Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN BANGUNAN

LINGKUP PEKERJAAN MELIPUTI :


I.

PEKERJAAN PERSIAPAN

II.

PEKERJAAN TANAH

III.

PEKERJAAN BETON BERTULANG

IV.

PEKERJAAN PASANGAN BATU/PLESTERAN

V.

PEKERJAAN RANGKA ATAP

VI.

PEKERJAAN KOSEN PINTU DAN JENDELA

VII. PEKERJAAN LISTRIK


VIII. PEKERJAAN PENGECATAN
IX.

PEKERJAAN SANITAR

X.

PEKERJAAN LAIN-LAIN

I.

PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1

Pembersihan Lapangan
Pekerjaan Pembangunan ini berada pada lokasi kota Banda Aceh, maka

diperlukan penanganan yang hati-hati, dengan perencanaan yang baik

agar

kegiatan proyek tidak mempengaruhi aktifitas lingkungan, operasional dan


kegiatan lain disekitar proyek, juga perlu penanganan yang khusus pada saat
pekerjaan galian tanah pondasi diperbatasan dengan bangunan lain nya yang
berada di samping lokasi proyek.
1.2

Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank


Salah

satu

pekerjaan

persiapan

yang

penting

adalah

pekerjaan

pengukuran/setting out. Pekerjaan ini merupakan bagian yang tidak boleh


terpisahkan pada proyek ini. Agar didapatkan hasil yang akurat dan dapat
merupakan suatu pedoman pekerjaan, maka setiap alat survey harus sudah
dikalibrasi, agar mendapat hasil yang aptuat. Surveyor dipilih tenaga yang
berpengalaman dan yang menguasai lokasi lapangan proyek.
Sedangkan jenis pengukurannya dilakukan dengan cara menggunakan alat
pengukuran Water Pass dan Meteran.
1.2.1 Pengukuran
Tujuan pengukuran alat sifat datar memenjang ini adalah:
a. Untuk menentukan beda tinggi atau tinggi titik-titik benang yang
letaknya berurutan dan
Memanjang.
b. Untuk menentukan beda tinggi antara dua titik yang berjauhan letaknya
sehingga
mendapatkan elevasi permukaan nya rata sesuai dengan perencanaan
nya, dan dengan memasang patok-patok titik beda tinggi.

1.2.2 Pasangan Bauw Plank


Sebelum pekerjaan galian tanah dan konstruksi dikerjakan, terlebih dahulu
dikerjakan pemasangan bouplank dengan konstruksi tiang dolken, papan
horizontal dari kayu terentang yang bagian atasnya sama rata dan lurus
pedomannya sebagai garis As bangunan yang akan di kerjakan.
As-as tertentu sebagai tanda untuk galian diberi tanda dengan cat merah dan diberi
paku. Batas pemasangan bouw plank dengan As batas luar bangunan antara 1.5-2
m, karena untuk memudahkan pengerjaan penggalian tanah dan pelansiran tanah
galian pondasi yang dapat merubah ketinggian dan datarnya elevasi bangunan
yang telah di tentukan oleh perencana.

II.

PEKERJAAN TANAH

2.1

Galian tanah
Galian tanah pondasi adalah tempat meletakkan pondasi yang mana dalam

galian ini digunakan pondasi batu gunung. Galian tanah untuk pondasi harus
dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang
tercantum dalam gambar. Dasarnya galian harus bebas Lumpur dan air dalam
keadaan padat, sampai dapat diberi lapisan pasir urug setebal 10 cm sebelum
pondasi dilaksanakan.
Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat
pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat. Dalam galian ini
mempunyai kemiringan tertentu, tergantung pada struktur tanah, apakah tanah
bercampur pasir, tanah cadas, dan tanah lempung. Dalam galian tanah ditentukan
oleh dalamnya tanah padat dengan daya dukung yang cukup kuat minimum 0,5
kg/cm2atau sesuai dengan gambar. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan ini
adalah cangkul, sekop, pangki dan alat bantu lainnya. Dengan banyaknya volume
pekerjaan sebesar 55,50 m
a. Pengawas akan menerima laporan hasil pekerjaan galian tanah yang telah
selesai

dikerjakan oleh Kontraktor pelaksana yang menurut pendapatnya sudah dapat


dimulai dengan memasang pondasi tapak dan kolom praktis dan apabila
dilaksanakn sebelum adanya persetujuan dari pengawas, dapat mengakibatkan
pembongkaran kembali.
b. Dimulai dengan memasang pondasi tapak dan kolom praktis dan apabila
dilaksanakn
sebelum

