Anda di halaman 1dari 6

NOMOR 1

PELELANGAN UMUM:
Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barang dan jasa untuk semua pekerjaan
yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang dan jasa yang memenuhi syarat. Pelelangan
umum dilakukan secara terbuka dengan mengumumkan secara luas melalui paling kurang di
website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi, papan pengumuman resmi untuk
masyarakat, dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan
dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
Pelelangan umum merupakan metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk
pekerjaan yang bernilai lebih dari lima milyar rupiah. Dalam Pelelangan Umum tidak ada
negosiasi teknis dan harga. Pelelangan umum dapat dilakukan melalui proses pascakualifikasi
atau proses prakualifikasi untuk pelelangan umum dengan pekerjaan kompleks.
PELELANGAN TERBATAS
Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah
Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.
Pelelangan terbatas akan memilih dan mengundang penyedia pekerjaan konstruksi yang
dinyatakan telah lulus prakualifikasi. Pelelangan tetap diumumkan secara luas melalui media
elektronik dan/atau media cetak dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan
penyedia pekerjaan konstruksi yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan
kepada penyedia pekerjaan konstruksi lainnya yang memenuhi kualifikasi.
PEMILIHAN LANGSUNG
Pemilihan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa melalui pelelangan umum atau
pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
penawar dari penyedia jasa. Pemilihan Langsung dilakukan melalui proses pascakualifikasi.
Dalam Pemilihan Langsung tidak ada negosiasi teknis dan harga. Pemilihan Langsung hanya
digunakan untuk pekerjaan konstruksi yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).
Pemilihan Langsung diumumkan sekurang-kurangnya di website Kementerian / Lembaga /
Pemerintah Daerah/Institusi, papan pengumuman resmi untuk masyarakat, dan Portal
Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat
dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
PENUNJUKAN LANGSUNG
Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk
langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa. Penunjukan Langsung dilakukan dengan
mengundang 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang dinilai
mampu melaksanakan pekerjaan dan/atau memenuhi kualifikasi. Penunjukan Langsung
terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat dilakukan dalam

hal: (a). keadaan tertentu; (b). pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/ Jasa
Lainnya yang bersifat khusus.
Penunjukan Langsung dilakukan dengan negosiasi baik teknis maupun harga sehingga
diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan. Proses penilaian kualifikasi untuk Penunjukan Langsung dalam
penanganan darurat dilakukan bersamaan dengan pemasukan Dokumen Penawaran. Apabila
tidak dalam keadaan darurat, penunjukan langsung dilakukan melalui proses prakualifikasi.
Pengumuman atas penetapan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan melalui Penunjukan
Langsung, diumumkan secara terbuka pada website Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat.
PENGADAAN LANGSUNG
Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa,
tanpa melalui Pelelangan/ Seleksi/Penunjukan Langsung. Pengadaan Langsung dilaksanakan
oleh 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan. Pengadaan Langsung hanya dilakukan untuk paket
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan
metode Pengadaan Langsung dilakukan dengan permintaan penawaran yang diikuti dengan
klarifikasi serta negosiasi teknis dan biaya kepada calon Penyedia. Pengadaan langsung
dilakukan melalui proses prakualifikasi.
Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan metode Pengadaan
Langsung dilakukan sebagai berikut:
a. pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
yang menggunakan kuitansi;
b. permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga
kepada Penyedia untuk Pengadaan Langsung yang menggunakan SPK.

NOMOR 2
a. Pinjaman bank pemerintah sebesar Rp 10 miliar untuk pembangunan gedung
kuliah baru.
Metode yang dipakai dalam memilih penyedia jasa yang akan melaksanakan pekerjaan
tersebut adalah pelelangan umum, karena hanya metode pelelangan umum yang
diperbolehkan untuk pekerjaan konstruksi biasa dengan nilai lebih dari Rp. 5 miliar. Untuk
nilai pekerjaan Rp. 10 miliar sebenarnya dapat dilakukan pula dengan metode penunjukan
langsung atau pelelangan terbatas. Namun, penunjukan langsung haya digunakan untuk
situasi darurat atau pekerjaan yang bersifat khusus. Sedangkan pelelangan terbatas hanya
dilakukan apabila jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk
pekerjaan yang kompleks. Pekerjaan pembangunan gedung kuliah baru merupakan pekerjaan

