PENDAHULUAN
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang
dimaksudkan dengan luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan
tubuh akibat kekerasan.
Cedera diklasifikasikan menurut beratnya, yaitu cedera ringan, cedera
berat, cedera yang mengancam jiwa. Sedangkan klasifikasi cedera dari segi
medikolegal dibagi menjadi 3 yaitu : cedera mekanik, cedera termal, cedera
kimia dan cedera akibat listrik, petir, sinar-x.
Kasus kematian akibat kekerasan tumpul terbanyak ditemukan pada
kecelakaan lalu lintas, sedangkan pembunuhan hanya 15,6%, 17,5% dan 17,2%.
Pada kecelakaan lalu lintas, dapat tersangkut beberapa pihak, misalnya pejalan
kaki, pengemudi kendaraan, penumpang dan sebagainya.
Dalam prosedur awal mengenai perawatan korban, catatan seperlunya
disimpan dirumah sakit mengenai korban yang cedera, lengkap beserta data-data
hasil pemeriksaan, dirawat jalan atau mengenai di rumah sakit. Suatu surat
keterangan yang ditandatangani dokter pemeriksa diberikan kepada polisi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Defenisi
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera
serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa).
Cedera adalah setiap bentuk kekerasan yang menyebabkan luka pada
seseorang, dari segi mediko-legal.
Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat
kekerasan.
2.2Klasifikasi cedera
Cedera diklasifikasikan menurut beratnya, yaitu :
1. Cedera ringan
2. Cedera berat
3. Cedera yang mengancam jiwa
Cedera ringan adalah cedera yang tidak serius dan tidak luas,
sembuh segera tanpa meninggalkan cacat tubuh dan tidak menganggu
kegiatan seseorang lebih dari 20 hari.
Cedera berat adalah cedera yang menyebabkan rasa nyeri dan
kerusakan permanen pada bagian tubuh atau kehilangan bagian tubuh
atau menganggu kegiatan normal seseorang lebih dari 20 hari. Perawatan
dirumah sakit selama 20 hari tidak langsung menunjukkan bahwa
korbannya mengalami cedera berat. Masih harus dibuktikan bahwa
selama 20 hari tersebut, korban menderita karena nyeri atau tidak dapat
melakukan kegiatan sehari-hari.
Cedera yang mengancam jiwa, termasuk dalam kelompok ini
adalah setiap cedera yang membahayakan jiwa seseorang. Cedera yang
luas dan menyangkut bagian tubuh yang penting juga digolongkan
kedalam cedera yang mengancam jiwa.
Abrasi
Luka abrasi (lecet) adalah Luka yang superfisial, kerusakan tubuh
terbatas hanya pada lapisan kulit yang paling luar/ kulit ari.
Walaupun kerusakan yang ditimbulkan minimal sekali, luka lecet
mempunyai arti penting di dalam ilmu kedoteran kehakiman, oleh
karena dari luka tersebut dapat memberikan banyak petunjuk dalam
banyak hal, misalnya :
Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada
alat-alat dalam tubuh, seperti hancurnya jaringan hati, ginjal
Luka :
Luka potong :
Cedera yang disebabkan oleh benda tajam
mengakibatkan luka pada jaringan tubuh dengan pinggir
luka yang jelas terpisah. Alat yang digunakan biasanya
pisau, skalpel, silet, pedang. Kampak dll.
Ciri-ciri luka potong :
Pinggir luka jela terpisah, berbatas tegas, reguler
dan terbuka.
Lebar luka lebih luas daripada ukuran senjata.
Hal ini adalah tarikan kedua jaringan yang
terpisah.
Bentuk luka bisa berupa kumparan dan
mempunyai celah
Panjang luka biasanya lebih besar daripada lebar
dan dalamnya.
Pada luka terdapat awal luka, yaitu tempat
dimana luka dimulai.
Perdarahan lebih banyak pada luka potong
karena pembuluh darah ikut terpotong. Pada
kasus tertentu bisa mengakibatkan kematian
karena terpotongnya pembuluh darah besar.
Pinggir luka bisa juga ireguler jika kulit yang
terpotong mempunyai jaringan yang longgar,
misalnya daerah skrotum.
Luka tusuk :
Luka ini terjadi akibat senjata tajam atau tumpul yang
diarahkan menembus kulit langsung ke jaringan yang
lebih dalam.
