Universitas Indonesia
Student Log Book
Nama Mahasiswa
Nama Fasilitator
Tanggal / Jam Diskusi
4. Hipotesis
Ari mengalami gejala karies ditandai dengan adanya bercak putih yg ditimbulkan
oleh mikroorganisme kariogenik dan dipengaruhi oleh faktor resiko
Siti mengalami karies dan perlu dilakukan rencana perawatan
5. Menyusun topik dan sasaran belajar skenario
MANDIRI
I. SUMBER PEMBELAJARAN : TEXT BOOK
JUDUL
PENULIS
CATATAN
1. Definisi Karies
Karies gigi adalah penyakit kronik, dikatakan kronis karena prosesnya
berlangsung sangat lama berupa hilangnya ion- ion mineral dan terus menerus dari
permukaan enamel pada mahkota atau permukaan akar yang sebagian besar
distimulasi oleh adanya beberapa flora bakteri
dan produk- produk yang
dihasilkannya. Kehilangan ini pada awalnya hanya akan terlihat secara mikroskopis
tetapi lama- kelamaan akan terlihat pada enamel sebagai lesi bercak putih (white spot
lesion) atau melunaknya sementum pada akar gigi. Kegagalan dalam mengintervensi
dan menghentikan kehilangan mineral ini akan menyebabkan kavitas pada gigi, yang
dapat berlanjut pada kerusakan irreversible pulpa gigi oleh kavitas bakteri. Walaupun
demikian, mengingat mungkin remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini
karies masih dapat dihentikan.
2. Etiologi Karies
Karies merupakan penyakit multifaktorial yang disebabkan oleh berbagai faktor
seperti:
- Host (Gigi)
gigi), struktur enamel, ikatan kimia dan kristalografis. Contohnya pit dan fisur
pada permukaan oklusal molar dan premolar ini dapat menyebabkan sisa makanan
tertinggal di dalamnya sulit untuk dibersihkan. sisa makanan mudah menumpuk di
daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang
kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan
karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks
yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor). Semakin
banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan
enamel akan semakin resisten terhadap karies. Gigi susu lebih mudah terserang
karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu
mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya
lebih sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi
susu tidak sepadat gigi tetap. Mungkin alasan ini menjadi salah satu penyebab
tingginya prevalensi karies pada anak-anak.
Daerah yang rentan terhadap karies :
Pit fissure di permukan oklusal molar dan premolar
Permukaan halus di daerah aproksimal dibawah titik kontak
Email pada tepian yang ada di leher gigi diatas tepi gingival
Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan atau bridge
- Aliran Saliva
Aliran saliva yang lebih sedikit memiliki resiko karies yang lebih tinggi
dibandingkan dengan aliran saliva yang banyak.
- Agent (mikroorganisme)
Ada
berbagai
macam
spesies
mikroorganisme
yang
dapat
menangkap bakteri
lainnya.
- Substrat (diet)
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak
karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada
pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri
dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk
memproduksi asam
karies yang paling utama (paling kariogenik) karena sintesa polisakarida ekstra
sel dari sukrosa lebih cepat dibanding glukosa,fruktosa dan laktosa.
- Time
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia
yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Waktu merupakan
faktor yang sangat penting terhadap terjadinya karies. Waktu untuk
berkembang dari white spot menjadi kavitas bervariasi diperkirakan dari 6-48
bulan.
3. Patogenesis
Dalam keadaan normal, terjadi pertukaran ion-ion antara permukaan gigi dan
lapisan biologis yang menutupinya (pelikel/plak/saliva) setiap setelah konsumsi
makanan dan minuman. Demineralisasi apatit dapat dikembalikan dengan cepat
melalui simpanan ion-ion kalsium dan fosfat yang ada dalam saliva.
Meskipun demikian, proses demineralisasi ini dapat melebihi kemampuan
remineralisasi tubuh sehingga menyebabkan hilangnya sejumlah mineral baik pada
email maupun pada dentin dan akhirnya terjadilah karies gigi. Kegagalan dalam
mencegah dan menggantikan mineral hilang akibat proses demineralisasi akan
menyebabkan terbentuknya kavitas pada permukaan gigi.
Kemungkinan lanjutan dapat dilihat pada diagram siklus pH yaitu tergantung dari
kekuatan asam yang ada, frekuensi dan durasi dari produksi, dan potensial
remineralisasi pada setiap situasi khusus maka salah satu kemungkinan lanjutan
dibawah ini dapat terjadi :
I.
II.
III.
