ikterus adalah perubahan warna kulit / sclera mata (normal beerwarna putih)
menjadi kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus pada bayi
yang baru lahir dapat merupakan suatu hal yang fisiologis (normal), terdapat pada
25% 50% pada bayi yang lahir cukup bulan. Tapi juga bisa merupakan hal yang
patologis (tidak normal) misalnya akibat berlawanannya Rhesus darah bayi dan
ibunya, sepsis (infeksi berat), penyumbatan saluran empedu, dan lain-lain. 1
Ikterus fisiologis timbul pada hari ke-2 dan ke-3 dan tidak disebabkan oleh
kelainan

apapun, kadar bilirubin darah tidak lebih dari kadar yang

membahayakan, dan tidak mempunyai potensi menimbulkan kecacatan pada bayi.


Sampai hari ketujuh biasanya akan menghilang. Sedangkan pada ikterus yang
patologis, kadar bilirubin darahnya melebihi batas, dan disebut sebagai
hiperbilirubinemia.1
Hiperbilurubinemia didefinisikan sebagai kadar bilirubin serum total 5
mg/dl yang merupakan keadaan transien yang sering ditemukan baik pada bayi
cukup bulan (50-70%) maupun bayi prematuur (80-90%). 2
Di Negara maju seperti Amerika Serikat terdapat sekitar 60% bayi
menderita ikterus sejak lahir, lebih dari 50% bayi tersebut mengalami
hiperbilirubin, sedangkan di RSCM proporsi ikterus neonatorum pada bayi cukup
bulan sebesar 32,1% dan pada bayi kurang bulan sebesar 42,9%. Ikterus ini pada
sebagian penderita dapat berbentuk fisiologik dan sebagian lagi patologik yang
dapat menimbulkan gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian.

BAB II
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
No.RM
Nama
Tanggal lahir/Umur
Jenis kelamin
Agama
Anak ke
Alamat Orang Tua
Bangsa/suku
Orang tua
Ayah
Nama
Umur
Pekerjaan
Pendidikan terakhir

: 09.75.00
: By. H
: 22 juni 2015
: Laki-laki
: Islam
: 2 dari 2 saudara
: Parepare
: Indonesia/Bugis
: Tn. R
: 29 tahun
: Swasta
:-

Ibu
Nama
Umur
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
Tanggal masuk Rumah Sakit
Ruang perawatan
Tanggal/jam pemeriksaan

: Ny. H
: 28 tahun
: Ibu rumah tangga
:: 22 Juni 2015
: NICU
: 24 Juni 2015/11.00 WITA

B. Status Umum
Pembuatan status didasarkan aloanamnesis dari keluarga pasien (ibu pasien)
Keluhan utama:
Kulit bayi berwarna kuning
Anamnesis:
- Dialami sejak 1 hari setelah masuk ruang NICU, kuning yang
dialamai dari kepala, dada, perut sampai pada kedua lengan dan
tungkai.

Demam (-), kejang (-)


Batuk (-) dialami sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit,

lendir (-), Pilek (-)


Muntah (-), ASI (-). Bayi tidak langsung menyusui karena ibu harus

dirawat di ruang ICU


BAB: biasa (warna kuning)
BAK: lancar (warna kuning)
Riwayat keluarga : Tidak terdapat riwayat kuning dalam keluarga,
penyakit jantung (-), tekanan darah tinggi (+), ginjal (-), asma (-)
serta penyakit kuning pada keluarga disangkal.

Riwayat Kehamilan: Bayi lahir cukup bulan, hari pertama haid


terakhir lupa. Ini merupakan kehamilan yang kedua. Riwayat minum
jamu-jamuan atau obat-obatan yang dijual bebas selama hamil (-).
Hanya minum obat tambah darah dari puskesmas. Riwayat ketuban
pecah dini (-), Riwayat hipertensi saat kehamilan (+) TD: 200/120
mmhg

C. Status Neonatologi dan Tumbuh Kembang


Status neonatologi:
Lahir operasi sectio cesaria, cukup bulan, atas indikasi preeklamsia
berat di Rumah Sakit ditolong oleh dokter dan segera menangis. Berat
badan lahir (BBL) 3280 gram. Panjang badan lahir 50 cm. Apgar
score:7/9 ballard score 35 dengan usia kehamilan 38 minggu Riwayat

pemberian vitamin K1 (+), riwayat inisiasi menyusui dini (-).