Luka tusuk ada 2 jenis :
Penetrasi , pada luka ini benda menyebabkan
penetrasi yang merobek kulit dan jaringan yang
lebih dalam. Lalu masuk ke rongga tubuh seperti
rongga toraks, abdomen, dll.
Perforasi, jika luka merobek jaringan tubuh
manusia sampai menembus dari satu sisi ke sisi
lainnya.
Kematian pada luka tusuk adalah adalah :
1. Cedera pada organ vital tubuh
2. Perdarahan dari pembuluh darah yang
mengalami cedera
3. Infeksi
Senjata api
Jenis senjata :
Nomor senjata
:
setiap
senjata
mempunyai nomornya sendiri. Pada beberapa
kasus mungkin nomor senjata ini dihapus.
Sidik jari
: sidik jari pada
senjata sangat penting untuk menentukan orang
yang menggunakan senjata tersebut.
Pemeriksaan laras : analisa kimia sari bahan
yang diambil dari laras senjata bisa menunjukkan
bahwa senjata tersebut baru digunakan.
Tekanan pada pelatuk
: besarnya tekanan
untuk memicu pelatuk senjata mungkin perlu
diperiksa jika ada dugaan bahwa tembakan
terjadi secara tidak sengaja
8. Bisa tampak berwarna merah terang Tampak seperti gambaran mirip keruc
akibat adanya zat karbon monoksida
9. Disekitar luka tampak kelim ekimosis
Tidak ada
Tidak ada
1. Jenis peluru :
- Peluru yang besar mengakibatkan kerusakan yang lebih
parah.
- Luka akibat peluru yang bulat lebih besar dibandingkan jika
berebntuk kerucut.
- Peluru berbentuk kerucut lebih sedikit menyebabkan laserasi
jaringan dibandingkan peluru yang bulat. Luka yang
ditimbulkan seperti luka tusuk.
- Peluru modern yang dibungkus dengan besi merupakan
peluru yang bentuknya kerucut memanjang. Luka seperti ini
cepat sembuh.
- Peluru yang bentuknya tidak teratur mengakibatkan bentuk
luka yang tidak beraturan, laserasi jaringan dan ukuran yang
bermacam-macam.
2. Kecepatan peluru :
- Lubang luka penggirannya bagus, dengan pinggiran yang
mengarah ke luar.
- Menembus jaringan tubuh.
- Arah peluru tidak berubah walaupun membentur tulang.
- Sisa mesiu bentuknya tidak jelas dan tidak teratur.
10
11
Patah tulang
Patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tumpul mudah
dibedakan dengan patah atau retakya tulang akibat benda tajam atau
senjata api. Pada kasus dimana kepala seseorang dipukuli dengan benda
tumpul, sering dijumpai patah tulang dimana bagian-bagian yang patah
tersebut tertekan ke dalam (fraktur kompresi).
Didalam kasus penembakan, dimana tulang juga terkena, maka
arah dari mana datangnya peluru dapat diketahui dengan mudah,
khususnya bila tembakan tersebut mengenai tulang pipih, seperti pada
tengkorak. Bila peluru yang menegani kepala masih cukup kuat untuk
menmbus keluar, maka pada sisi lain dari tengkorakpun akan terdapat
kerusakan, dimana kerusakan pada tabula interna akan lebih kecil bila
dibnadingkan dengan kerusakan pada tabula externa, dengan demikian
corong yang terbentuk akan mempunyai bagian yang lebih besar pada
tabula externa.
b. CEDERA TERMAL
1. Cedera akibat suhu dingin
12
Luka bakar
Luka bakar yang dimaksudkan disini dibatasi pada efek
lokal yang ditimbulkan oleh panas yang kering (dry heat), oleh
karena kelainan yang ditimbullkan merupakan kelaianan yang
paling bnayak bila dibandingkan dengan luka-luka bakar lainnya.
Yang dimaksudkan dengan dry heat disini, misalnya akibat api,
elemen logam yang panas yang beraliran listrik dan kontak dengan
metal atau gelar yang panas.
Kerusakan yang diakibatkan oleh karena tubuh terbakar,
bervariasi mulai dari yang ringan, yaitu rasa nyeri dan kulit yang
berwarna merah, sampai tubuh korban menjadi terbakar hangus.