adanya

persetujuan

dari

pengawas,

dapat

pembersiha,

galian,

mengakibatkan

pembongkaran kembali.
2.2

Urugan Kembali
Pekerjaan

tanah,

pembongkaran,

uruagan

dan

pemadatan urugan yang termasuk dalam pekerjaan struktur atas harus dikerjakan
terlebih dahulu sebelum Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor memulai pekerjaan
struktur atas yang sebenarnya.
Urugan/timbunan kembali ialah mengisi sloof/alur yang tidak terisi oleh
pondasi. Pengisian dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi mengeras dan diisi
lapis demi lapis sampai padat, sehingga tidak ada penurunan/penyusutan pada
urugan tersebut..alat-alat yang dugunakan pada pekerjaan ini adalah cangkul,
sekop dan alat bantu lainnya. Dan dalam pekerjaan ini diguunakan galian pada
pondasi. Bekas galian pondasi tapak akan diurug dengan tanah urug, apabila
menurut direksi/pengawas lapangan apabila tanah tersebut cukup baik, dan urugan
bekas galian tanah tersebut dapat dipakai kembali.
a.

Apabila kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian tersebut, kalau
tidak
diperlukan didalam kegiatan harus diangkut secepatnya keluar dari lokasi
proyek pembangunan yang sedang dilaksanakan.

b.

Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan-pekerjaan tanah


tersebut
harus segera disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

2.3

Urugan Pasir bawah Pondasi


Urugan pasir bawah lantai tersebut harus dikerjakan secara berlapis dengan

ketentuan dan syarat setiap lapisnya tidak lebih tebal dari 10 cm yang didapatkan
dengan mesin tumbuk.
Setelah galian pondasi dikerjakan maka dilakukan timbunan pasir bawah pondasi
yang tebalnya biasa digunakan 5 cm dari lapis tanah dasar atau sesuai gambar
rencana. gunanya urugan pasir dibawah pondasi ialah untuk perbaikan dan
perataan tanah, Pasir urug disiram dengan air sampai padat, Bahan-bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini adalah pasir dan air.
2.4

Tanah Timbun
Tanah timbun dikerjakan setelah pekerjaan sloof selesai dikerjakan atau

pekerjaan ini dikerjakan sebelum pengecoran lantai. Urugan diisi lapis demi lapis
sampai padat Pada tahap ini urugan tanah harus benar-benar padat sehingga tidak
terjadi penurunan/penyusutan pada urugan lantai tersebut. alat-alat yang
digunakan adalah sekop, cangkul, pangki dan grek/beko tangan beserta alat bantu
lainnya. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah timbun.
Apabila telah dilaksanakan pekerjaan pondasi, maka dilanjutnkan dengan
pelaksanaan timbunan dalam gedung yang akan dibangun secara manual dengan
tenaga manusia, Direksi/pengawas lapangan boleh menyetujui apabila material
yang akan digunakan untuk timbunan itu sudah diuji kepadatan / CBR.
2.5

Pekerjaan Pondasi
Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi

a.

Kontraktor pelaksana harus mengadakan pengukuran-pengukuran untuk As


pondasi sesuai dengan gambar kontruksi yang telah direncanakan sebelum
pondasi dipasang.

b.

Pasir pasang 5 cm diratakan di bawah dasar pondasi sebagai lantai kerja dan
diatasnya dipasang anstamping. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang
dan pondasi batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir pasang
(pasangan batu kosong). Semua lapisan ini juga harus disiram dengan air di

atasnya dan diratakan, sehingga semua pasir akan mengisi rongga-rongga


batu kali yang sudah selesai dikerjakan. Tebal semua lapisan harus dibuat
sesuai dengan gambar detail pondasi.
c.

Pondasi yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan gambar kerja dan
gambar
detail. Campuran yang akan digunakan plat tapak beton dengan adukan 1
Pc : 3 Ps.
Hasil Akhir :

Semua permukaan harus cukup rata

Semua bagian atas yang bertemu dengan sloof beton, harus


dipasang stek besi.

III. PEKERJAAN BETON BERTULANG


Pekerjaan ini mencakup pekerjaan persiapan sampai dengan penyelesaian
pekerjaan beton, rangka beton dan beton komposit. Proses pelaksanaan pekerjaan
menuntut penyedia jasa untuk mengerjakan pekerjaan ini secara intensive baik
menurut bentuk, dimensi dan volume seperti yang tercantum dalam gambar
maupun menurut instruksi yang diberikan oleh pengawas lapangan.
Secara bertahap pekerjaan beton bertulang ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu
:
1.

Pekerjaan pembesian

2.

Pekerjaan Bekesting

3.

Pekerjaan Pengecoran

4.

Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

3.1

Bahan-Bahan
3.1.1 Air

Air yang digunakan harus bersih dan dapat diminum serta harus
bebas dari segala mecam campuran atau larutan minyak, asam,
basa, garam dan bahan-bahan organis lainnya.

Semua biaya untuk mendapatkan air bersih tersebut dan biaya


lainnya ialah menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat


ditentukan dengan ukuran berat dan harus dilakukan setepattepatnya untuk menghasilkan beton yang berkualitas baik.

