Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Identitas penderita
Nama penderita
: An. M
Jenis kelamin
: laki-laki
Tanggal/jam masuk
: 18 Juli 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama
: BAB cair
Anamnesis Makanan:
ASI diberikan selama 2 tahun, sejak usia 5 bulan mulai diberikan susu
formula dan bubur.
Riwayat kehamilan dan persalinan :
Riwayat Antenatal
Riwayat Natal :
Spontan/tidak spontan
Berat badan lahir
Penolong
Tempat
Riwayat Neonatal
: Spontan
: 3.500 gr
: Bidan
: Klinik bersalin
: Tidak ada kelainan
Riwayat Imunisasi :
Imunisasi dasar anak lengkap.
Riwayat Alergi :
Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
2. Pengukuran
Tanda vital :
Nadi
Suhu
: 37,1 C
Respirasi : 40 kali/menit
Berat badan
: 14 kg
Tinggi badan
: 88 cm
Status gizi
3. Kulit
Warna
: Sawo matang
Efloresensi
: tidak ada
Pigmentasi
Sianosis
Turgor
Kelembaban
Lapisan lemak
Kepala: Bentuk
Ubun-ubun
Rambut
: tidak ada
:
:
:
:
:
:
:
tidak ada
cepat kembali
cukup
Cukup
Normocephal
Datar
Warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal,
alopesia (-)
Mata : Palpebra
: edema (-/-)
Konjungtiva
: anemis (-/-)
Sklera
: ikterik (-/-)
Reflek cahaya : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)
Pupil
: Bulat, isokor
Exophthalmus : (-/-)
Cekung
: (-/-)
Telinga : Sekret
: tidak ada
Nyeri tekan
: tidak ada
Hidung : Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Epistaksis
: tidak ada
Sekret
: tidak ada
Mulut : Bibir
: mukosa bibir basah, tidak hiperemis
Gigi
: Tidak ada karies
Gusi
: tidak berdarah
Lidah : Tremor/tidak : tidak tremor
Kotor/tidak
: tidak kotor
Warna
: kemerahan
Faring : Tidak hiperemis
Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis
4. Leher :
Pembesaran kelenjar leher : -/ Trakea
Di tengah
Kaku kuduk
(-)
5. Thoraks
Inspeksi
Palpasi
kanan = kiri.
Perkusi :
Auskultasi :
Inspeksi
Palpasi
:
:
SIC V
Perkusi :
Auskultasi :
7. Abdomen
8. Anggota gerak
Ekstremitas Atas
: Akral hangat, udem (-)
Ekstremitas Bawah : Akral hangat, udem (-)
Tulang belakang
Otot-otot
Keadaan Umum
: Gelisah
Mata
: Tidak cekung
Air mata
: Ada
Mulut/bibir
: Basah
Rasa haus
Turgor
: Kembali cepat
Kesimpulan
: Dehidrasi ringan-sedang
Baik
Lemas
3
Gelisah,
lemas,
mengantuk,
Mata
Biasa
Cekung
syok
Sangat
Mulut
Biasa
Kering
cekung
Sangat
Pernapasan
30-40x / menit
kering
>40
x/
menit
Turgor
Nadi
Baik
< 120x/menit
Kurang
120 140 x /menit
Jelek
>140
/menit
Total skor pada pasien = 11
Interpretasi
6
: Tidak dehidrasi
(12,0-14,0)
HCT
(36,0-44,0)
: 36,5 %
MCV : 74
m3
(73-89)
MCH : 24,2 L
(24-30)
PLT
(200-400)
: 366
WBC : 14,9
(5-15,0)
RESUME
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun 6 bulan masuk dengan keluhan BAB cair 10
kali, sedikit berampas, lendir (+), warna dan bau seperti biasa, banyak minum
(+). Vomitus 2x saat di rumah berupa makanan dan cairan, berwarna putih.
Pemeriksaan fisik N:164 x/menit, S:37,1 C, R:40 x/menit, meteorismus (+).
Status gizi baik dan tanda dehidrasi ringan sedang.
DIAGNOSA :
Diare akut (Enterotoxic e.coli) dengan dehidrasi ringan-sedang
TERAPI
Medikamentosa:
1. IVFD RL 16 tpm
2. Diberikan oralit 3 jam pertama 75 ml/kgBB (1050 ml)
3. Berikan tablet zink 20 mg/hari selama 10 hari.
Non Medikamentosa:
1. Memberikan edukasi kepada ibu pasien untuk menjaga hygiene anak
2. Pemberian asupan makanan dilanjutkan
: 36,3 C
Respirasi
: 28 kali/menit
Keadaan Umum
: gelisah
Mata
: tidak cekung
Air mata
: ada
Mulut/bibir
: basah
Rasa haus
Turgor
: kembali cepat
Kesimpulan
: tanpa dehidrasi
DISKUSI
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lender dan darah
yang berlangsung kurang dari satu minggu. 1,3
Diare dibagi menjadi dua, yaitu diare akut dan diare persisten atau diare kronik.