IV.
remineralisasi lemah
Erosi dapat terjadi : Erosi gigi adalah kehilangan jaringan keras
gigi yang disebabkan oleh demineralisasi kimia, bukan bakteri.
Erosi
menyebabkan
demineralisasi
sangat
tinggi,
tanpa
Demineralisasi dan
remineralisasi terjadi secara dinamis pada permukaan gigi. Namun apabila terjadi
ketidakseimbangan antara keduanya dapat terjadi karies, yakni jika demineralisasi
lebih besar daripada remineralisasi.
Interaksi faktor-faktor etiologi karies
Demineralisasi
Plak + karbohidrat
Remineralisasi
Saliva + oral hygiene + fluoride
Faktor pelindung alami
Faktor penstabil
Saliva & kapasitas buffer
Tingkat Ca2+ dan PO43Sistem buffer dan remineralisasi
yang rendah
Saliva yang bersifat asam dan asam Protein pembersih mulut / glikoprotein
yang bersifat erosif
Pemaparan terhadap fluoride
Demineralisasi
+ H+
Ca2+ + (HPO4)3 + OH
Ca10(PO4)6(OH)2
- H+
+ F-
Ca10(PO4)6(OH).F atau F2
Pada saat pH menurun, ion asam bereaksi dengan fosfat pada saliva dan plak (atau
kalkulus), sampai pH kritis disosiasi HA tercapai pada 5,5. Penurunan pH lebih lanjut
menghasilkan interaksi progresif antara ion asam dengan fosfat pada HA,
menghasilkan kelarutan permukaan kristal parsial atau penuh. Flouride yang
tersimpan dilepaskan pada proses ini dan bereaksi dengan Ca2+ dan HPO42membentuk FA (Flouro Apatit). Jika pH turun sampai dibawah 4,5 yang merupakan
pH kritis untuk kelarutan FA, maka FA akan larut. Jika ion asam dinetralkan dan Ca2+
dan HPO42 dapat ditahan, maka remineralisasi dapat terjadi.
5. Klasifikasi dan Jenis Karies
Jenis karies dapat digolongkan berdasarkan waktu terbentuknya, yaitu:
1. Karies primer: terbentuk pada lokasi yang belum memiliki riwayat karies
sebelumnya
2. Karies sekunder: terbentuk pada lokasi yang memiliki riwayat karies
sebelumnya, Biasanya terdapat pada tepi tumpatan yang kurang sempurna
3. Karies residual: karies yang tidak dihilangkan secara lengkap sebelum
ditumpat
4. Karies radiasi: karies yang merupakan efek dari radiotherapi yang
menyebabkan Xerostomia
Berdasarkan stadium/kedalaman karies:
1.
2.
Karies primer : terjadi pada lokasi yang belum memiliki riwayat karies
sebelumnya.
Karies sekunder/recurrent : timbul pada lokasi yang telah memiliki riwayat
karies sebelumnya. Karies ditemukan pada tepi tambalan.
Ringan : pit dan fissure, hanya terkena lapisan email (iritasi pulpa)
Sedang : oklusal dan aproksimal gigi posterior, terkena lapisan dentin
(hiperemi pulpa)
Berat : meliputi gigi anterior yang biasanya bebas karies. Kedalaman
karies sudah mengenai pulpa, baik pulpa tertutup maupun pulpa terbuka
(pulpitis dan gangren pulpa). Karies pada gigi anterior dan posterior sudah
meluas ke bagian pulpa.
kehilangan sudut
5. Kelas V: lesi yang terdapat pada gingiva permukaan aspek labial, bukal, dan
lingual pada gigi
6. Kelas VI: karies pada ketinggian kontur gigi anterior
Lesi karies hanya terjadi di tiga tempat (sites) pada mahkota atau akar gigi. Oleh
karena itu, parameter pertama untuk klasifikasi kavitas adalah tiga tempat, yakni:
-
o Translucent Zone
Translucent zone merupakan zona yang terletak paling dalam. Zona ini
merupakan daerah perubahan awal dari kondisi normal, berbatasan dengan zona gelap
dan enamel normal. Zona ini dapat dikenali baik melalui klinis maupun radiografis.
