| Print |
Setiap mahluk hidup pasti membutuhkan makanan sebagai penghasil energi untuk tumbuh, beraktivitas
dan bereproduksi. Sama halnya dengan ternak khususnya ayam. Ransum diberikan setiap hari oleh peternak
agar ayam bisa tumbuh. Apakah cukup tumbuh saja? Jelas tidak, pasti para peternak mengharapkan ayamnya
tumbuh dengan cepat, sehat dan terbebas dari segala penyakit. Hasilnya, panen bisa maksimal dan harga jual
ayam menjadi tinggi sehingga menguntungkan peternak itu sendiri. Lalu bagaimana hal tersebut bisa dicapai?
Pencapaian produktivitas yang optimal salah satunya dipengaruhi oleh nutrisi ransum yang dikonsumsi.
Nutrisi tersebut terdiri dari nutrisi makro dan nutrisi mikro. Hal yang menjadi persoalan selama ini adalah bahwa
kebutuhan nutrisi mikro seperti vitamin dan mineral seringkali tidak tercukupi. Hal ini dipengaruhi oleh faktorfaktor yang ada di dalam sistem pemeliharaan ayam. Topik yang akan dibahas kali ini adalah mengenai
pentingnya vitamin dalam ransum.
vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E dan K, sedangkan vitamin yang termasuk dalam vitamin larut air
adalah vitamin B kompleks (B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, B12) dan C (Weber, 2009).
Vitamin A
Vitamin ini sering disebut sebagai retinol. Secara umum Vitamin A dapat ditemukan dalam tepung ikan dan
jagung. Vitamin A berfungsi dalam proses pertumbuhan, stabilitas jaringan epitel pada membran mukosa
saluran pencernaan, pernapasan, saluran reproduksi serta mengoptimalkan indera penglihatan.
Defisiensi vitamin A pada ayam dapat menyebabkan ruffled feathers (bulu berdiri), ataxia (kehilangan
keseimbangan saat berjalan) dan bisa berakibat pada penurunan produksi telur serta daya tetas. Bila
defisiensi berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama serta tidak ditangani dengan baik,
maka akan mengakibatkan munculnya cairan putih susu (keruh) pada mata ayam tersebut sehingga bisa
mengganggu penglihatan dan kadang terjadi kerusakan mata permanen. Selain itu defisiensi vitamin A
bisa menyebabkan timbulnya bintik darah (blood spot) pada telur (Saif, 2003).
Vitamin D
Vitamin D pada produk-produk vitamin seringkali ditulis sebagai vitamin D 3. Vitamin D3 atau yang lebih
dikenal sebagai cholecalciferol adalah satu-satunya metabolit dari vitamin D yang bisa digunakan oleh
unggas (Weber, 2009). Secara umum vitamin ini dapat ditemukan pada tepung ikan dan sinar matahari
yang berfungsi sebagai prekursor. Vitamin D bermanfaat untuk metabolisme kalsium dan fosfor dalam
pembentukan kerangka normal, membentuk paruh dan cakar yang keras serta kerabang telur yang kuat.
Defisiensi vitamin D akan menyebabkan metabolisme kalsium dan fosfor terhambat sehingga akan banyak
ditemukan telur dengan kerabang tipis dan lembek serta paruh dan cakar yang lembek pula. Selain itu
akan terjadi pula penurunan produksi telur dan situasi dimana ayam kesulitan untuk bergerak karena
kakinya lemah sehingga terjadilah kelumpuhan/ricketsia.
Vitamin E
Vitamin E sering disebut sebagai tocopherols dan sering ditemukan dalam biji kedelai, biji gandum dan
CGM (corn gluten meal). Vitamin E bermanfaat untuk meningkatkan fertilitas, pertumbuhan embrio normal
dan sebagai antioksidan. Defisiensi vitamin E akan menyebabkan menurunnya fertilitas dan daya
tetas,encephalomalacia/crazy chick disease (penyakit ayam gila), serta kelainan pada koordinasi otot.
Vitamin K
Vitamin K dapat ditemukan pada tepung ikan. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin yang
nantinya digunakan untuk pengaturan proses pembekuan darah. Defisiensi vitamin K akan menyebabkan
perdarahan pada jaringan/organ tertentu (hemoragi) serta anemia akibat darah yang sukar membeku saat
terjadi luka pada bagian tubuh yang terbuka (Saif, 2003).
Vitamin B1 (thiamin)
Vitamin B1 sering disebut juga sebagai aneurin terkait dengan sifat antineuritis (anti radang urat syaraf)
yang dimilikinya. Vitamin B1 berfungsi untuk membantu proses metabolisme karbohidrat dan energi dalam
tubuh. Defisiensi vitamin ini menyebabkan hilangnya nafsu makan, pertumbuhan terhambat serta terjadi
pembengkakan pada sistem syaraf (Roche, 1979).
