Referat
Referat
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
APRIL 2015
LAPORAN KASUS
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK
DENGAN GEJALA PSIKOTIK
REFERAT
ANTI-PSIKOTIK ATIPIKAL (PALIPERIDONE PALMITATE)
PADA SKIZOFRENIA
Disusunoleh :
ANDI ARWAN AGUSNAWAN
PembimbingResiden:
dr. YAZZIT MAHRI
Pembimbing Supervisor:
dr. Hidajah, M.Kes., Sp. KJ
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
STATUS PASIEN
: 090458
Masuk RS Tanggal
: 14 Maret 2015
Nama
: Ny. M
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
Umur
: 22 Tahun
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Suku Bangsa
: Makassar
Status Perkawinan
: Sudah menikah
Pendidikan
Alamat
Diagnosis Sementara
Gejala-gejala Utama
: Mengamuk
LAPORAN PSIKIATRI
I.
RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama dan Alasan MRS
Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Hendaya/disfungsi :
- Hendaya sosial ada
- Hendaya pekerjaan ada
-
dan
perkembangan
normal
sesuai
dengan
anak
c. Riwayat Pernikahan
Pasien pernah menikah kira-kira 5 tahun yang lalu dan pernikahannya
bertahan hanya 1 bulan dan akhirnya pasien memutuskan untuk bercerai.
d. Riwayat Kehidupan beragama
Pasien memeluk agama Islam, pasien sering sholat 5 waktu dalam sehari.
e. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum
f. Aktivitas Sosial
Pasien tidak berkativitas sosial lagi karena dijauhi oleh teman dan
kerabat terdekat.
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara. Hubungan dengan ibu dan
saudaranya baik. Riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama
tidak ada. Pasien dulu tinggal dan bapaknya namun sekarang sudah tidak
tinggal bersama sejak bercerai dengan ibunya
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal dengan ibunya di Jl. Toa 2 Lr. 10 No. 36 Makassar
G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien merasa dirinya tidak sakit dan tidak butuh pengobatan. (Tilikan
derajat 1)
II.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan memakai baju dengan motif bunga dengan celana berwarna
hitam, dengan rambut pirang lurus, perawatan diri baik.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan aktivitas motorik
Pasien duduk, kadang gelisah, seringkali berdiri dan terlihat banyak bicara.
4. Pembicaraan
Lancar, spontan, intonasi kadang tinggi
5. Sikap terhadap pemeriksa
Cukup Kooperatif
B. Keadaan afektif (Mood), perasaan atau empati
1. Mood
: Senang
2. Afek
: Hipertimia
3. Empati
C. Fungsi intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan :
Sesuai
taraf
pendidikan
2. Daya konsentrasi
: Baik
3. Orientasi (waktu,tempat,orang)
: Baik
: Baik
5. Pikiran abstrak
: Baik
6. Bakat kreatif
: Tidak Ada
: Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
mengaku bisa melihat ular berkepala tujuh sejak 2 bulan lalu, halusinasi
terjadi setiap hari)
2. Ilusi
3. Depersonalisasi
: Tidak ada
4. Derealisasi
: Tidak ada
: Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas
: Membanjir
b. Kontinuitas
: flight of ideas
c. Hendaya berbahasa
: Tidak ada
2. Isi pikiran
Preokupasi
: Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
: Terganggu
G. Daya Nilai
1. Norma sosial
: Baik
: Baik
3. Penilaian realitas
: Terganggu
H. Tilikan (Insight)
Derajat 1 (Pasien merasa bahwa dirinya tidak sakit, tidak percaya pada
pengobatan).
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
III.
IV.
memutuskan cerai. Setelah cerai, pasien sempat depresi. Pada saat itu, pasien
malas untuk beraktivitas, jarang berbicara dengan orang terdekat dan sulit
berkonsentrasi. Hal tersebut dirasakan selama setahun. Kemudian akhirnya
pasien sembuh dan mampu melakukan aktivitasnya selama 2 tahun. Setelah 3
tahun bercerai, pasien sempat dijodohkan oleh ibunya dengan iringan pemuda
yang kaya. Sebelum melakukan akad nikah, pasien kabur dan dikejar oleh
orang tuanya. Sejak saat itu, pasien selalu mengamuk dan membenci semua
anggota keluarganya.
Dari
pemeriksaan
status
mental
ditemukan
deskripsi
umum,
EVALUASI MULTIAKSIAL
A. AKSIS I
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan gejala klinis yang
bermakna yaitu pasien selalu mengamuk. Terdapat hendaya dalam fungsi sosial,
pekerjaan dan waktu senggang hal ini menimbulkan distress dan disability pada
dirinya dan keluarga sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami Gangguan
Jiwa.
Dari alloanamnesis, didapatkan pasien sering mengamuk, gelisah dan sering
bicara sendiri didapatkan hendaya dalam menilai realitas yaitu: halusinasi visual
dan waham bizzare. Selain itu, dari hasil autoanamnesis pasien mengaku dapat
berbicara dengan hewan dan dapat melihat ular berkepala tujuh sehingga pasien
didiagnosis dengan Gangguan Jiwa Psikotik.
DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bemakna tetapi karena terdapat
ketidakseimbangan
neurotransmitter
sehingga
memerlukan
psikofarmakoterapi.
2. Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa waham yaitu
pasien mengaku mampu berbicara dengan hewan serta arus pikiran yang
mengalami flight of ideas dan asosiasi longgar yang menimbulkan gejala
psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
3. Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan
waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
VII.