3.1.2 Semen (Portland Cemet) selanjutnya disingkat : PC

Kontraktor sedapat mungkin harus mempergunakan PC dengan


satu merek dan harus disetujui oleh pengawas lapangan serta harus
bermutu tinggi dan baik.

Apabila PC dalam kantong-kantongnya yang rusak kaitannya dan


robek-robek tidak akan diperkenankan dan dipergunakan, kecuali
untuk pekerjaan yang bukan beton.

Portland cement (pc) merupakan bahan perekat, yang diperoleh


dengan menggiling klingker ( yang didapat dari pembakaran suatu
campuran yang baik dan merata antara kapur dan bahan bahan
yang mengandung silika, alumina dan pasir besi, dengan batu gips
sebagai bahan tambahan dalam jumlah cukup)

Bahan perekat atau Pc tadi apabila dicampur dengan air, selang


beberapa waktu dapat menjadi keras dan dapat digunakan sebagai
bahan pengikat.

Ikatan semen awal tidak boleh dimulai dalam 1 jam setelah


dicampur dengan air. Hal ini diperlukan untuk pekerjaan
mengulang, mengangkut dan mengencer adukan beton.

Sifat kekal bentuk semen harus memiliki sifat kekal bentuk yaitu
jika 24 jam dicampur air dan disimpan dalam ruangan lembab,
kemudian direndam dalam air selama 27 hari. Jika semen tidak
mengalami perubahan bentuk ( retak, melengkung, keropos ) maka
semen tersebut telah memiliki sifat kekal bentuk.

Memliki sifat desak adukan

Mempunyai susunan kimia yang baik

Standar PC yang dapat dipergunakan adalah semen andalas atau


setara.

3.1.3 Pasir dan Kerikil (material)

Pasir dan kerikil haruslah bersih dan bebas dari segala macam
bentuk kotoran baik bahan organis maupun Lumpur, tanah, kerang,
garam dan lain-lainnya.

Agregat halus ( pasir ) merupakan bahan batuan berukuran kecil,


yaitu 0,075 sampai 5 mm perbutirnya, agregat halus untuk beton
berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan atau
berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh pemecahan batu, sesuai
dengan syarat pengawasan mutu agregat unuk berbagai mutu
beton.

Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras.

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %


( ditentukan dari terhadap berat kering )

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan
bahan yang diakui.

agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih besar dari 5
mm, maka agregat kasar harus menurut syarat-syarat pengawasan
mutu agregat untuk berbagai beton.

Perkerasan dan gritasi harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana


yang disebutkan P.B.I 2002.

3.1.4 Besi, Beton dan Kawat Pengikat.

Besi Beton yang akan dipergunakan adalah berkualitas baik dan


bermutu tinggi.

Besi beton yang akan dipergunakan tidak boleh mempunyai cacat


seperti serpih, retah, bergelombang, lipatan atau bagian-bagian
yang tidak berguna. Kalau bengkok tidak retak atau pecah.

Kawat pengikat harus berkualitas besi lunak .

Besi beton yang dipergunakan harus memenuhi syarat dalam P.B.I


2002 (NI-2).

Besi beton yang akan dipergunakan adalah yang

berbentuk

penampang bulat dan berupa batang polos atau ulir.

Besi beton harus bersih dari segala kotoran, lemak maupun karat
yang lepas. Apabila perlu pengawas berhak meminta kepada
kontraktor pelaksana supaya besi beton tersebut diperiksa
kekuatannya dalam laboratorium yang ditentukan kemudian.

3.2

Pekerjaan Penulangan
a. Tulangan

harus

betul-betul

bebas

dari

acuan/bekisting

dengan

menempati
potongan-potongan kecil yang harus terbuat dari beton rapat air dan
diletakkan antara tulang dengan acuan/ bekisting.
b. Antara tulang-tulang yang lebih dari satu lapis harus dipisahkan satu
sama lain
dengan potongan-potongan besi beton sebagai ganjal.
c. sebelum tulangan dipasang harus dibersihkan dari kotoran serta bahanbahan lain yang mengurangi gaya lekat beton.

d. Tulangan harus dipasang dengan baik hingga sebelum dan selama


pengecoran tidak berubah tempat dan bentuknya.
e. Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang
ditentukan dalam rencana / bestek.
f. Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan menembus beton
atau ditanam didalam beton, maka tulangan tidak boleh dipotong/
digeser.
3.3

Pekerjaan Bekisting
a. Kayu acuan (bekisting) harus kayu yang bermutu tinggi dan baik
sehingga dapat
dipasang setepat mungkin, harus sesuai dengan sifat pekerjaannya dan
tidak boleh kelihatan bergetar atau lentur selama melaksanakan
pekerjaan tersebut serta harus mudah dibongkar tanpa merusak
kontruksinya.
b. Kayu yang akan dipergunakan untuk stinger harus terdiri dari kayu-kayu
yang
bermutu tinggi dan baik sehingga dapat memberikan jaminan
kekuatannya, antara lain kayu merakti atau kayu seumantok.
c. Bekisting harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah meresap air
dan direncanakan sedemikian rupa hingga dapat mudah dilepaskan pada
beton tanpa menyebabkan kerusakan dari beton itu sendiri.
d. Bekisting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat dicegah
kebocoran adukan-adukan yang dituangkan kedalamnya.