Status tumbuh kembang:
Tengkurap : belum (normal usia 1 - 2,4 bulan)
3

Merangkak
Bicara
Duduk
Berdiri

: belum (normal usia 5 - 8 bulan)


: belum (normal usia 6,8 - 9, 4bulan)
: belum (normal usia 6,8 - 8, 3 bulan)
: belum (normal usia 9,5 - 12,5 bulan)

Berjalan

: belum (normal usia 10,2 - 13, 1 bulan)

D. Status Gizi
Makanan
Belum mendapatkan makanan lain, selain Susu Formula
ASI
ASI mulai dari hari ke 6 namun hanya sedikit sampai sekarang
Antropometri
BB

: 3,2 Kg

LK

: 33 cm

TB

: 50 cm

LD

: 34 cm

E. Status Imunisasi
Imunisasi
BCG
Hep B
Polio
DPT
Campak
Hib
PCV
Rotavirus
Influenza
MMR
Varisela
Hep A
Tifoid
HPV

Belum
Pernah

Booster
1

18 bln 2
thn

F. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
BBL

: Sakit sedang/Gizi baik/Compos mentis


:: 142 x/menit; reguler, isi cukup, kuat angkat
: 40 x/menit; reguler
: 36,80C; per axilla
: 3200 gram

Trauma lahir
: tidak ada tanda trauma lahir,
Kelainan kongenital : tidak ada tanda kelainan kongenital,
Caputsuksedeaneum : tidak ada
Sefal hematom
: (+)
Sisitem saraf pusat:
Demam
: tidak ada
Kejang
: tidak ada
Refleks moro
: +/+
Refleks isap
: + menurun
Refleks garp
: +/+
Refleks babinski
:+
Respirasi
Sesak

: tidak ada / -

Expiratory grunting

: tidak ada /-

Sianosis

: tidak ada tanda sianosis

Pernapasan cuping hidung

: tidak ada

Bunyi pernapasan

: Vesikuler

Bunyi tambahan

: Rhonki -/-, whizing -/-

Kardiovaskuler

Bunyi jantung I/II murni reguler;


Bunyi tambahan
: mumur -, gallop
Capilary refill time : < 2
Hematologi
Pucat
:Perdarahan
: tidak ada tanda perdarahan
Abdomen
Muntah
:Hepar dan lien
: tidak teraba
Tali pusat
: kering, Tanda radang 5

Peristaltik
BAB
Metabolisme
Edema
Ikterus
BAK
Lain-lain
Ballard score
Down Score

: + kesan normal
: warna kuning +
:: + Kramer IV
: + warna kuning
: 35
:0

Usia kemanilan
Sesak napas

: 38 minggu
:-

G. Resume
By. H, laki-laki usia 2 hari, dirawat di rumah sakit dengan keluhan kulit bayi
kuning 1 hari setelah dirwat di rumah sakit. Disertai BAB berwarna
kuning(+), ASI (-) Riwayat hipertensi saat kehamilan (+) . Pada pemeriksaan
fisik ditemukan Berat badan lahir (BBL) 3280 gram. Panjang badan lahir 50
cm. Apgar score:7/9 ballard score 35 dengan usia kehamilan 38 minggu,
keadaan umum sakit sedang, komposmentis, Nadi : 142 x/menit, Pernapasan:
40x/ menit, Suhu: 36,8C, Sefalhematom (+), Ikterus (+) kremer IV.
Berdasarkan penilaizn pertumbuhan bayi pada klasifikasi neonatus maka bayi
termasuk dalam bayi cukup bulan dan sesuai masa kehamilan.
H. Rencana pemeriksaan
Pemeriksaan bilirubin tanggal 23 Juni 2015
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Bilirubin Direct
0,6 mg/dl
0.0-0,5 mg/dl
Bilirubin Total
12.3 mg/dl
0,2-1.2 mg/dl
Pemeriksaan bilirubin tanggal 27 Juni 2015
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Bilirubin Direct
Bilirubin Total

