rasionalisme.
Relativisme pragmatisme
Falsifikanisme realism
Idealisme adalah:
o Orang yang menerima standar estetik, moral, dan religious. (kaum
perdamaian,
pemenang nobel).
o Orang yang memiliki kemampuan untuk memfisionisasikan (menggambarkan)
serta memperhatikan rencana dan program yang belum ada.
Landasan berfikir/dasar ada 6:
1. Menekankan aspek rohani/morl
2. Bersifat metafisis: konsep diri/ide/rohani/pemikiran adalah merupakan dunia
yang
3. Rohani yang realistis: berbeda dengan materialistis (1) materi adalah hasil
pemikiran (materi
adalah nyata); (2) berfikir mengikuti nyata.
Contohnya: ada kursi karena ada orang yang berfikir kebutuhan akan kursi.
4. Adanya harmoni antara dunia (alam) dan manusia, maksudnya selama dunia
dapat
menyesuaikan adanya manusia begitupun sebaliknya.
Contoh: manusia menciptakan jas hujan ketika musim hujan, sehingga terjadi
harmoni.
5. Manusia merupakan bagian integral dari kehidupan alam semesta, artinya
pada posisi yang
tinggi akan memposisikan dirinya sendiri dalam kondisi alam sehingga manusia
membentuk
struktur tersendiri.
Contoh: manusia dapat menyesuaikan dirinya dalam alam.
Prosesnya tergantung kemampuan berfikir manusia. Orang yang berfikirnya
cepat pasti akan
- Sesuatu yang benar dapat dikatakan benar jika sudah dapat dibuktikan secara
empiris.
Ada 2 konsep
1. Pragmatisme idealistis
2. Pragmatism optimistis
Dia menganggap kaum empiris adalah kaum yang kaku, yang mencintai fakta
dan bersifat
pesimis karena menganut paham.
Bisa bersifat rasionalisme dan empiris.
Menurut William James pragmatism ada 4 prinsip
1. Empirisme yang radikal
Maksudnya pragmatisme sebagai sikap yang memandang prinsip dan fakta
untuk
mengganti prinsip dan kategori yang sudah ada realitas bisa berubah.
Contoh: dahulu cacing dianggap binatang yang menjijikan, tapi dari fakta dan
pengalaman yang sudah ada sekarang cacing dapat dikonsumsi sebagai obat,
sehingga
berubahnya konsep pemikiran manusia.2. Kebenaran adalah apa yang
dikerjakan.
Kebenaran bersifat statis dan pasti tetapi James menolak kebenaran adalah
relative
artinya sesuatu yang dikerjakan/memuaskan karena kebenaran adalah sesuatu
yang
bermanfaat dalam pemikiran kita.
Contoh: kita menulis adalah suatu kebenaran karena kita kerjakan.
Menurut James teori bukan kebenaran melainkan instrument, karena teori buatan
manusia untuk memenuhi suatu kebutuhan, manusia suatu teori dikatakan benar
manakala memberikan hasil yang bermanfaat.
3. Adanya kebebasan dan meliorisme
James orang yang sangat gigih mempertahankan kebebasan moral, karena dia
berpendapat bahwa moralitas tumbuh dalam situasi kehidupan dengan didasari
BAB III
FILSAFAT IDEALISME DAN REALISME
(Bahan Pertemuan Ke-4)
Idealisme dan realisme adalah dua faham filsafat yang saling bertentangan.
Idealisme telah dianut oleh tokoh-tokoh pemikir, baik dari Barat atau Timur
selama lebih dari dua ribu tahun. Selama pertengahan kedua dari abad ke-19,
idealisme merupakan filsafat Barat yang dominan. Di lain pihak, realisme,
dengan
asumsinya bahwa itu berdiri sendiri di luar pikiran manusia, telah diterima orang
sepanjang sejarah.
Realisme tidak pernah dipersoalkan oleh pemikir-pemikir Barat sampai
abad ke-17. Kebanyakan orang mengira diri mereka itu ada, di tengah-tengah
dunia benda-benda yang tidak ada hubungannya dengan mereka. Akal manusia
dan alam di luarnya saling mempengaruhi, tetapi interaksi ini tidak
mempengaruhi
watak dasar dari alam. Alam sudah ada sebelum fikiran manusia sadar akan
adanya dan akan tetap ada setelah akal tidak lagi menyadari akan adanya.