Vitamin B2 (riboflavin)
Vitamin B2 berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, asam amino dan asam lemak. Vitamin ini dapat
ditemukan pada tepung daging dan tepung ikan. Defisiensi vitamin B 2 menyebabkan pertumbuhan ayam
menjadi lambat, lemas dan ayam mengalami kesulitan berjalan. Gejala yang paling dikenal adalah
kelumpuhan pada kaki (leg paralysis) atau kelumpuhan pada jari kaki (curled toe paralysis). Beberapa
gejala tersebut akhirnya akan berakibat pada menurunnya produksi telur dan daya tetas (Saif, 2003).
Vitamin B3 (nicotinamide)
Vitamin B3 atau lebih dikenal sebagai niasin atau nicotinamide berfungsi dalam metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak menjadi energi. Vitamin ini dapat ditemukan pada jagung, biji bunga matahari dan
hampir semua bungkil biji-bijian. Kekurangan vitamin B 3 menyebabkan hilangnya nafsu makan,
pertumbuhan lambat, turunnya produksi telur dan daya tetas, membran mukosa menjadi berwarna merah
gelap, perubahan pada tulang paha serta kadang terjadi diare yang disertai darah.
Vitamin B6 (piridoxin)
Vitamin B6 atau piridoxin berfungsi untuk metabolisme protein dan lemak dalam tubuh. Vitamin B 6 dapat
ditemukan hampir disemua bungkil biji-bijian. Selain menyebabkan nafsu makan berkurang dan
pertumbuhan terhambat, defisiensi vitamin B6 ini akan menyebabkan bulu tumbuh jarang (tidak merata)
dan kasar, produksi telur serta daya tetas telur menurun (Roche, 1979).
Biotin
Biotin sering dikenal sebagai Vitamin B7. Vitamin ini berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan lemak
dalam produksi energi. Biotin dapat ditemukan pada tepung ikan dan biji gandum. Defisiensi biotin
menyebabkan kulit mengeras pada daerah paruh dan mata (hampir sama seperti pada saat terjadi
defisiensi asam pantotenat). Selain itu bisa terjadi juga kelainan pada tulang rawan dan menurunnya daya
tetas.
Tabel 1 adalah tabel rekomendasi kadar vitamin yang dibutuhkan berdasarkan National Research
Council(NRC), AWT German Trade Association dan DSM Vitamin Suplementation Guidelines yang dihitung
berdasarkan pemberian makan harian dalam range 80 hingga 120 gram per hari. NRC menentukan jumlah
minimum vitamin yang dibutuhkan sedangkan AWT dan DSM merekomendasikan suplementasi vitamin di atas
kadar alami vitamin dalam ransum (Weber, 2009).
bahwa vitamin akan stabil kadarnya dalam ransum terlebih jika ransum menjalani proses pengangkutan yang
cukup jauh.
Untuk memastikan bahwa ransum yang kita berikan pada ayam tidak mengalami defisiensi vitamin, maka
salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah dengan mengatur manajemen penyimpanan ransum melalui
tindakan sebagai berikut :
Atur posisi penyimpanan ransum sesuai dengan waktu kedatangannya (first in first out, FIFO)
Simpan ransum dalam tempat yang tertutup dan terhindar dari sinar matahari langsung
Sebaiknya ransum disimpan dalam gudang penyimpanan tidak lebih dari 30 hari agar kualitas nutrisi,
termasuk vitamin, di dalamnya tidak menurun
Hindari penggunaan karung tempat ransum secara berulang dan bersihkan gudang secara rutin
Saat ditemukan serangga, segera atasi mengingat serangga mampu merusak lapisan pelindung bijibijian sehingga bisa memicu tumbuhnya jamur
Suara bising
Kekurangan ransum
Vaksinasi
Salah satu kejadian stres yang seringkali ditemukan di lapangan ialah kejadian heat stress. Data yang
diperoleh oleh tim Technical Service Medion (2010) melaporkan bahwa kejadian heat stress pada ayam
pedaging dan petelur masing-masing sebesar 0,41% dan 0,6% dari total kejadian penyakit di tahun 2010.
Ayam yang terserang stres dapat dipulihkan kondisinya dengan cara menghilangkan faktor penyebab
stres tersebut. Namun demikian, ternyata vitamin berperan besar dalam hal ini karena proses pemulihan stres
sangat didukung oleh pemberian vitamin. Pemberian vitamin dapat mempertinggi ketahanan tubuh ayam saat
stres serta menjaga proses metabolisme tubuh berjalan dengan normal.
Larutkan 1 gram Vita Stress per 2 liter air minum dan diberikan selama 710 hari berturut-turut untuk
mencegah stres setelah pindah kandang, pada waktu cuaca buruk, penggantian ransum, gangguan
pertumbuhan, penurunan produksi telur, serta pemulihan kesehatan setelah sakit. Atau larutkan 1 gram Vita
Stress per liter air minum dan diberikan selama 2 hari sebelum dan sesudah vaksinasi untuk mencegah stres
pada ayam sebelum dan sesudah vaksinasi. Selain Vita Stress, bisa digunakan pula Top Mix
HC dan Fortevit untuk mengatasi stres serta mencegah penyakit akibat kekurangan vitamin.