PEWARNAAN GRAM
I. PRINSIP KERJA
Prinsip kerja dari praktikum pewarnaan gram adalah untuk mengenali bentuk dan
morfologi sel bakteri dan mengidentifikasi bakteri.
II. METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Oktober 2014 pukul 13.00-15.00
WIB di Laboratorium Pendidikan III, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah Mikroskop, object glass, cover glass, bunsen,
jarum ose dan cawan petri. Sedangkan alat yang digunakan adalah biakan bakteri,
air, etanol asetat 96%, criistal violet, lugol, iodine dan safranin.
2.3 Cara Kerja
Diteteskan sampel pada object glass dan fiksasi dengan bunsen. Kemudian diteteskan
crystal violet sebagai pewarna utama pada kedua preparat, diusahakan semua ulasan
terwarnai dan ditunggu selama lebih kurang 1 menit, lalu dicuci dengan air mengalir.
Diteteskan lugol, iodine dan ditunggu lebih kurang 1 menit, dicuci lagi dengan air
mengalir. Setelah itu diberi larutan pemucat (ethanol asetat 96%) setetes demi setetes
hingga ethanol yang jatuh berwarna jernih. Dicuci dengan air mengalir. Diteteskan
safranin dan ditunggu selama lebih kurang 45 detik, dicuci lagi dengan air mengalir.
Kemudian diamati dibawah mikroskop.
Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil praktikum yaitu:
(a)
(b)
Gambar 8. Pewarnaan bakteri gram positif (a); bakteri gram negatif (b)
3.2 Pembahasan
Pada praktikum pewarnaan gram, hasil yang didapatkan yaitu warna merah pada
biakan bakteri yang dijadikan sampel, itu menandakan bahwa bakteri tersebut
berjenis gram negatif. Pewarnaan gram ini berfungsi untuk mewarnai sel sehingga
lebih jelas terlihat di mikroskop dan pewarnaan ini juga berfungsi untuk mengenal
sifat-sifat organisme dan untuk membedakan antara bakteri gram positif dan bakteri
gram negarif.
Menurut Pelczar (2005), bakteri gram negative mengandung lipid, lemak atau
substansi seperti lemak dalam persentase lebih tinggi daripada sel bakteri gram
positif. Dinding bakteri gram negatif juga juga lebih tipis daripada dinding bakteri
gram positif.
Pada perlakuan pemberian ethanol asetat 96% terhadap bakteri gram negative
menyebabkan terekstraksinya lipid sehingga memperbesar daya rembes atau
permeabilitas dinding sel gram negative. Jadi kompleks ungu cristal violet yang telah
memasuki dinding sel selama langkah awal proses pewarnaan, dapat tereduksi.
Sehingga organisme gram negative kehilangan warna tersebut (Pelczar, 2005).
Sedangkan pada bakteri gram positif, kandungan lipidnya yang lebih rendah,
dinding sel bakteri gram positif menjadi terdehidrasi selama perlakuan dengan
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Adam, M. 2000. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta
22
23