A. Idealisme
1. Definisi Idealisme
Kata idealis dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dari
artinya dalam bahasa sehari-hari. Secara umum kata idealis berarti: (1) seorang
yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta
menghayatinya; (2) orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu
rencana atau program yang belum ada. Tiap pembaharu sosial adalah seorang
idealis dalam arti kedua ini, karena ia menyokong sesuatu yang belum ada.
Mereka yang berusaha mencapai perdamaian yang abadi atau memusnahkan
kemiskinan juga dapat dinamakan idealis dalam arti ini. Kata idealis dapat
dipakai
sebagai pujian atau olok-olok. Seorang yang memperjuangkan tujuan-tujuan
yang
dipandang orang lain tidak mungkin dicapai, atau seorang yang menganggap
sepi
fakta-fakta dan kondisi-kondisi suatu situasi, sering dinamakan idealis.
Arti falsafi dari kata idealisme ditentukan lebih banyak oleh arti biasa dari
kata ide daripada kata ideal. W.F. Hocking, seorang idealis mengatakan bahwa
kata-kata idea-isme adalah lebih tepat dari pada idealisme. Dengan ringkas
idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri atas ide-ide, fikiran-fikiran,
akal (mind) atau jiwa (selves) dan bukan benda material dan kekuatan.
Idealisme menekankan mind seagai hal yang lebih dahulu daripada materi.
Jika materialisme mengatakan bahwa materi adalah riil dan akal (mind)
adalah fenomena yang menyertainya, maka idealisme mengatakan bahwa akal
itulah yang riil dan materi adalah produk sampingan. Dengan begitu maka 19
idealisme mengandung pengingkaran bahwa dunia ini pada dasarnya adalah
sebuah mesin besar dan harus ditafsirkan sebagai materi, mekanisme atau
kekuatan saja.
Idealisme adalah suatu pandangan dunia atau metafisik yang
mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas, atau sangat erat hubungannya
dengan ide, fikiran atau jiwa. Dunia mempunyai arti yang berlainan dari apa
yang tampak pada permukannya. Dunia difahami dan ditafsirkan oleh
penyelidikan tentang hukum-hukum fikiran dan kesadaran, dan tidak hanya oleh
metoda ilmu obyektif semata-mata.
Oleh karena alam mempunyai arti dan maksud, yang di antara aspekaspeknya
adalah perkembangan manusia, maka seorang idealis bependapat bahwa
terdapat suatu harmoni yang dalam antara manusia dan alam. Apa yang
tertinggi
dalam jiwa juga merupakan yang terdalam dalam alam. Manusia merasa
berada di rumahnya dalam alam; ia bukan orang asing atau makhluk ciptaan
nasib, oleh karena alam ini adalah suatu sistem yang logis dan spiritual, dan hal
itu tercermin dalam usaha manusia untuk mencari kehidupan yang baik. Jiwa
(self) bukannya satuan yang terasing atau tidak riil, ia adalah bagian yang
sebenarnya dari proses alam. Proses ini dalam tingkat yang tinggi menunjukkan
dirinya sebagai aktivitas, akal, jiwa atau perorangan. Manusia sebagai suatu
bagian dari alam menunjukkan struktur alam dalam kehidupannya sendiri.
Natur atau alam yang obyektif adalah riil dalam arti bahwa ada dan
menuntut perhatian dari dan penyesuaian diri dari manusia. Meskipun begitu,
alam tidak dapat berdiri sendiri, karena alam yang obyektif bergantung, sampai
batas tertentu, kepada mind (jiwa, akal). Kaum idealis percaya bahwa
manifestasi
alam yang lebih kemudian dan lebih tinggi adalah lebih penting dalam
menunjukkan sifat-sifat prosesnya daripada menifestasi yang lebih dahulu dan
lebih rendah.