0,6 mg/dl
17.9 mg/dl

0.0-0,5 mg/dl
0,2-1.2 mg/dl

I. Diagnosis kerja
Ikterus Neonatorum + cephal hematome + BCB - SMK
J. Terapi
Foto Terapi 2 x 24 jam
6

Multivitamin 1 x 0,3 cc

K. FOLLOW-UP
Tangga

Subjektive (S), objective (O), Assasement

(A)

Planning

22/06/1 S:
O: Keadaan umum: Composmentis
5
Tekanan Darah : Respirasi: 48x/
menit
Nadi : 140 x/ menit
Suhu : 36,70 C
BB : 3.300 gram
Sefal hematom : (-)
Sisitem saraf pusat:
Demam
: tidak ada
Kejang
: tidak ada
Refleks moro
: +/+
Refleks isap
:Refleks garp
: +/+
Refleks babinski
:+
Respirasi
Sesak

: tidak ada / -

Expiratory grunting : tidak ada /Sianosis

: tidak ada tanda sianosis

Pernapasan cuping hidung : tidak ada


Bunyi pernapasan

: Vesikuler

Bunyi tambahan : Rhonki -/-, whizing -/

Kardiovaskuler

Bunyi jantung I/II murni reguler;


Bunyi tambahan
: mumur -, gallop
Capilary refill time : < 2
Hematologi
Pucat
:Perdarahan : tidak ada tanda perdarahan
Abdomen
Muntah
:Hepar dan lien: tidak teraba
Tali pusat
: kering, Tanda radang Peristaltik : + kesan normal
7

BAB
: warna kuning +
Metabolisme
Edema
:Ikterus
:+
BAK
: + warna kuning
Lain-lain
Ballard score
: 35
Usia kehamilan : 38 minggu
Down Score
: 0, Sesak napas: 23/06/1
5

S: kulit bayi kuning, tidak bisa menghisap


O: Keadaan umum: aktif, Composmentis
Tekanan Darah : Respirasi: 32x/
menit
Nadi : 122 x/ menit
Suhu : 370 C
Sefal hematom: (-)
Sisitem saraf pusat:
Demam
: tidak ada
Kejang
: tidak ada
Refleks moro
: +/+
Refleks isap
:Refleks garp
: +/+
Refleks babinski
:+
Respirasi
Sesak

Pasang OGT
Periksa bilirubin total dan
direct

: tidak ada / -

Expiratory grunting : tidak ada /Sianosis

: tidak ada tanda sianosis

Pernapasan cuping hidung : tidak ada


Bunyi pernapasan

: Vesikuler

Bunyi tambahan : Rhonki -/-, whizing -/

Kardiovaskuler

Bunyi jantung I/II murni reguler;


Bunyi tambahan
: mumur -, gallop
Capilary refill time : < 2
Hematologi
Pucat
:Perdarahan : tidak ada tanda perdarahan
Abdomen
Muntah
:-

Hepar dan lien: tidak teraba


Tali pusat
: kering, Tanda radang Peristaltik : + kesan normal
BAB
: warna kuning +
Metabolisme
Edema
:Ikterus
: + Kramer IV
BAK
: + warna kuning
Lain-lain
Down Score : 0, Sesak napas: A: Ikterus Neonatorum + cephal hematome
+ BCB - SMK

24/06/1 S: kulit bayi kuning


O: Keadaan umum: aktif, Composmentis
5
Tekanan Darah : Respirasi: 54x/
menit
Nadi : 143 x/ menit
Suhu : 36,50 C
Sefal hematom: (+)
Sisitem saraf pusat:
Demam
: tidak ada
Kejang
: tidak ada
Refleks moro
: +/+
Refleks isap
:+
Refleks garp
: +/+
Refleks babinski
:+
Respirasi
Sesak