Zona ini lebih berporus (1%) dibandingkan dengan enamel normal (0,1%)
o Dark Zone
Dark zone terletak diatas translucent zone. Disebut juga positive zone karena
selalu ada pada lesi ini. Dark zone lebih berporus (2-4%) daripada translucent zone
karena demineralisasi pada zona ini lebih besar. Pada dark zone ini terdapat pori-pori
kecil yang merupakan daerah yang telah mengalami remineralisasi.
o Body of Lesion
Merupakan daerah yang paling besar dan paling berporus (5% pada bagian
perifer, dan 25% pada pusat), terletak di atas zona gelap dan dibagian dalam
permukaan karies.
o Surface Zone
Surface zone biasanya tidak terserang namun jika karies terus berkembang
area ini akan hancur dan terbentuklah kavitas. Zona ini relatif tidak terserang karena
mempunyai derajat remineralisasi tinggi, kandungan fluor yang banyak,dan
kemungkinan jumlah protein yang tidak larut lebih besar dibanding dengan lapisan di
bawahnya.
2. Dentin Caries
Jika demineralisasi terus terjadi
dentin. Hal ini menyebabkan warna dari dentin berubah seiring dengan perkembangan
lesi. Warnanya akan menjadi lebih gelap akibat adanya produk sampingan yang
dihasilkan oleh bakteri atau noda dari makanan dan minuman..
Zona karies dentin menurut studervants :
o Zona 1
Dentin normal
o Zona 2 (Affected Dentin)
Bagian dalam dari karies dentin (inner carious). Memiliki ciri kering, keras,
berwarna coklat sampai kehitaman, bakteri sedikit atau
remineralisasi.
o Zona 3 (Infected Dentin)
Bagian luar karies dentin (outer carious). Memiliki ciri lembab, lunak,
berwarna kuning pucat, terdapat banayk bakteri, dan sudah tidak bisa remineralisasi.
A: Infected dentin
B: Affected dentin
Gambaran Mikroskopis Karies Dentin
1.
2.
3.
4.
Zone of Destruction
Zona ini berisi jaringan dentin yang telah rusak, bakteri, dan produk
metabolisme. Dapat terlihat jelas secara klinis adanya kavitas.
5.
Reactive Dentin
Merupakan reaksi pertahanan non spesifik akibat terserangnya pulpa.
7. Mikrobiologi
Dalam perkembangan karies, bakteri yang memegang peran utama yaitu
Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus,dan Lactobacillus.Bakteri ini tidak
hanya bersifat acidogenic yaitu memproduksi asam organik dari olahan karbohidrat,
tetapi bakteri ini juga bersifat aciduric yaitu mampu menahan diri terhadap
lingkungan yang sangat asam.
Streptococcus mutans adalah bakteri yang paling kariogenik karena sangat
acidogenic dan memproduksi asam rantai pendek yang dapat melarutkan jaringan
keras gigi.Selain itu, Streptococcus mutans dapat memetabolisme sejumlah gula dan
glikosida seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, galaktosa, manosa, selobiosa,
glukosida, trehalosa, danmaltosa.Streptococcus mutans juga menghasilkan mutacin
sebagai
faktor
penting
dalam
kolonisasi
dan
mendorong
pembentukan
biofilm.Streptococcus sobrinus sering terisolasi dari plak tetapi dalam jumlah kecil.
Lactobacillus merupakan faktor utama dalam perkembangan karies, khususnya di
melakukan
identifikasi
dan
penilaian
faktor
resiko
karies,
3. pH unstimulated saliva
Diet
6. Jumlah gula yang dikonsumsi setiap harinya
7. Jumlah asam yang dikonsumsi setiap harinya
Fluoride
8. Past and current exposure (pemaparan fluorida)
Oral Biofilm
9. Pewarnaan dengan disclosing gel (ketebalan plak)
10. Komposisi
Modifying Factors
11. Riwayat kesehatan gigi
12. Riwayat medis
13. Compliance (kepatuhan pasien)
14. Lifestyle (gaya hidup)
15. Status sosioekonomi
Matriks merupakan penyusunan data dengan tabel. Berikut ini adalah contohnya
Pada akhirnya setelah mengisi form penilaian faktor resiko karies, maka dapat
diambil diagnosis dan prognosis dari perawatan karies yang diberikan. Secara mudah
dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung karies seperti bakteria dan konsumsi
makanan manis harus diminimalisasi, sementara faktor protektif seperti saliva dan
fluoride harus ditingkatkan untuk mencapai kondisi gigi dan mulut yang sehat dan
bebas karies.
karies di susun menjadi 5 tingkat oleh prof. Nigel Pitth. Semakin besar angkanya,
semakin buruk kariesnya.
D1 : terdapat lesi enamel dengan permukaan yang utuh
D2 : terdapat kavitas pada enamel
D3 : terdapat lesi pada dentin
D4 : terdapat lesi sampai pulpa
Diagnosis ini akan digunakan untuk menentukan tindakan apa yang sebaiknya
dilakukan. Pada gambar dibawah, terdapat diagram ice-berg yang menggambarkan
diagnosis dan tindakan yang harus dilakukan.