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, sementara diare
persisten atau diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. 4
Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak yang lebih
besar. Kejadian diare akut pada anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan.
Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan minuman yan tercemar.
Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain : tidak
diberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak
memadainya air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan
(MCK), kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk. 1,3
Rotavirus
ETEC
Sering
+
+
-
Sakit
Tenesmus
Gejala lain
Anoreksia
Gejala
Mual/muntah
Demam
EIEC
Salmonella
Shigella
Vimbrio
++
Jarang
++
Disentri
Jarang
++
Cholera
Sering
-
tenesmus
Tenesmus
Tenesmus,
kram
Distensi
kram
hipertensi
+ kolik
Bakteremia
kolik
Bisa ada
toksonemia
kejang
Sedikit
menurun
Sangat
Sering
Sering
banyak
Terus
menerus
Cair
Amis
abdomen
Volume
Frekuensi
Sedang
Banyak
5-10 kali
Sering
Sifat Tinja
Sedikit
Sering
konsistensi
Mucus
Darah
Bau
Cair
Jarang
Langu
Cair
+
+
Lembek
+
+
-
Lembek
+
Kadang +
Bau telur
sekali
lembek
Sering
Sering +
Bau tinja
Warna
Kuning
Warna
Merah
busuk
Kuning
Merah
Cucian
kehijauan
-
tinja
-
hijau
+
hijau
+
beras
-
Leukosit
10
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare pada anak adalah :
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolik ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.2
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin dari virus atau bakteri) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.2
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare.2
Pada kasus ini penegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan
fisik. Dari hasil anamnesis didapatkan pasien mengalami BAB cair 10 kali, sedikit
berampas, berlendir, tidak ada darah, tidak ada keluhan tenesmus, warna dan bau
seperti biasa, tidak ada demam, banyak minum, vomitus 2x saat di rumah berupa
makanan dan cairan, berwarna putih, tanpa disertai darah. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan status baik. Penyebab
enterotoxic e.coli, dengan tanda dan gejala yang khas berupa adanya muntah, dan
meteorismus.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis yang akan terjadi :
11
sebagainya)
Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah)
Hipoglikemia
Gangguan sirkulasi darah.
Derajat Dehidrasi pada Diare Akut Menurut WHO 2005 diklasifikasikan
dalam 3 kondisi yakni diare akut tanpa dehidrasi, diare akut dengan dehidrasi sedang
dan diare akut dengan dehidrasi berat.
Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO
Penilaian
Lihat :
Keadaan umum
A
Baik, sadar
B
gelisah, rewel
C
lesu, lunglai atau
tidak sadar
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Rasa haus
haus
Kembali cepat
banyak
kembali lambat
Hasil pemeriksaan
Tanpa dehidrasi
Dehidrasi
lambat
Dehidrasi berat
ringan/sedang bila
Terapi :
Rencana terapi A
12
o Umur 1 4 tahun
13
usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus
diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih
sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu
untuk membantu pemulihan berat badan.
4. Antibiotik selektif
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare
pada balita yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada
penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera.
Obat-obatan Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare
karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah
berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi
anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang bebahaya dan bisa
berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh
parasit (amoeba, giardia).
5. Nasihat kepada orang tua.
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat
tentang :
-
14
Untuk penatalaksanaan diare dengan dehidrasi ringan sedang pada kasus ini,
diberikan terapi B menurut WHO, yaitu :
Rencana Terapi B, untuk Anak Diare dengan Dehidrasi Ringan-Sedang
1. Jumlah oralit atau cairan parenteral yang dibutuhkan 3 jam pertama : 75
ml/kgBB
2. Berikan tablet zink selama 10 hari
3. Setelah 3 jam :
Atau 10 ml/kgBB/BAB
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus diare akut yakni
pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan feses, analisis gas darah dan pemeriksaan
elektrolit. Pemeriksaan fefes atau tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali
apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis. Hal yang dinilai pada
pemeriksaan tinja berupa makroskopis yakni konsistensi, warna, lendir, darah, bau
dan mikroskopis berupa leukosit, eritrosit, parasit, bakteri, dan pemeriksaan kimia
feses berupa PH, elektrolit (Na, K, HCO3). Selain itu dapat pula dilakukan kultur atau
biakan feses dan uji sensitivitas (kepekaan terhadap antibiotika). Selain pemeriksaan
feses dapat pula dilakukan pemeriksaan analisis gas darah dan elektrolit (jika secara
15
klinis dicurigai adanya gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit) pada kasus
dehidrasi berat.
2,7
Komplikasi yang dapat terjadi pada diare akut gangguan elektrolit seperti:
hipernatremia, hiponatremia, hiperkalemia, hipokalemia, dan kejang.2
Prognosis diare dapat ditentukan oleh derajat dehidrasi,
sehingga
16
DAFTAR PUSTAKA
17