OGT lepas
Foto Therapy
Multivitamin 1x0,3 cc

: tidak ada / -

Expiratory grunting : tidak ada /Sianosis

: tidak ada tanda sianosis

Pernapasan cuping hidung : tidak ada


Bunyi pernapasan

: Vesikuler

Bunyi tambahan : Rhonki -/-, whizing -/

Kardiovaskuler

Bunyi jantung I/II murni reguler;


Bunyi tambahan
: mumur -, gallop
Capilary refill time : < 2
Hematologi
Pucat
:Perdarahan : tidak ada tanda perdarahan
Abdomen
Muntah
:Hepar dan lien: tidak teraba
Tali pusat
: kering, Tanda radang Peristaltik
: + kesan normal
BAB
: warna kuning +
Metabolisme
Edema
:Ikterus
: + Kramer IV
BAK
: + warna kuning
Lain-lain
Down Score : 0, Sesak napas: A: Ikterus Neonatorum + cephal hematome
+ BCB - SMK
25/06/1
5

S: kulit bayi kuning


O: Keadaan umum: aktif, Composmentis
Tekanan Darah : Respirasi: 44x/

Foto therapi
Multivitamin 1x0,3 cc

menit
Nadi : 128 x/ menit
Suhu : 36,60 C
Sefal hematom: (+)
Sisitem saraf pusat:
Demam
: tidak ada
Kejang
: tidak ada
Refleks moro
: +/+
Refleks isap
: + baik
Refleks garp
: +/+
Refleks babinski
: +/+
Respirasi
Sesak

: tidak ada / -

Expiratory grunting : tidak ada /Sianosis

: tidak ada tanda sianosis

Pernapasan cuping hidung : tidak ada

10

Bunyi pernapasan

: Vesikuler

Bunyi tambahan : Rhonki -/-, whizing -/

Kardiovaskuler

Bunyi jantung I/II murni reguler;


Bunyi tambahan
: mumur -, gallop
Capilary refill time : < 2
Hematologi
Pucat
:Perdarahan : tidak ada tanda perdarahan
Abdomen
Muntah
:Hepar dan lien: tidak teraba
Tali pusat
: kering, Tanda radang Peristaltik : + kesan normal
BAB
: warna kuning +
Metabolisme
Edema
:Ikterus
:+
BAK
: + warna kuning
Lain-lain
Down Score

: 0, Sesak napas:-

A: Ikterus Neonatorum + cephal hematome


26/06/1
5

+ BCB - SMK
S: kulit bayi kuning
O: Keadaan umum: aktif, Composmentis
Tekanan Darah : Respirasi: 42x/

Foto therapi
Multivitamin 1x0,3 cc

menit
Nadi : 130 x/ menit
Suhu : 370 C
Sefal hematom: (+)
Sisitem saraf pusat:
Demam
: tidak ada
Kejang
: tidak ada
Refleks moro
: +/+
Refleks isap
:+
Refleks garp
: +/+
Refleks babinski
:+
Respirasi
Sesak

: tidak ada / -

Expiratory grunting : tidak ada /Sianosis

: tidak ada tanda sianosis


11

Pernapasan cuping hidung : tidak ada


Bunyi pernapasan

: Vesikuler

Bunyi tambahan : Rhonki -/-, whizing -/

Kardiovaskuler

Bunyi jantung I/II murni reguler;


Bunyi tambahan
: mumur -, gallop
Capilary refill time : < 2
Hematologi
Pucat
:Perdarahan : tidak ada tanda perdarahan
Abdomen
Muntah
:Hepar dan lien: tidak teraba
Tali pusat
: kering, Tanda radang Peristaltik : + kesan normal
BAB
: warna kuning +
Metabolisme
Edema
:Ikterus
:+
BAK
: + warna kuning
Lain-lain
Down Score
: 0, Sesak napas:A: Ikterus Neonatorum + cephal hematome
+ BCB - SMK
27/06/1 S: kulit bayi kuning
O: Keadaan umum: aktif, Composmentis
5
Tekanan Darah : Respirasi: 54x/

