Anda di halaman 1dari 54

FILSAFAT SEJARAH

OLEH : MISKAWI
FILSAFAT
1. Definisi Filsafat
Ada banyak orang berkata bahwa orang harus berfilsafat, tapi kadangkala orang sering
kali belum tentu mengerti apa sebenarnya filsafat ? bagaimana definisinya? Demikianlah
pertanyaan awal yang harus dipahami manakalah ingin mengerti apa sebenarnya ilmu
filsafat. Dibawah ini saya akan memberikan gambaran lebih rinci agar mudah memahami
manakalah ingin belajar apa sebenarnya ilmu filsafat tersebut.
Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni:

1.Segi logatnya: filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah yang bersal dari bahasa
Yunani philosopia. Dalam bahasa yunani kata philosopia itu merupakan kata
majemuk yang terdiri dari kata Philos dan Sophia. Philos artinya cinta dalam arti yang
seluas-luasnya. Berarti menginginkan sesuatu, karena menginginkan sesuatu, maka
keinginan tersebut harus dicapai sampai terpenuhi. Sedangkan Sofia artinya
kebijaksanaan atau cinta kebenaran. Kebijaksanaan ini pun kata asing, adapun
artinya yaitu pandai: mengerti dengan mendalam.
Jadi apabila definisi diatas ditarik batasan artinya adalah
mendalam atau cinta akan kebijaksanaan.

ingin mengerti dengan

1.Segi praktinya: dilihat dari segi pengertian praktis, filsafat berarti alam pikiran
alam berfikir. Berfilsafat artinya berfikir. Namun tidak semua berfikir dikataka
berfilsafat. Berfilsafat adalah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
(Ahmadi, 1982:9).
Jadi, Tidak semua berfikir dapat dikatagorikan berfikir. Berfikir dikatagorikan berfilsafat
apabila berfikir tersebut mengandung tiga ciri pokok yaitu: berfikir radikal, berfikir
universal dan berfikir sistematis.
Berfikir radikal yaitu berfikir sampai keakar-akarnya, tidak tanggung-tanggung sampai
pada konsekkuensi yang terakhir.bisa juga dikatakan berfikir tidak separuh-paruh, tidak
berhenti dijalan, tatapi terus sampai pada tujuannya.

Berfikir sistematis adalah berfikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah dengan
penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggungjawab dan saling hubungan yang
teratur.dan,
Berfikir universal adalah tidak berfikir khusus, yang hanya terbatas pada bagian-bagian
tertentu, tetapi mencakup sebuah permasalahan secara keseluruhan.
Tegasnya: berfilsafat adalah berfikir dengan sadar, yang mengandung pengertian secara
teliti dan teratur, sesuai dengan aturan dan hukum-hukum berfikir yang teratur. Berfikir
filosofi harus dapat menyerap secara keseluruhan apa yang ada pada alam semesta,
tidak sepotong-potong.
Jadi, filsafat adalah hasil akal seseorang manusia yang mencari dan memikirkan dengan
sedalam-dalamnya tentang suatu kebenaran. Atau dengan kata lain kegiatan berfikir
manusia yang berusaha untuk mencapai kebijaksanaan dan kearifan.

1.1 Beberapa definisi menurut ahli filsafat


Karena luasnya lingkungan ilmu berfilsafat, yang jelas para ahli filsuf
pengertian yang berbeda mengenai definisinya.

memberikan

1. Plato (475-347SM) ia seorang filsuf yunani yang termasyur murid Socrates dan guru
aristoteles. Ia mengatakan bahwa filsafat dalah pengetahuan tentang segala yang ada
ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenarann yang asli.
2. Aristoteles (382 SM-332 SM) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang tergantung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik dan estetika ( filsafat adalah menyelidi segala seabab benda dan asas
benda).
3. Marcus Tullius Ceciro (106 SM-43 SM). Politikus dan pidato romawi, merumuskan
filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yanga maha agung dan usaha untuk
mencapainya.
4. Al-farabi (wafat 950 M). filosuf muslim terbesar sebelum ibnu sina mengatakan :
filsafata adalah ilmu pengetahuan tentang alam maha ujud dan bertujuan menyelidiki
hakekata yang sebenarnya.
5. Imanuel Khant (1724 M- 1804 M). yang disebut sebagai raksasa pikir barat,
mengatakan bahwa: filsafat itu ilmu pokok segala pangkal dan pengetahuan yang

mencakup didalamnya 4 persoalan yaitu: apakah yang dapat kita ketahui?, (dijawab oleh
metafisika). Apakah yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh Etika). Sampai dimaka
pengharapan kita? (dijawab oleh agama). Apakah yang dinamakan oleh manusia ?
(dijawab oleh antropologi).
6. Prof.Dr.Fuad Hasan, guru besar psikologi UI,menyimpulkan : Filsafat ialah suatu ihktiar
untuk berfikir radikal, artinya mulai dari radikalnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal
yang hendak dimasalahkan . dan dengan jalan penjajagan yang radial itu filsafat
berusaha untuk sampai kepada kesimpulan atau yang universal.
7. Drs, H,Hasbulah Bakri merumuskan, ilmu filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan,alam semesta dan manusia,sehinga
dapat menghasilkan pngetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat
capai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
1. 2. Manfaat Filsafat
1) Menurut Harold H. Titus, Filsafat adalah suatu usaha untuk memahami alam semesta,
maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah control dan tujuan seni adalah
kreaktifitas, bentuk keindahan dan ekspresi. Maka, tujuan filsafat adalah pengertian dan
kebijaksanaan.
2) Menurut Dr. Omar A. Hoesin bahwa filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan
manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib akan kebenaran.
3) Menurut S. Takdir Alisyabana bahwa filsafat dapat memberikan ketenangan fikiran dan
kemantapan hati, meskipun sekalipun maut. Dalam tujuannya yang tunggal ( yaitu
kebenaran) itulah letak kebesarannya, kemuliaan. Kebenaran disini dalam arti yang
sebenar-benarnya dan seluas-luas baginya itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
4) Menurut Radhakrishnan tugas filsafat bukanlah sekedar mencerminkan semangat
masa dimasa hidup melainkan membimbing maju. Fungsi filsafat adalah rekreatif,
menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan tujuan yang baru.
5) Beberapa pendapat diatas sangatlah berbeda dengan Soemadi Soerjabrata,
mempelajari filsafat adalah mempertajam pikiran. Dimana berfilsafat tidak hanya sekedar
mengetahui, melainkan harus mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang
mengaharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan
yang membutuhkan hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia
harus hidup bahagia dan baik.
6) Plato bahwa ia merasakan berfikir dan memikirkan itu sebagai suatu nikmat yang luar
biasa sehingga diberi peredikat sebagai keinginan yang maha berharga.

7) Rene Descartes. Sebagai pelopor filsafat modern dan pelopor pembaharuan dalam
abad ke 17 yang terkenal dengan ucapan cegito ergo sum (karena berfikir, maka saya
ada) sebagai landasan filsafatnya. Berfilsafat berarti berpangkal pada sesuatu kebenaran
yang fundamental atau pengalaman yang asasi.
8) Prof. Dr. N. Driyakara S.J. filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, dengan
menyampaikan pendapat dan pendirian-pendirian yang diterima saja dengan mencoba
memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap
praktis. Pandangan diarahkan kepada sebab-sebab yang terakhir atau sebab pertama
(filsafat causis), dan tidak diarahka kepada yang terdekat (secundari causis). Sepanjang
kemungkinan yang ada pada budi nurani manusia sesuai kemmampuannya.
9) Afred Nort Withchead filsafat adalah keinsafan dan pandangaan jauh kedepan dan
suatu kesadaran akan hidup. Pendeknya, kesadaran dan kepentingan yang memberi
semagat kepada seluruh usaha peradaban manusia
10) Maurice Marieau Ponty (seoarbg tokoh filsafat modern excistencialisme). Jasa dari
filsafat itu terletak dalam sumber penyelidikannya, sumber itu adalah eksistensi dan
dengan sumber itu kita bisa berfikir tentang manusia.
11) Gabriel Marcell (excistencialisme) hakekatnya manusia itu terletak dalam hasratnya
untuk berkomunikasi untuk bersatu dengan Person atau pribadi lain dengan penuh
kepercayaan . dan itu hanya mungkin karena hasrat manusia untuk percaya kepada toi
absolu, kepada dikau yang mutlak yautu tuhan sendiri.
1.3 Tujuan Filsafat
Setelah penelusuran itu, kita dapat menyimpulkan 4 tujuan umum pelajaran filsafat yaitu:
1.
dengan berfilsafat kita dapat memanusiakan diri, lebih mendidik dan membangun
diri sendiri.
2.
dapat mempertahankan sifat yang objektif dan mendasarkan pendapat
pengetahuan yang objektif, tidak hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
simpati dan antipati saja.
3.
mengajar dan melatih kita memandang dengan luas. Jadi, menyembuhkan kita
dari kepicikan, dari Aku isme dan aku sent isme, hanya mementingkan Aku hanya saja,
yang dapat merugikan perkembangan manusia seutuhnya.
4. Dengan pelajaran filsafat, kita diharafkan menjadi orag yang dapat berfikir sendiri,
tidak menjadi yes man atau yes woman . kita harus menjadi orang yang sungguh

sungguh mandiri, terutama dalam lapangan kerohanian dan menyempurnakan cara kita
berfikir, dan memiliki sifat kritis. Disinilah pentingnya pelajaran filsafat logika.
Filsafat dengan fungsinya sebagai mater scientiarum (induk ilmu pengetahuan( bearti
mencakup semua ilmu pengetahuan khusus. Filsafat sebagai pengangan manusia pada
masa itu,dalam mengarungi hidup dan kehidupan. Dengan menguasai filsafat zaman
itu(sebelum masehi), dapatlah seorang ahli menjawab segala permasalahan didunia ini,
baik masalah manusia sendiri,alamnya,mauupun Tuhanya.
Dalam perkembangan selanjutnya, sejalan dengan perkembangan zaman, meningkatnya
kebutuhan hidup manusia, dan berkembangnya kehidupan modern maka semakin
terasalah kebutuhan untuk menjawab segala tantangan manusia yang ada. Dalam
keadaan yang demikian, lahirlah ilmu-ilmu pengetahuan khusus. Momentum pemisahan
antara filsafat dengan ilmu pengetahuan khusus bermula sekitar abad pertenghan. Pada
saat lahirnya zaman renaissance (misl ilmu fisika dan matematika).
Beralih kepada bentuk pengetahuan yang lain, yaitu pengetahuan ilmu (ilmu
Pengetahuan). Ilmu pengetahuan bertujuan membantu manusia mempermuda
pelaksanaan kehidupannya atau untuk mensejahterakan manusia. Disegi lain, dapat pula
bertujuan menyusahkan atau menghancurkan manusia apabila ilmu dan teknologi itu
dipergunakan untuk tujuan perang dan menciptakan senjata mutakhir. Contoh : perang
dunia ke 2 berakhir dengan penciptaan Bom atom oleh E. Enstein yang di jatuhkan di
Hirosima (6 agustus 1945 dan Nagasaki 9 Agustus 1945).

Dasar-Dasar Epistemologi
Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan
Episteme berarti pengetahuan. Epistimologi adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai pengetahuan. Sebagai cabang filsafat, epistimologi mempelajari dan mencoba
menentukan hakikat dan skope pengetahuan, pengandaia-pengandaian dan dasarnya,
serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
pertanyaan-pertanyaan itu antara lain:
1.

apakah itu pengetahuan?

2.

dimanakah penegtahuan umum ditemukan?

3. sejauh manakah apa yang biasanya kita anggap sebagai pengetahuan yang benarbenar merupakan pengetahuan?
4.

apakah indra memberikan pengetahuan/

5.

dapatkah budi memberi pengetahuan/

6.

apakah hubungan antara pengatahuan dan keyakinan yang benar?

Awalnya filsafat itu timbul adanya kekaguman terhadap pengalaman biasa, harian yang
menyebabkan seseorang terdorong untuk menyelidikinya. Maka awal epistemology
adalah kekaguman terhadap pengetahuan. Kekaguman tersebut menjadi begitu nyata
kalau commond sense ( angapan umum/akal sehat) dipertentangkan dengan sains.
Karena kemajuan sains yang hasilnya sangat mengesankan, banyak orang yang
berpendapat bahwa pengetahuan yang dapat diandalkan adalah sains, sedangkan
commond sense harus menyesuaikan diri denganya. Kadang-kadang anggapan itu
sampai pada keyakinan bahwa commond sense bertolak dari kesan, sedangkan sains
bertolak dari kenyataan sebagaimana adanya.
Namun pikiran selalu berusaha mengekpresikan diri dengan dasar-dasar kepastian yang
kokoh, berarti pengetahuan berkaitan dengan erat dengan ekpresi. pengetahuan
mengekpresikan pengalamanya sendiri, bukan sekedar mengalami. Sedangkan bentuk
pokok ekspresi adalah pertimbangan (judgment). Untuk itu epistemology berusaha
memperhatikan dasar pertimbangan yaitu. hakikatnya jangkauan dan asal evidensi yang
mendukung kepastian. Sebab perhatian utama pemgetahuan adalah mencari kepastian
yang tak tergoyahkan.
Di dalam upayanya untuk mendapatkan kepastian tersebut. Descartes melalui keraguan
metodis universal menemukan bahwa dasar terkokoh adalah COGITO, ERGO SUM
( saya piker, berarti saya ada ). Tetapi karena cogitomerupakan kegiatan spiritual maka
dia membedakan dua jenis subtansi, yaitu subtansi spiritual (res cogitans) dan subtansi
material (res extensa). Namun dikotomi tersebut menimbulkan pertanyaan:
bagaimanakah pikiran bisa keluar dari dirinya dan menjangkau hal-hal diluar dirinya?
Pemisahan secara tegas antara pikiran dan benda material memustahilkan pengetahuan,
kerena terjadinya pengetahunjustru dikarenakan menyatunya dua unsure tersebut. Maka
banyak
filsuf(skolastik,
fenomenolog,eksistensialis)
menegaskan
bepolaritas
kesadaran:kesadaran diri akan yang lain. Tetapi bipolaritas kesadaran ( yang tercermin
didalam indera), meskipun menyingkirkan subjektivisme dan objektivisme murni.
Tidaklah menyelesaikan permasalahan secara tuntas. Sebab masih ada soal bagaimana
membedakan kesan dari kenyataan?

Maka persoalan pokok: mana yang memberi pengetahuan? Indera ataukah pengetahuan
padahal kalau mulai pada dengan indera. Kita mengalami kesulitan untuk membedakan
antara kesan dan kenyataan. Sedangkan kalau mulai dengan pikiran kita pun jatuh
dalam kesulitan untuk menjelaskan bagaimana pikiran bisa keluar dari dirinya dan
menjangkau kenyataan di luarnya.
Untuk bisa memahami persoalanya dengan jelas, baiklah kita mulai dengan pendekatan
dari indera, dan kemudian pendekatan dari budi.
v Pendekatan dari indra
Menurut John locke yang digunakan untuk mnangkap pengalaman merupakan fotokopy
dari kualitas objek. Tetapi sejauh manakah fotokopy itu tidak menyelewengkan objeknya?
Untuk itu john locke membedakan objek menjadikan kualitas primer dari kualitas
sekunder. Kualitas primer langsung berhubungan dengan bentuk, keluasaan, gerak objek.
Sedangkn kualisa sekunder adalah kualitas objek yang masing-masing hanya ditangkap
secara khusus oleh indra tertentu. Misalnya; suara oleh telinga, warna oleh mata, bau
oleh hidung, rasa oleh lidah atau sentuhan. Menurut John Locke ide yang ditimbulkan
oleh impresi kualitas primer tidak usa diragukan kebenarannya.
Kualitas primer biasanya dianggap sebagai bidang sains, sedangkan bidang kualitas
sekunder biasanya dinggap sebagai bidangcommon sense . john locked an para
pendukung saintisne beranggapan bahwa semua pengetahuan harus mengacu kepada
sains dengan metodenya, sebab sains berhubungan dengan kualitas primer, sehingga
memberikan pengetahuan yang pasti.
Tetapi pemisahan mutlak antara kualitas primer dan kualitas sekunder justru membuat
epistimologi macet. Sebab epistimologi bermaksud untuk menjelaskan segala jenis
pengetahuan. Dengan perbedaan antara kualitas primer dan kualitas sekunder . john
locke telah menentukan secara a priori bahwa pengetahuannlah yang diperoleh mlalui
sainnlah yang tepat. Sedangkan pengetajuan-pengetahuan yang lain, seperti tiologi, seni,
etika, dianggap sebagai tidak tepat dan harus mengacu kepada sains.
Wittgenstein menunjukkan bahwa pneglaman manusia sangatlah komleks. Masingmasing jenis pengalaman emberi pengetahuan tersendiri, mempunyai rasionalitas
tersendiri dan menggunakan bahssa sendiri. Berarti pengetahuan bidang tertentu harus
dipahami sesuai dengan rasionalitas dan bahas yang digunakannya. Intinya tidak semua
pengetahuan dimuat dalam sains.
Namun dari sini timbul suatu pertanyaan apakah penegtahuan itu bersifat relative atau
subjektif? Dan tidak ada pengetahuan yang objektif? Biasanya pengetahuan dianggap
sebagai objektif bila pengetahuan tersebut tidak bergantung pada subjek. Peranan subjek
harus dieliminir sedapat mungkin, sehingga yang terjadi benar-benar hanya ditentukan
oleh objek seangkan subjek harus pasif. Tetapi pengertian yang demikian itu absur. Sebab
siapakah yang mempunyai pengetahuan itu? Siapakah yang mempersoalkan objektivitas

pengetahuan tersebut?jawabannya adalah budi atau kesadaran subjek itu sendiri.