3.4

Pekerjaan Pengecoran Dan Pemadatan Beton


a. Sebelum adukan beton dicor kedalam acuan, acuan tersebut harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti bekas serbuk gergaji, tanah dan
sebagainya serta harus dibasahi secukupnya.
b. Sebelum dilakukan pengecoran lanjutan, pada perhatian/penundaanpenundaan pengecoran, maka diatas permukaan yang akan dilakukan

pengecoran tersebut harus diberikan plastic atau Building paper untuk


mencegah pengaliran air semen.Baik didalam beton maupun pada acuan
harus dihindari terjadinya kantong-kantong gelembung, adukan beton
setelah dituangkan dalam acuan harus digetarkan sehingga beton tidak
keropos.
c. Pekerjaan pengecoran beton di lakukan dari bagian yang terjauh dari
tempat distribusinya sampai mencapai bagian akhir pelaksanaan yang
telah di tetapkan.
d. Untuk Mencegah timbulmya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang
krikil, adukan beton harus di padatkan selama pengecoran, pemasatan ini
dapat di lakukan dengan cara menumbuk numbuk adukan dan
memukul- mukul cetakan.
e. Di anjurkan untuk senantiasa menggunakan alat- alat pemadat mekamis (
Alat getar ), Taujuannya adalah untuk memadatkan beton sehingga beton
menjadi rapat, padat, kuat dan kokoh dan senyawa.
f. Beton selama seminggu sesudah di tuangkan harus senantiasa di basahi,
selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang di uraikan dalam P.B.I
( NI 2 ) 1971.
g. Slof juga termasuk kedalam beton bertulang yang diletakkan secara
horizontal diatas pondasi. Sloof berfungsi untuk meratakan beban yang
bekerja pada pondasi dan pengikat struktur bawah ujung dasar kolom.
h. Petugas vibrator melaksanakan tugasnya secara teratur pada beton yang
sedang dicor agar tidak terdapat pori-piri pada beton yang akibatnya
sangat fatal dan mutu beton pun kurang sesuai dengan prosedur
pemadatan beton, ini dimaksudkan agar beton benar-benar padat, dan
tidak terjadi keropos.
i. Setelah selesai pengecoran, beton dirawat dengan menggunakan air
sebagai pelembab, baik disiramkan maupun diberi goni basah (di balut).
3.5

Pekerjaan Pembukaan Bekisting

a. Pada Plat lantai pembongkaran bekisting harus di lakukan dari daerah


tarik yang mempunyai momen maksimun yaitu di bagian tengah terus di
buka secara mundur ke belakang / ke bagian samping.
b. Pembukaan bekisting untuk plat balok dan lantai 2 harus di lakukan
minimal 21 hari setelah di lakukan pengecoran.

IV. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


Uraian pekerjaan ini mencangkup persyaratan teknis untuk pelaksanaan
pekerjaan pasangan bata, seperti dinding atau pasangan bata lainnya.
Pasangan bata kedap air memakai adukan semen pasir 1 : 2, antara lain seperti
pada dinding-dinding dapur, kamar mandi. Pasangan bata biasa memakai adukan
semen pasir 1 : 4.
4.1

Pasangan Batu Bata


4.1.1 Adukan
a. Adukan pasangan harus secara hati-hati diaduk didalam bak kayu
yang besarnya memenuhi syarat. Lalu mencampur semen dan pasir
harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai
didapat campuran dengan adukan yang baru, ukuran adukan 1 Pc :
2 Ps dan 1 Pc : 4 Ps.
b. Pemberhentian pasangan batu bata tersebut harus dibuat begigi
tangga menurut yang tidak tegaka lurus untuk menghindari retak
ikatan bata tersebut dikemudian.
4.1.1 Material
a. Pasir harus mempunyai karakteristik fisik keras dan tajam, serta
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %.
b. Air harus bebas dari bahan-bahan organis, asam alkali, garam atau
bahan-bahan lain yang dapat mempengaruhi daya ikatan maupun
mutu kekuatan adukan.

c. Standar PC yang dapat dipergunakan adalah semen andalas atau


setara.
d. Bata merah berukuran 20 x 10 x 5 cm dengan mutu sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam peraturan umum bahan bangunan
Indonesia tahun 1982.
4.1.2 Pelaksanaan Pasangan Dinding
1. Kontraktor pelaksana akan mengerjakan pengukuran bangunan
(Uit zet) secara teliti dan sesuai dengan gambar, dimana dindingdindingnya dipasang semua pasangan harus rata (horizontal). Pada
pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikat
yang sempurna.
2.

tidak dibenarkan batu bata pecahan separuh panjang, kecuali


sesuai dengan kebutuhan (di sudut). Lapisan yang satu dengan
lapisan yang diatas harus diselang seling .