konstruksi biasa dan tidak dalam keadaan darurat, sehingga tidak perlu menggunakan metode
penunjukan langsung atau pelelangan terbatas.
b. Departemen Pendidikan Nasional senilai Rp 500 juta pembelian buku-buku teks
yang digunakan dalam perkuliahan.
Metode yang dipakai dalam memilih penyedia jasa yang akan melaksanakan pekerjaan
tersebut adalah pelelangan sederhana. Pelelangan sederhana dilakukan untuk pengadaan
barang dengan nilai pekerjaan paling tinggi Rp. 5 miliar, sehingga dapat dilakukan untuk
pengadaan barang senilai Rp 500 juta. Penunjukan langsung tidak mungkin dilakukan karena
pengadaan barang yang akan dilakukan tidak bersifat darurat ataupun bersifat khusus.
Kontes/Sayembara juga tidak bisa digunakan karena kontes/sayembara dilakukan khusus
untuk pemilihan Penyedia Barang yang merupakan hasil Industri Kreatif, inovatif, dan
budaya dalam negeri sehingga harga atau biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga
satuan. Pelelangan umum dan penunjukan langsung juga tidak bisa karena nilai pekerjaan
untuk pelelangan umum adalah paling kurang Rp. 5 miliar dan untuk pengadaan langsung
tidak lebih dari Rp. 200 juta.

NOMOR 3
Perbedaan antara metode pelelangan umum dengan prakualifikasi dan pelelangan umum
dengan pasca kualifikasi intinya terletak pada perbedaan urutan proses penilaian kualifikasi.
Pada pelelangan umum dengan prakualifikasi proses penilaian kompetensi dari penyedia
barang/jasa dilakukan sebelum memasukkan penawaran. Sedangkan pada pelelangan umum
dengan pasca kualifikasi proses penilaian kompetensi dari penyedia barang/jasa dilakukan
setelah memasukkan penawaran.
Perbedaan lain terdapat pada perbedaan kegiatan pelaksanaan. Pada pelelangan umum
dengan pasca kualifikasi peserta hanya perlu memasukkan dokumen satu kali, yaitu hanya
dokumen penawaran. Kemudian dilakukan evaluasi penawaran, dilanjutkan dengan evaluasi
kualifikasi dan pembuktian kualifikasi. Proses selanjutnya adalah penetapan dan
pengumuman lelang. Apabila terdapat peserta ynag tidak puas dengan hasli lelang, dapat
mengajukan sanggahan.
Pada pelelangan umum dengan prakualifikasi, peserta harus memasukkan dokumen dua kali,
yaitu dokumen kualifikasi dan dokumen penawaran. Pertama, peserta memasukkan dokumen
kualifikasi terlebih dahulu kemudian dilakukan evaluasi kualifikasi dan pembuktian
kualifikasi. Setelah itu dilakukan penetapan dan pengumuman hasil kualifikasi. Bila terdapat
peserta yang tidak puas dengan hasli kualifikasi, dapat mengajukan sanggahan. Kemudian
peserta yang lolos kualifikasi memasukkan dokumen yang kedua, yaitu dokumen penawaran.
Selanjutnya dilakukan evaluasi penawaran, penetapan dan pengumuman pemenang, dan
terakhir sanggahan dari peserta yang tidak puas dengan hasil lelang.