Batapapun perspektifnya berbeda-beda atau tidak pernah utuh. Selanjutnya kalau dilihat
dari objeknya sendiri, perlulah disadari bahwa objek terlibat dalam waktu dan
perkembangan. Maka analisis mengenai pengetahuan yang didasarkan pada indra akan
mengalami jalan buntu.
v Pendekatan dari budi
Dari pengetahuan diatas menjadi jelas bahwa usaha mencari kepastian absholut bertolak
dari indra sebagai sebagai pengetahuan gagal. Padahal budi mempunyai kecendrungan
untuk memperoleh pengetahuan absolute tersebut. Maka usaha selanjutnya boleh dicoba
untuk berangkat dari budi sebagai sumber dari pengetahuan.
Dari refleksinya budi menemukan prinsip-prinsip pertama sebagai sumber rasionalitas,
yang memmberi rambu-rambu bagi pikiran untuk mencapai kepastian. Prinsip-prinsip
pertama untuk prinsip identitas, prinsip memadai, prinsip sebab efisien. Tetapi prinsipprinsip ini hanyalah memberikan keabsholutan kognisional, bukan eksistensial.

Dari refleksinya, budi menemukan prinsip-prinsip pertama sebagai sumber rasionalitas,


yang memberi rmbu-rambu bagi pikiran untuk mencapai kepastian. Prinsip-prinsip
pertama adalah prinsip identitas., prinsip alasan memadai (sufficient reason), dan prinsip
sebab efisien (efficient causality). Tetapi prinsip-prinsip ini hanyalah memberikan
keabsolutan kognisional, bukan eksistensial.
Dari eksistensi manusia menjadi jelas bahwa pikiran selalu berkembang. Selanjutnya,
kepastian yang akan dicari pikiran adalah persetujuan yang dijamin oleh evidensi.
Sedangkan yang dimaksud dengan evidensi adalah kejelasan objek yang memaksa
pikiran untuk menangkapnya dengan pasti. Tetapi evidensi yang disajikan objek
bermacam-macam. Maka kepastian yang diperoleh pikiran juga bermacam-macam
jenisnya. Ada kepastian fisik, yaitu kepasttian yang didasrkan dengan hukum alam
(misalnya, api menyebabkan baju bisa terbakar); ada kepastian moral yang didasarkan
pada keyakinan akan kelakuan normal (misalnya supir bus yang saya tumpangi tidak
akan dengan sengaja menabra kan pada pohon besar); dan ada pula kepastia yang
diperoleh dari kesaksian yang konvergen (misaknya: saya yakin kalau ada kota paris,
karena banyak kesaksian yang menunjukkan kepastian itu). Namun semua kepastian itu
selalu memberikan untuk dilanggar. Yang jelas kepastian absolute bukanlah dasar
tindakan manusia. Syarat cukup bagi tindakan adalah kalau ada probabilitas yang
sifatanya memadai, tetapi tidak memaksa tindakan.
Didalam situasi tampa kepastian itu, pikiran manusia tetap berfungsi penting dalam
mengarahkan hidupnya, terutama berhubungan dengan pengetahuan. Manusia berusa
mendapat arti pengalamannya dengan menggunkan konsep atau ide. Jadi konsep atau
ide merupakan alat pikiran untuk menangkap makna pengalaman. Karena pengalaman

berkembang dan pikiran berkembang. Maka konsep yang merupakan alat pikiran untuk
menangkap pengalaman, juga haruis berkembang. Dengan demikian definisi yang
digunakan untuk mengartikan konsep tidak boleh dimutlakkan.
Dengan demikian pengetahuan bukanlah sesuatu yang secara mutlak dimiliki atau tidak
dimiliki, melainkan mempunyai tahap-tahp yang bersifat progresif menuju kepemuasan.
Penegtahuan mengenai esensi kenyataan eksistensial tidak bisa diperoleh melalui definisi
konsep. Kenyataan eksistensial bersifat sosio-historis. Konsep haruslah merupakan alata
yang berupa kreativ dan lentur (bandingkan dengan pragmatisme-sosiolgismehistorisme). Karena konsep merupakan pembekuan pengalaman, maka konsep berlaku
sebagai hipotesse kerja yang harus dicek dengan pengalaman kongkret.

v Pikiran pengalaman
Kiranya menjadi jelas bahwa penegtahuan tidak dapat dicapai hanya dengan
mengndalkan indra saja, atau budi saja. Pikiran reflektif justru muncul dari pengalaman,
untuk mempertanyakan pengalaman dan selanjutnya untuk memberi arti kepada
pengalaman secara lebih penuh. Maka pikiran harus setia pada pengalaman,
sebabpengalama memuat arti secara riil dan perlu dimengerti sebagai sumber sumber
bagi kemungkinan pernyataan. Dalam kaitannya dengan pengetahuan.
Pengalaman tertentu dpat dipahami dengan partisipasi. Terutama yang berkenaan
dengan eksistensial
kesimpulan
yang jelas bahwa pengertian pengetahuan berbeda-beda, karena peran subjek berbedabeda dalam hubungannya dengan benda. Pengertian pengetahuan mengenai hakekatnya
harus dimengerti dengan memperhatikan peranan konsep, indra, dan tindakan. Sains
sellu mencoba meyakinkan kembali dan memperkembangkan penegtahuannya tentang
benda-benda alami dengan menggunakan teori dan percobaan. Terlebih lagi sains selalu
dilihat dlam kegunaannya dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi manusia
setiap harinya. Sains relative bersifat objektif. Tetapi hati-hati pula sebab observasi yang
dugunakan untuk menguji teori pun selalu terikat pada teori itu sendiri yang
disebut theory-laden.
Sedangkan dalam dengan transidensi yang bukan benda, pengetahuan bersifat analog.
Misalnya pengetahuan tentang kebakaan jiwa tidak selalu menghapuskan rasa takut akan
kematian. Penegtahuan seperti ini bukanlah penegtahuan yang fenominal dan sifatnya
melibatkan keebasan.

Bab 3
Aliran-aliran Filsafat
Aliran aliran yang terdapat dalam filsafat adalah sangat banyak dan komplek. Dibawah ini
akan akan kita bicarakan: aliran metafisika, aliran etika dan aliran aliran Teori
pengetahuan.
A.

Aliran-aliran Metafisika

Menurut Prof. S. Takdir Alisyahbana, metafisika ini dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu
(1)yang mengenai kwantitas(jumlah) dan (2) yang mengenai kwalitas (sifat).
Yang mengenai kwantitas ini sendiri:
a.Monisme, b. dualisme dan c.Pluralisme.
Monisme.ialah aliran yang mengemukakan unsure pokok segala yang ada ini adalah
esa(satu). Menurut Thales: air, menerut Anaximandros:apaieron, menurut Anaximenes :
udara. Dualisme, ialah aliran yang berpendirian unsur pokok sarwa yang ada ini adalah
dua, yitu roh dan benda. Pluralisme, ialah aliran yang berpendapat unsur pokok hakekat
kenyataan ini adalah banyak Menurut Empodekles: udara, api, air dan tanah.
Yang mengenai kwalitas dibagi juga menjadi dua bagian besar, yakni:
1.

yang melihat hakikat kenyataan itu tetapi; dan

2.

yang melihat hakikat kenyataan itu sebagai kejadian.

Yang termasuk golongan pertama (tetap) ialah:


1.

Spiritualisme, yakni aliran yang berpendapat bahwa hakikat itu bersifat roh.

2.

Materialisme, yakni aliran berpendirian bahwa hakikat itu besifat materi.

Yang termasuk golongan ke2 (kejadian) ialah:


1. Mekanisme, yakni aliran berkeyakinan, bahwa kejadian di dunia ini berlaku dengan
sendirinya menurut hokum sebab akibat.

2.
Aliran Teleologi, yakni aliran yang berkeyakinan,bahwa kejadian yang satu
berhubungan kejadian yang lain, bukan oleh hokum sebab akibat, melainkan sematamata oleh tujuan yang sama.
3.
Determinisme, yakni aliran yang mengajarkan bahwa kemauan manusia itu tidak
merdeka dalam mengambil keputusan-krputusan yang penting, tetapi sudah terpasti
lebih dahulu.
4. Indeterminisme, ialah aliran yang berpendirian bahwa kemauan manusia itu bebas
dalam arti yangf seluas-luasnya.
B.

Aliran-Aliran Etika

Aliran penting dalam Etika banyak sekali, diantaranya :


1.
aliran etika Naturalis ialah aliran yang beranggapan bahwa kebahagiaan manusia
didapatkan dengan menurutkan panggilan natura (fitra) kejadian manusia sendiri.
2. aliran etika hidoesmi ialah aliran yang berpendapat bahwa perbutan susila itu ialah
perbuatan yang menimbulkan hedone (kenikmatan dan kelezatan).
3.
aliran etika Utilitarisme ialah alran yang menilai baik dengan buruk perbuatan
manusia ditinjau dari segi kecil dan besarnya manfata bagi manusia (Utility artinya
bermanfaat).
4. aliran etika edialisme ialah aliran manusia jangan terikat pada sebab musabab lahir,
tetapi harus didasarkan pada konsep dasar kerohaniaan(edia) yang lebih tinggi.
5.
aliran etika vitalisme ialah aliran yang menilai baik dan buruknya perbuatan
manusia itu sebagai ukuran ada atau tidak adanya ukuran hidup (vital) yang maksimum
mengendalikan perbuatan.
6.
aliran etika theologis ialah aliran yang berkeyakinan bahwa ukuran baik daan
buruknya perbuatan manusia itu dinilai dengan sesuai atau tidak sesuai dengan
perintah tuhan (theos artinya tuhan).
C.

Aliran-aliran teori prngetahuan

Aliran ini menjawab pertanyaan bagaimana manusia mendapat pengetahuan , sehingga


pengetahuan itu benar dan benar berlaku. Antara lain:

1. golongan yang pertama ini yaitu golongan yang mengemukakan asal atau sumber
penngetahuan, termasuk kedalamnya :
rasionalisme ialah aliran ini mengemukakan bahwa sumber pengetahuan manusia
adalah pikiran, rasio dan jiwa manusia
emperisme ialah aliran yang mengatakan, bahwa pengetahuan manusia berasal dari
pngalaman manusia, dari dunia luar yang ditangkap panca indranya.
Kritisisme (transidentalisme) ialah aliran yang berpendapat bahwa aliran pengetahuan
manusia itu berasal dari luar maupun dari jiwa manusia itu sendiri.
2. yang kedua ini adalah golongan yang mengemukakan hakekat pengetahuan manusia
kedalamnya:
realisme ialah aliran yang berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah
gambaran baik dan tepat daro pada kebenaran pengetahuan yang terbaik merupakan
kebenaran yang sesungguhnya ada.
Idealisme ialah aliran yang berpendapat pengetahuan itu tidak lain daripada kejadian
dalam jiwa manusia sedang kenyataan yang diketahui manusia itu sekalinya terletak
diluarnya.
D.

Aliran-aliran filsafat lainnya

Disamping aliran-aliran diatas, masih banyak aliran-aliran yang lain dalam filsafat. Aliranaliran itu antara lain:
1.existensialisme ialah aliran yang berpenderiaan, bahwa filsafat harus bertitik tolak
pada manusia yang konkrit, yaitu manusia sebagai exsistensi dan sehubungan
dengan titik tolak ini, maka bagi manusia exsistensi mendahukui essensi.
2.pragmatisme ialah aliran yang beranggapan bahwa benar atau tidaknya suatu
ucapan , dalil, teori tergantung kepada berfaedah atau tidaknya ucapan dalil atau
teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam hidupnya.
3.fenomenologi ialah aliran yang berpendapat bahawa hasrat yang kuat untuk
mengerti yang sebenarnya dan keyakinan untuk mengerti yang sebenarnya dan
keyakinan bahwa pengertian itu dapat dicapai, jika kita mengamat dan amati
fenomena atau pertemuan kita dengan realitas.

4.positivisme ialah aliran yang berpendirian bahwa filsafat itu hendaknya sematamata berpangkal pada peristiwa yang positive artinya peristiwa-peristiwa yang
dialami manusia.
5.aliran filsafat hidup, ialah aliran yang berpendapat bahwa berfilsafat barulah
mungkin jika rasio dipadukan dengan seluruh kepribadian , sehingga filsafat ini tidak
hanya hal yang mengenai berfikir saja,melainkan juga mengenai ada yang
mengikutkan kehendak, hati dan iman, pendeknya seluruh hidup.

Filsafat Sejarah dan Sejarah Filsafat


Istilah Filsafat Sejarah
Bahan yang dibahas dalam buku ini kadang-kadang disebut filsafat sejarah, kadangkadang teori sejarah. Di negara Belanda biasanya dipergunakan istilah pertama,
sedangkan di Inggris, Jerman, dan Prancis dipakai padanan istilah sejarah filsafat. Hanya
di
Jerman
istilahtheoretische
Geschichte
atau
theorie
der
geschichtswissenschaft agak disukai juga.
Seyogyanya kita menyesuaikan diri pada logat ilmiah internasional, lalu melepaskan
pemakaian istilah teori sejarah atau sejarah teoretis, karena pemakaian istilah ini dapat
menimbulkan salah paham. Pada tahun 1931 pun istilah teori sejarah sudah
diperkenalkan oleh Kuypres Dosen Filsafat di Universitas Utrecht, tetapi isltilah ini baru
umum diketahui oleh karya ahli sejarah di Universitas di Amsterdams yaitu oleh Prof. J.M
Romein (1893-1962). Ia membedakan sejarah teoritis atau teori sejarah dari filsafat
sejarah, dengan menberi tempat pada teori sejarah antara filsafat sejarah dalam arti
yang asli dan pengkajian sejarah sendiri. oleh Romein sejarah diberi tugas untuk
menyajikan teori-teori dan konsep-konsep yang memungkinkan seseorang ahli sejarah
mengadakan integrasi terhadap semua pandangan fragmentaris mengenai masa silam
yang mengembangkan oleh macam-macam specialisasi didalam ilmu sejarah. Adapun
tugas teori sejarah ialah menyusun kembali kepingan-kepingan mengenai masa silam
sehingga kita dapat mengenal kembali wajahnya. Gambaran mengenai revolusi nasional
misalnya, dipotong-potong, didekati dari sudut meliter, politik, sosek, lalu dapat di
integrasikan dalam satu sintesa.