3. sebelum dimulai pasangan batu bata harus direndam terlebih


dahulu dalam air, permukaan yang akan dipasang harus juga basah.
Tebalnya siar batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan
siarnya harus benar-benar pada adukannya.
4. sebagai persiapan plesteran maka siarnya harus dikerok sedalam
0.5 cm sehingga adukannya cukup mengikat plesteran yang akan
dipasang.
5. Bila mana dalam pasangan terdapat batu bata yang tidak sempurna,
maka atas biaya kontraktor harus diganti batu bata tersebut.
6. ditempat yang terdapat pintu, jendela lobang vertilasidan lainnya,
pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka kozen.
Semua rangka kayu/kozen dipasang terlebih dahulu untuk dapat
melanjutkan pekerjaan pasangan. Semua siar rangka kayu/kozen
harus diisi dengan adukan sekurang-kurangnya setebal 1 meter.

7. Tempat dimana diperlukan pasangan pipa/alat-alat yang ditanam


dalam dinding maka harus dipahat secukupnyapada pasangan bata
sebelum diplester.
8. pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa harus ditutup dengan
adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna dikerjakan
sekaligus dengan plesteran bidang tembok.
4.2

Plesteran

4.2.1

Bahan-bahan
a.Semen yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi satu dan lain
hal sesuai dengan NI 8, dan merk semen yang digunakan harus sama.
b.

Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan


warna aslinya. Satu dan hal lain sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
serta sudah mendapat persetujuan dari direksi.

c.Air untuk mengaduk kedua kedua bahan tersebut harus memenuhi syarat
yang telah ditentukan.
4.2.1

Pelaksanaan Pekerjaan
a.Semua sudut horizontal luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam
pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku.
Sudut luar hendaknya dibuat agak bulat.
b. Bila

terdapat

plesteran

yang

berlubang

harus

diusahakan

memperbaikinya
secara keseluruhan. Bagian-bagian yang harus diperbaiki hendaknya
dibuat bobokan secara teratur yang berbentuk segi empatdan plesteran
baru harus rata dengan plesteran lama sekitarnya.
c.Semua bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan yang telah
ditentukan
yaitu 1 semen : 4 Pasir. Hanya semen yang masih baik diperbolehkan
dipakai.
d. Adukan kedap air 1 semen : 2 Pasir

Plesteran yang dimaksud terdiri dari semen Portland satu bagian


volume
dan dua bagian volume pasir.
Pelaksanaannya dikerjakan seperti plesteran biasa.
e.Untuk mencapai tebal rata dari suatau plesteran, sebaiknya dilaksanakan
pemeriksaan secara silang. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh orang
yang mengerjakan sendir dengan menggunakan garisan panjang yang
digerakkan secara vertical (silang). Biasanya tebal plesteran mencapai
12 mm s/d 18 mm tergantung dari batu bata yang digunakan yang juga
menentukan ratanya permukaan dinding yang belum diplaster.
Kemudian lapisan kedua ditempelkan untuk mencapai bidang yang
lebih rata dengan mengerjakannya lebih teliti dan kemudian baru
dilakukan pengacuan. Akhirnya akan didapatkan plesteran yang
tebalnya sudah mencukupi.

V.

PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND

5.1

Pekerjaan Penutup Atap


Selain harus kuat, atap di harapkan tampil rapi dan bagus sehinggatampilan

bangunan secara keseluruhan menarik dan enak di pandang. Oleh karena itu,
pemasangan penutup atap harus dilakukan secara cermat dan rapi agar hasilnya
nampak baik.
a.

Pada pemasangan atap genteng metal, menggunakan paku payung,


sebaiknya di beri ring karet di bagian bawah kepala paku payungnya.
Untuk bagian nok atau rabungnya bisa di gunakan genteng yang di pasang
dengan adukan semen pasir atau bisa juga di gunakan seng pelat yang di
pasang dengan paku payung yang di beri ring karet.

b.

Untuk papan rangka atap harus barkualitas dan bermutu tinggi, di


anjurkan untuk pemasangan kerangka dari kayu meranti atau yang sama
berkualitas.

c.

Bekas paku harus di tutup dengan dempul terlebih dahulu untuk


menghindari dari kebocoran.

d.

