Dewi Sartika
Dewi Sartika
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Prevalensi karies di indonesia mencapai sekitar 90% dari populasi anak
balita di Indonesia. Jenis karies gigi sulung umumnya terjadi adalah rampan karies
dan sindroma karies botol Heriandi (1992).1
Rampan karies adalah karies yang terjadi sangat cepat dan mengenai
beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak sulit makan dan
rewel .Karies ini sering ditemukan pada anak usia di bawah lima tahun (balita),
Dengan penyebaran yang tertinggi pada anak usia tiga tahun. 2 Wei (1989)
menyatakan bahwa rampan karies terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme
dalam plak dan saliva akibat yang mengkonsumsi makanan olahan yang
mengandung sukrosa di antara dua waktu makan, serta menurunya sekresi saliva.
Kesehatan gigi anak yang buruk seperti rampan karies yang dapat menyebabkan rasa
sakit dan kesulitan mengunyah akan menyebabkan gangguan pada pemasukan
makanan yang akhinya akan mempengaruhi kedaan gizi anak sehingga tumbuh
kembang anak terganggu.1
Hasil penelitian Ayhan (1996) menujukan berat
penderita rampan karies dan sindroma karies botol lebih rendah di bandingkan
dengan anak yang bebas karies.1 Early childhood caries terjadi pada gigi yang baru
erupsi dan anak pra-sekolah.Gigi rahang atas lebih sering terkena dibanding gigi
rahang bawah karena di lindungi oleh lidah selama gerakan menghisap atau minum
susu. Early childhood caries (ECC) dapat didefinisikan sebagai adanya satu gigi
atau lebih yang terkena karies pada anak usia 6 tahun atau lebih muda. Salah satu
bakteri yang terdapat dalam Early childhood caries adalah streptococcus mutans.
ECC biasanya membutuhkan perawatan yang lama dan jika tidak diobati dapat
merusak gigi anak dan berpengaruh pada kesehatan umum anak.3
Menurut laporan penelitian oleh pusat pengendalian dan pencegahan penyakit
pada tahun (2007) menunjukan bahwa gigi berlubang telah meningkat khususnya
pada anak balita dan anak pra sekolah, meningkat dari 24 % menjadi 28 %. Untuk
anak usia 25 tahun meningkat 70 % dari karies yang di temukan3.
Indonesia mencatat kemajuan yang cukup berarti dalam penyajian nutrisi bagi
anak sehingga harapan mencapai target millennium development goals tahun (2015).
Salah satu makanan tambahan pada anak balita adalah susu formula. Diharapkan
pemberian susu formula untuk balita diberikan agar kebutuhan gizi terpenuhi selama
masa pertumbuhanya.Prioritas utama adalah tetap pada air susu ibu sedangkan susu
formula berfungsi hanya sebagai pengganti susu ibu jika memang produksi ASI tidak
berhasil. Dalam susu formula ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan di
sesuaikan dengan gizi yang di butuhkan bayi karena itu pemberian susu formula
harus
disesuauika
dengan
kebutuhan
bayi
dan
kandungan
yang
telah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENYAKIT KARIES GIGI
2.1.1
Mekanisme karies
Proses terjadinya karies dipengaruhi oleh empat faktor utama yang
berperan dalam proses terjadinya karies yaitu, host, mikroorganisme,
substrat, dan waktu.
Keempat faktor tersebut akan bekerjasama dan saling mendukung
satu sama lain. Bakteri plak akan memfermentasikan karbohidrat misalnya
sukrosa kemudian hasil dari fermentasi tersebut menghasilkan asam,
sehingga menyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai
pH 4,5-5.0. Kemudian pH akan kembali normal pada pH sekitar 7 dalam
waktu 30-60 menit, dan jika penurunan pH plak ini terjadi secara terusmenerus maka akan menyebabkan demineralisasi email gigi. Kondisi asam
seperti ini sangat disukai oleh bakteri streptococcus mutans dan
mutans
berperan
dalam
permulaan
(initition)
tersebut
tumbuh
berkembangbiak
dan
mengeluarkan gel ekstra sel yang lengket dan akan menjerat berbagai
bentuk bakteri yang lain.Streptococcus mutans dan laktobacilus
merupakan
kuman
yang
kariogenik
karena
mampu
segera
demikian
makanan
dan
minuman
yang
oleh
bakteri
menjadi
masa
asam
dalam
waktu
8.