Tak seorangpun membantah kesahihan usaha Romein itu. Rupanya dalam pengkajian
ilmu sejarah masa kini analisa menang terhadap sintesa. Tetapi dapat disangsikan
apakah cita-cita Romein juga sungguh dapat dilaksanakan andaikata teori sejarah seprti
yang dibayangkan oleh Romein sungguh dapat dilaksanakan, maka seharusnya bidang
teori sejarah dapat ditentukan garis perbatasannya. Dengan filsafat sejarah disatu pihak
dan pengkajian sejarah dilain pihak. Romein sendiri tidak berhasil menarik garis
perbatasan tersebut. Masalah-masalah yang menurut pendapat dia termasuk bidang
teori sejarah ternyata merupakan masalah filsafat sejarah atau masalah pengkajian
sejarah. Usaha-usaha di kemudian hari untuk memberi konsep pada teori sejarah tidak
berhasil juga, sehingga cukup alasan bagi dugaan, bahwa teori sejarah seperti
dibayagkan oleh Romein tidak mempunyai hak hidup karena tidak dapat mandiri.
Rupanya tak ada suatu cabang ilmu yang dapat dinamakan teori sejarah atau sejarah
teoritis. Maka dari itu, lebih baik kita melepaskan kedua konsep tersebut dan hanya
mempertahankan istilah filsafat sejarah. ( Ankersmit, 1987: 1-4).

Filsafat Sejarah
Kajian ilmu sejarah mengkaji masalah waktu dan peristiwa. Jadi filsafat sejarah adalah
ilmu filsafat yang ingin memberi jawaban atas sebab dan alasan segala peristiwa sejarah.
Jelasnya, filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang ingin menyelidiki sebabsebab terakhir dari suatu peristiwa, serta ingin memberikan jawaban atas sebab dan
alasan segala peristiwa sejarah.
Filsafat sejarah berusa mencari penjelasan serta berusaha masuk kedalam dan pikiran
dan cita-cita manusia sendiri dan memberikan keterangan tentang bagaimana
munculnya suatu Negara, bagaimana proses perkembangan kebudayaannya samapai
mencapai puncak kejayaannya dan akhirnya mengalami kemunduran seperti perna
dialami oleh Negara-negara atas pada zaman yang lalu disertai peran pemimpin terkenal
sebagai subjek pembuat sejarah pada zamannya (Tamburaka, 1999: 130).
Menurut Prof. Sartono Kartodirdjo filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang
berusaha memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai makna suatu proses
pristiwa sejarah. Manusia berbuda tidak puas dengan pengetahuan sejarah, dicarinya
makna yang menguasai kejadian-kejadian sejarah. Dicarinya hubungan antara fakta-fakta
dan sampai kepada asal dan tujuannya. Kekuatan apakah yang menggerakkan sejarah
kearah tujuannya? Bagaimana terakhirnya situ proses sejarah? (Sartono Kartodirdjo 1990:
79-79).
Sedangkan menurut Dr. Zaenab Al Kudari mengemukakan bahwa fisafat sejarah
merupakan suatu tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa histories dengan tujuan untuk
mengetahui fakta-fakta esensial yang mengendalikan perjalanan peristiwa sejarah.

Kedudukan dan status filsafat sejarah merupakan cabang dari filsafat yang berhubungan
dengan sejarah sebagai ilmu ( yang mempunyai sistematika). Dalam sistematika
tersebut tidak ada yang namanya filsafat sejarah maka lebih tepatnya sebagai anak
cabang atau ranting dari ilmu sejarah.
Kalau diatas dijelaskan bahwa filsafat sejarah merupakan cabang dari filsafat yang
berhubungan dengan sejarah sebagai ilmu, tentunya jangan sampai dilupakan dan perlu
saya ingatkan kembali bahwa ilmu sejarah mempunyai tiga konsep dasar sejarah
diantaranya adalah:
a)
Sejarah sebagai peristiwa, adalah peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau.
b)
Sejarah sebagai kisah atau cerita, adalah
sejarah. Dan

kisah atau cerita tentang peristiwa

c) Sejarah sebagai ilmu adalah suatu disiplin ilmu atau cabang pengetahuan yang
berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan menegnai masa lampau dalm
kehidupan masyarakat.
Istilah ilmu merupakan pengetahuan disini antara lain: 1. didapat dengan metode
tertentu dan dihubungkan secara sistematis, 2. berisi generalisasi-generalisasi
(kebenaran umum). 3. memungkinkan membuat prediksi-prediksi/ramalan ilmiah dan
dapat mengendalikan fenomena di depan dan 4. objektif, dalam pengertian setiap
peneliti harus menerima kebenaran itu bila ditunjukkan bukti-bukti kepadanya apaun
selera dan latar dirinya.
Sedangakan kedudukan atau status filsafat sejarah dijelaskan pula oleh The Liang Bie
filsafat sejarah sebagai anak cabang filsafat yaitu filsafat khusus adalah suatu cabanng
filsafat yang mengkaji bidang-bidang khusus. Misalnya spesifik dari pengalaman /
kegiatan hidup manusia. Filsafat khusus disini terdiri dari : filsafat kebudayaan, filsafat
seni, filsafat politik, filsafat pendidikan dan filsafat sejarah.
Menurut S. Tulman , filsafat merupakan sebuah anak cabang atau anak ranting dari
sejarah ilmu. Filsafat ilmu yang dimaksud disini antara lain: ontology ( hakekat
pengetahuan), Epistimologi ( cara memperoleh pengetahuan), oksiologi ( manfaat ilmu
pengetahuan ).

Sejarah Filsafat

Kalau diatas dijelaskan mengenai filsafat sejarah bahwa filsafat sejarah mengkaji,
mencari penjelasan dan menyelidiki sebab-sebab terakhir dari suatu peristiwa, serta ingin
memberikan jawaban atas sebab dan alasan segala peristiwa sejarah. Tetapi apa sih
sebenarnya filsafat sejarah itu sendiri. Dalam buku ini akan dijelaskan apa yang
membedakanya karena didalamya mempunyai tugas dan ruang lingkup kajian yang
berbeda tetapi mempunyai hubungan yang erat sekali.
Sejarah filsafat
adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji
tentang sejarah
perkembangan filsafat dari masa kemasa, tentang system-sistem filsafat serta
penafsiran secara kritis hasil-hasil pemikiran para filsuf terhadap persoalan-persoalan
filsafati.
Pengertian lain sejarah filsafat banyak menekankan pada aspek filsafat atau suatu kajian
filsafat sehingga rumusannya sebagai berikut:
Sejarah filsafat adalah suatu museum yang memuat koleksi raksasa dari pendapatpendapat dan pemikir-pemikir besar mengenai misteri hidup. Koleksi ini bertambah
terus-menerus dan dibedakan menjadi tradisi besar yaitu: filsafat India, filsafat cina dan
filsafat barat ( H. Hamersma 1990:IX).
Dari kedua definisi konsep diatas, saya lebih tertarik dengan konsep yang pertama
dengan alasan konsep yang pertama sebagai definisi oprasional tentang (sejarah
filsafat) karena didalamnya telah menekankan pokok kajian atau pengertiaan sejarah
dan pengertiaan filsafat serta perkembangan sejarah filsafat.
Karena disiplin kita adalah ilmu sejarah, maka tidak ada salahnya juga belajar ilmu
filsafat termasuk sejarahnya. Apa sih Manfaat mempelajari sejarah filsafat? Jika aktivitas
mempelajari filsafat termasuk seluruh bagiaan filsafat, misalnya filsafat sejarah mengacu
pada pengghidupan kembali pemikiran-pemikiran filsafat dimasa lampau, maka
kegiatan ini termasuk pada aspek penguasaan sejarah filsafat. Dalam hal ini cara
mempelajari filsafat yang dipandang baik adalah dengan mengkaji teks-teks filosofis
dari pada filsuf terdahulu.

Manfaat Sejarah Filsafat dan Filsafat Sejarah


Manfaat mempelajari dapat mengetahui sejarah filsafat akan memperoleh nilai tambah ,
yaitu sebagai berikut :
1.
pemikiran dari setiap zaman berakar pada masa lampau, dengan demikian
pemikiran ini hanya dapat dipahami dengan suatu lampiran perkembangan sejarah ( The
Liang Bie, 1977:117).

2. dengan mempelajari sejarah filsafat, seorang seseorang akan lebih arif dan bijaksana
dalam memandang dunia yang selalu bertentangan ini karena dalam memiliki Vision
atau cara pandang yang lebih luas dan jauh kedepan.
3.
karena setiap orang yang berfikir saecara sungguh sungguh tidak dapat
menghindarkan diri dari filsafat. Ia mampu berfikir secara reflektif sebagai salah satu
metode paling baik dalam belajar ilmu filsafat, dapat memilki kemampuan secara
intelektual, sistematis dan analisis serta menarik kesimpulan secara kronologis
4.
ahli filsafat memberikan pertimbangan untuk menjadi seorang sejarawan yang
ulung, tidak mutlak perlu memiliki pengetahuan filsafat sejarah. Karena banyak
sejarawan ulung tak pernah menekuni masalah-masalah filsafat sejarah. Tetapi yang
ditawarkan oleh seorang ahli filsafat bagi sejarawan adalah dapat mempertajam
kepekaan kritis seoran peneliti sejarah. Setiap orang mungkin merasa kecewa dan
bertanya lalu apa manfaatnya penelitian seperti dilakukan oleh filsafat sejarah. Bila
seorang filsuf sejarah tidak dapat memberikan sumbangan pikiran yang membantu
seorang ahli sejarah agar dapat melangkah dari bahan sumber-sumber sejarah menuju
sebuah monografi, dan
5.
dengan dilatarbelakangi filsafat sejarah seorang peneliti sejarah lebih mampu
mengadakan suatu penilaian pribadi menganai keadaan pengkajian sejarah pada suatu
saat tertentu. Bahkan sekedar pangetahuan mengenai filsafat sejarah mutlak perlu,agar
dapat mengapresiasi pengkajian sejarah masa kini dengan memuaskan. Dalam
pemgkajian sejarah terdapat banyak aliran yang oleh pendukungnya masing-masing
diiklankan dengan ramai, sehungga perlu diadakan suatu pilihan. Disini pun pengetahuan
mengenai filsafat sejarah ada manfaatnya.setiap ahli sejarah yang dengan sungguhsungguh menekuni profesinya, mau tidak mau menganut beberapa oemdapat yang
berakar pada filsafat sejarah.
6. para peneliti sejarah sendiri, kalau hanya mengandalkan intuisinya, kadang-kadang
sampai pada kesimpulan-kesimpulan mengenai bidang penelitianya yang sukar dapat di
pertahankan
7. filsafat sejarah tidak mengajarkan bagaimana pengkajian sejarah harus dilakukan.
Akan tetapi, filsafat sejarah dapat menawarkan pengertian mengenai untung ruginya
berbagai pendekatan terhadap masa silam dan menjadikan kita waspada terhadap
pendapat-pendapat keliru mengenai tugas dan tujuan pengkajian sejarah.
Tujuan filsafat sejarah
diatas telah dijelaskan bahwa filsafat sejarah adalah salah satu bagian filsafat yang ingin
menyelidiki sebab-sebab terakhir dari suatu peristiwa serta ingin memberikan jawaban
atas sebab dan alasan segala peristiwa sejarah.

Walaupun batasan/ pengertian filsafat sejarah agak luas namun sudah menjadi ciri
manusia yang berfikir bahwa ia hendak menyusun pengetahuannya sedemikian rupa,
sehingga pengetahuan itu dapat tercakup oleh satu atau dua asas pokok yang prinsip.
Demikian pula halnya disini, dalam usaha merumuskan tujuan filsafat sejarah. Hal ini
sangat penting karena dalam rangka studi untuk mendalami filsafat sejarah perlu
diketahui apa sebenarnya tujuan utamanya? Dibawah ini akan diberikan gambaran
secara detail, yaitu:
a. untuk menyelidiki sebabsebab terakhir peristiwa sejarah agar dapat diungkapkan
hakekat dan makna yang terdalam tentang peristiwa sejarah.
b.
Untuk Memberikan jawaban atas pertanyaan kemanakah arah sejarah serta
menyelidiki semua sebab timbulnya perkembangan segala sesuatu yang ada.
c.
Melalui studi mendalam tentang filsafat sejarah, dapat membentuk seseorang
memiliki vision atau wawasan dan pandangan yang luas.
d. Studi filsafat sejarah dapat menjadikan seseorang berfikir analitis kronologis serta
arif dan bijaksana atau wisdom.
e.
Filsafat sejarah bertujuan membentuk dan menyusun isi, hakekat serta menberi
makna dari pada sejarah menyusun suatu pandangan dunia untuk filsafat sejarah serta
pandangan berwawasan nasional untuk filsafat sejarah nasional Indonesia
Ruang lingkup Sejarah Filsafat
Perkembangan ruang pemikiran filsafat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
alam sekitar dan lingkungan. Ruang lingkup sejarah filsafat antara lain:
1.

Sitem sistem filsafat

2.
filsafat timur yang meliputi : filsafat India, filsafat Tiongkok ( Cina ), filsafat islam
dan filsafat Indonesia
3. filsafat barat yang meliputi filsafat: filsafat zaman yunani kuno, filsafat skolastik dan
zaman patriotic, filsafat zaman modern dan filsafat sekarang ini.
Disamping itu, akan diberikan penafsiran secara kritis hasil-hasil pemikiran para filsuf
terhadap persoalan-persoalan filsafat dari pada perkembangan filsafat. Apalagi kita
semua ketahui bahwa filsafat itu merupakan induk? Ibu dari semua ilmu pemngetahuan

sebelum ilmu-ilmu itu dimiliki dan memisahkan diri dari filsafat untuk menjadi ilmu
yang berdiri sendiri.

Sejarah Perkembangan Filsafat Eropa


Gambaran dan pandangan filsafat Eropa, lebih banyak pengaruhnya dari dari alam
pikiran Yunani karena dalam sejarah filsafat biasanya filsafat Yunani dimajukan sebagai
pangkal sjarah filsafat Barat (Eropa). Alasan yang paling mendasar karena dunia barat
(Erpa Barat) berpangkal kepada pikiran yunani.
Berdasarkan gambaran diatas, sangat kurang tepatlah apabila memberikan sebuah
gambaran yang secara terpisah mengenai filsafat dari sudut tempatnya dengan
pertimbangan alam pikiran tidak dapat dibatasi dengan batasan negeri. Kalau filsafat
Eropa saat ini kita kenal merupakan suatu negeri yang luar biasa kemajuan tentunya
kalau flesback, tentunya sangat tidak masuk akal jika dunia barat (Romawi) tidak ada
apa-apanya jika dibandingkan dengan Yunani. Lebih pantasnya dikatakan sebagai abad
kegelapan. Menurut Salam, Burhanuddin (2000:123) bahwa betapapun terkenalnya
bangsa barat (Romawi) namun dalam lapangan ilmu pengetahuan praktis mereka tidak
memmberikan apa-apapun. Mereka ulung dalam soaal militer, perang, politik,
perdagangan, pelayaran, pembangunan dalam sisten pengairan, jalan rara, pengairan.
Hal ini juga ditambahkan oleh Poedjawijatna (2005:75). Pada masa kerajaan Roma
sebetulnya tidak ada ahli-ahli filsafat yang menghasilkan penyelidikan filsafat yang
tersendiri. Biasanya hanya berpangkal pada yunani saja.
Jadi beberapa gambaran diatas, bisa dipahami apabila melihat kebelakang sebenarnya
pandangan dunia barat tidak ada istimewahnya jika dibandingkan dengan pandangan
Yunani.