Peil / elevasi untuk rangka atap harus di sesuaikan dengan gambar


detail.

e.

Rangka atap terdiri dari gording sebagai rangka pengaku dan


tumpuan kaso dibagian tengah.

f.

Nok sebagai rangka pengaku dan tumpuan kaso dibagian paling


atas ( bubungan )

Rangka atap baja ringan (Zinzalum)

Rabung atap seng Metal (Sakura Roof)

Atap seng Metal

Plat tumpu ( t = 10 mm)

Baut dan mur kuda-kuda Dia. 1/2"

Angkur kuda-kuda Dia.1/2"

Atap merupakan elemen bangunan yang berfungsi sebagai penutup atau


payung bagian atas suatu bangunan, kontruksi atap terdiri dari bagian-bagian
antara lain, atap seng BJLS dan gording,
Atap genteng metal
Gording dengan ukuran 5/10
5.1

Pekerjaan Plafond
Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang

Terdapat di dalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat


penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan. Sebelum
pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh/sample untuk disetujui oleh
Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen Pengawas.
Untuk plafond lantai dasar tidak digunakan plafond penutup, tetapi
menggunakan beton expose yang difinish cat tembok.

1. Rangka plafond menggunakan kayu kelas II local , berkualitas baik dan


kering, ukuran
rangka plafond sesuai dengan gambar.
2. Rangka plafond harus kuat sehingga tidak terjadi gelombang pada plafond.

VI. PEKERJAAN KOZEN PINTU DAN JENDELA


6.1

Kozen Pintu dan Jendela


a) Ukuran kayu kozen pintu adalah 6/14 cm (ukuran setelah jadi dibuat
gambar
detail).
b) Kontruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar ikatan perkuatan
harus
menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini
harus dilumuri dengan lem kayu keras, agar sambungannya dapat
melekat.
c. Setiap kozen pintu harus dilengkapi angkur minimal 2 buah untk kiri
kanan kozen yang melekat ke tembok. Khusus untuk pintu bawah kozen
dilengkapi dengan dork yang diangkur kedalam neut beton.
d. Semua bidang kozen yang bersimbungan dengan dinding/beton dibuat
alur-alur kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan dengan cat menie.
e. Selanjutnya dikerjakan oleh tukang kayu yang sudah berpengalaman
untuk pekerjaan kayu halus.

6.2

Daun pintu/jendela dan ventilasi


a. Daun pintu dengan standar kayu seumantok, atau setara kelas II
b. Khusus untuk pintu KM/WC, pada bagian dalam dilapisi dengan seng
plat aluminium. Pelapisan dengan seng plat aluminium ini harus rapi,
pada sudut-sudut daun pintu tidak boleh ada penonjolan pada seng plat.

c. Jendela dibuat model sesuai dengan gambar detail yang ada. Selanjutnya
kaca untuk jendela dipasang polos tebal 5 mm. pasangan kaca harus
memperhatikan muai susut baik dari kozen maupun dari kaca tersebut.
d. Posisi kunci dan hak angina dipasang sesuai gambar.
e. Ventilasi jalusi dibuat Dari papan kamper samarinda kelas II dengan
ukuran minimal 1.5 cm x 13 cm dan diketam halus serta dipasang
dengan rapi.
6.3

Listplank
Dibuat dari papan lebar sesuai gambar, selanjutnya pemasangan dipakukan

langsung pada gording. Pemasangannya harus rapi dan lurus apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus atau tidak rapi maka bagian ini harus dibongkar dan
diperbaiki.
6.4

Ketentuan-ketentuan Lain

a.

Untuk semua daun pintu dan jendela digunakan kayu kelas II kualitas
terbaik.

b.

Untuk listplank digunakan papan kamper medan kualitas terbaik.

c.

Hasil akhir :
Semua kayu harus terpasang sesuai gambit kerja/rencana
Posisi Cat dan ukuran harus sesuai dengan rencana.
Sambungan Harus dibuat rapi dan dikerjakan oleh tukang yang ahli serta
berpengalaman.
Daun pintu/jendela terpasang harus rapat dan tidak boleh melengkung dan
celah maximum 4 mm.

VII. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


Instalasi listrik berupa rangkaian yang digunakan untuk menyalurkan daya
listrik ke lampu atau alat elektrik dalam memenuhi kebutuhan manusia.

7.1

Ruang Lingkup
1. Instalasi penerangan termasuk lampu, saklar, stop kontak, sistim
pengkabelan serta panel yang diperlukan.
2. Pemasangan pengamat arus.
3. Pekerjaan testing dan pengesahan instalasi dari PLN.