Saliva
Pengaruh saliva terhadap gigi sudah lama diketehui terutama
dengan mempengaruhi kekerasan email.Saliva ini dikeluarkan oleh
kelenjar parotis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis,
selama 24 jam saliva dikeluarkan ketiga kelenjar tersbut diatas sebanyak
1000-2500 ml.Kelenjar submandibularis mengeluarkan 40% dan kelenjar
parotis 26%. Pada malam hari pengeluaran saliva lebih sedikit, secara
mekanis saliva berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan
yang dikunyah. Dalam saliva terdapat enzim-enzim yang bersifat
karies.6
Komposisi susu formula
1 lemak susu
lemak susu mengandung sumber utama lipid yang dibutuhkan untuk
2
Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses
kehidupan.Susu formla mengandung vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin yang larut dalam air yaitu
vitamin B1, B2, B6, dan B12.
Mineral
Susu formula dilengkapi dengan mineral seperti kalsium dan fosfor.
Mineral ini dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk mempercepat
10
botol dalam waktu yang lama akan timbul corak karies tertentu, disebut
rampan karies atau nursing bottle caries.6
Seperti yang telah kita ketahui bahwa susu formula yang
mengandung sukrose dan glukosa yang diminum pada anak. Sukrosa dan
glukosa yang menempel pada gigi apabila tidak dibesihkan akan
difermentasi oleh mikroorganisme rongga mulut menjadi asam melalui
proses glikolisis. Mikroorganisme yang berperan dalam proses glikolisis
adalah lactobacillus dan streptococcus mutants.Asam yang dibentuk dari
hasil glikolisis akan mengakibatkan larutnya email gigi sehingga terjadi
proses demineralisasi email gigi dan di awali dengan lesi white-spot pada
gigi dan kerusakan tersebut akan berlanjut ke dentin dan proses kariespun
dimulai.8
2.2.4
11
bayi,
mengoptimalkan
partumbuhan
bayi,
membantu
seperti
misalnya
budaya
12
memberikan
makanan
pralaktal,
Asuhan
Persalinan
Normal
APN
adalah
untuk
menjaga
kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi
yang dilahirkannya. Penolong persalinan disini mungkin saja seorang bidan,
perawat, dokter umum atau spesialis obstetri. Karena bidan secara umum
13
dan
aman
dalam
hubungannya
dengan
pemberian
ASI
selanjutnya.Dalam hal ini perlu dikaji makanan pendamping ASI yang tepat
termasuk sesuai dengan kondisi gizi dan umur bayi. Rata-rata pemberian
ASI eksklusif di Indonesia hanya 1tahun 7 bulan maka perlu diberikan
petunjuk yang jelas mengenai makanan pendamping apa saja yang dapat
diberikan. Ketiga, kondisi yang dibutuhkan untuk menerapkan kebijakan ini
adalah pemberian dukungan sosial dan gizi yang adekuat untuk ibu yang
sedang menyusui. 10,11,12
2.2.6
14
15
sebagai
dot,
jangan
biarkan
anak
berjalan
sambil
4.