1. Sejarah Filsafat Zaman Klasik Atau Kuna


2. Sejarah Filsafat Zaman Abad Pertengahan

A. Pandangan Sedjarah Abad Pertengahan (A. Sartono kartodhirdjo)


kebudayaan rochani Abad Pertengahan bercirikan agama Kristen. Seluruh jiwa
masyarakat dengan berbagai sendi-sendinya bersifat keagamaan. Jiwa keagamaan ini
yang mendorong berbagai bentuk dan paparan kehidupan. Orang hanya mengakui
makna kehidupannya yang berhubungan dengan tujuannya, yaitu tujuan adhikodrati
tentang kehidupan bahagia. Jiwa diluputi oleh sikap perasaan-perasaan yang timbul
karena angan-angan keagamaan. Oleh karenanya menimbulkan pandangan hidup dan
pandangan dunia yang bersifat mistik.
Kita ketahui, selama abad pertengahan gambaran-gambaran pembabakan masa menurut
analogi dari cerita-cerita injil beredar dimana-mana. Berbalikan dengan orang yunani,
nilai-nilai hidup bagi orang abad pertengahan tidak terletak pada masa kini. Pemikiran
abad pertengahan sebelum abad XII, sebelum munculnya filsafat Scholastik, dikuasai
oleh cara pemikiran Augustinus, yaitu semacam Neoplantonisme Kristen. Benda-benda
didunia diciptakan menurut contoh cita-cita keabadian dalam jiwa Tuhan.
Sejarah keselamatan adalah jatuh bangunnya bangsa yahudi dari dosa dan
pengampunan, yang akhirnya sampai pada penebusan. Masa diantara kebangkitan
sampai pada kedatangan kristus kembali adalah masa percobaan. Dengan sudut tinjaun
tentang sejarah keselamatan ini Augustinus ( 354-430) menganggap sejarah profan
sebagai suatu pertentangan universal antara Kerajaa Tuhan dan Kerajaan Dunia.
Selanjutnya Augustinus menunjukkan, sejarah tidak ditentukan oleh manusia, tetapi oleh
pola rencana Allah. Jadi Tuhan ikut mengambil bagian dalam sejarah. Augustinus masih
terus menunjukan adanya pimpinan Tuhan didalam sejarah. Dengan dasar inilah ia
membagi sejarah dunia dalam enam periode :
1.

Dari Adan sampai air Bah

2.

Dari air bah sampai Ibrahim

3.

Dari Ibrahim sampai Dawud

4.

Dari Dawud sampai di Babylon

5.

Dari pembuangan sampai kelahiran kristus

6.

Dari kristus sampai akhir dunia

Keenam periode ini oleh Augustinus juga dihubungkan dengan keempat kejadian dunia
yaitu : Asria, Pesria, Masedonia, Roma.

Kepastian hidup didalam Senescensn saeculum diperkuat dengan runtuhnya Romawi


Barat, dan tidak datangnya masa akhir dapat diterangkan oleh terus berlangsungnya
Romawi Timur. Baru didalam abad XII timbullah pandangan sejarah yang baru, yaitu :
1.

Aliran realistis yang diwakili oleh Otto van Freising

2.

Aliran mistis simbolis oleh Joachim van foried

Otto van Freising ( 1114-1158)


didalam bukunya Chronican Historia de duabus civitatibus. Ia berpendapat bahwa ini
telah hampir sampai, karena ia melihat didalam diri Hendrik IV sebagai batu yang
direnggut dari gunung untuk menghancurkan kerajaan terakhir.
Disampinh pandangan pessimistis ini terdapay juga pandangan optimistis. Kebudayaan
berangsur terus-menerus dari Timur ke Barat. Disitu terdapat periode timbul dan
tenggelam, kematian dan pembaharuan secara periodic. Perinciannya kedalam periodeperiode sebagai berikut :
1.Periode pertama berlangsung sampai berdirinya Roma
2.Periode kedua dari berdirinya Roma sampai kedatangan kristus
3.Periode ketiga berakhir dengan penyerahan kerajaan oleh Constantijn kepada
bangsa yunani
4.periode keempat berakhir dengan penjerahan bangsa yunani kepada bangsa
Franken
5.periode kelima dengan penjerahan dari bangsa Franken kepada bangsa German
6.periode keenam diakhiri dengan peperangan antara Gregorius VII dengan Hendrik
IV
Otto mengakhirinya dengan penglihatan echatologis yang menantikan segera datangnya
hari-ketenyraman.

Joachim van Fiore (1145-1202)


konsepsi ini berupa ajaran keselamatan dan terjadi atas pengertian tentang wahyu. Dilain
pihak pengetian sejarah menjadi alat yang tak dapat diabaikan untuk menangkap arti
yang mendalam dari kitab perjanjian baru. Karena sejarah dunia bersamaan denga
sejarah Gereja. Menurut Joachim sejarah juga merupakan pencerminan kurnia Tuhan
dalam kemanusian. Ini terjadi dalam tiga opera, yang dilaksanakan sendiri oleh oleh
masing-masing dari tiga pribadi, dan dengan ini sejarah dibagi menjadi tiga babakan
waktu yang besar : 1. Periode Bapa, 2. Periode Putera, 3. Periode roh kudus. Jochim
beranggapan, bahwa masa-masa ini dapat berdiri saling berdampingan. Dalam tiap
periode berdiri dua negara dengan pemimpinnya yang saling bertentangan. Herodes
melawan Kristus, Neropertus, Mohamed-Benedictus, Saladyn-Hendrik IV, Anti Christ-Dux.
3. Sejarah Filsafat Zaman Abad Modern
zaman modern
,,Adalah kehadiran manusia, yang menaruh
kepentingan atas adanya makhul yang lain
periode Renaissance, Reformasi dan Rasionalisme merupakan peralihan kearah jaman
modern. Tiga aliran inilah yang memberikan wajah baru pada kehidupan Eropa Barat.
Dalam abad XIX pemisahan antara abad pertengahan masih sangat jelas dan tajam.
Renaissance, Reformasi, jatuhnya konstatinopel, penemuan-penemuan geografis,
pendapatan seni letak buku, semuanya terjadi didalam pertengahan abad XV dan
dasawarsa pertama abad XVI.
Kebudayaan modern lebih bersifat sekuler dari pada kebudayaan abad pertengahan
sebagai kekuasaan pemerintahaan yang menguasai kebudayaan. Sebelum tahun 1400 di
barat hanya ada satu gereja, yaitu gereja Khatolik-Roma, tetapi sesudah tahun 1700
terdapat ratusan sekte dan masih tak terhitung lagi banyaknya perkumpulan yang
mempunyai arah kerohanian.

RENAISSANCE

Kebudayaan Renaissance berkembang di Italia, karena perdagangan pelajar setelah


perang salib mengalami kemajuan pesat. Renaissance dianggap sebagai masa peralihan
dar abad pertengahan kejaman modern dan dengan demikian ia memiliki unsure-unsur
dari kebudayaan kuno maupun kebudayaan baru.
Lambat laun nilai kristiani abad pertengahan mulai kehilangan arti, ide-ide tradisional
abad pertengahan tak lagi memberi kepuasan. Kepercayaan kepada Tuhan tak lagi
memberi garis arah pada pandangan hidup manusia. Aturan-aturan moral lama tak lagi
dihormati dan oaring tak segan-segan untuk merebut kekuasaan dengan jalan khianat
dan kekejaman.
Situasi politik pada masa ini menggantungkan perkembangan individu, oleh karenanya
kesenian dan ilmu pengetahuan maju dengan sangat pesatnya. Disiplin moril intelektual
dan politik adalah asing pada masa ini. Tyran dan desport Rennaissance mau
mempertahankan diri pribadi dan tidak mau tunduk pada suatu kekuasaanpun, dari
sebab itu lah maka dalam abad XV di Italia terjadi anarchi politik dan moril. Keadaan ini
turut mendorong munculnya ajaran Macchiavelli yang termuat dalam II principe.

REFORMASI
Latar belakang ekonomis dari masa Reformasi adalah peralihan dari rumah tangga alam
ke kapitalisme dagang, dan karena penemuan-penemuan besar yang mengakibatakan
meluasnya perdagangan dan pelajaran. Pedagang kaya memegang monopoli dan
pengusaha bank yang kaya dengan tepat memperoleh banyak kekuasaan politik karena
pinjaman-pinjaman yang tidak sedikit.
Munculnya nasionalissme akibat kemunduran gereja romawi menjelang akhir abad
pertengahan maka protentatisme dari Luther, Calvijn dan Zwingli dapat berkumandang di
barat. Protentatisme semula tak menghendaki pembaharuan gerej, melainkan ingin
kembali seperti oaring-orang Kristen pertama pada masa permulaan. Protentatisme
merupakan revolusi menentang kekuasaaan gereja, menentan kepausan dan hierarchi
gereja. Orang menolak perantara dari pada imam maupun organisa buatan manusia dan
ingin langsung berhubungan dengan Tuhan.
Ajaran Calvin juga didasarkan atas keselamatan yang disebabkan karena dan terpilihnya
seorang oleh Tuhan. Ia mencoba mendirikan perkumpulan suci dari para pemeluk, yang
pengurusnya di pegang oleh para kaum awam. Kaum yang menghendaki pemurnian
beranggapan adalah sesuatu yang sungguh baik dan bersifat illahi.
Reformasi di Inggris berakar pada kepentingan politik dan ekonomi yang memainkan
peranan terpenting ajaran dan upacara-upacara pada mulanya sama dengan gereja
khatolik. Semasa skisma itu persoalannya ialah untuk memperbesar kekuasaan raja dan

mengurangi pengaruh gereja. Lambat laun ide protestan itu merembet ke inggris,
terutama dikalangan para pedagang, dan baru diantara para rohaniawan.
Dengan demikian berlalulah masa kesatuan Kristen di Eropa, monopoli golongan
rohaniawan telah retak dan kekuasaan politik maupun rohaniawan roma menjadi patah.
Protestan sejak itu tak lagi mendapatkan daerah-daerah baru yang penting. Selanjutnya
meluasnya pandangan sejarah ilmiah. Maka orang mulai menerima kemacam-ragaman
kepercayaan agama.
Oleh karena reaksi terhadap Reformasi kebetulan bertepatan waktunya dengan dominasi
spanyol, maka protwntatisme diidentifikasikan dengan nasinalisme, yang muncul untuk
menentang absolutisme politik dan kegerejaan dari Gereja Roma.

ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pasti, ilmu falak, dan lain-lain ilmu pengetahuan alam. Hal ini terjadi terutama dalam
abad XVII, yang mencari banyak orang terpelajar dan ahli-ahli ilmu pengetahuan yang
besar seperti : Newton, Hervey, Descartes, Pascal dan masih banyak lainnya.
Kekayaan, organisasi ekonomi secara modern dan lebih adanya jiwa bebas, semuanya
tak dapat disangsikan merupakan factor-faktor yang mendorong bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Pengawasan dari golongan rohaniawan telah menjadi lemah, dank arena orang tak lagi
mau mengikuti pendapat-pendapat secara membabi buta, maka ini membangunkan jiwa
yang kritis.

RASIONALISME

Kemakmuran dalam abad XVI dan XVII merupakan dasar yang kuat bagi peradaban
umunya. Ilmu pengetahuan, filsafat dan kesusasteraan menyongsong masa
keemasannya. Usaha ilmu pengetahuan dengan hasilnya yang mengagumkan
menyebabkan suatu perubahan menyeluruh dan berarti suatu kemajuan material yang
abru semenjak masa-masa Mesir dan Mesopotamia.
Denga penelitian yang tekun maka jiwa rasionalisme akan dapat menembus dunia
kebendaan. Ia tak mau menggunakan hal-hal diatas kodrat sebagi dasar sebagai dasar
untuk menerangkan benda-benda ataupun sebagai patokan. Dengan demikian ia
memutuskan hubungan dengan tradisi Kristiani dan kekuasaan gereja maupun klerikal.

ABAD XVIII- Abad Pertengahan


Abad XVIII merupakan masa timbulnya golongan tengahan, sebagai akibat dari
munculnya perdagangan dengan daerah koloni dan capital. Daerah koloni juga kaya
menghasilkan produksi-produksi baru dan bersamaan itu puls merupakan pasar-pasar
untuk hasil industri dari negara induk. Kekuasaan capital juga membawa pengaruh pada
kehidupan negara. Pendek kata abad XVIII merupakan periode kemajuan yang pesat dan
penuh janji-janji untuk masa dagang.
Arah pemikiran abad XVII dan XVIII sangat ditentukan oleh adanya sukses-sukses dan
kemajuan yang pesat dibidang ilmu pengetahuan. Hasil yang gemilang ini disatu pihak
hanya dapat dicapai berkat penyelidikan yang tekun dan dilain pihak usaha ilmu
pengetahuan dapat tumbuh subur didalam suasana kebebasan dan kemerdekaan.
KEBUDAYAAN ROHANI
Apabila abad XIII merupakan titik puncak kebudayaan abad pertengahan dengan
gerejanya yang universal dan kekuasaan negaranya. Maka didalam abad XVIII
kebudayaan modern sebagai kebudayaan kaum awam. Emansipasi terhadap gereja telah
selesai dengan sempurna.. Agama Kristen telah digantikan oleh religi alam, dan Tuhan
oleh akal.
Setelah terjadi pemutusan ikatan dari tradisi yang pada masa Rennaissance diartikan
sebagai penemuan manusia, dan setelah penolakan segala kekuasaan gereja selama
reformasi , maka akhirnya individu menemukan dirinya sendiri. Sesungguhnya dengan
adanya agama dari akal ini kita telah berada ditengah-tengah kebudayaan yang
anthroposentris, sebagai antipode kebusayaan theosentris dari abad pertengahan.
kebudayaan modern adalah laksana mozaik : dimana banyak ajaran-ajaran agama,
aliran-aliran dalam filsafat, pendek kata banyak pandangan tentang duniawi.

Abad-XIX
Ekspansi besar-besaran dari kekayaan dan kekuasaan adalah latar belakang ekonomis
perkembangan abad XIX. Semua ini akibat langsung dari revolusi industri dan technik,
yang dimulai sekitar pertengahan abad XVIII. Penggunaan penemuan-penemuan technik
dari kincir terbang, mesin uap sampai dynamo dan elektromahnetisme, bersama dengan
pemakaian arang-batu sebagi bahan dan pengolaan baja.
Mesin juga dipakai untuk keperluan pengangkutan : lokomotif dan perahu asap
mempercepat dan mempermudah perjalanan. Lalu lintas yang tepat dan industrialisasi
meningkatkan besarnya kosentrasi perdagangan dan perusahaan dikota-kota.
Peningkatan produksi juga mengakibatkan tambahnya penduduk dengan cepat. Abad XIX
juga dilukiskan sebagai periode dari prestasi kosmopolitis dalam lingkup internasional.
Akibat lain dari kemajuan material ialah munculnya golongan tengahan dibidang politik
dengan ide-ide liberalisme. Persamaan hokum dan hak bersuara dalam pemerintahan
melalui parlemen. Kecuali dibidang politik cita-cita humanitas dan kebebasan juga
dibidang social. Ide tentang martabat manusia tidak hanya dicoba direalisasikannya
dalam penentangan terhadap segala bentuk pemerasaan seseorang oleh orang lain.
Emansipasi yang diperjuangkan oleh liberalisme tak sampai begitu jauh. Ia tidak ma
uterus mengadakan asas kesamaan dalam bidang ekonomi. Didalam banyak negara
gerakan liberalisme berjalan bersama-sama dengan nasionalisme, misalnya di Italia dan
jerman. Disamping itu nasinalisme memperjuangkan internasional antara bangsa-bangsa
yang diperintah oleh golongan tengahan melalui parlemen dengan didasarkan atas
perdagangan bebas.
Adanya revolusi industri produksi mekanis juga menunjukkan segi-segi negatifnya. Distu
pihak kemakmuran ternyata bertambah dengan naiknya kehidupan secara umum, dilain
pihak jaman mesin telah membawa bencana yang tak terkatakan. Meskipun orang
mencegah peraturan social mengenai upah yang rendah.

PANDANGAN SEJARAH MODERN


Pengawasan dari kebudayaan, yang berlangsung pada menjelang akhir abad
pertengahan dan di perkuat oleh Renaissance dan Reformasi, yang memuncak pada
masa pencerahan. Rasionalisme menganggap sejarah tak lain dari pada kemenangan

yang terus menerus dari akal dalam diri manusia, dan kemenangan atas kekuatan
irrasional didunia.
Sejarah tidak lain adalah perwujudan akal didalam waktu, sedang negara adalah bentuk
keharusan. Histories materialisme menggambarkan perjalanan sejarah sebagai
perkembangan dialektis dari perjuangan kelas untuk akhirnya sampai pada masyarakat
sosialistis yang di idam-idamkan. Makin lama tekanan diletakkan pada sejarah sekuler
dan tujuan keduniawian manusia adalah merupakan akibat dari adanya penjauhan yang
terus menerus dari kebudayaaan eropa terhadap agama Kristen.
Sejarah keselamatan disekularisasikan menjadi sejarah dunia. Perbedaan antara sejarah
suci dan sejarah profan dapat kita temukan kembali dalam perjanjian lama sebagai
sejarah bangsa terpilih dan sejarah kaum kafir : dalam perjanjian baru sebagai kerajaan
Allah melawan dunia. Dari Augustinus sampai Bossuet sejarah profane senantiasa
dihubungkan dengan sejarah suci.
Dengan Voltaire maka mulailah ada emansipasi : ia menghubungkan sejarah religi
dengan sejarah kebudayaan. Comite dan Marx menolak penyelenggaraan illahi dan
menggantikan dengan kepercayaan akan kemajuan setelah emansipasi berlangsung.
Messianisme dari Historis-materialisme dengan mudah dapat dikembangkan pada
judaisme dan agama Kristen. Pola pertentangan antara dua kelompok yaitu surga dan
neraka, kebaikan dan kejahatan. Semua itu antara lain merupakan aspek yang samasama diperoleh ganbaran yang lebih jelas mengenai pandangan sejarah modern.