Kaum idealis dapat mengizinkan ahli-ahli sains dan fisika untuk
mengatakan apakah materi itu, dengan syarat mereka tidak berusaha
menciutkan
segala yang ada dalam alam ini kepada kategori tersebut. Mereka juga bersedia
mendengarkan ahli-ahli biologi untuk melukiskan kehidupan dan
prosesprosesnya, dengan syarat bahwa mereka tidak menciutkan tingkat-tingkat
(level)
lainnya kepada tingkat biologi atau sosiologi.
Kaum idealis menekankan kesatuan organik dari proses dunia.
Keseluruhan dan bagian-bagiannya tidak dapat dipisahkan kecuali dengan
menggunakan abstraksi yang membahayakan, yakni yang memusatkan
perhatian
terhadap aspek-aspek tertentu dari benda dengan mengesampingkan aspekaspek
lain yang sama pentingnya. Menurut sebagian dari kelompok idealis, terdapat
kesatuan yang dalam, suatu rangkaian tingkatan yang mengungkapkan, dari
materi, melalui bentuk tumbuh-tumbuhan kemudian melalui binatang-binatang
hingga sampai kepada manusia, akal dan jiwa. Dengan begitu maka prinsip
idealisme yang pokok adalah kesatuan organik. Kaum idealis condong untuk
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Melalui pemikiran filsafat, manusia dimungkinkan dapat melihat kebenaran tentang sesuatu
di antara kebenaran-kebenaran yang lain. Hal ini memungkinkan ia mencoba mengambil segala
kemungkinan informasi (alternatif), di antara alternatif kebenaran yang ada ketika itu. Dalam filsafat
umum ini dapat kita kembangkan apa pengertian, macam-macam idealisme beserta rasionalisme
secara luas.
Rumusan masalah
1. Apa pengertian idealisme ?
2. Sebutkan macam-macam idealisme ?
3. Apa pengertian rasionalisme ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian idealisme
Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami
dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari idea, yaitu
sesuatu yang hadir dalam jiwa. [1]
Idealisme adalah para penganut paham naturalisme dan materialisme mengatakan bahwa
istilah-istilah yang mereka sarankan (materi, alam, dan sebagainya ) sudah cukup untuk memberikan
keterangan mengenai segenap kenyataan. Namun kiranya ada banyak orang benar-benar dapat
merasakan bahwa ada hal-hal serta gejala-gejala yang tidak dapat semata-mata diterangkan
berdasarkan pengertian alam.
Menurut G. Watts Cunningham, salah seorang di antara kaum idealisme yang terkemuka di
Amerika Serikat, bahwa idealisme adalah suatu ajaran kefilsafatan yang berusaha menunjukkan agar
kita dapat memahami materi atau tatanan kejadian-kejadian yang terdapat dalam ruang dan waktu
sampai pada hakekatnya yang terdalam, maka ditinjau dari segi logika kita harus membayangkan
adanya jiwa atau roh yang menyertainya dan yang dalam hubungan tertentu bersifat mendasari halhal tersebut.
Menurut Reese (1980) meringkaskan berbagai tipe filsafat idealisme sebagai berikut:[2]
1.
Schelling menamakan idealisme Fichte adalah idealisme subjektif karena bagi Fichte dunia adalah
suatu tempat memahami subjek. Solipsisme, suatu pandangan metafisika yang mengatakan bahwa
yang dapat dipahami hanyalah diri sendiri, dapat digolongkan kedalam idealisme subjektif. Fichte,
tokoh yang berpendapat bahwa kemauan moral (moral will) sebagai yang utama di dalam idealisme,
dianggap sebagai pendiri idealisme Jerman.
2.
3.
4.
5.
6.
a.
b.
Tingkat-tingkat alam
Pendirian bahwa alam semesta dapat dipulangkan kepada atau berasal dari roh ditolak oleh
kaum idealisme macam kedua, yaitu menganut paham dualisme. Kaum idealis yang dualistis
menyatakan bahwa yang terdalam ialah jiwa semesta, tetapi mereka pun menyatakan pendapat
umum bahwa alam merupakan tatanan yang mempunyai tingkat-tingkat yang berbeda-beda.
c.
d.
yang dapat melakukan semua itu. Jiwa itulah yang merupakan satu-satunya alat yang dapat
mewujudkan kemungkinan-kemungkinan di masa depan .
