Nama
Kelas
: 3B
Judul
Tidak Mendidik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi diartikan sebagai penyelewengan
atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb) untuk kepentingan pribadi
atau orang lain. Dewasa ini, khususnya di Indonesia, kata korupsi telah menjadi
salah satu kata yang sangat populer. Orang tua, remaja, bahkan mungkin anakanak. Kalangan yang mengerti dengan baik arti kata tersebut maupun di
kalangan orangorang yang hanya melihat atau mendengar beritaberita
penangkapan oknum pejabat yang korup lewat berbagai jenis media. Fenomena
ini menggambarkan begitu akrabnya kita dengan budaya korupsi.
Jika kita berkesempatan berinteraksi langsung dengan birokrasi pemerintahan,
akan kita temukan fakta-fakta penyelewengan kewenangan dengan berbagai
macam bentuk, mulai dari mark up dana-dana proyek berskala besar sampai
pungutan liar untuk memperlicin proses pembuatan surat menyurat di tingkat
kelurahan.
Begitu mendarahdagingnya budaya ini sampai-sampai sebagian besar dari kita
mulai apatis dan seolah menyerah pada keadaan hingga bahkan terkesan
permisif dan menganggap hal tersebut sudah biasa terjadi pada birokrasi
pemerintahan kita. Di sisi lain, ada juga segolongan masyarakat yang senang
mencibir sembari berkelakar tentang kasus-kasus korupsi yang biasanya
ditayangkan di televisi. Mereka senang berkumpul sambil memperbincangkan
oknum pejabat yang terkena sial karena kedapatan menyelewengkan uang
negara sembari menyeruput secangkir kopi. Namun hanya sedikit sekali yang
sadar bahwa sesungguhnya kita pun bisa jadi termasuk salah satu pihak yang
juga turut terlibat dalam fenomena suburnya budaya korupsi di Indonesia.
Dalam hal ini saya tidak sedang menuduh Anda terlibat langsung dalam upaya
menggelapkan uang negara atau melakukan tindakan melawan hukum lainnya.
Namun mari kita renungkan lebih jauh, sebesar apa sesungguhnya komitmen
kita untuk meredam laju pertumbuhan budaya korupsi tersebut, karena mencibir
dan mengutuk saja tidak cukup banyak membantu jika tidak dibarengi dengan
tindakan nyata, setidaknya dari hal-hal sederhana yang kita lakukan setiap hari
semisal membiasakan anak berkata dan berbuat jujur sejak dini, menghargai
kejujuran dan keberaniannya dan sebagainya.
Budaya secara umum terbentuk dari kebiasan-kebiasan yang dilakukan. Sedang
kebiasaan itu sendiri dapat diartikan sebagai pikiran yang diciptakan seseorang
dalam benaknya, kemudian dihubungkan dengan perasaan dan diulang-ulang
hingga akal meyakininya sebagai bagian dari perilakunya. Intinya, budaya
terbentuk dari kebiasaan dan kebiasaan terbentuk dari perilaku yang
dibiasakan. Proses pembiasaan ataupun pembudayaan berlangsung sejak anak
rantainya. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan mulai dari
sekarang. Merdekakan Indonesia dari lingkaran setan korupsi!