7.2

Pekerjaan Box zakering


Pekerjaan ini dimulai ketika proses pemasangan bata/plesteran dan atap siap

terpasang. Box zakering dipasang sejajar (horizontal) dengan pintu bagian atas
pada teras depan/sesuai dengan gambar. Banyaknya box zakering yang dipasang
pada pekerjaan ini adalah 10 unit atau sama dengan banyaknya rumah yang
dikerjakan.
7.3

Pekerjaan Stop Kontak + Rangkaian


Pekerjaan ini dimulai ketika proses pemasangan bata/plesteran dan atap siap

terpasang dan bersamaaan dengan pemasangan box zakering. Stop kontak yang
digunakan berkekuatan 250 volt, sesuai dengan peraturan instalasi listrik
Indonesia.

Stop

kontak

dipasang

sejajar

dengan

pasangan

saklar(tunggal/ganda)/sesuai dengan gambar. Banyaknya stop kontak + rangkaian


yang dipasang pada pekerjaan ini adalah 30 unit.
7.4

Pekerjaan Lampu Hemat Energi 20 watt + Saklar + Rangkaian


Pekerjaan ini dimulai ketika proses pemasangan bata/plesteran dan atap siap

terpasang dan bersamaaan dengan pemasangan box zakering dan stop


kontak.Untuk instalasi titik penerang jenis kabel yang dipakai adalah jenis kabel
NYY 3x4 mm dan NYY 2,5x3 mm. kabel-kabel tersebut dimasukkan pada pipapipa yang terdapat pada dinding yang telah ditanam pada saat pekerjaan bata dan
plesteran dikerjakan. saklar (tunggal/ganda) yang dipasang sejajar dengan

pasangan stop kontak/sesuai dengan gambar. Banyaknya lampu hemat energi dan
saklar yang dipasang pada pekerjaan ini adalah 50 unit.
7.5

Pekerjaan Pemasukan Listrik PLN 4 Ampere


Pekerjaan ini dimulai ketika proses pemasangan bata/plesteran dan atap siap

terpasang dan bersamaaan dengan pemasangan box zakering, stop kontak, dan
saklar/titik lampu hemat energi. Untuk instalasi pemasukan listrik PLN dengan
kapasitas 4 ampere dilakukan oleh tenaga ahli dari PLN. Batas pekerjaan ini dari
tiang arus PLN sampai pada titik teras depan rumah dimana terdapat box zakering.
Banyaknya pekerjaan pemasukan listrik 4 ampere ini adalah 10 titik atau sama
dengan banyaknya rumah yang dikerjakan.

VIII. PEKERJAAN PENGECATAN


a.

Dalam semua pekerjaan pengecatan, disamping kualitas catnya sendiri, hal


lain yang perlu diperhatikan adalah keadaan permukaan yang akan dicat dan
cara mengecatanya. Baik pekerjaan pengecatan mengalami kegagalan pada
hasil akhirnya karena permukaan yang akan dicat tidak disiapkan lebih dulu
atau tukang cat yang kurang mahir.

b.

Alat yang dibutuhkan dalam pengecatan adalah amplas (plat tipis) yang
digunakan untuk pelamur, serta kuas untuk mengecat bidang-bidang sempit
dan rol untuk bidang-bidang yang luas.

c.

Selain itu juga menggunakan spray selain cepat juga akan diperoleh hasil
yang lebih baik, penggunaan spray untuk volume besar memang akan sedikit
boros pada kebutuhan cat, tetapi dapat menghemat upah pekerja

d.

Pengecatan pada permukaan tembok/dinding semen baru, harus dipastikan


bahwa tembok tersebut telah benar-benar kering (minimal 3 hari), apabila
dipandang dengan kasat mata ciri permukaan tembok yang sudah kering
adalah memutih dan bila dipegang tangan telah terasa mengering dan tidak
ada kelembaan.

e.

Cat dinding tembok interior

Cat dinding tembok eksterior

Pengecatan pada kusen kayu harus di meni, plamur, di gosok sampai


halus/rata kemudian di cat sebanyak tiga kali dan cat kayu yang di pakai
adalah merk Avitex Wood Paint atau yang setara dan untuk kayu yang akan di
plitur harus di gosok sampai halus kemudian di plitur.

f.

Pengecatan pada plafond dilakukan maksimal dua kali dan menggunakan cat
yang bermerk Super Avitex atau yang setara. Plafond yang akan di cat
terlebih dahulu harus di bersihkan, dan di plamur, di amplas sampai halus
kemidian baru dicat dengan cat Emulasi.