yang berisi susu, formula atau jus buah atau larutan yang manis
Jika anak membutuhkan botol atau dot untuk pemberian makan yang
reguler, pada malam hari, atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih
yang direkomendasikan oleh dokter gigi atau dokter anak. Jangan
16
BAB III
KERANGKA KONSEP
Ngemut
karies
Penyebab
Tingkat keparahan karies
Ahli kesehatan
17
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik
4.2 RANCANGAN PENELITIAN
Cross sectional study
4.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di TK Darma wanita universitas hasanuddin
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 14 - 15 Maret 2012
4.4 POPULASI PENELITIAN
Anak usia 2-6 tahun
4.5 METODE SAMPLING
Sampel diambil dengan metode purposive sampling
Kriteria inklusi:
Memenuhi syarat usia pra sekolah yaitu berusia 2-6 tahun
Sampel bersedia ikut dalam penelitian dan koperatif
Anak umur 6 tahunyang sudah memiliki gigi permanen muda
4.6 DATA
a. Jenis data
: data primer
b. Pengolahan data : SPSS
c. Penyajian data
: tabel
d. Analisis data
: chi squer
4.7 VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
a. Variabel sabab : Minum susu formula
18
19
20
BAB V
HASIL PENELITIAN
21
22
formula.
Adapun
pemeriksaan
klinis
dilakukan
secara
langsung
dengan
23
analisis data melalui penggunaan program SPSS 16.0. Hasil analisis data ditampilkan
dalam tabel distribusi sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi karakteristik sampel penelitian
Karakteristik sampel
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia
Minum susu formula
Ya
Tidak
Lama pemberian susu formula
Kejadian karies
Karies
Tidak karies
Total
Frekuensi (n)
Persen (%)
32
18
64
36
Mean SD
4.98 1.097
29
21
58
42
1.56 1.752
43
7
50
86
14
100
24
Ya
Tidak
Apakah anak diberikan susu formula / cairan manis dari botol?
Ya
Tidak
Apakah anak sering makan permen / kue kering?
1x sehari
2x sehari
3-4x sehari
5x sehari
Apakah anak bila makan ditahan lama dalam mulut?
Tidak
Selalu
Saat-saat tertentu
Apakah anak dibiasakan makan sayur?
Ya
Tidak
Apakah anak dibiasakan makan buah-buahan berserat?
Ya
Tidak
Apakah anak sudah dibiasakan menyikat gigi?
Yang terbiasa
Kadang-kadang
Tidak pernah menyikat gigi
Pada usia berapa, anak teratur menyikat gigi?
2 tahun
3 tahun
4 tahun
5 tahun
Total
6
44
12
88
29
21
58
42
10
16
17
7
20
32
34
14
17
18
15
34
36
30
40
10
80
20
40
10
80
20
5
24
21
10
48
42
28
18
1
3
50
56
36
2
6
100
25
formula pada anak usia0 sampai 1 tahun dapat terjadi karies rampan 3 sampai 5 gigi
anak (9,45%). Sedangkan responden yang memberikan susu formula pada usia 0
sampai 2 tahun gigi yang terkena karies sebanyak 5 sampai 9 gigi (11,2%). Ibu yang
memberikan susu formula 0 sampai 3 tahun lebih banyak gigi yang terkena karies
yaitu 9 sampai 15 gigi yang mengalami karies (20,6%).sedangkan responden yang
memberikan susu formula pada anak pada usia 0 sampai 4 tahun lebih banyak lagi
gigi yang terkena karies 15 sampai 18 gigi mengalami karies (23,3%).responden
yang memberikan susu formula pada anaknya pada usia 0 sampai 5 tahun dan gigi
yang mengalami karies meningkat yaitu 18 sampai 20 gigi
(35,5%).Ini
menunjukan bahwa semakin lama pemberian susu formula pada anak dapat
menyebabkan tingkat keparahan karies pada anak meningkat.