BOSSUET (1637-1704)
Pandangan sejarah berdasarkan atas thesis, bahwa dalam sejarah manusia di tuntut oleh
penyelenggaraan illahi. Segala peristiwa sementara itu bekerja sama untuk memenuhi
penyelenggaraan illahi yang kekal. Semua kekuataan didunia turut bekerja tampa
dikehendaki dan dimengerti untuk memenuhi rencana Tuhan. Pax Romana adalah
bersamaan dengan kelahiran Kristus dan dipakai sebagai persiapaan untuk meluaskan
injil suci.
Lebih-lebih sejarah dari bangsa yahudi banyak merupakan manifestasi dari
penyelenggaraan illahi. Bangsa Assria dan Babilonia dipergunakan untuk menyiksa umat
Allah : bangsa Persia dipakai untuk memperbaiki mereka, Alexandria untuk melindungi
mereka, sedang bangsa romawi untuk membebaskan mereka.

VOLTAIRE (1694-1778)
Essai dan Voltaire adalah filsafat sejarah pertama, yang berarti emansipasi atas
interpretasi sejarah secara theologies. Voltaire mentafsirkan fakta kebudayaan dengan
norma akal manusia biasa. Bagunya peradabaan berarti perkembangan progresif dari
ilmu pengetahuan, kesenian, moral.
Tujuan sejarah ditentukan oleh akal kita sendiri, yaitu untuk memperbaiki kondisi hidup
manusia, dalam arti untuk mengurangi kebodohan mereka dan dengan demikian agar
dapat hidup lebih baik. Apa yang dibangun oleh Voltaire adalah sejarah yang diberi
aspek profan. Bukan penyelenggara illahi, melainkan akallah yang memimpin manusia
masa silam yang kelam menuju kemasa kini yang terang dan masa mkini akan menuju
kemasa mendatang yang lebih cemerlang. Jadi harapan orang Kristen pada penebusaan
telah disekularisasikan menjadi harapan yang tak tentu pada masa dating.

CONDERCEI {1743-1794}
Sebagai penganut teori kemajuan ia juga percaya bahwa manusia akhirnya akan
sempurna. Tujuan yang sebenarnya dari kemajuan adalah penyempurnaan pengetahuan
dan kebahagiaan. Kemajuan adalah tidak tertentu, batasanya tergantung pada lamanya
umur bumi dan kekekalan hokum alam semesta. Sebagai akibatnya ialah bahwa sejumlah
besar manusia, karena urusan-urusan perdagangannya telah menempati seluruh
permukaan bumi. Akan tibalah suatu waktu dimana terdapat bangsa-bangsa yang bebas.
Bagi Condorcet letak kemajuan itu dengan adanya perbaikan-perbaikan industri dan
tehnik. Perbaikan bangsa manusia akan mempengaruhi konstitusi alamiah dan akan
menangguhkan kematian. Karena adanya makanan yang sehat. Moral manusia dan
konstitusi intellectual dapat juga mengalami kemajuan oleh adanya pewarisan yang
menumpuk mulative.

St. Siomon (1760-1825)


St. Simon mencoba menerapkan hukum alam pada bidang social dan moral. Disampin itu
ia juga membedakan antara periode organisasi dan konstruksi dengan masa kritis sampai

dengan penyerbuan bangsa barbar. Periode karel agung sampai kira-kira tahun1500
adalah periode organisasi : dengan tampilannya luther maka mulai masa kritis yang baru.
abad pertengahan. adalah periode organisasi, dimana asas organisasi social
direalisasikan oleh hubungan yang tepat dari pengetahuan rohani dan pengetahuan
sementara didasarkan atas doktrin umum.
Comite (1798-1857)
Seperti halnya St. Simon, Comite juga bertolak pada asaa, bahwa perkembangan
kebudayaan adalah mengikuti hukum yang fundamental. Kemudian ia sampai pada
pembagian kebudayaan dalam tiga stadia :
1.Stadium theologies yang disamakan dengan masa kanak-kanak dimana pemikiran
masih bersifat fiktif
2.Stadium methapisis, disamakan dengan masa remaja dengan fikiran-fikiran yang
abstrak
3.Stadium positif, digambarkan sebagai masa dewasa, dengan pemikiran secara ilmu
pengetahuan
Sejarah universal dari Comite adalah gerak kemajuan yang lurus dari keadaan primitil
kearah tingkatan yang lebih tinggi dan lebih baik.
Kurangnya stabilitas dalam tertib social disebabkan oleh adanya koeksistensi yang kacau
dari tiga stadia yang berbeda. Kini yang perlu dilakukan adalah filsafat positif agar
pengaruhnya pada kehidupan social dapat diperkuat dan seluruh masyarakat dapat
dikonsolidasikan.

HEGEL (1770-1831)
Pandangan sejarah bertolak dari thesis, bahwa akala adalah azas\dari dunia. Akallah yang
bekerja di dalam dan di balik nafsu, usaha dan fikiran, maupun kepentingan-kepentingan
manusia. Manusia berfikir dan berusaha mencapai tujuannya, namun secara tidak sadar
mereka memenuhi suatu tujuan umum yaitu : perwujudan dari ide. Manusia adalah
sekedar alat dari itu.

Realisasi diri dari roch didalam waktu ini adalah pernyataan yang semakin maju dari
fikiran bebas. Pendidikan dari roch menuju realisasi dan kesadaran dalam kebebasan
berlangsung dari gerakan dari timur kearah barat. Sejarah dunia mulai di timur dan
berakhir di barat. Ia dimulai dari kerajaan timur yang besar, yaitu cina, Persia dan India.
Karena kemenangan yang menentukan dari bangsa yunani atas bangsa Persia maka
sejarah berpindah kelaut tengah dan berakhir dengan kerajaan Kristen german di barat.

Karl Marx (1818-1883)


Apabila Hegel menganggap roch sebagai azas dari kenyataan sejarah, maka marx dalam
histories materialnya bertolak dari kemasyarakatan yang histories. Dilihat dari segi
ekonomis, maka kenyataan masyarakat dikuasai oleh hubungan-hubungan produksi.
Masyarakat bordjuis kapitalis sekarang, seperti halnya periode-periode yang
mendahuluinya. Mengandung antagonisme social, yang disebabkan oleh cara-cara
produksi kapitalistis. Dengan adanya perkembangan yang hebat dari kekuasaan industri
dan ilmu pengetahuan maka timbullah disitu contrast-kontrast yang tajam.
Emansipasi individu akan tercapai dengan jalan menggulingkan tertib masyarakat yang
ada. Proletariat , bangsa terpilihnya histories materialisme, adalah satu-satunya kekuatan
revolusioner yang mempunyai potensi untuk menumbangkan masyarakat kapitalistis dan
untuk membangun komunistis yang dicita-citakan.

Teori-Teori Sejarah
Oleh : Prof. Drs. H. Rustam E. Tamburaka, MA.

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah


1. pengertian teori sejarah
Menciptakan suatu teori tidak semuda mencipta atau merumuskan suatu definisi. Teori
harus melalui dengan serangkaian percobaan penelitian yang rumit dan lama barulah

seorang ilmuan dapat menciptakannya. Teori tersebut haruslah ditopang dengan sebuah
kenyataan, kemudian dari kenyataan melahirkan fakta-fakta empiric, dari fakta empiric
kemudian melahirkan generalisasi-generalisasi empiric. Dari generalisasi empiric
diuraikan menjadi sub-sub generalisasi dan kembali lagi ke generalisasi empiric. Dari
generalisasi-generalisasi empiric inilah kemudian terciptalah sebuah teori.jadi teori
adalah hulu atau sumber suatu proposisi ilmiah. Cara mengujinya adalah melalui
prosedur penelitian dengan menggunakan asumsi/hipotesis-hipotesis kemidian
diuji/dibuktikan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan.
1.Gerak Sejarah Menurut Hokum Fatum Atau Nasib
Alam fikiran bangsa yunani adalah dasar dari perkembangan alam fikiran bangsa-bangsa
barat. Salah satu hal yang penting dari alam bangsa yunani itu adalah angapan tentang
adanya manusia dan alam. Menurut alam fikiran bangsa yunani pada dasarnya alam raya
sama dengan alam kecil yaitu manusia. Jadi menurut bangsa yunani macro cosmos sama
dengan micro cosmos. Disebut juga oleh alam fikiran bangsa yunanibahwa kekuatan
gaiblah yang menguasai baik macro cosmos maupun micro cosmos. Sehingga dengan
demikian perjalanan alam semesta ini ditentukan oleh kekuatan gaib atau nasib. Misalnya
perjalanan matahari, bulan, bintang, manusia dsb. Oleh sebab itu perjalanan alam
semesta itu tidak tidak dapat menyimpang dari jalan yang sudah ditentukan nasib .
Deengan demikian yang menjadi dasar dari segala hokum cosmos alamlah hokum
lingkaran atu hokum cyclus didalam hokum cyclus setiap peristiwa akan terulang lagi
atau terjadi kembali, seperti halnya matahari akan terbit diufuk sebelah timur pada setiap
pagi. Hukun cyclus di Indonesia dikenal sebagai cakra manggiling .
Didalam cakra manggiling ini, manusia tidak dapat melepaskan diri dari lingkaran cakra
tersebut. Semua kejadian dan peristiwa akan berjalan dengan pasti. Oleh sebab itu cakra
merupakan lambing dari nasib yang terus menerus berputar secara abadi dan tidak ada
putus-putusnya. Dikala hal ini nasib merupakan kekuatan tanggal yang berfungsi
sebagai pengerak peristiwa sejarah. Berdasarkan alam fikiran seperti tersebut diatas,
maka bangsa hidup secara bebas dan tidak usah memikirkan sesuatu, sebab segala
sesuatu akan terjadi dengan sendirinya.

2. Gerak Sejarah Berdasarkan Faham Santo Augustinus


Famah fotum atau nasib yunani kemudian menjelma dalam agama nasrani sebagai
faham ketuhanan dengan sifat sifat yang sama yaitu :
a.

Kekuatan nasib menjadi tuhan

b. Sejarah seharusnya menurut rencana alam atau menurut kekuatan nasib kehendak
tuhan.
Didalam faham ini manusia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan nasubnya
sendiri. Manusia harus menerima nasib yang diwariskan oleh tuhan yang tidak bisa
ditawar tawar lagi. Sebab menerut teori augoskomto tuhan sudah menentukan jalan
hidup manusia dan alam.
Didalam hal ini manusia dan alam tidak bisa merubah garis hidup yang sudah ditentukan
itu.
Berdasarkan hal itu maka, tujuan dari gerak sejarah adalah untuk mewujudkan kehendak
tuhan, didalam mewujudkan kehendak tuhan itu, barang siapa yang menerima kehendak
tuhan maka dia akan diterima disorga. Tetapi sebaliknya barang siapa yang menentang
kehendak tuhan maka dia akan masuk neraka. Sehubungan dengan itu maka, sejarah
masa kini merupakan masa percobaan atau masa ujian bagi manusai, kehendak tuhan
harus diterima oleh manusia dengan rela.
Keharusan untuk menerima kehendak tuhan tersebut disebabkan karena ancaman
barang siapa yang menolak kehendak tuhan maka akan jadi penghuni neraka.

3. Gerak Sejarah Berdasarkan Pendapat Ibn Khaldun


Perlu diketahui bahwa Ibn Khaldun seorang sajana arab yang tersohor yang hidup
diantara than 1332 1406 masehi. Teorinya tentang gerak sejarah hamper sama dengan
teori santo Augustinus. Perbedaan antara kedua teori itu tidak terlalu banyak, dimana
teori Ibn Khaldun tidak memusatkan pada dinia akhirat.
Lebih dari itu Ibn Khaldun berpendapat bahwa sejarak merupakan ilmu yang berdasarkan
kenyataan. Sejarah itu bergerak dengan tujuan agar manusia sadar terhadap perubahan
perubahan yang terjadi.
Kesadaran itu merupakan usaha dari manusia itu sendiri untuk menyempurnakan
hidupnya. Sedang segala perubahan perubahan yang terjadi itu Karena kehendak
tuhan. Terjadinya perubahan tersebut dapat melalui beberapa cara misalnya : revolusi,
pemberontakan, pergantian adapt atu lembaga dsb. Perubahan perubahan ini oleh Ibn
Khaldun dianggap dengan kemajuan.

Dengan berdasarkan itu semua perbedaan antara kedua teori itu menjadi semakin jelas
yaitu :
a. Menurut Santo augustino,sejarah akan berakhir pada dwi tunggal yaitu sorga dan
neraka. Sedang menurut Ibn Khaldun sejarah justru akan melahirkan beraneka ragam
masyarakat dan Negara yang semakin lama semakin maju dengan kehidupan manusia
yang semakin sempuna.
Teori santo Augustinus menciptakan manusia penyerah, sedang sedang teori Ibn Khaldun
mendidik manusia menjadi pejuang pejuan yang tidak kenal mundur dan menyerah,
untuk menuju kearah kebahagiaan dalam masyarakat atau Negara yang beraneka ragam.
4.gerak sejarah berdasarkan pendapat Oswald Spengler ( 1880 1936 )
Oswald Spengler menjadi terkenal, karena buku yang ditttulisnya sangat berpengaruh
terhadap jalan pikiran terutama para cendekiawan-cendekiewan eropa dan amerika,
bukan yang ditulinya berjudul der untergang des abenlandes atau decline of the west
yang artinya runtuhnya dunia barat. Didalam tulisanya itu Oswald Spengler berperan
seolah-olah sebagai ahli nujum yang dapat meramalkan runtuhnya eropa.
Ramalan Oswald Spengler tersebut berdasrkan atas keyakinan bahwa gerah sejarah itu
ditentukan dengan nasib. Untuk mengupas gerak sejarah itu Oswald Spengler
mengemukakan sebuah teori yang pada intinya dengan teorinya itu Oswald Spengler
berpendapat bahwa sebuah kehidupan suatu kebudayaan sama saja dengan peri
kehidupan manusia.
Timbullah persamaan itu disebabkan karena baik kebudayaan maupun kehidupan
manusia dikuasai oleh hokum cyclus.
Hokum cyclus tersebut digambarkan sebagai berikut :
No

A1am

manusia

tumbuh
tumbuhan

hari

kebudayaan

musim semi

bayi

Pertumbuhan

Pagi

Pertumbuhan

musim panas

kedewasaan

Berkembang

Siang

Berkembang

masa tua

Berubah

Sore

Kejayaan

Musim dingin
musim rontok

mati

rontok

malam

keruntuhan

(R.Mohammad Ali)

5. Gerak Sejarah Menurut Arnoldd J. Toynbee


Arnoldd J. Toynbee adalah seorang sarjana inggris yang mampu menggambarkan sejarah
dengan tulisannnya yang berjudul a Study of Histori buku tersebut seluruhnya berisi 12
jilid dan merupakan hasil penyelidikan dari 21 kebudayaan yang sudah sempurna.
Misalnya yunani-romawi, maya (amirika serikat0dll. Dan 9 kebudayaan dan yang kuqng
sempurna. Misalnya : Eskimo, Sparta, Polynesia, turki, Dsb.
Berdasarkan penyelidikan tersebut sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada hokum
tertentu. Akibat tidak ada kekuatan yang mengatur dan menguasai kebudayaan.
Demikian pula di kemukakan oleh Arnoldd J. Toynbee bahwa seluruh kebudayaan itu
sama dengan civilization yang artinya wujud dari seluruh kehidupan. Sedang gerak
sejarah menurut Arnoldd J. Toynbee berjalan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
1.Genesis of civilization artinya lahirnya kebudayaan
2.Growth of civilization artinya perkembangan kebudayaan
3.Decline v artinya runtuhnya kebudayaan
Kemudian runtuhnya kebudayaan itu dapat dibagi menjadi:
1.