Berdasarkan kelainan yang bervariasi tersebut, dikenal pembagian
luka bakar berdasarkan berat ringannya kerusakan; yaitu luka bakar
derajat pertama, kedua, dan luka bakar derajat ketiga.
13
a)
14
kontak. Selain faktor-faktor kuat arus, tahanan dan lama kontak, hal
lain yang perlu diperhatikan adalah luas permukaan kontak.
Gambaran makroskopi jejas listrik pada daerah kontak berupa
kerusakan lapisan tanduk kulit sebagai luka bakar dengan tepi yang
menonjol, disekitarnya terdapat daerah yang pucat dikelilingi oleh
kulit yang hiperemi. Bentuknya sering sesuai dengan benda
penyebabnya. Metalisasi dapat juga ditemukan pada jejas listrik.
Jejas listrik bukanlah tanda intravital karena dapat juga
ditimbulkan pada kulit mayat/pasca mati (namun tanpa daerah
hiperemi)
2.
AKIBAT SINAR-X
Luka bakar akibat sinar-x pada saat ini biasanya hanya akan
menimbulkan eritema yang tidak terlalu berat, oleh karena
peralatan yang mengahsilkan sinar-x sudah dilengkapai dengan
peralatan proteksi yang memadai.
Adapun kelainan yang biasanya tampak adalah timbulnya
warna kebiruan yang tidak sama dengan memar, yang terdapat di
jaringan bawah kulit kelainan tersebut kemudian diikuti dengan
pengelupasan yang luas dan hebat dari jaringan yang bersangkutan,
dan bila lambat diberi pertolongan maka akan berakibat terjadinya
atropi yang luas dan permanen.
3.
AKIBAT PETIR
Petir adalah loncatan arus listrik tegangan tinggi antar awan
dengan tanah. Tegangan dapat mencapai 10 mega Volt, dengan kuat
arus mencapai 100.000 A. Kematian dapat terjadi karena efek arus
listrik (kelumpuhan susunan saraf pusat, fibrilasi ventrikel), panas
dan ledakan gas yg timbul.
Pada korban akan ditemukan aboresent mark (kemerahan
kulit seperti percabangan pohon), metalisasi (pemindahan partikel
metal dari benda yang dipakai berubah menjadi magnet). Pakaian
sering terbakar dan robek-robek akibat ledakan / panas.
15
16
Penyebab lngsung
1. Perdarahan. Kehilangan darah merupakan salah satu penyebab
kematian yang penting. Perdarahan ini bisa terjadi akibat cederanya
pembuluh darah besar. Perdarahan sifatnya bisa external atau internal
2. Syok. Syok neurogenik bisa menyebabkan pasien akibat refleks
perangsangan jantung melalui nervus vagus, tanpa adanya tandatanda cedera eksternal.
3. Cedera mekanik pada organ vital. Organ organ vital tubuh jika
mengalami cedera dapat mengakibatkan kematian. Organ tubuh yang
penting dan sering mengalami cedera adalah otak, paru-paru, jantung,
limpa, hati dll.
Penyebab tidak langsung
Korbannya meninggal beberapa waktu kemudian karena mengalami
komplikasi:
1. Infeksi, misalnya meningitis, pneumonia, peritonitis dll.
2. Septikemia, terjadi setealh sepsis akibat luka.
3. Ganggren, hal ini disebabkan rusaknya pembuluh darah yang
menyalurkan darah ke bagian tubuh tertentu, sehingga bagian tubuh
tersebut mengalami ganggren.
4. Tindakan bedah yang terlambat dilakukan.
5. Penyakit infeksi yang sering terjadi pada cedera, misalnya tetanus.
17
6. Emboli udara. Cedera pada vena jugularis atau vena subklavia, atau
cedera paru-paru, menyebabkan tekanan negatif sehingga udara
tersedot kedalam sirkulasi darah dan mengakibatkan kematian pasien.
7. Penyakit yang berkembang setelah mengalami cedera. Cedera pada
bagian abdomen bisa menyebabkan lemahnya otot-otot dinding perut
sehingga memudahkan terjadinya hernia.
8. Kelalaian pasien dalam menanggapi cedera yang dialaminya,
memaparkan pasien tersebut terhadap sejumlah resiko.
18
DAFTAR PUSTAKA
19