PROGNOSIS
Dubia
Faktor pendukung :
-
VIII.
PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan PPDGJ-III, adapun pedoman diagnosis untukGangguan Afektif
RENCANA TERAPI
Farmakoterapi
-
Risperidone 2 mg 2x1
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai
efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping
obat yang diberikan.
X.
DM
: Bisa saya tanya-tanya ki beberapa hal tentang apa yang kita rasa dan
: Iye
DM
DM
: Mamaku
DM
: ayah tiriku.
DM
: ayah tiriku kayak hewan kakak. Habis manis sepah dibuang ki ibu
DM
DM
: saya disini mauka jadi pengantin dengan pacarku. Cinta tak direstui, saya
SMK. Disitu saya dijodohkan sama orang tua ku. Kemudian langsungka depresi
DM
: bagaimana tidak depresi. Tidak cocokka karena KDRT dan selaluki bawa
sampai 1 tahun.
DM
DM
: kerja di tempat fitness dan reflexi. Gajinya 1,2 juta per bulan. Saya
: kalau di tempat kerja saya diam-diamji kakak. Gua kan pintar acting
marshanda, selaluka dibilang-bilangi, dibully ka. Ada juga itu ayah, mengapa aku
berbeda. Samaki itu juga sifatku waktu SMP selaluka dianiaya.
DM
: Jadi kan mira beberapa kalimi keluar masuk dadi, suka ji di sini?
: suka banget kakak. Di rumahku saya tidak suka karena dipakai tempat
pesugihan.
DM
: pernahka juga dipaksa lagi menikah sama pemuda kaya ki bedeng. Tapi
kaburka dari rumah. Dikejarka sama orang tua ku. Sampai hak tinggiku hilang.
Kayak Cinderella ma di. Hahahaha
DM
: hahahah.. bisaka liat ular banyak kepalanya. Bisaka juga bicara sama
hewan. Liatki itu kucing dia bilang laparkiii (sambil menunjuk kucing yang
berada di koridor)
DM
DM
DM
:ular jadi-jadian. Banyak kepalanya ada tujuh. Itu sana adaki saya liat
ditembok. Aduh banyak sekali saya liat. Adaki lagi dipohon sana. Pusingku
DM
DM
DM
DM
barang, marah-marah ?
P
DM
DM
: Nda
DM
: Nda
DM
: Tidak sakit.
DM
: senang
DM
: Iya
DM
mira?
P
DM
: Tidur ta bagus ji ?
: Bagus
DM
: Iya bisa
DM
DM
: Iya
DM
DM
: tidakji
DM
DM
: Tidak adaji
DM
: Ada itu ji yang ular banyak kepalanya. Bisa saya hitung ada tujuh, beda
beda juga warnanya. Itu sana bisa saya liat adaki di atas pohon.
DM
: Ohiya, ini ji saya mau tanya ki. jangan ki lupa minum obat ta.
: Iye hehehe
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini konsep kedokteran mengenai pengobatan gangguan psikotik
masih berputar pada penggunaan antipsikotik. Antipsikotik merupakan salah satu
obat golongan psikotropik. Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara
selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap
aktivitas mental dan perilaku (mind and behavior altering drugs), digunakan untuk
terapi gangguan psikiatrik (psychotherapeutic medication). Menurut WHO, obat
psikotropik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
APG II sering disebut juga sebagai Serotonin Dopamin Antagosis
(SDA) atau antipsikotik atipikal. APG II mempunyai mekanisme kerja
B. Sejarah
Obat antipsikotik atipikal pertama, clozapine, ditemukan pada 1950an, dan diperkenalkan ke dalam praktek klinis pada 1970-an. Clozapine
tidak disukai karena dapat menginduksi agranulocytosis. Namun, penelitian
menunjukkannya efektivitas dalam pengobatan skizofrenia. Meskipun
clozapine efektif untuk pengobatan skizofrenia, agen dengan efek samping
yang lebih menguntungkan yang dicari untuk digunakan secara luas. 5
Selama tahun 1990-an, olanzapine, risperidone, dan quetiapine
diperkenalkan. Ziprasidone dan aripiprazole diperkenalkan di awal 2000-an.
Paliperidone, anti-psikotik atipikal terbaru, telah disetujui oleh FDA pada
akhir tahun 2006. Anti-psikotik atipikal sekarang dianggap sebagai
pengobatan
lini
pertama
untuk
skizofrenia
dan
secara
bertahap
merugikan
merekomendasikan
salah
sendiri-sendiri.
satu
antipsikotik
Neuropsikofarmakologis
generasi
pertama,
atau
C. Profil Obat
Paliperidone palmitat merupakan bentuk sedian intramuskuler dari
paliperidone, bentuk activemetabolite dari risperidone yang sebelumnya
hanya tersedia dalam sediaan oral. Dalam studi jangka pendek, paliperidone
palmitat adalah antipsychotic yang lebih efektif dibandingkan plasebo. Efek
samping paliperidone palmitate hampir sama dengan paliperidone oral,
risperidone oral, dan risperidone jenis Long acting injection. 1,4
Kelompok obat antipsikosis terbaru dikenal karena memiliki
kemampuan untuk bekerja lebih baik dibandingkan dengan banyak obat
psikosis lainnya terutama dibandingkan dengan obat golongan APG I.1
Sama halnya dengan risperidone, Paliperidone palmitate termasuk
antipsikotik turunan benzisoxazole. Paliperidone palmitate merupakan