Dalam melakukan diagnosis ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan yaitu:
dikonsumsi oleh pasien. Data ini diperlukan agar kita bisa mengetahui sumber
perkembangannya plak.
Gambaran radiograf akan sangat membantu dalam melakukan diagnosis
Sementara pada karies akar, kesehatan gingiva . karies yang tinggi memiliki gusi yang
erha, bengkak dan hampir berdarah
Transmitted Light
Untuk gigi posterior digunakan cahay yang lebh kuat yaitu fibreoptic light. Nah cara
ini bagus untuk pasien yang memiliki gigi yang overlapping sehingga sulit untuk
dilihat dengan rontgen
Teknik Separasi
Sikat yang masih baik. Pasien yang arthritis dan memilik iketerbatasan dalam
Pada penderita karies akut, penyikatan gigi perlu diperlukan setiap selesai makan.
Apabila akumulasi plak terlalu banyak, pasien dianjurkan untuk menggunakan
interdental cleansing aids atau dental floss. Mouth rinse atau obat cuci mulut juga
efektif untuk mengurangi bakteri oral karena mengandung chlorhexidinegluconate.
Namun, perlu diperhatikan bahwa mouth rinse yang dipilih sebaiknya tidak
menggunakan alcohol karena dapat menyebabkan kekeringan pada ronggamulut.
Fluoride
Fluoride akan meningkatkan toleransi terhadap karbohidrat sehingga gigi lebih
berkurang kerentanannya dari demineralisasi.
Cara kerja fluoride adalah:
1. Menghambat demineralisasi gigi
Suplementasi Fluoride
Penambahan fluoride di luar pasta gigi dapat dilakukan melalui pengaplikasian
mouthrinse, APF gel, maupun varnish dengan konsentrasi sebagai berikut:
Semua suplemen fluoride di atas memberikan asupan fluoride berupa CaF2 dan
membuat remineralisasi tinggi pada gigi. Namun, ion fluoride hanya dapat bekerja
pada permukaan gigi dan tidak berpenetrasi masuk kedalam struktur gigi. CaF 2 tidak
dapat bertahan dalam lingkungan asam pada pasien dengan karies aktif yang tinggi
dan perlu diaplikasikan secara rutin untuk hasil yang maksimal.
Efek pada Lesi
1. Berkontribusi dalam remineralisasi kariespada enamel
2. Meremineralisasi sebagian dentin
3. Meremineralisasi permukaan akar, makar estorasi pun tidak perlu dilakukan.
Topical fluoride efektif digunakan pada permukaan gigi yang halusdan licin dan
kurang cocok digunakan pada pit, fissure, dan proximal gigi.
Komponen Topical Fluoride
digunakan
untuk
mengurangi
populasi
bakteri
dalam
memiliki daya regang dan elastisitas serta ketahanan terhadap fraktur yang cukup
tinggi.
3. GIC (Glass Ionomer Cement)
GIC digolongkan sebagai material preventif karena kemampuannya dalam
melepas fluoride. Pada restorasi servical, GIC lebih baik digunakan daripada resin.
GIC memiliki ikatan kimia dan mekanik dengan gigi, sehingga memiliki
adhesivitas yang baik. Penyebaran dan daya larut GIC kecil. Biokompatibilitas
GIC dengan struktur email dan dentin sangat baik sehingga tidak merusak struktur
gigi. Namun, GIC rentan terhadap erosi dan abrasi. GIC juga kurang memiliki
daya tahan terhadap tekanan yang tinggi. Material GIC bersifat porus sehingga
kurang menghasilkan permukaan yang baik.
Indikasipenggunaan GIC:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Gigi sulung
Kekuatan kunyah relatif tidak besar
Pada insidensi kariestinggi
Gigi yang belum erupsi sempurna
Area yang kontaminasi sulitdihindari
Pasien kurang kooperatif (karena tidak memerlukan pengetsaan)
Perawatan Invasif
Perawatan invasif merupakan perawatan yang dilakukan dengan mengilangkan
sebagian struktur gigi, diantaranya adalah :
Perawatan Endodonti
Restorasi Indirect
Apa hal terpenting yang anda dapatkan pada diskusi skenario ini?
Identifikasi sasaran belajar (hal-hal yang belum tercapai berdasarkan sasaran belajar
yang ada) :
CATATANDARIDOSENFASILITATOR:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
NAMA: