Anda di halaman 1dari 3

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Begitulah
pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua
orang. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya
berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan
(demokrasi perwakilan). Jadi, secara garis besar dapat dikatakan bahwa demokrasi adalah
(memperbincangkan) tentang kekuasaan, atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara
beradab. Ia adalah sistem manajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta
peradaban yang menghargai martabat manusia. Pelaku utama demokrasi adalah kita semua,
setiap orang yang selama ini selalu diatasnamakan namun tak pernah ikut menentukan dan
menjaga proses demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak yang kita miliki,
menjaga hak-hak itu agar siapapun menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha
melanggar hak-hak itu.
Perkembangan Internet di Indonesia semakin berkembang pesat diiringi dengan
berbagai infrastruktur yang memadai seperti adanya ponsel, laptop dan biaya
Internet yang terjangkau. Tingkat antusiasme masyarakat Indonesia khususnya
remaja dalam memanfaatkan teknologi Internet ini pun semakin berkembang, baik
dengan

menggunakan

ponsel

maupun

komputer.

Jejaring

Sosial seperti Facebook, google+, Twitter dan yang sejenisnya seakan sudah
menjadi suatu keharusan bagi remaja Indonesia untuk memilikinya. Bahkan jika
tidak memilikinya akan dianggap kurang pergaulan, cupu dan akan dikucilkan dari
komunitasnya. Indonesia menjadi
Dewasa ini dampak negatif nya semakin terasa. Mental generasi muda bangsa ini
menjadi lemah. Banyak para remaja yang kecanduan untuk menggunakan Jejaring
Sosial tanpa mengenal waktu sehingga menurunkan produktifitas dan rasa sosial
diantara remaja pun berkurang. Banyak para remaja yang lebih suka berhubungan
lewat Jejaring Sosial dibanding dengan bertemu dengan teman-temannya dan
yang lebih parah lagi mereka yang kecanduan susah untuk berkomunikasi dengan
yang lain. Para pelajar juga lebih sering menggunakan waktu mereka untuk
bermain game yang ada pada salah satu Jejaring Sosial.
Demokrasi kebablasan ini tercermin dalam hal tidak netral nya media sekarang ini.
Masing-masing media terkesan sibuk melakukan pencitraan. Media massa di
Indonesia tidak se netral dulu lagi dalam mengangkat isu-isu politik atau beritaberita dalam negeri. Masing-masing media massa sibuk melakukan pencitraan
seseorang tokoh yang terkesan dilakukan untuk kepentingan satu golongan atau
pihak tertentu. Parahnya lagi pemberitaan tentang carut-marut nya politik negara
kita tersebut menjadi konsumsi sehari-hari generasi muda bangsa kita, yang

notabene tidak bisa terlepas dari kecanduan jejaring sosial. Dampak dari
pemberitaan carut-marut politik bangsa ini menjadi konsumsi bebas untuk generasi
muda bangsa, akibatnya mental mereka menjadi mental tempe.

Dari sudut pandang demokrasi dalam hal kebebasan dalam menyampaikan


pendapat, terkadang hal tersebut terkesan kebablasan, sebagai contoh dalam
menyikapi sebuah isu di pemerintahan masyarakat Indonesia ramai-ramai
memposting berita di jejaring sosial, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, suap dan
lain-lain. Kadang-kadang kita sebagai orang tua tidak sadar dengan teknologi
internet semakin maju generasi-generasi muda kita menjadi mudah untuk
mengakses segala berita tersebut, mereka disuguhi dengan berita-berita kebobrokan
negeri ini. Mestinya peemerintah berpikir untuk menyelamatkan generasi bangsa
ini selanjutnya, kita sadar kebobrokan negeri ini tidak akan bisa ditanggulangi lagi,
satu-satu nya cara adalah dengan cara melatih mental generasi bangsa selanjutnya
untuk menjadi masyarakat yang intelektual, masyarakat yang cerdas dalam
memanfaatkan internet khusunya jejaring sosial. Tidak seperti sekarang para
pejabat di atas sana ribut dengan permasalahn anggaran, fasilitas mewah dan lainlain, sementara generasi muda nya sibuk update status-status yang tidak jelas di
jejaring sosial seperti masalah percintaan, . Pengguna jejaring sosial di Indonesia
terkesan kebablasan, banyak hal-hal yang tidak berguna di posting d jejaring sosial.
Mestinya jejaring sosial dimanfatkan sebagai tempat bersatunya generasi-generasi
muda untuk sama-sama memikirkan kemajuan negara Indonesia ke depan nya,
bukan malah membuang-buang waktu posting hal-hal yang kurang penting.
Inilah dampak demokrasi kita yang berlebihan, di jejaring sosial saking bebasnya
mengem,ukakan
perkelahian

pendapat

antar

masyarakat

terkadang

berujung

kepada

Anda mungkin juga menyukai