Breakdown of civilization artinya kemerosotan kebudayaan

2.

disintegration of civilization artinya kehancuran kebudayaan

3.

dissolution of civilization artinya hilangnya kebudayaan

lahirnya suatu kebudayaan menurut Arnoldd J. Toynbee disebabkan karena adanya


tantangan dan jawaban antara manusia dengan alam sekitarnya, kalau alam
memberikan tantangan yang baik maka hal ini memberikan kemungkinan kepada
manusia untukmembangun sebuah kebudayaan. Tetapi jika sebaliknya, alam terlalu keras
memberikan tantangan kepada manusia, maka manusia sama sekali tidak membangun
suatu kebudayaan. Misalnya gurun pasir sahara, gurun gobi dan gurun Kalahari. Disana
tidak ditemukan kebudayaan yang dibangun manusia. Kemudian perkembangan
pertumbuhan suatu kebudayan itu digerakkan oleh sebagian kecil dari pemilik
kebudayaan itu sendiri. Sebab golongan kecil atau minoritas inilah yang merupakan
penciptaan kebudayaan. Sdangkan masa atau golongan mayoritas hanyalah menru
saja. Dengan demikian tampa adanya golongan minoritas yang kuat dan kereatif, maka
suatu kebudayaan tidak akan pernah berkembang. Sebaliknya jika golongan minoritas itu
lemah dan hilangnya daya ciptanya akibatnya semua tantangan alam tidak dapat
dijawab. Lebih-lebih kalau golongan minoritas itu menyerah atau mundur didalam
menghadapi tanntangan alam. Maka kebudayaan itu tidak akan berkembang lagi. Jika
keadaan ini memuncak, akhirnya runtuh kebudayaan itu. Hanya runtuhnya kebudayaan
itu melalui beberapa tingkatan.
a.

Kemerosotan kebudayaan

Kemerosotan kebudayaan itu terjadi jika golongan minoritas sudah kehilangan daya
ciptanya, jikalau sudah dalam keadaan yang demikian, maka golongan mayoritas tidak
mau lagi mengikuti jejak selaku golngan minoritas. Selanjutnya segala peraturan
didalam kebudayaan itu hubungan antara mayoritas dan minoritas pecah berantakan.
Keadaan yang semacam ini dapat menyebabkan tunas-tunas
kebudayaan yang
semestinya masih adapat tumbuh dan berkembang lenyap sama sekali.
b.

Kehancuran kebudayaan

Hancurnya kebudayaan itu akan tampak jika tunas-tunas kebudayaan itu mati sama
sekali yang mengakibatkan terhentinya pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri.
Maka daya dan gairah hidupmenjadi beku yang menyebabkan itu tidak mempunyai jiwa
lagi.
Arnoldd
J.
Toynbee
meyebetkan
keadaan
yang
semacam
ini
sebagai pembatuan dimana semua unsur-unsur kebudayaan mejadi batu atau fosil
c.

Lenyapnya kebudayaan

Lenyabnya kebudayaan itu terjadi jika tubuh kebudayaan yang sudah membatu itu
hancur dan lenyap sama sekali.
6. Gerak Sejarah menurut teori Pitirin Sorokin
Sorokin adalah seoran sarjana Rusia yang mengungsi di amerika serikat sejak meletusnya
revolusi komonis di rusia. Dia adalh seorang akhli sosiologi yang terkenal, teori sorokin

ini, sangat lain dari yang lain. Sorokin tidak mengakui adanya CICLUS yang membelengu
kehidupan manusia. Dia juga mau menerima teori yang menuju fluctuation from aga to
ago atau turun naiknya, pasang surut dan timbul tengelamnya kebudayaan yang
berlangsung secara berganti-ganti, jelas bahwa yang mengalami fluctuation itu adalah
kebudayaan. Pada hal kebudayaan itu terdapat tiga corak aliran kebudayaan yang
tertentu yaitu:
a.
Identional yaitu aliran kebudayaan yang bercorak kerohanian, keagamaan
dan kepercayaan.
b.
Sensato yaitu corak kebudayaan yang
keduniaan yang berpusatkan pada pancaindera.

serba jasmaniah,

mengenai

c.Perpaduan antara identional dengan sensato yang disebut kebudayaan yang disebut
kebudayaan campuran atau Identio. Corak kebudayaan ini lebih bersifat kompromi.

Berdasarkan teori sorokin itu, setiap kebudayaan pasti akan mengalami pasang surut
atau timbul tenggalam, padasuatu saat corak kebudayaan identional yang menonjol.
Tetapi pada saat yang lain corak kebudayaan sensatonya yang berada diatas. Mungkin
sekali timbul corak kebudayaan yang kompronis artinya corak identional dan corak
idonlistionya menjadi satu didalam satu corak kebudayaan, sehingga dengan demikian
menurut sorokin didalam gerak sejarah tidak terdapat hari akhir seperti teori yang
diketengahkan oleh agustinus. Begitu juga kebudayaan tidak akan hancurseperti didalam
teorinya Oswald spengler.
Dari teori yang dikemukakan oleh fitiria sorokindapat ditarik kesimpulan bahwa sorokin
tidak berusaha untuk mencari pangkal gerak dari sejarah, demikian pula juga tidak
berusaha untuk menetapkan muara gerak dari sejarah. Kalau begitu kearah manakah
tujuan dari grak sejarah itu?
Dengan membanding-bandingkan teori-teori tersebut diatas, dapatlah ditentukan bahwa
gerak sejarah itu adalah gerak dari manusia yang berjuang, berjuang untuk menentukan
nasibnya sendiri berdasarkan kemungkinan yang ada pada diri manusia itu. Kemudian
apakah yang dimaksud dengan kemungkinan manusia iTU

HAKIKAT SEJARAH
Tidak asing lagi mendengar apa itu sejarah baik dalam perkuliahan, seminar sejarah,
forum diskusi dan lain-lain. Sejarah banyak diartikan sebuah kejadian peristiwa masa

lampau sehingga muaranya dipahami istilah sebuah ilmu yang kajiannya sangatlah
sempit/statis dan yang perlu ditegaskan kembali bahwa tidak semua peristiwa sejarah
dapat dikatakan sebagai sebuah kejadian sejarah. peristiwa sejarah bisa dikatakan
sebuah kejadian sejarah apabila terdapat pelaku (manusia), terdapat perubahan,
Partikular, unique event, enmaliq
Dalam memberikan arti tentang sejarah tidaklah mudah, untuk itu mengetahui kajian
ilmu sejarah apalagi pemula khususnya mahasiswa atau peminat sejarah dianjurkan
terlebih dahulu paham dan mengerti hakikat dari sejarah itu sendiri. Dengan cara inilah,
barulah dimungkinkan dengan baik memaparkan dan sekaligus menjadi syarat terpenting
untuk mengetahui substansi dari hakekat dari ilmu sejarah itu sendiri. Hakekat sejarah
mencakup segi ontologis, epistimologis dan aksiologis.
Segi ontologis merupakan pertanyaan mendasar tentang apa; apakah sejarah itu?
Apakah sejarah itu suatu ilmu, seni, atau filsafat? Apabila sejarah itu ilmu, apa yang
menjadi objek formal penelahaan sejarah? Apakah wujud hakiki objek formal sejarah?
Bagaiman hubungan objek formal tersebut dengan hakikat tahu manusia? Apakah ruang
lingkup objek formal ilmu sejarah? Dimanakah kedudukan ilmu sejarah diantara ilmu-ilmu
yang lain?
Segi epistimologis merupakan pertanyaan bagaimana proses ilmu sejarah memungkin
mencari, menemukan, dan menyusun pengetahuan yang benar. Bagaiman peristiwa
masa lampau dapat diketahui dan dikonstruksi secara sistematis menjadi pengetahuan
yang benar? Seberapa jauh/besar kebenaran umum suatu pengetahuan yang dihasilkan
oleh ilmu sejarah? Sebarepa jauh obyektifitas dan subjektifitas yang terkandung dalam
pengetahuan sejarah tersebut?
Sementara segi aksiologis (penerapan = guna) terkait dengan pertanyaanuntuk apa
pengetahuan sejarah itu? hal ini menyangkut nilai-nilai sejarah dan kegunaan sejarah
dalam kehidupan manusia? Yang syarat dengan penghadapan pilihan-pilihan berdasarkan
kaidah moral dan norma lainnya. Dalam ranggka pendidikan, khususnya dalam tingkat
persekolahan aspek aksiologis sejarah selayaknya dikaitkan dengan tujuan
pendidikan/pelajaran sejarah secara luas dan tuntutan profesionalisme pengajar sejarah
dikalangan guru sejarah.
Berdasarkan kebijakan ontologis, epistimologis dan aksiologis tersebut, uraian berikut
mencoba memberikan gambaran kedalam tiga topik, yaitu:
1.apakah sejarah itu?
2.sejarah sebagai ilmu?, dan
3.guna sejarah dan manfaat profesinalisme pengajaran sejarah.

Untuk sejarah sebagai ilmu dan guna sejarah akan dipisahkan oleh bab tersendiri agar
mampu memberikan gambaran secara detail mengenai hakekat sejarah itu sendiri.

A. Pengertian Sejarah Secara Etimologi


1. Sejarah Secara Etimologi
Secara etimologis perkataan sejarah mempunyai arti yang sama dengan history (sejarah)
dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata benda Yunani istoria yang berarti ilmu.
seperti yang diterangkan oleh Aristoteles bahwa istoria berarti pertelaan sistematis
mengenai seperangkat gejala alam. Namun dalam perkembangan selanjutnya kata latin
yang sama artinya dengan Scientia lebih sering dipergunakan untuk menyebutkan
pertelaah sistematis non-kronologis mengenai gejala alam, sementara istoria biasanya
digunakan untuk pertelaan sistematis kronologis mengenai gejala-gejala dan Ihwal
kemanusiawian (Gottschalk, 1975:27).
Kata history berarti masa lampau umat manusia. Selain history dari kata Inggris. Untuk
Jerman adalah geschicthe yang berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi atau
peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau (Jan Romein, 1951).
Menurut Tamburaka, (1999:3-5) bahwa, yang memberikan arti kepada perkataan sejarah
banyak sekali seperti:

History (Inggris)
:continous methodical record of public events; study of
nations, whole train of events connected with nation;person,thing etc.

Geschiscthe (Jerman): vergangheit; entwieclung, werdegang, erforschung


der vergangenheit.

Geschiedenis (Belanda): Voorval, gebeurtenis; verhaal van het geen


gebeurd is;vak van wetwnschap.
Pengertian dalam beberapa bahasa itu menunjukkan bahwa yang disebut sejarah itu ada
tiga hal:

1.

a). whole train of events connected with nation;person,thing etc.

b). Vergangheit
c). Voorval, gebeurtenis
yaitu kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa seluruhnya yang berhubungan dengan
negara, manusia, benda dan sebagainya atau denag singkat yaitu suatu perubahan yang
nyata didalam diri manusia sekitar kita.
2.

a). continous methodical record of public events

b). entwieclung, werdegang


c). verhaal van het geen gebeurd is
yaitu; cerita yang tersusun secara sistematis dari kejadian-kejadian dan peristiwaperistiwa umum.
3. a). study of nations
b). vak van wetwnschap
yaitu ilmu yang bertugas menyelidi perkembangan-perkembangan negara, peristiwaperistiwa dan kejadian-kejadian dimasa lampau. Pelajaran ilmu pengetahuan.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan ada tiga pengertian oleh W. J. S.
Poerwodarminta:
a. Kesusastraan lama, silsilah,asal-usul.
b. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
C. ilmu, pengetahuan,cerita penalaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau, serta riwayat (1952:646).
R. Moh.Ali dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia:, dengan
singkat menegaskan arti sejarah mengacu dalam tiga hal yaitu:

a)
sejumlah perubahan-perubahan dan Kejadian-kejadian peristiwa-peristiwa nyata
didalam manusia sekitar kita;
b)
ceritera tentang perubahanperubahan, kejadiankejadian dan peristiwa dalam
kenyataan sekitar kita;
c)
ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-peribahan ,kejadian-kejadian dan
peristiwa dalam kenyataan sekitar kita. (1963:8)
Disisi lain pula, secara etiomolgis kata sejarah dalam bahasa Indonesia kata sejarah
berasal dari bahasa melayu yang mengambil dari kata bahasa arab Syajaratun. Menurut
Sugianto ( 1996:2) kata itu masuk dalam bahasa melayu setelah mengalami proses
akulturasi kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Arab Islam (sejak abad XIII M).
kata syajaratun berarti pohon disini
juga
mengandung makna
simbolis
suatu
percabangan genealogis/keturunan dari suatu kelompok keluarga (istana, bangsawan,
nenek moyang) yang sering dibanyakan oleh orang sebagai sosok dari pohon: ada batang
induk yang tumbuh kokoh, ada cabang dan ranting-ranting keatas, serta dibawah
terdapat akar tunggang dan serabut yang menopang kekokohan berdirinya batang pohon
tersebut.
Dalam kaitannya dengan diatas masih banyak pengertian sejarah yang mengandung arti:
silsilah keturunan,riwayat, babat, tambo, dan tarikh. Dan lidah melayu mengucapkan
kata itu menjadi sejarah ( Sidi Gazalba ,1966:1 ). Sejarah dalam hal ini mencatat adanya
saling hubungan kebudayaan di suatu tempat dengan tempat lain, antar waktu/dengan
kata lain mencatat adannya pengaruh dari luar dan perkembangannya.
Pengertian sejarah secara etimologi kirannya belum dapat memahami dengan baik
mengenai makna sejarah sebagai ilmu, untuk itu perlu kirannya kita kemukakan difinisi
sejarah menurut beberapa ahli.

2. Beberapa Pendapat Mengenai Pengertian Sejarah


Berdasarkan pengertian secara etimologi diatas. Maka, sejarah mempunyai arti yang
luas, karena mempunyai
cakupan
materi
yang
luas
menyangkut
segala
perubahan/peristiwaperistiwa yang dialami oleh manusia dengan segala kennyataan di
sekitarnnya. Guna memperjelas pengertian sejarah bagi kita, maka perlu dipelajari
karena difinisi sejarah. Dibawah ini di kemukakan beberapa difinisi sejarah dan
pandangan beberapa ahli .

Menurut Sutrasno( 1975: 7-8 ) , sejarah ialah segala kejadian sepanjang masa. Segala
kejadian tidak berarti bahwa semua kejadian dicatat dalam sejarah. Tetapi terbatas yg
ada hubungannya deengan tata kehidupan manusia. Lebih tegas lagi di kemukakan
bahwa sejarah adalah segala kegiatan manusia sedemikian rupa sehingga mempunnyai
akibat adannya perubahan politik,sosial,ekonomi,dan kebudayaan,serta kesemuannya
ditinjau dari sudut perkembangannya (berjalan dalam tempat dan waktu/ ada saling
hubungan dalam tempat dan waktu )
Mohammad Hatta ( 1970;54-69 ), menyebut sejarah wujudnya memberikan pengertian
dari masa yang lalu, sejarah hanya memberi gambaran dari masa lalu itu dan di
susunnya menurut tempat dan waktu, dengan memberikan lukisan seperti itu sejarah
melahirkan bagi kita suatu pengertian masa yang lalu itu. Ia menggambarkan dimuka
kita suatu ideal tipe , bentuk berupa dari masa itu, bukan gambarannya yng sebenar
benarnya ,tetapi gambaran yg dimudahkan ,supaya kita mengenal rupannya. Ia bukan
melahirkan ceritera dari kejadian yang lalu tetapi memberi pengertian tentang satu
kejadian atau satu masa yang lalu dengan mengemukakan kejadian kejadian atau masa
itu sebagai masalah. Ia mengupas masalahnya dalam keadaan yang heterogen , dalam
kehidupannya yg banyak cabang .......siapa yang mempelajari dengan pengertian , tak
boleh berputus asa .Karena sejarah mengajar kita melihat yang relatif yang sementara
dalam segala kejadian di dunia ini,semuannya itu satu satunnya adalah sementara,
masyarakat senantiasa bergerak dan berubah
Mohammad Ali (1966: 17) dalam bukunya yg berjudul : penentuan arti sejarah dan
pengaruhnya dalam metodologi sejarah Indonesia ,mengemukakan arti sejarah bagi
sejarah Indonesia sebagai gerak juang manusia Indonesia untuk mencapai taraf
kehidupan kemanusiaan yang setinggi-tingginnya dengan dasar inilah proses sejarah
dapat diluasdalamkan dengan melampaui batas-batas manusia berbuat ( home feber
dalam proses produksi..... sehingga gerak sejarah mencakup seluruh gerak-gerik manusia
tanpa mengecualikan suatu apapun juga.... sejarah Indonesia dapat berporoskan manusia
Indonesia sebagai inti pelaku dengan bangsa bangsa asing sebagai faktor sekunder atau
ditempatkan di tepi ceritera . Manusia Indonesia sebagai pelaku mutlak dalam penciptaan
sejarah Indonesia sepanjang masa .... tanah air adalah inti dari konsepsi ini
Roeslan Abdul Ghani (1986:74), dalam penggunaan ilmu sejarah mengatakan sejarah
ialah salah satu cabang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan
perkembangan masyarakat serta kemanusiaan dimasa lampau, beserta segala kejadian
kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian
dan penyelidikan tersebut untuk akhirnnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi
penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan.
Ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi , yaitu pertama penglihatan kemasa silam ,
kedua kamasa sekarang dan kemudiuan kemasa depan dengan lain perkataan : dalam
menyelidiki ke masa silam kita tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan kejadiankejadian masa sekarang yang sedang kita alami bersama, sedikit banyak juga tidak dapat
kita lepaskan dari persepektifnnya masa depan.