IX. PEKERJAAN SANITAIR


9.1

Kran Air + Instalasi Air Bersih


Untuk instalasi air bersih pada kran digunakan pipa PVC 1/2 termasuk

seluruh acessoris. Pemasangan harus rapi dan teratur sesuai gambar dan detail.
Pemasangan sambungan pipa dan kran air menggunakan lem pipa dan isolatip
dengan cukup kuat sehingga air tidak bocor. Banyaknya volume pekerjaan kran
air ini adalah 20 buah kran air.
9.2

Bak Mandi + Keramik


Pekerjaan ini dikerjakan sebaik mungkin untuk menjaga agar bak mandi

yang dikerjakan tidak bocor dan Selain itu akan menimbulkan kesan rapi dan
indahnya ruangan kamar mandi/wc tersebut. banyaknya volume pada pekerjaan
ini adalah 10 unit bak mandi.
9.3

Septick Tank + Resapan + Instalasi Air Kotor


Air kotor dari sanitary fasility dialirkan menuju septictank melalui bak

kontrol. Semua aksesories dipasang dengan baik, Alat-alat sanitair dipasang


dalam keadaaan kokoh dan rapi, dan tidak terjadi kerusakan alat-alat pada klosklos dudukannya pada lantai. Penyambungan pipa pada alat-alat sanitair tidak
boleh bocor dan dilengkapi dengan karet . Pemasangan sambungan pipa

menggunakan lem pipa dan isolatip. Pertemuan pipa-pipa vertikal dengan


lantai diberi trust blok/penahan tekanan dan getaran kuat, sedemikian rupa sesuai
dengan kondisi lapangan. Untuk instalasi Air kotor digunakan pipa PVC 3.
Septictank dan peresapan (diberi ijuk) dibuat dari pasangan bata dengan ukuran
sesuai gambar, dan penempatannya haruslah diperhitungkan syarat-syarat
kesehatan dan sirkulasi tata bangunan/sesuai bestek. Banyaknya volume pekerjaan
ini adalah 10 unit.
9.4

Kloset Jongkok
Proses pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan instalasi air kotor dan

instalasi perpipaan pada septictank dikerjakan. Pada pekerjaan ini kedudukan


kloset harus benar-benar tertata dan memiliki kemiringan 2% agar air yang berada
pada kloset tetap terjaga dan seimbang. Banyaknya volume pekerjaan ini adalah
10 unit kloset jongkok.
9.5

Tempat Cuci Aluminium + Assesories


Proses pekerjaan ini dimulai setelah kedudukan tempat cuci aluminium

tersebut selesai dikerjakan. dudukan tempat cuci aluminium harus benar-benar


tertata dan memiliki kemiringan sekitar 1,5% agar air yang berada pada tempat
pengeringan cuci aluminium tidak tergenang dan jatuh kelubang yang terdapat
pada tempat cuci aluminium tersebut. Banyaknya volume pekerjaan ini adalah 10
unit tempat cuci aluminium.

X.

PEKERJAAN LAIN-LAIN

10.1 Pekerjaan Administrasi/Dokumentasi meliputi :


Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan
Catatan kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan
Dokumen foto, yaitu foto sebelum pelaksanaan, foto sedang dilaksanakan
dan foto selesai 100 %

Gambar As Built Drawing yaitu gambar yang sesuai dengan pelaksanaan


dilapangan.
Dll.
10.2 Pemasangan Kanopi
Proses pekerjaan ini selain untuk memperindah kontruksi juga berfungsi
untuk menahan air hujan sehingga tidak membasahi kusen dan jendela yang
terpasang pada bangunan dan juga untuk menghindari masuknya cahaya terik
matahari langsung kedalam ruangan yang mana jendela tersebut terpasang.
Banyaknya volume pekerjaan pada kanopi ini adalah 10 unit.
10.3 Relief Dinding dan Plat Daag
Pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan lainnya dikerjakan dan sebelum
proses pengecatan berakhir. Fungsi dari pekerjaan ini adalah untuk mempercantik
dan memperindah kontruksi bangunan. Pada plat daag dan dinding yang akan
direlief dilakukan pengukuran-pengukuran dengan cermat dan ketelitian sehingga
hasil pereliefan pada bidang-bidang vertikal dan horizontal sesuai dengan gambar.
Setelah pekerjaan selesai, lalu dicat dengan cat warna sesuai dengan bestek.
Banyaknya volume pekerjaan pada relief dinding dan plat daag ini adalah 10 unit
atau sama dengan banyaknya rumah yang dibangun.
10.4 Finishing
Pekerjaan ini dimulai setelah pekerjaan lainnya selesai dikerjakan. Bila
terdapat pekerjaan yang belum sempurna maka sebelum serah terima kepada
pengguna jasa, pekerjaan tersebut akan diperbaiki/disempurnakan kembali.
Kotoran-kotoran yang menempel pada lantai, cat-cat yang masih menempel pada
kaca dan pekerjaan-pekerjaan ringan lainnya yang masih tertinggal diselesaikan/
dibereskan/dibersihkan pada pekerjaan finishing ini. Banyaknya volume pekerjaan
finishing ini adalah 10 unit atau sama dengan banyaknya rumah yang dibangun.

Anda mungkin juga menyukai