NOMOR 4
Jelaskan metode yang digunakan dalam penyampaian penawaran dan berikan contoh paket
pekerjaan dari penggunaan metode tersebut pada pengadaan barang/jasa.
Metode penyampaian dokumen penawaran:
1. Non e-Proc (manual)
Adalah lelang yang dilakukan secara manual, jadi penyampaian dokumen penawaran
masih dilakukan secara manual, yaitu dengan mendatangi tempat pendaftaran pada
waktu dan tempat yang telah ditentukan panitia, kemudian menyerahkan dokumen
penawaran kepada panitia. Pelelangan secara non e-proc memiliki tiga metode
penyampaian dokumen penawaran:
a. Satu Sampul
Metode penyampaian dokumen penawaran satu sampul berarti penawaran
administrasi, teknis, dan harga akan dijadikan satu dalam satu sampul, sehingga
nantinya pembukaan penawaran dan evaluasi penawaran hanya dilakukan satu
kali.
b. Dua Sampul
Metode penyampaian dokumen penawaran dua sampul berarti penawaran
administrasi, teknis, dan harga akan dipisah dalam dua sampul yang berbeda.
Sampul satu berisi penawaran administrasi dan teknis, sedangkan sampul dua
berisi penawaran harga. Pembukaan penawaran dan evaluasi penawaran juga akan
dilakukan dua kali berturut-turut. Yang pertama adalah pembukaan dan evaluasi
penawaran sampul satu dan dilanjutkan pembukaan dan evaluasi penawaran
sampul dua.
c. Dua Tahap
Dalam metode penyampaian dokumen penawaran dua tahap, peserta harus
menyampaikan dokumen penawaran dalam dua tahapan yang berbeda. Dokumen
penawaran tahap I adalah dokumen penawaran administrasi dan teknis dan
dokumen tahap II adalah dokumen penawaran harga. Pemasukan, pembukaan, dan
evaluasi dokumen penawaran dilakukan dalam dua tahapan yang berbeda. Pada
tahap I peserta memasukkan dokumen penawaran tahap I kemudian panitia akan
melakukan pembukaan dan evaluasi dokumen penawaran tahap I. Kemudian
peserta yang lulus tahap I akan memasukkan dokumen penawaran tahap II lalu
panitia akan melakukan pembukaan dan evaluasi dokumen penawaran tahap II.
2. E-proc
E-Procurement atau lelang secara elektronik adalah proses pengadan barang/jasa yang
menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi dalam setiap proses dan
langkahnya. Dokumen penawaran diganti menjadi elektronik dalam format PDF atau
JPEG. Penyampaian dokumen penawaran kepada panitia dilakukan secara online, jadi
panitia dan peserta tidak perlu bertatap muka.
a. Satu file

Metode penyampaian dokumen penawaran satu file prinsipnya sama dengan


metode satu sampul. Hanya saja, dokumen penawaran diganti menjadi elektronik
dalam format PDF atau JPEG. Dokumen penawaran administrasi, teknis, dan
harga dijadikan dalam satu file kemudian dikirim kepada panitia secara online.
b. Dua File
Metode penyampaian dokumen penawaran dua file juga hampir sama dengan
metode dua sampul namun dokumen penawaran diganti menjadi elektronik.
Dokumen penawaran administrasi dan teknis dan dokumen penawaran harga
dipisah dalam dua file yang berbeda kemudian keduanya dikirim kepada panitia
secara online.
Contoh paket pekerjaan dari penggunaan metode penyampaian dokumen pada pengadaan
barang/jasa:
a. Contoh untuk metode satu sampul dan satu file:
Pekerjaan Renovasi Gedung Logistik
b. Contoh untuk metode dua sampul dan dua file:
Pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan/Desain Pembangunan Gedung Kantor
c. Contoh untuk metode dua tahap:
Pekerjaan Pembangunan Pelabuhan
NOMOR 5
Tahapan yang harus dilakukan Kelompok Kerja ULP pada saat melaksanakan evaluasi
penawaran dengan menggunakan sistem gugur sampai menghasilkan calon pemenang adalah:
1. Kelompok Kerja ULP melakukan Evaluasi Administrasi:
a. dilakukan terhadap penawaran yang tidak terlambat
b. dilakukan terhadap kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan (tidak dikurangi, ditambah dan/atau
diubah)
c. menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau tidak
memenuhi syarat administrasi
2. Kemudian Kelompok Kerja ULP melakukan Evaluasi Teknis:
a. dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi
b. dilakukan terhadap pemenuhan syarat teknis yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan (tidak dikurangi, ditambah dan/atau diubah)
c. bila menggunakan nilai ambang batas lulus, dilakukan dengan memberikan
penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan
d. menghasilkan dua kesimpulan yaitu memenuhi syarat teknis atau tidak memenuhi
syarat teknis
3. Tahap terakhir, Kelompok Kerja ULP melakukan Evaluasi Harga:
a. hanya dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi syarat
administrasi dan teknis

b. berdasarkan hasil evaluasi harga, Kelompok Kerja ULP membuat daftar urutan
penawaran yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah dan mengusulkan
penawar terendah yang responsif sebagai calon pemenang

Anda mungkin juga menyukai