Maka sejarah masa lampau harus kita pelajari dengan perpijak kepada kenyatankenyataan perkembangan situasi sekarang , serta pula dengan menancapkan pikiranpikiran serta harapan-harapan yang bersepektif kemasa yang akan datang.
Tanpa tancapan kepada persepektif kemasa depan, sejarah seakan- akan bukan
merupakan suatu proses yng terus berjalan, melainkan suatu keadaan yang membeku,
terpencil dari keadaan sekarang dan di masa depan ( 1963 : 11-13 ).
Sidi Gazalba , mengemukakan pengertian histori yang di ekwivalenkan dengan sejarah
dalam bahasa Indonesia terhimpun empat pengertian harafiah :
Sesuatu yang telah berlalu, suatu peristiwa, suatu kejadian ;
Semua pengetahuan tentang masa lalu : a. Duduk soal tertentu pada umumnya ;
b)khususnya tentang masyarakat tertentu;
Ilmu yang berusaha menetukan dan mewariskan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan pengertian ini maka, jelaslah bahwa sejarah mempunyai arti yang luas
sekali terutama bidang kajianya. Tetapi hanya dinyatakan ilmu sejarah yaitu ilmu yang
berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan tentang masa lalu suatu
masyarakat tertentu (1966:2-3)
Berkhofh mengartikan sejarah dengan menggunakan dua istilah: peristiwa dan sejarah.
Arti istilah pertama ialah rentetan kejadian-kejadian historis yang didalamnya tiap
manusia banyak sedikitnya turut terlibat. Dan sejarah adalah tanggapan bahwa
peristiwa-peristiwa tadi mempunyai suatu arah dan suatu tujuan jadi yang mempunyai
makna. Bahkan dikatakan siapa yang menghayati peristiwa-peristiwa itu sebagai yang
diarahkan,maka ia hidup dalam kesadaran akan sejarah(1970:8).
Wilhelm Buer, dalam einfuhrung in das studiumder geschichti 1928. disebutkan sejarah
adalah ilmu yang meneliti gambaran dengan penglihatan yang singkat untuk
merumuskan fenomena kehidupan, yang berhubungan dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dengan hubungan manusia dengan masyarakat memilih fenomena tersebut
dengan memperhatikan akibat-akibat pada jamanya serta bentuk kwalitasnya dan
memusatkan perubahan-perubahan itu sesuai dengan waktunya serta tidak akan
terulang lagi.(irre producible).(Hugiono dan PK Poerwantana,1978:5).
Bernhein
Lehrbuah
der
Historischen
Methode
und
Derschichtsphilosophie,
mengemukakan ilmu sejarah adalah ilmu yang menyelidiki dan menceritakan tentang
peristiwa-peristiwa dalam waktu dan ruang yang dihubungkan dengan perkembangan
aktivitas manusia (baik yang bersifat indifidu dan kelompok) sebagai kehidupan
masyakat dalam hubungan timbal balik antara rhomaniah dan jasmaniah (Ibid:6).

R G Collingwood , dalam bukunya berjudul the idea of histori; teori tentang sejarah terdiri
dari dua dalili: pertama bahwa sejarah mempunyai arti yang sangat cocok untuk
mempelajari alam pikiran dan pengalama- pengalaman manusia. Kedua:sehubungan
dengan pengertian pertama, sejarah adalah bersifat unik dan langsung atau dekat.
Pengertian sejarah dapat menerobos kedalam hakikat yang mendalam dari kejadian
yang seadang dipelajari serta dapat menghayati peristiwa peristiwa yang sebenarnya
dari alam.mengerti sejarah berarti menyelami untuk melihat dengan jelas pikiran yang
ada didalamnya. ( Ibid ).
Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah
produk dari proses perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan kemanusiaan yang
lebih sempurna : dan sebagai ilmu sejarah menstudi segala sesuatu yang dialami
manusia dimasa lampau yang telah meniggalkan jejak-jejaknya diwaktu sekarang.
Dimana tekanan perhatian diletakan terutama pada aspek peristiwanya sendiri dalam hal
ini terutama yang bersifat khusus dan segirsegi urutan perkembangan yang kemudian
disusun dalam suatu ceritra sejarah. Ilmu sejarah berusaha untuk mewariskan
pengetahuan masa lalu masyarakat tertentu dengan tujuan memberi pemahaman yang
terkandung dalam gambaran itu.

B. Terminologis Dalam Sejarah


Setelah kita mengetahui tentang pengertian sejarah, bahwa sejarah secara objektif ini
merupakan sebuah kejadian dan secara subjektif tidak lain merupakan sebuah kisah
atau cerita dari kejadian tersebut. Seperti yang telah disinggung diatas. Bahwa, tetapi
tidak semua peristiwa sejarah tidak semuanya dikatakan sebagai kejadian sejarah. Jadi
yang harus dipahami terlebih dahulu yaitu karakteristik dari ilmu sejarah. Karakteristik
ilmu sejarah antara lain:

1. Berhubungan dengan manusia/history aktor.


Hal ini jelas sekali bahwa pelaku dari semua kejadian sejarah tidak lepas dari pelaku yaitu
manusia atau dikatakan bahwa manusia sebagai mahluk sejarah. Sedangkan hewan dan
tumbuhan sebagai pelengkap dari kejadian sejarah tersebut. Menurut Walsh bahwa
history is history of the past of the human being ( sejarah adalah sejarah masa
lampaunya umat manusia).
Pada kesempatan inipulah, akan dipaparkan asal usul manusia, tujuannya tidak lain akan
meluruskan pandangan manusia saat ini yang terpengaruh oleh teori dari Darwin,
tentang manusia dan kera. jadi untuk mengkaji manusia pertama kali yaitu mencoba

menghadapkan pada dua hal yang menjadi sebuah analisa yaitu antara Iman dan takwa
(IMTAK) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Tetapi dalam menghadapkan dua
permasalahan ini bukan berarti membenturkan kedua, karena secara subtansial memiliki
perbedaan tapi tidaklah bertentangan.
IMTAK disini merupakan sebuah sabda Allah yang secara langsung tampa melibatkan
manusia pada umumnya, sedangkan IPTEK merupakan karya Allah melalui keterlibatan
manusiasecara penuh atas dasar kaidah-kaidah yang metodis. Jadi, karena keduanya
merupakan kehendak Allah jadi tidak etis jika keduanya dipertentangkan.
Untuk mengetahui tentang apa dan siapa manusia itu sendiri. Jadi kalu pertanyaan siapa
manusia ini, yang jelas mengaju pada pertanyaan yang lebih mendalam alagi yaitu
siapakah manusia pertama?.
Sehubungan dengan pertanyaan tersebut kadangkalah yang menjadi sebuah delematis
tak jarang manusia yang penasaran ingin mengetahui siapa dan dari mana manusia itu
sendiri. Tentunya pertanyaan ini tidaklah mudah untuk dijawab secara gamblang. Ada
pertanyaan dari seorang anak yang bertanya dari manakah asal-usul saya, lalu berfikir
kembali kalu dirinya dilahirkan oleh kedua orang tuanya melalui sperma ayahnya yang
menjadi satu dengan sel telur ibunya maka menjadilah dirinya, lalu bertanya kembali
terus yang melahirkan ayah dan ibu siapa dan bertanyaan tersebut seringkali diulangulang tapi belum menumukan penyelesaiannya.
Oleh sebab itu ilmu sejarah yang dalam konteks pendidikan formal (sekolah) harus dapat
menggambarkan peristiwa sejarah dan kajian analisanya haruslah menggunakan kajian
analisa IMTAK dan IPTEK.
Kembali pada pertanyaan awal, banyak manusia yang bertanya siapakah saya ini,
kadangkala merujuk kepada teori evolusi yang dicetuskan oleh Charles Robert Darwin
yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada pada saat ini berasal dari kehidupan masa
silam (Ramidjo dan Zulhimidiati, 1998:2).
Dalam teori Darwin tersebut mengklasifikasikan bahwa ciri-ciri manusia mempunyai
persamaan dengan hewan manusia, yaitu mempunyai rambut/bulu yang menutupi
tubuhnya, membesarkan anak dan menyusui, kulit mempunyai kelenjar, melahirkan
anak. Dengan dasar pertimbangan inilah teori evolusi cenderung menyatakan bahwa
asal-usul manusia di duga berasal dari kera.
Kalau dianalisi secara lebih mendalam, sebenarnya dugaan tersebut dapatlah diketahui
titik lemahnya secara moralitas keilimuan. Sebab teori ini tidak yakin terhadap
keilmuannya, intinya belum sampai pada kesimpulan yang pasti dan penekannya adalah
masih diduga.jadi kalau penggagasnya sendiri sudah tidak yakin bagaimana orang lain
yang menerimah gagasannya dapat menerimahnya jika pembuatnya meragukan
terhadap hasilnya.

Jika dikaitkan dengan sebuah logika. Bahwa asal-usul manusia berasal dari kera dan hal
tersebut dapat berubah dalam sekian abad lamanya. Jadi kalau ditarik sebuah
kesimpulan tersebut dari beberapa abad saat sebelum teori darwin ada dan sampai
sekarang(abad ke 21), bebarti sudah berabad-abat tahun lamanya berarti semua kera
yang ada didunia sudah berubah menjadi manusia. Hal ini dapat dicontohkan dikebun
binatang Surabaya masih banyak dijumpai, tapi sedikitpun tetap menjadi kera yang
dicirikan dengan ekornya dan semua badannya berbulu. Dan contoh yang kedua kalau
kera saat ini manusia, berarti kera tersebut sedang mengkonsumsi nasi, ikan, minuman
juss, pizza dan minta celana cangcuter.tapi kenyataannya sampai saat ini tidak pernah
berubah.
Sebenarnya teori Darwin itu sendiri banyak mendapat kritikan yang tajam dari dunia
barat pula. Menurut Johanes Harzalem (1956:183) menyaakah bahwa :
tidak pernah tercantum dalam sejarah dan bahkan tidak pernah terdengar bahwa bentuk
dan sifat binatang itu, ada yang mendekati manusia. Belum pernah tumbuhan iti dari
hewan dan sebaliknya. Dan belum pernah kembang kelapa menjadi jangkrik sekalipun
bentuknya sama.tidak pernah satu dalam seribu dan tidak dapat dibuktikan manusia itu
berasal dari monyet.

Selanjutnya, Apabila dikaikan dengan pandangan islam yang berpedoman pada iman dan
tagwa (IMTAK). Maka, Islam menyatakan dengan tegas bahwa manusia pertama yang
diciptaka oleh Allah kebumi ini adalah Adam dan Hawa seperti tertuang dala AlQuran
sebagai berikut:
dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpuran hitam yang diberi bentuk. Dan ingatlah Tuhan-Mu berfirman
kepada malaikat: sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. Al_Hijr 15: 26 dan 28).

dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian kami jadikan saripatih air mani (yang tersimpan) dalam tempat yang kokoh
(Rahim), kemidian air mani tersebut kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dua mahluk yang berbentuk lain. Maka suci Allah, Pencipta yang
pailing baik. (Qs. Al-Muminun 23: 12-14).

Jadi wahyu tersebut sudah nampak bahwa adanya sebuah perbedaan dari asal-usul
manusi itu diciptakan. Tentunya sebagai manusia yang berkeyakinan tidak serta- merta
menerimah pendapat dari darwin secara telanjang.

2. Mengalami perubahan yang luas/ signifikan value (dinamis)


Pada tahap yang kedua ini, bahwa sejarah dapat dikatakan sebagai suatu kejadian
sejarah yaitu apabila danya suatu perubahan atau bersifat dianamis. Sebuah peristiwa
sejarah berjalan tidak statis jadi setiap kejadian peristiwa sejarah itu mengalami
kemunduran atau kemajuan sehingga dengan perubahan tersebut dapat diukur dari
setiap dinamika-dinamika yang dilaluinya. Tentunya untuk mengetahui kejadian sejarah
sebagau sebuah peristiwa sejarah tentunya melihat pada gerak sejarah itu sendiri.
Dalam gerak sejarah ini,akan dipaparkan tentang gerak sejarah oleh ahlinya yang
mengacu pada teori. Menciptakan suatu teori tidak semuda mencipta atau merumuskan
suatu definisi. Teori harus melalui dengan serangkaian percobaan penelitian yang rumit
dan lama barulah seorang ilmuan dapat menciptakannya. Teori tersebut haruslah
ditopang dengan sebuah kenyataan, kemudian dari kenyataan melahirkan fakta-fakta
empiric, dari fakta empiric kemudian melahirkan generalisasi-generalisasi empiric. Dari
generalisasi empiric diuraikan menjadi sub-sub generalisasi dan kembali lagi ke
generalisasi empiric. Dari generalisasi-generalisasi empiric inilah kemudian terciptalah
sebuah teori. jadi Teori adalah hulu atau sumber suatu proposisi ilmiah. Cara mengujinya
adalah melalui prosedur penelitian dengan menggunakan asumsi/hipotesis-hipotesis
kemidian diuji/dibuktikan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan

1.Gerak Sejarah Menurut Hukum Fatum Atau Nasib


Alam fikiran bangsa yunani adalah dasar dari perkembangan alam fikiran bangsa-bangsa
barat. Salah satu hal yang penting dari alam bangsa yunani itu adalah angapan tentang
adanya manusia dan alam. Menurut alam fikiran bangsa yunani pada dasarnya alam raya
sama dengan alam kecil yaitu manusia. Jadi menurut bangsa yunani macro cosmos sama
dengan micro cosmos. Disebut juga oleh alam fikiran bangsa yunanibahwa kekuatan
gaiblah yang menguasai baik macro cosmos maupun micro cosmos. Sehingga dengan
demikian perjalanan alam semesta ini ditentukan oleh kekuatan gaib atau nasib. Misalnya
perjalanan matahari, bulan, bintang, manusia dsb. Oleh sebab itu perjalanan alam
semesta itu tidak tidak dapat menyimpang dari jalan yang sudah ditentukan nasib .
Dengan demikian yang menjadi dasar dari segala hukum cosmos alamlah hukum
lingkaran atu hukum cyclus didalam hukumcyclus setiap peristiwa akan terulang lagi

atau terjadi kembali, seperti halnya matahari akan terbit diufuk sebelah timur pada setiap
pagi. Hukun cyclus di Indonesia dikenal sebagai cakra manggiling .
Didalam cakra manggiling ini, manusia tidak dapat melepaskan diri dari lingkaran cakra
tersebut. Semua kejadian dan peristiwa akan berjalan dengan pasti. Oleh sebab
itu cakra merupakan lambing dari nasib yang terus menerus berputar secara abadi dan
tidak ada putus-putusnya. Dikala hal ini nasib merupakan kekuatan tanggal yang
berfungsi sebagai pengerak peristiwa sejarah. Berdasarkan alam fikiran seperti tersebut
diatas, maka bangsa hidup secara bebas dan tidak usah memikirkan sesuatu, sebab
segala sesuatu akan terjadi dengan sendirinya.