B. Pengertian Rasionalisme
Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting dalam
memperoleh pengetahuan dan pengetes pengetahuan. Menurut aliran rasionalis, suatu pengetahuan
diperoleh dengan cara berfikir. [3]
Para tokoh aliran rasionalisme, di antaranya adalah Descartes (1596-1650 M), Spinoza (16321677 M), dan Leibniz (1646-1716 M).
Rasionalisme ada dua macam: dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat. Dalam bidang
agama rasionalisme adalah lawan otoritas, dalam filsafat rasioanalisme adalah lawan empirisme.
Rasional dalam bidang agama biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama. sedang rasional
filsafat terutama berguna sebagai teori pengetahuan. Hanya saja, empirisme mengatakan bahwa
pengetahuan diperoleh dengan jalan mengetahui objek empirisme, sedangkan rasionalisme
mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir, pengetahuan dari empirisme
dianggap sering menyesat. Adapun alat berfikir adalah kaidah-kaidah yang logis.[4]
a. pemikiran Rene Descartes
1.
1.
Kebenaran baru dinyatakan shaheh jika telah benar-benar indrawi dan realitasnya telah jelas dan
tegas, sehingga tidak ada suatu keraguan apa pun yang mampu merobohkan.
2.
Pecahkanlah setiap kesulitan itu sampai sebanyak mungkin, sehingga tidak ada suatu keraguan
apa pun yang mampu merobohkannya.
3.
Bimbinglah pikiran dengan teratur, dengan memulai dari hal yang sederhana dan mudah diketahui,
kemudian secara bertahap sampai pada yang paling sulit dan kompleks.
4.
Dalam proses pencarian dan pemeriksaan hal-hal sulit, selamanya harus dibuat perhitunganperhitungan yang sempurna serta pertimbangan pertimbangan yang menyeluruh, sehingga
diperoleh keyakinan bahwa tidak ada satu pun yang mengabagaikan dalam penjajahan itu .
2. Ide-ide Bawaan
Yang paling fundamental dalam mencari kebenaran adalah senantiasa merujuk kepada
prinsip Cogito ergo sum. Hal tersebut disebabkan oleh keyakinan bahwa dalam diri sendiri,
kebenaran lebih terjamin dan terjaga. Dalam diri sendiri terdapat tiga ide bawaan saya sejak lahir
yaitu: 1. Pemikiran, 2. Allah, 3. Keluasan.
1.
Pemikiran. Sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berpikir, harus diterima juga
bahwa pemikiran merupakan hakikat saya.
2.
Allah sebagai wujud yang sama sekali sempurna. Karena saya mempunyai ide sempurna, mesti
ada suatu penyebab sempurna untuk ide itu karena akibat tidak bisa melebihi penyebabnya. Wujud
yang sempurna itu tidak lain dari pada Allah
3.
Keluasan. Materi sebagai keluasan atau ekstensi, sebagaimana hal itu dilukiskan dan dipelajari
oleh ahli-ahli ilmu ukur.
3. Substansi
Descartes menyimpulkan bahwa selain Allah, ada dua substansi: pertama, jiwa yang
hakikatnya adalah pemikiran.Kedua, materi yang hakikatnya adalah keluasan.
4. Manusia
Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas. Manusia terdiri dari dua substansi:
jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan.
b. Pemikiran De Spinoza
De Spinoza memiliki cara berfikir yang sama dengan Rene Descartes, ia mengatakan bahwa
kebenaran itu berpusat pada pemikiran dan keluasan. Pemikiran adalah jiwa, sedangkan keluasan
adalah tubuh, yang eksistensinya bersamaan.
c. Leibniz
Menurutnya substansi ialah prinsip akal yang mencukupi, yang secara sederhana dapat
dirumuskan, sesuatu harus mempunyai alasan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami
dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari idea, yaitu
sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting dalam
memperoleh pengetahuan dan pengetes pengetahuan. Menurut aliran rasionalis, suatu pengetahuan
diperoleh dengan cara berfikir.
