Anda di halaman 1dari 1

Berbagi Itu Indah

Sungguh menakjubkan! Demikian ungkapan kata hati yang bisa digambarkan saat menyaksikan
keagungan Tuhan dalam menciptakan hal sederhana yang bertumpu pada hal yang kompleks, atau
sebaliknya memunculkan kompleksitas di atas hal yang sederhana. Alam dengan segala isi dan
tatanannya, manusia dengan problematik hidup dan kehidupannya serta keberadaan makhluk lain
dengan bala-balanya terimbas dan tidak terlepas dari hukum ciptaan ini. Ke mana pun kita pergi dan di
mana pun kita berhenti, kita akan dihadapkan pada dua hal bertolak belakang satu sama lain, antara
mengurungkan dan melanjutkan, antara melihat kulit luaran atau masuk hingga ke dalam, dan seterusnya.

Demikian halnya dengan ketrampilan menulis. Menulis menjadi tantangan bagi kebanyakan orang,
setidaknya bagi para praktisi akademisi di negeri kita yang tercinta ini. Kedengarannya sederhana hanya
menuliskan ide-ide, akan tetapi yang sebenarnya terjadi adalah gejolak batin dan bercampur-aduknya
pemikiran, bahkan sering kali dipengaruhi dengan berkecamuknya perasaan dalam mengungkapkan
gagasan-gagasan dan mengelaborasikan ke dalam susunan kalimat-kalimat yang bisa dicerna dan
dinikmati oleh para pembaca. Banyak sekali yang gagal melewati tahap ini. Mereka lebih memilih cara-
cara dadakan seperti menjiplak karya orang lain dibandingkan dengan menjaga keaslian karya tulis sendiri.

Plagiasi dan karya-karya dadakan menjadi semakin marak dihasilkan orang akhir-akhir ini.
Fenomena sosial seperti ini sangat tidak diharapkan kemunculannya karena bisa merusak orisinalitas
sebuah karya, juga bisa memunculkan budaya baru yang jelek dan tidak ada kepatutan mewariskannya
kepada generasi penerus. Lebih parahnya lagi, karakter seperti ini mudah berkembang di antara para
pelakunya seiring dengan kemajuan teknologi percetakan yang ada saat ini.

Di samping itu, karakter membangun yang mementingkan diri sendiri semakin berkembang subur
di kalangan masyarakat kita. Kritik dan saran enggan mereka berikan kepada orang lain. Kesibukan diri
sendiri benar-benar mendominasi hari-harinya. Tiada hari tanpa memikirkan diri sendiri. Dengan kata lain,
kepentingan diri sendiri adalah di atas segala-galanya. Agama Islam mengajarkan kepada kita untuk bisa
hidup berbagi dengan yang lain. Mereka yang sukses adalah mereka yang bisa berbagi bersama yang lain
dengan penuh pengabdian dan ketulusan. Semoga kita mau berbagi karena Berbagi itu Indah.

Anda mungkin juga menyukai