- ASI on demand
- Foto therapi

menit
Nadi : 104 x/ menit
Suhu : 370 C
Sefal hematom: (+)
Sisitem saraf pusat:
Demam
: tidak ada
Kejang
: tidak ada
Refleks moro
: +/+
Refleks isap
:+
Refleks garp
: +/+
Refleks babinski
:+
Respirasi
Sesak

: tidak ada / -

Expiratory grunting : tidak ada /-

12

Sianosis

: tidak ada tanda sianosis

Pernapasan cuping hidung : tidak ada


Bunyi pernapasan

: Vesikuler

Bunyi tambahan : Rhonki -/-, whizing -/

Kardiovaskuler

Bunyi jantung I/II murni reguler;


Bunyi tambahan
: mumur -, gallop
Capilary refill time : < 2
Hematologi
Pucat
:Perdarahan : tidak ada tanda perdarahan
Abdomen
Muntah
:Hepar dan lien: tidak teraba
Tali pusat
: kering, Tanda radang Peristaltik : + kesan normal
BAB
: warna kuning +
Metabolisme
Edema
:Ikterus
:+
BAK
: + warna kuning
Lain-lain
Down Score: 0, Sesak napas:
A: Ikterus Neonatorum + sefalhematome +
BCB - SMK
28/06/1 S: kulit bayi kuning
O: Keadaan umum: aktif, Composmentis
5
Tekanan Darah : Respirasi: 54x/
menit
Nadi : 104 x/ menit
Suhu : 370 C
Sefal hematom: (+)
Sisitem saraf pusat:
Demam
: tidak ada
Kejang
: tidak ada
Refleks moro
: +/+
Refleks isap
:+
Refleks garp
: +/+
Refleks babinski
:+
Respirasi
Sesak

ASI on demand
Kontrol bilirubin direct
dan total

: tidak ada / -

13

Expiratory grunting : tidak ada /Sianosis

: tidak ada tanda sianosis

Pernapasan cuping hidung : tidak ada


Bunyi pernapasan

: Vesikuler

Bunyi tambahan : Rhonki -/-, whizing -/

Kardiovaskuler

Bunyi jantung I/II murni reguler;


Bunyi tambahan
: mumur -, gallop
Capilary refill time : < 2
Hematologi
Pucat
:Perdarahan : tidak ada tanda perdarahan
Abdomen
Muntah
:Hepar dan lien: tidak teraba
Tali pusat
: kering, Tanda radang Peristaltik : + kesan normal
BAB
: warna kuning +
Metabolisme
Edema
:Ikterus
: + Kramer IV
BAK
: + warna kuning
Lain-lain
Down Score
: 0, Sesak napas:A: Ikterus Neonatorum + cephal hematome
+ BCB - SMK
29/06/1 S: kulit bayi kuning
O: Keadaan umum: aktif, Composmentis
5
Tekanan Darah : Respirasi: 54x/
menit
Nadi : 143 x/ menit
Suhu : 37,80 C
Sefal hematom: (-)
Sisitem saraf pusat:
Demam
: tidak ada
Kejang
: tidak ada
Refleks moro
: +/+
Refleks isap
:+
Refleks garp
: +/+
Refleks babinski
: +/+
Respirasi

ASI on demand
Kontrol bilirubin
Pasien pulang paksa

14

Sesak

: tidak ada / -

Expiratory grunting : tidak ada /Sianosis

: tidak ada tanda sianosis

Pernapasan cuping hidung : tidak ada


Bunyi pernapasan

: Vesikuler

Bunyi tambahan : Rhonki -/-, whizing -/

Kardiovaskuler

Bunyi jantung I/II murni reguler;