PENDAHULUAN
Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa
pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita adalah manifestasi
dalam ide. Karena pandangannya yang idealis itulah idealisme sering disebut sebagai lawan
dari aliran realisme. Tetapi, aliran ini justru muncul atas feed back realisme yang
menganggap realitas sebagai kebenaran tertinggi.
Secara logika, antara idealisme dan realisme tidak bisa dipertentangkan. Sebab,
pencetus idealisme (Plato) adalah murid dari pencetus realisme (Socrates). Jika demikian,
apakah mungkin Plato seorang idealis yang juga realis? Dengan pertanyaan lain, apakah
Sokrates yang realis juga seorang idealis? Apa sesungguhnya hakekat ide dan riil atau materi
itu?
Idealisme menganggap, bahwa yang konkret hanyalah bayang-bayang, yang terdapat
dalam akal pikiran manusia. Kaum idealisme sering menyebutnya dengan ide atau gagasan.
Seorang realisme tidak menyetujui pandangan tersebut. Kaum realisme berpendapat bahwa
yang ada itu adalah yang nyata, riil, empiris, bisa dipegang, bisa diamati dan lain-lain.
Dengan kata lain sesuatu yang nyata adalah sesuatu yang bisa diindrakan (bisa diterima oleh
panca indra).
Dalam konteks pendidikan, paham ini mencita-citakan pemikiran atau ide tertinggi.
Secara kelembagaan institusional, maka pendidikan akan didominasi oleh fakultas atau
jurusan filsafat dan pemikiran pendidikan. Di ranah pendidikan dasar, akan didominasi oleh
konsep-konsep dan pengertian-pengertian secara devinitif tentang segala sesuatu. Tetapi,
menurut psikologi perkembangan peserta didik terdapat tahap-tahap perkembangan
pemikiran siswa.
Metode yang digunakan oleh aliran idealisme adalah metode dialektik, syarat dengan
pemikiran, perenungan, dialog, dan lain-lain. Kurikulum yang digunakan dalam aliran
idealisme adalah pengembangan kemampuan berpikir, dan penyiapan keterampilan bekerja
melalui pendidikan praktis.
Evaluasi yang digunakan dalam aliran idealisme adalah dengan evaluasi esay. Dimana
evaluasi esay ini sangat efektif dalam proses belajar mengajar dan dalam meningkatkan
keterampilan peserta didik dalam mengerjakan soal.
Idealisme merupakan suatu aliran yang mengedepankan akal pikiran manusia.
Sehingga sesuatu itu bisa terwujud atas dasar pemikiran manusia. Dalam pendidikan,
idealisme merupakan suatu aliran yang berkontribusi besar demi kemajuan pendidikan. Hal
tersebut bisa dilihat pada metode dan kurikulum yang digunakan. Idealisme mengembangkan
pemikiran peserta didik sehingga menjadikan peserta didik mampu menggunakan akal
pikiran atau idenya dengan baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam makalah
ini, penulis akan mencoba menguraikan lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan aliran
filsafat idealisme.
Berdasarkan problematika di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Apa paradigma idealisme dalam menentukan kebenaran dan apa ide
tertinggi itu?
2) Bagaimana implikasi idealisme dalam pendidikan, khususnya jika ditinjau
dari tujuan, kurikulum, metode dan evaluasi?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikansebelumnya, maka makalah ini
ditulis dengan tujuan untuk mengetahui paradigma berfikir aliran filsafat idealisme dalam
menentukan kebenaran dan maksud dari ide tertinggi tersebut. Selanjutnya untuk mengetahui
implikasi idealisme terhadap pendidikan, jika ditinjau dari tujuan pendidikan, kurikulum,
metode pembelajaran dan evaluasi pendidikan secara umum.
PEMBAHASAN
1. Hakekat Aliran Idealisme
A. Latar Belakang (Sejarah) Aliran Idealisme
Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah
pemikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat barat kita temui dalam bentuk ajaran yang
murni dari Plato. Plato menyatakan bahwa alam cita-cita itu adalah yang merupakan
kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanya berupa bayangan
saja dari alam ide.
Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan
alam ide sebagai suatu tenaga yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya
dari benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa paham idealisme sepanjang masa tidak
pernah hilang sama sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang
disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.
Pada jaman Aufklarung para filosof yang mengakui aliran serba dua (dualisme) seperti
Descartes dan Spinoza yang mengenal dua pokok yang bersifat kerohanian dan kebendaan,
maupun keduanya mengakui bahwa unsur kerohanian lebih penting daripada kebendaan.
Selain itu, segenap kaum agama sekaligus dapat digolongkan kepada penganut idealisme
yang paling setia sepanjang masa, walaupun mereka tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang
mendalam. Puncak jaman idealisme pada masa abad ke-18 dan 19 ketika periode idealisme.
Secara historis, idealisme diformulasikan dengan jelas pada abad IV sebelum masehi oleh
Plato (427-347 SM).Semasa Plato hidup kota Athena adalah kota yang berada dalam kondisi
transisi (peralihan). Peperangan bangsa Persia telah mendorong Athena memasuki era baru.
Seiring dengan adanya peperangan-peperangan tersebut, perdagangan dan perniagaan tumbuh
subur dan orang-orang asing tinggal diberbagai penginapan Athena dalam jumlah besar untuk
meraih keuntungan mendapatkan kekayaan yang melimpah. Dengan adanya hal itu, muncul
berbagai gagasan-gagasan baru ke dalam lini budaya bangsa Athena. Gagasan-gagasan baru
tersebut dapat mengarahkan warga Athena untuk mengkritisi pengetahuan & nilai-nilai
tradisional. Saat itu pula muncul kelompok baru dari kalangan pengajar
(para Shopis. Ajarannya memfokuskan pada individualisme, karena mereka berupaya
menyiapkan warga untuk menghadapi peluang baru terbentuknya masyarakat niaga.
Penekanannya terletak pada individualisme, hal itu disebabkan karena adanya pergeseran dari
budaya komunal masa lalu menuju relativisme dalam bidang kepercayaan dan nilai.
Aliran filsafat Plato dapat dilihat sebagai suatu reaksi terhadap kondisi perubahan terusmenerus yang telah meruntuhkan budaya Athena lama. Ia merumuskan kebenaran sebagai
sesuatu yang sempurna dan abadi(eternal). Dan sudah terbukti, bahwa dunia eksistensi
keseharian senantiasa mengalami perubahan. Dengan demikian, kebenaran tidak bisa
ditemukan dalam dunia materi yang tidak sempurna dan berubah. Plato percaya bahwa disana
terdapat kebenaran yang universal dan dapat disetujui oleh semua orang. Contohnya dapat
ditemukan pada matematika, bahwa 5 + 7 = 12 adalah selalu benar (merupakan kebenaran
apriori), contoh tersebut sekarang benar, dan bahkan di waktu yang akan datang pasti akan
tetap benar.
Idealisme dengan penekanannya pada kebenaran yang tidak berubah, berpengaruh pada
pemikiran kefilsafatan. Selain itu, idealisme ditumbuh kembangkan dalam dunia pemikiran
modern. Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Descartes (1596-1650), George Berkeley (16851753), Immanuel Kant (1724-1804) dan George W. F. Hegel (1770-1831). Seorang idealis
dalam pemikiran pendidikan yang paling berpengaruh di Amerika adalah William T. Harris
(1835-1909) yang menggagas Journal of Speculative Philosophy. Ada dua penganut idealis
abad XX yang telah berjuang menerapkan idealisme dalam bidang pendidikan modern, antara
lain: J. Donald Butler dan Herman H. Horne. Sepanjang sejarah, idealisme juga terkait
dengan agama, karena keduanya sama-sama memfokuskan pada aspek spiritual dan
keduniawian lain dari realitas.
Tokoh-tokoh Idealisme :
1). Plato (477 -347 Sb.M)
Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas
ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang
telah mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga
dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengukur, mengklarifikasikan dan menilai segala
sesuatu yang dialami sehari-hari.