2. Gerak Sejarah Berdasarkan Faham Santo Augustinus


Famah fotum atau nasib yunani kemudian menjelma dalam agama nasrani sebagai
faham ketuhanan dengan sifat sifat yang sama yaitu :
c.

Kekuatan nasib menjadi tuhan

d. Sejarah seharusnya menurut rencana alam atau menurut kekuatan nasib kehendak
tuhan.
Didalam faham ini manusia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan nasubnya
sendiri. Manusia harus menerima nasib yang diwariskan oleh tuhan yang tidak bisa
ditawar tawar lagi. Sebab menerut teori augoskomto tuhan sudah menentukan jalan
hidup manusia dan alam.
Didalam hal ini manusia dan alam tidak bisa merubah garis hidup yang sudah ditentukan
itu.
Berdasarkan hal itu maka, tujuan dari gerak sejarah adalah untuk mewujudkan kehendak
tuhan, didalam mewujudkan kehendak tuhan itu, barang siapa yang menerima kehendak
tuhan maka dia akan diterima disorga. Tetapi sebaliknya barang siapa yang menentang
kehendak tuhan maka dia akan masuk neraka. Sehubungan dengan itu maka, sejarah
masa kini merupakan masa percobaan atau masa ujian bagi manusai, kehendak tuhan
harus diterima oleh manusia dengan rela.
Keharusan untuk menerima kehendak tuhan tersebut disebabkan karena ancaman
barang siapa yang menolak kehendak tuhan maka akan jadi penghuni neraka.

3. Gerak Sejarah Berdasarkan Pendapat Ibn Khaldun


Perlu diketahui bahwa Ibn Khaldun seorang sajana arab yang tersohor yang hidup
diantara than 1332 1406 masehi. Teorinya tentang gerak sejarah hamper sama dengan
teori Santo Augustinus. Perbedaan antara kedua teori itu tidak terlalu banyak, dimana
teori Ibn Khaldun tidak memusatkan pada dinia akhirat.
Lebih dari itu Ibn Khaldun berpendapat bahwa sejarak merupakan ilmu yang berdasarkan
kenyataan. Sejarah itu bergerak dengan tujuan agar manusia sadar terhadap perubahan
perubahan yang terjadi.
Kesadaran itu merupakan usaha dari manusia itu sendiri untuk menyempurnakan
hidupnya. Sedang segala perubahan perubahan yang terjadi itu Karena kehendak
tuhan. Terjadinya perubahan tersebut dapat melalui beberapa cara misalnya : revolusi,
pemberontakan, pergantian adapt atu lembaga dsb. Perubahan perubahan ini oleh Ibn
Khaldun dianggap dengan kemajuan.
Dengan berdasarkan itu semua perbedaan antara kedua teori itu menjadi semakin jelas
yaitu :
b. Menurut Santo Augustino,sejarah akan berakhir pada dwi tunggal yaitu sorga dan
neraka. Sedang menurut Ibn Khaldun sejarah justru akan melahirkan beraneka ragam
masyarakat dan Negara yang semakin lama semakin maju dengan kehidupan manusia
yang semakin sempuna.
Teori santo Augustinus menciptakan manusia penyerah, sedang sedang teori Ibn Khaldun
mendidik manusia menjadi pejuang pejuan yang tidak kenal mundur dan menyerah,
untuk menuju kearah kebahagiaan dalam masyarakat atau Negara yang beraneka ragam.

4.gerak sejarah berdasarkan pendapat Oswald Spengler ( 1880 1936 )


Oswald Spengler menjadi terkenal, karena buku yang ditttulisnya sangat berpengaruh
terhadap jalan pikiran terutama para cendekiawan-cendekiewan eropa dan amerika,
bukan yang ditulinya berjudul der untergang des abenlandes atau decline of the west
yang artinya runtuhnya dunia barat. Didalam tulisanya itu Oswald Spengler berperan
seolah-olah sebagai ahli nujum yang dapat meramalkan runtuhnya eropa.
Ramalan Oswald Spengler tersebut berdasrkan atas keyakinan bahwa gerah sejarah itu
ditentukan dengan nasib. Untuk mengupas gerak sejarah itu Oswald Spengler
mengemukakan sebuah teori yang pada intinya dengan teorinya itu Oswald Spengler

berpendapat bahwa sebuah kehidupan suatu kebudayaan sama saja dengan peri
kehidupan manusia.
Timbullah persamaan itu disebabkan karena baik kebudayaan maupun kehidupan
manusia dikuasai oleh hukum cyclus.
Hukum cyclus tersebut digambarkan sebagai berikut :
No

Alam

Manusia

tumbuh
tumbuhan

hari

Kebudayaan

musim semi

Bayi

Pertumbuhan

Pagi

Pertumbuhan

musim panas

Kedewasaan

Berkembang

Siang

Berkembang

masa tua

Berubah

Sore

Kejayaan

Mati

rontok

malam

Keruntuhan

Musim dingin
musim rontok
(R.Mohammad Ali)

5. Gerak Sejarah Menurut Arnoldd J. Toynbee


Arnoldd J. Toynbee adalah seorang sarjana inggris yang mampu menggambarkan sejarah
dengan tulisannnya yang berjudul a Study of Histori buku tersebut seluruhnya berisi 12
jilid dan merupakan hasil penyelidikan dari 21 kebudayaan yang sudah sempurna.
Misalnya yunani-romawi, maya (amirika serikat) dll. Dan 9 kebudayaan dan yang kuqng
sempurna. Misalnya : Eskimo, Sparta, Polynesia, Turki, dsb.
Berdasarkan penyelidikan tersebut sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada hukum
tertentu. Akibat tidak ada kekuatan yang mengatur dan menguasai kebudayaan.
Demikian pula di kemukakan oleh Arnoldd J. Toynbee bahwa seluruh kebudayaan itu

sama dengan civilization yang artinya wujud dari seluruh kehidupan. Sedang gerak
sejarah menurut Arnoldd J. Toynbee berjalan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
1.Genesis of civilization artinya lahirnya kebudayaan
2.Growth of civilization artinya perkembangan kebudayaan
3.Decline v artinya runtuhnya kebudayaan
Kemudian runtuhnya kebudayaan itu dapat dibagi menjadi:
1.

Breakdown of civilization artinya kemerosotan kebudayaan

2.

disintegration of civilization artinya kehancuran kebudayaan

3.

dissolution of civilization artinya hilangnya kebudayaan

lahirnya suatu kebudayaan menurut Arnoldd J. Toynbee disebabkan karena adanya


tantangan dan jawaban antara manusia dengan alam sekitarnya, kalau alam
memberikan tantangan yang baik maka hal ini memberikan kemungkinan kepada
manusia untukmembangun sebuah kebudayaan. Tetapi jika sebaliknya, alam terlalu keras
memberikan tantangan kepada manusia, maka manusia sama sekali tidak membangun
suatu kebudayaan. Misalnya gurun pasir sahara, gurun gobi dan gurun Kalahari. Disana
tidak ditemukan kebudayaan yang dibangun manusia. Kemudian perkembangan
pertumbuhan suatu kebudayan itu digerakkan oleh sebagian kecil dari pemilik
kebudayaan itu sendiri. Sebab golongan kecil atau minoritas inilah yang merupakan
penciptaan kebudayaan. Sdangkan masa atau golongan mayoritas hanyalah menru
saja. Dengan demikian tampa adanya golongan minoritas yang kuat dan kereatif, maka
suatu kebudayaan tidak akan pernah berkembang. Sebaliknya jika golongan minoritas itu
lemah dan hilangnya daya ciptanya akibatnya semua tantangan alam tidak dapat
dijawab. Lebih-lebih kalau golongan minoritas itu menyerah atau mundur didalam
menghadapi tanntangan alam. Maka kebudayaan itu tidak akan berkembang lagi. Jika
keadaan ini memuncak, akhirnya runtuh kebudayaan itu. Hanya runtuhnya kebudayaan
itu melalui beberapa tingkatan.
a.

Kemerosotan kebudayaan

Kemerosotan kebudayaan itu terjadi jika golongan minoritas sudah kehilangan daya
ciptanya, jikalau sudah dalam keadaan yang demikian, maka golongan mayoritas tidak
mau lagi mengikuti jejak selaku golngan minoritas. Selanjutnya segala peraturan
didalam kebudayaan itu hubungan antara mayoritas dan minoritas pecah berantakan.
Keadaan yang semacam ini dapat menyebabkan tunas-tunas
kebudayaan yang
semestinya masih adapat tumbuh dan berkembang lenyap sama sekali.

b.

Kehancuran kebudayaan

Hancurnya kebudayaan itu akan tampak jika tunas-tunas kebudayaan itu mati sama
sekali yang mengakibatkan terhentinya pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri.
Maka daya dan gairah hidupmenjadi beku yang menyebabkan itu tidak mempunyai jiwa
lagi.
Arnoldd
J.
Toynbee
meyebetkan
keadaan
yang
semacam
ini
sebagai pembatuan dimana semua unsur-unsur kebudayaan mejadi batu atau fosil
c.

Lenyapnya kebudayaan

Lenyabnya kebudayaan itu terjadi jika tubuh kebudayaan yang sudah membatu itu
hancur dan lenyap sama sekali.

6. Gerak Sejarah menurut teori Pitirin Sorokin


Sorokin adalah seoran sarjana Rusia yang mengungsi di amerika serikat sejak meletusnya
revolusi komonis di rusia. Dia adalh seorang akhli sosiologi yang terkenal, teori sorokin
ini, sangat lain dari yang lain. Sorokin tidak mengakui adanya ciclus yang membelengu
kehidupan manusia. Dia juga mau menerima teori yang menuju fluctuation from aga to
ago atau turun naiknya, pasang surut dan timbul tengelamnya kebudayaan yang
berlangsung secara berganti-ganti, jelas bahwa yang mengalami fluctuation itu adalah
kebudayaan. Pada hal kebudayaan itu terdapat tiga corak aliran kebudayaan yang
tertentu yaitu:
d.
Identional yaitu aliran kebudayaan yang bercorak kerohanian, keagamaan dan
kepercayaan.
e. Sensato yaitu corak kebudayaan yang serba jasmaniah, mengenai keduniaan yang
berpusatkan pada pancaindera.
f.
Perpaduan antara identional dengan sensato yang disebut kebudayaan yang disebut
kebudayaan campuran atau Identio. Corak kebudayaan ini lebih bersifat kompromi.

Berdasarkan teori sorokin itu, setiap kebudayaan pasti akan mengalami pasang surut
atau timbul tenggalam, padasuatu saat corak kebudayaan identional yang menonjol.
Tetapi pada saat yang lain corak kebudayaan sensatonya yang berada diatas. Mungkin
sekali timbul corak kebudayaan yang kompronis artinya corak identional dan corak
idonlistionya menjadi satu didalam satu corak kebudayaan, sehingga dengan demikian

menurut sorokin didalam gerak sejarah tidak terdapat hari akhir seperti teori yang
diketengahkan oleh agustinus. Begitu juga kebudayaan tidak akan hancurseperti didalam
teorinya Oswald spengler.
Dari teori yang dikemukakan oleh fitiria sorokindapat ditarik kesimpulan bahwa sorokin
tidak berusaha untuk mencari pangkal gerak dari sejarah, demikian pula juga tidak
berusaha untuk menetapkan muara gerak dari sejarah. Kalau begitu kearah manakah
tujuan dari grak sejarah itu?
Dengan membanding-bandingkan teori-teori tersebut diatas, dapatlah ditentukan bahwa
gerak sejarah itu adalah gerak dari manusia yang berjuang, berjuang untuk menentukan
nasibnya sendiri berdasarkan kemungkinan yang ada pada diri manusia itu. Kemudian
apakah yang dimaksud dengan kemungkinan manusia itu?

3. Partikular maksudnya penulisan sejarah yang khusus berhubungan dengan tiga unsur
dalam sejarah yaitu pelaku(manusia), tempat (ruang) dan waktu.
Tidak satupun peristiwa sejarah yang tidak mencakup ketiga unsur diatas. Dengan tegas
dapat dinyatakan bahwa sebagai suatu proses dan peristiwa pasti melibatkan tiga unsur
yaitu pelaku(manusia), tempat (ruang) dan waktu. Hanya dengan adanya
pelaku(manusia), tempat (ruang) dan waktu, maka proses sejarah dapat bertahan. Tampa
itu tidak akan ada sejarah.
Karena ketiga unsur pelaku(manusia), tempat (ruang) dan waktu menentukan eksistensi
sejarah. Ini berarti ketiganya menjadi hakekat sejarah. Sebab secara negatif dapat
dikataan bahwa, ketika ketiga aspek tersebut tidak ada, maka mustahil sekali sejarah
dapat berproses. Untuk memperluas cakrawala tentang hakekat sejarah, dikutib
sebagai/skema yang semakna dengan apa yang sudah disimpulkan diatas, yaitu:

Sumber : Helius Syamsudin dan Ismaun (1996;49)

Jadi, tema sejarah merupakan pemersatu elemen manusia, waktu dan ruang. Akan tetapi,
tema itu sendiri kalu manusia melakukan aktivitas didalam ruangan dan dimensi waktu.
Pada skema hakekat sejarah tampak jelas bahwa manusia (M) tidak dapat dipidahkan
dengan ruang (R) dan waktu (W). Gerak sejarah yang terimlementasi dalam gerak
sejarah yang terimplementasi dalam tema sejarah disebabkan dan ditentukan oleh garis
MR dan MW. Berdasarkan skema hakekat sejarah, secara matematis dapat disimbolkan ;
MT= MR + MW.
Secara implisit dengan berpijak pada skema hakekat sejarah dapat diungkapkan bahwa
sesungguhnya tidah hnya meliputi manusia, ruang dan waktu. Tetapi ketiga unsur
tersebutlah yang pada akhirnya melahirkan (T) tema sejarah adalah juga merupakan
hakekat sejarah.
4. Unique event; unik dan Enmalig
sejarah mempunyai keunikan karena peristiwa tersebut hanya terjadi sekali dan tidak
pernah terulang kembali. Misalnya peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945. tempat
pelaksanaan pertama kali dibacakan akan sama tempat pelaksanaan dengan tahun ini
karena namanya tetap jakarta, kemungkinan yang berbeda adalah pembacanya. Kalu
dulu dibacakan secara langsung oleh soekarno kalau sekarang dibacakan secara
langsung oleh Susilo Banbang Yudoyono. Kalau dulu terjadi pada tahun 1945, tapi kalau
sekarang terjadi pada tahun 2010, walau dari segi waktu pembacaannya pas jam 10.00
WIB. Maka darisini sudah dapat dikatakan bahwa peristiwa sejarah itu unik, yang unik

satu waktu, satu pelaku, satu tempat dan walau sama tempatnya dan waktunya belum
tentu sama pelakuknya dan sebaliknya.
Perlu diketahui bahwa sejarah itu sendiri banyak ragamnya, sehingga selaku pemula
dituntut untuk mengetahui terminologi dalam sejarah atau tiga konsep dasar dalam
sejarah yaitu:
1) Sejarah sebagai cerita yaitu peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Sebgai peristiwa sejarah itu tidak pernah terulang kembali.
2)
Sejarah sebagai kisah, yaitu tidak lain kisah dari peristiwa sejarah. Menurut GJ.
Rainer bahwa peristiwa sejarah kurang lebih sebuah cerita yang disusun oleh sejarawan.
3)
Sejarah sebagai ilmu, yaitu suatu disiplin ilmu atau cabang pengetahuan yang
berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan mengenai masa lampau kehidupan
masyarakat.

Dalam membuat cerita dalam kajian sejarah berbeda dengan cerita dalam pengertian
sastra, intinya ada kaidah keilmuan yang harus dipahami terutama pemula khususnya
mahasiswa sejarah dengan tujuan agar dapat menyajikan sebuah peristiwa sejarah yang
telah terjadi dimasa lampau menjadi sebuah cerita sejarah. Dengan hal inilah cerita
sejarah tersebut dapat dipertanggungjawabkan objektifitasnya

Anda mungkin juga menyukai