Bunyi tambahan
: mumur -, gallop
Capilary refill time : < 2
Hematologi
Pucat
:Perdarahan : tidak ada tanda perdarahan
Abdomen
Muntah
:Hepar dan lien: tidak teraba
Tali pusat
: kering, Tanda radang Peristaltik : + kesan normal
BAB
: warna kuning +
Metabolisme
Edema
:Ikterus
: + Kramer IV
BAK
: + warna kuning
Lain-lain
Down Score
: 0, Sesak napas:
A: Ikterus Neonatorum + cephal hematome
+ BCB - SMK

15

BAB III
DISKUSI
Seorang bayi laki-laki berusia 2 hari, Lahir operasi sectio cesaria, cukup
bulan, di Rumah Sakit ditolong oleh dokter dan segera menangis. Berat badan
lahir (BBL) 3280 gram. Panjang badan lahir 50 cm. Apgar score: 7/9, Ballard
score 35 dengan usia kehamilan 38 minggu. Riwayat pemberian vitamin K1 (+),
riwayat inisiasi menyusui dini (-). Dirawat di rumah sakit dengan keluhan kulit
bayi kunig 1 hari setelah dirwat di rumah sakit. BAB berwarna kuning(+), ASI (-).
Pada

pemeriksaan

fisik

ditemukan

keadaan

umum

sakit

sedang,

komposmentis, Nadi : 142 x/menit, Pernapasan: 40x/ menit, Suhu: 36,8C,


Sefalhematom (+), Scar BCG (-), Ikterus (+) kremer IV.

16

Pada pemeriksaan penunjang didapati adanya peningkatan bilirubin direct 0.6


mg/dl dan bilirubun total 12.3 mg/dl pada hari ke 2. Bilirubin direct 0. 6 mg/dl
dan bilirubin total 17.9 mg/dl pada hari ke 5.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang diatas,
maka gejala-gejala pada pasien dalam kasus ini mengarah pada masalah-masalah
umum bayi baru lahir dengan gangguan sistem metabolik, sehingga diagnosis
pada pasien ini adalah Ikterus Neonatorum
Ikterus (jaundice) adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva, dan mukosa
akibat penumpukkan bilirubin tak terkonjugasi pada jaringan. Ikterus pada
neonatus akan terlihat bila kadar bilirubin serum >5 mg/dl. adalah kadar bilirubin
serum total 5 mg/dl disebut Hiperbilirubinemia.2
Tabel 1. Diagnosis Banding Ikterus Neonatorum menurut Saat Timbulnya.
Saat timbulnya ikterus
24 jam pertama

Diagnosis kemungkinan
- Inkompatibilitas darah Rh, ABO, atau golongan
lain
- Infeksi intrauterin (virus, TORCH,dan bakteri)

24 - 72 jam sesudah lahir

- Defisiensi enzim G6PD


- Ikterus fisiologis.
- Inkompatibilitas darah ABO atau Rh atau golongan
lain.
- Defisiensi enzim G6PD
- Polisitemia
- Hemolisis

perdarahan

tertutup

(perdarahan

subaponeurosis, perdarahan hepar, subkapsuler, dan


lain-lain)
- Hipoksia
- Sferositosis, eliptositosis, dan lain-lain
- Dehidrasi asidosis
Sesudah 72 jam pertama

- Defisiensi enzim eritrosit lainnya.


- Sepsis

17

sampai

akhir

minggu - Dehidrasi asidosis


- Defisiensi enzim G6PD

pertama

- Pengaruh obat
- Sindrom Crigler-Najjar
- Sindrom Gilbert
Akhir minggu pertama dan - Obstruksi
selanjutnya

- Hipotiroidisme
- 'Breast milk jaundice'
- Infeksi
- Hepatitis neonatal
- Galaktosemia

Gejala klinis yang paling mencolok adalah pewarnaan kuning pada kulit,
sklera dan mukosa bayi. Ikterus dapat berbentuk fisiologis atau patologis.
Perbedaan penting adalah waktu timbulnya ikterus tersebut. Pada ikterus
fisiologis, penampakan kuning pada kulit bayi timbul setelah 24 jam sesudah lahir
sedangkan pada ikterus patologis penampakan kuning pada kulit bayi timbul
dalam 24 jam pertama kelahiran. Ikterus fisiologis hilang dalam 14 hari tanpa
pengobatan sedangkan ikterus patologis berlangsung lebih dari 14 hari. 4,5

Ikterus yang kemungkinan besar menjadi patologis ialah seperti berikut.1,2

1. Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama.


2. Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi 12,5 mg/dL pada neonatus
cukup bulan dan 10 mg/dL pada neonatus kurang bulan.

3. Ikterus dengan peningkatan bilirubin melebihi 5 mg/dL per hari.


4. Ikterus yang menetap sesudah 2 minggu pertama (14 hari pertama).
5. Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik, infeksi atau
keadaan patologis lain yang telah diektahui.

6. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg/dL.

18

Gambar 1.Skema peningkatan kadar bilirubin pada bayi baru lahir2

Berbagai faktor resiko dapat meningkatkan kejadian hiperbilirubinemia


yang berat.

Gambar 2. Nomogram Penentuan Risiko Hiperbilirubinemia

19

Tabel 2. Faktor risiko hiperbilirubinemia berat bayi usia kehamilan 35 mg6


Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan ikterus neonnatorum karena kadar
bilirubin serum total 5 mg/dl dan berdasarkan normogram penentuan resiko
hiperbilirubinemia pasien pada usia 48 jam memiliki kadar serum bilirubin 12.3
mg/dl berada pada zona resiko sedang tinggi. Dan pada usia 5 hari kadar serum
bilirubin pasien sebesar 17.9 mg/dl berada pada zona resiko tinggi.
Pada kasus ini juga pasien memiliki faktor resiko hiperbilirubinemia berat
berdasarkan usia jehamilan > 35 minggu. Pasien memiliki 2 faktor resiko mayor
yaitu awitan ikterus terjadi seblum 24 jam dan sefalhematom, 2 resiko minor
umur kehamilan 38 minggu dan umur ibu > 25 tahun (29 tahun) dan faktor resiko
kurang bayi mendapat susu formula penuh.

20

Penatalaksanaan

Gambar 3. Panduan Fototerapi pada bayi usia kehamilan 35 minggu 6

Bilirubin total serum 24 jam pertama > 4,5 mg/dL dapat digunakan
sebagai faktor prediksi hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan sehat pada
minggu pertama kehidupannya. Hal ini kurang dapat diterapkan di Indonesia
karena tidak praktis dan membutuhkan biaya yang cukup besar.
Tatalaksana awal ikterus neonatorum menurut WHO:
a. Mulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan sebagai ikterus
berat.
b. Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko berikut: berat lahir <
2,5 kg, lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, hemolisis atau
sepsis.
c. Ambil contoh darah dan periksa kadar bilirubin serum dan
hemoglobin, tentukan golongan darah bayi dan lakukan tes
Coombs:

Bila kadar bilirubin serum di bawah nilai dibutuhkannya


terapi sinar, hentikan terapi sinar.

21

Bila kadar bilirubin serum berada pada atau di atas nilai


dibutuhkannya terapi sinar, lakukan terapi sinar.

Bila faktor Rhesus dan golongan darah ABO bukan


merupakan penyebab hemolisis atau bila ada riwayat
defisiensi G6PD di keluarga, lakukan uji saring G6PD bila
memungkinkan.

AAP merekomendasikan bahwa, jika memungkinkan, menyusui harus


diteruskan. Juga terdapat pilihan memilih untuk menghentikan menyusui
sementara dan menggantikannya dengan formula. Hal ini dapat mengurangi kadar
bilirubin dan atau meningkatkan efektifitas fototerapi. Pada bayi menyusui yang
mendapat fototerapi, suplementasi dengan pemberian ASI yang dipompa atau
formula adalah cukup jika asupan bayi tidak adekuat, berat badan turun
berlebihan, atau bayi tampak dehidrasi.
Fototerapi
Bila konsentrasi bilirubin tidak menurun atau cenderung naik pada bayi-bayi
yang mendapat fototerapi intensif, kemungkinan besar terjadi proses hemolisis.
Penatalaksanaan fototerapi dan transfusi tukar berdasarkan berat badan pada tabel
berikut:

Tabel 3. Petunjuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi sehat cukup bulan


berdasarkan American Academy of Pediatrics

22

Tabel 4. Petunjuk Penatalaksanaan Hiperbilirubinemia berdasarkan berat badan dan bayi


baru lahir yang relatif sehat11
Pada umumnya transfusi tukar dilakukan dengan indikasi sebagai berikut.
-

Pada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek < 20 mg/dL.

Kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat, yaitu 0,3 - 1 mg/dL/jam.

Anemia yang berat pada neonatus dengan gejala gagal jantung.

Bayi dengan kadar hemoglobin talipusat < 14 mg/dL dan uji Coombs direk
positif.

Pada kasus ini, pasien diterapi dengan fototerapi dengan tujuan melakukan
dekomposisi bilirubin. Sesuai dengan teori WHO merekomensikan memulai
fototerapi bila ikterus diklasifikasikan sebagai ikterus berat dan penatalaksanaan
hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan dan sehat bahwa pasien dengan usia 48
jam dengan kadar bilirubin 12.3 harus dipertimbangkan untuk dilakukan foto
terapi dan pada usia > 72 jam dengan kadar bilirubin 17.9 juga harus
dipertimbangkan untuk dilakukan fototerapi. Namun pada kasus, kadar bilirubin
pasien masih belum tinggi untuk dilakukan transfusi tukar
Pada pasien ini juga diberikan multivitamin yang merupakan produk
suplemen multivitamin yang berperan membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
yang diperlukan anak pada masa pertumbuhannya. Dengan formula baru yang
dilengkapi

oleh

tiga

unsur

nutrisi

penting

untuk

pertumbuhan

anak

yaitu DHA, FOS dan Lysine. kandungan lisyne didalamnya juga membantu
memperbaiki dan meningkatkan nafsu makan anak.

23

Pasien juga dipasanng OGT (Orogastric Tube) dengan indikasi untuk


pemberian nutrisi karena daya isap pasien masih kurang.
Pada pasien ini juga, setelah ibu pasien memiliki cukup ASI pasien maka
sebagai pencegahan primer, ibu dianjurkan untuk menyusui bayinya paling sedikit
8-12 kali/hari.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Thor WR. Neonatal Jaundice. Diakses melalui:


http://emedicine.medscape.com/ (last update 2014, juli 2)

2.

Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, dkk. Hiperbilirubinemia. Dalam:

24

Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia Edisi II. Jakarta:


Ikatan Dokter Indonesia. 2011; h.114-122
3.

Levine Ml,Tudehope D.Thearle J.Essentials of Neonatal Medicine


rookes:Waterloo 1990:165

4.

Kliegman RM, Behrman RE & Jenson BH Nelson textbook of


pediatrics, 6th ed. Philadelphia: Elsevier Science Health Science
Division; 2007, 592-9.

5.

Aminullah A, Ikterus dan hiperbilirubinemia pada neonatus. In AH


Markum, S Ismael, H Alatas, A Akib, A Firmansyah & S Sastroasmoro
editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2001. pp.313-7.

6.

.American Academy of Pediatrics. Subcomitte on hyperbilirubinemia.


Management of hyperbilirubinemia in the newborn infant 35 or more
weeks of gestation. Clinical Practice Guidlines. Pediatrics 2004; 114:
297-316

7.

Kosim MS, dkk. Buku Ajar Neonatologi, edisi pertama. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia. 2012; h.147-169

8.

Madan A, Macmahon JR, Stevenson DK. Neonatal Hyperbilirubinemia.


Dalam: Taeusch HW, Ballard RA, Gleason CA, editor. Averys disease of
the newborn. Edisi ke 8. Philadephia: WB Saunders CO. 2005; h.1226-53

9.

Saifudin, Abdul Bari.2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan

Bina

Pustaka Sarwono

Prawirohrdjo.

25

10.

Surasmi, Asrining. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC

26

Anda mungkin juga menyukai