2). Immanuel Kant (1724 -1804)
Ia menyebut filsafatnya idealis transendental atau idealis kritis dimana paham ini
menyatakan bahwa isi pengalaman langsung yang kita peroleh tidak dianggap sebagai
miliknya sendiri melainkan ruang dan waktu adalah forum intuisi kita. Dapat disimpulkan
bahwa filsafat idealis transendental menitik beratkan pada pemahaman tentang sesuatu itu
datang dari akal murni dan yang tidak bergantung pada sebuah pengalaman.
3). Pascal (1623-1662)
Kesimpulan dari pemikiran filsafat Pascal antara lain :
a) Pengetahuan diperoleh melalaui dua jalan, pertama menggunakan akal
dan kedua menggunakan hati.
b) Manusia besar karena pikirannya, namun ada hal yang tidak mampu
dijangkau olehpikiran manusia yaitu pikiran manusia itu sendiri. Menurut
Pascal manusia adalah makhluk yang rumit dan kaya akan variasi serta
mudah berubah. Untuk itu matematika, pikiran dan logika tidak akan
mampu dijadikan alat untuk memahami manusia. Menurutnya alat-alat
tersebut hanya mampu digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat
bebas kontradiksi, yaitu yang bersifat konsisten. Karena ketidak
mampuan filsafat dan ilmu-ilmu lain untuk memahami manusia, maka
satu-satunya jalan memahami manusia adalah dengan agama. Karena
dengan agama, manusia akan lebih mampu menjangkau pikirannya
sendiri, yaitu dengan berusaha mencari kebenaran, walaupun bersifat
abstrak.
c)
Filsafat bisa melakukan apa saja, namun hasilnya tidak akan pernah
sempurna. Kesempurnaan itu terletak pada iman. Filsafat bisa
menjangkau segala hal, tetapi tidak bisa secara sempurna. Karena setiap
ilmu itu pasti ada kekurangannya, tidak terkecuali filsafat.
4). J. G. Fichte (1762-1914 M.)
Ia adalah seorang filsuf jerman. Ia belajar teologi di Jena (1780-1788 M). Pada tahun
1810-1812
M,
ia
menjadi
rektor
Universitas
Berlin.
Filsafatnya
disebutWissenschaftslehre (ajaran ilmu pengetahuan). Secara sederhana pemikiran Fichte:
manusia memandang objek benda-benda dengan inderanya. Dalam mengindra objek tersebut,
manusia berusaha mengetahui yang dihadapinya. Maka berjalanlah proses intelektualnya
untuk membentuk dan mengabstraksikan objek itu menjadi pengertian seperti yang
dipikirkannya.
5). F. W. S. Schelling (1775-1854 M.)
Schelling telah matang menjadi seorang filsuf disaat dia masih amat muda. Pada tahun
1798 M, dalam usia 23 tahun, ia telah menjadi guru besar di Universitas Jena. Dia adalah
filsuf Idealis Jerman yang telah meletakkan dasar-dasar pemikiran bagi perkembangan
idealisme Hegel.
Inti dari filsafat Schelling: yang mutlak atau rasio mutlak adalah sebagai identitas murni
atau indiferensi, dalam arti tidak mengenal perbedaan antara yang subyektif dengan yang
obyektif. Yang mutlak menjelmakan diri dalam 2 potensi yaitu yang nyata (alam sebagai
objek) dan ideal (gambaran alam yang subyektif dari subyek). Yang mutlak sebagai identitas
mutlak menjadi sumber roh (subyek) dan alam (obyek) yang subyektif dan obyektif, yang
sadar dan tidak sadar. Tetapi yang mutlak itu sendiri bukanlah roh dan bukan pula alam,
bukan yang obyektif dan bukan pula yang subyektif, sebab yang mutlak adalah identitas
mutlak atau indiferensi mutlak.
Maksud dari filsafat Schelling adalah, yang pasti dan bisa diterima akal adalah sebagai
identitas murni atau indiferensi, yaitu antara yang subjektif dan objektif sama atau tidak ada
perbedaan. Alam sebagai objek dan jiwa (roh atau ide) sebagai subjek, keduanya saling
berkaitan. Dengan demikian yang mutlak itu tidak bisa dikatakan hanya alam saja atau jiwa
saja, melainkan antara keduanya.
6). G. W. F. Hegel (1770-1031 M.)
Ia belajar teologi di Universitas Tubingen dan pada tahun 1791 memperoleh gelar
Doktor. Inti dari filsafat Hegel adalah konsep Geists (roh atau spirit), suatu istilah yang
diilhami oleh agamanya. Ia berusaha menghubungkan yang mutlak dengan yang tidak
mutlak. Yang mutlak itu roh atau jiwa, menjelma pada alam dan dengan demikian sadarlah ia
akan dirinya. Roh itu dalam intinya ide (berpikir).
B.
ada dalam budi, yang hadir dalam mental. Karena hanya yang berbeda secara demikian yang
sempurna, utuh, tetap, tidak berubah dan jelas. Itu semua adalah idealisme.
William E. Hocking, seorang penganut idealisme modern, mengungkapkan bahwa,
sebutan ide-ismekiranya lebih baik dibandingkan dengan idealisme. Hal itu benar, karena
idealisme lebih berkaitan dengan konsep-konsep abadi (ideas), seperti kebenaran,
keindahan, & kemuliaan daripada berkaitan dengan usaha serius dengan orientasi keunggulan
yang bisa dimaksudkan ketika kita berucap, Dia sangat idealistik.
Idealisme mempunyai pendirian bahwa kenyataan itu terdiri dari atau tersusun atas
substansi sebagaimana gagasan-gagasan atau ide-ide. Alam fisik ini tergantung dari jiwa
universal atau Tuhan, yang berarti pula bahwa alam adalah ekspresi dari jiwa tersebut.
Inti dari Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas ide-gagasan, pemikiran, akal-pikir
atau kedirian daripada sebagai suatu penekanan pada objek-objek & daya-daya material.
Idealisme menekankan akal pikir (mind) sebagai hal dasar atau lebih dulu ada bagi materi, &
bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah
akibat yang ditimbulkan oleh akal-pikir atau jiwa (mind). Hal itu sangat berlawanan dengan
materialisme yang berpendapat bahwa materi adalah nyata ada, sedangkan akal-pikir (mind)
adalah sebuah fenomena pengiring.
Konsep filsafat menurut aliran idealisme adalah :
a) metafisika-idealisme: secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah
spiritual dan rohaniah, sedangkan secara kritis yaitu adanya kenyataan
yang bersifat fisik dan rohaniah, tetapi kenyataan rohaniah yang lebih
berperan.
b) humanologi-idealisme: jiwa dikaruniai kemampuan berpikir yang dapat
menyebabkan adanya kemampuan memilih.
c) epistimologi-idealisme: pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi
dan pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin
dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang
cemerlang.
d) aksiologi-idealisme: kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban
moral yang diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau metafisika.
Demikian kemanusiaan merupakan bagian dari ide mutlak, Tuhan sendiri. Idea yang
berpikir sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak lain. Gerak ini menimbulkan tesis
yang dengan sendirinya menimbulkan gerak yang bertentangan, anti tesis. Adanya tesis dan
anti tesisnya itu menimbulkan sintesis dan ini merupakan tesis baru yang dengan sendirinya
menimbulkan anti tesisnya dan munculnya sintesis baru pula.
Demikian proses roh atau ide yang disebut Hegel dialektika. Proses itulah yang
menjadi keterangan untuk segala kejadian. Proses itu berlaku menurut hukum akal.Jadi
semua yang riil bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat riil. Maksudnya luasnya
rasio sama dengan luasnya realitas, sedangkan realitas menurut Hegel adalah proses
pemikiran (ide).
Prinsip-prisip Idealisme :
a) Menurut idealisme bahwa realitas tersusun atas substansi sebagaimana
gagasan-gagasan atau ide (spirit). Menurut penganut idealisme, dunia
beserta bagian-bagianya harus dipandang sebagai suatu sistem yang
masing-masing unsurnya saling berhubungan. Dunia adalah suatu
totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual.
b) Realitas atau kenyataan yang tampak di alam ini bukanlah kebenaran
yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau dari ide-ide yang ada dalam
jiwa manusia.
1)
DAFTAR PUSTAKA