26
Kejadian Karies
Karies
Tidak Karies
24 (48,0%)
11 (22,0%)
35 (70,0%)
5 (10,0%)
10 (20,0%)
15 (30,0%)
Total
p value
29 (58,0%)
21 (42,0%)
50 (100%)
0.021*
0,032
0,026
27
dapat menyebabkan karies hingga daerah pulpa dan sisa akar. Selain itu, jumlah gigi
yang terdiagnosis karies enamel lebih tinggi dibandingkan pada daerah lain, yaitu
lima hingga enam gigi. Paling sedikit diperoleh pada penelitian ini adalah karies
yang mencapai daerah pulpa, yaitu dua gigi. Melalui tabel 4 juga diperoleh hasil uji
statistik korelasi Pearson antara tingkat keparahan kariedengan lama pemberian susu
formula. Sejalan dengan tabel 4 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pemberian susu formula dengan kejadian karies, pada tabel 5 ini
juga diperoleh nilai p value di bawah 0.05 (p<0.05) untuk seluruh tingkat keparahan
karies, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara lama pemberian susu
formula dengan tingkat keparahan karies.
Jadi makin lama minum susu formula mumbuktikan makin banyak dari
sampel yang terkena karies.Demikian juga makin lama minum susu formula ditemui
pada sampel tingkat keparahan karies giginya meningkat
BAB VI
PEMBAHASAN
28
29
30
antara pemberian susu formula dengan kejadian karies. Hal ini juga didukung oleh
data yang menunjukkan bahwa sebagian besar sampel yang memberikan susu
formula, ternyata terjadi karies dini pada anak mereka.
Makan selama tidur meningkatkan risiko karies gigi karena kebersihan mulut
dan laju aliran saliva menurun saat tidur .jadi konsumsi minuman bergula dengan
botol harus di kurangi atau di hentikan .faktor resiko yang paling penting terkait
dengan karies gigi pada anak adalah paparan dari minum susu harus menentukan
pendekatan yang optimal dan pengobatan interceptive.Minuman atau makanan yang
bergula dengan konsentrasi yang sangat tinggi dapat berakibat buruk dan gula dalam
bentuk caramel yang di berikan diantara waktu tetap dapat mengakibatkan terjadinya
karies.Anak anak yang mengkomsumsi cukup protein buah segar dan sayur
sayuran akan menurunkan nafsu makan ngemil dan terbukti bahwa frekuensi
makanan berhubungan dengan peningkatan terjadinya karies gigi khususnya jika
jenis makanan yang diamankan di antara waktu makan mengandung gula yang muda
melekat pada gigi.8
31
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah saya lakukan diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terbukti bahwa : Terdapat hubungan antara lama pemberian susu dengan
tingkat keparahan karies pada anak usia 2 6 tahun.Seperti sebelumnya telah
diuraikan bahwa makin lama makin lama minum susu formula, pada sampel
ditemukan tikngkat keparahan karies yang makin tinggi.
2. Terbukti bahwa :Terdapat hubungan antara kejadian karies dengan minum
susu formula. Yakni makin lama anak minum susu formula pada sampel
ditemukan banyak terkena rampan karies.
7.2 Saran
1. Diharapkan ibu memberikan susu botol sesuai dengan aturan pabrik agar
tidak merusak gigi pada anak.
2. Diharapkan ibu tidak selalu memberikan makanan makanan manis yang
banyak mengandung sukrosa oleh karena dapat memnyebabkan karies gigi.
3. Ibu ibu harus mengerti akibat yang d timbulkan karena pemberian susu
formula agar mereka dapat mencegah terjadinya karies dengan memberikan
air minum,kumur kumur air setelah minum susu formula atau mengosok
gigi.
32
4. Ibu ibu sebaiknya ikut memelihara gigi anaknya lebih dini seperti
memeriksakan gigi anak atau mengunjungi dokter gigi tiap 6 bulan
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Heriandi Y. Silver diamine fluoride salah satu alternative impregnasi karies
rampan pada anak Majalah ilmiah kedokteran gigi, 2001( 46 ):167-173
2. Sutadi H. penangulangan karies rampan serta keluhanya pada anak. JKGUI
2002 (1):5-8
3. Dye BA, Early childhood caries American academy of pediatric dentistry,
2007(284):.1-3
4. Pangestu RD. karakteristik konsumen susu formula balita Buletin penelitian
system kesehatan, 2007 : 309-314
5. Soesilo Diana, Santoso Erlayawati Rinna, Diyatri Indeswati, Peranan surbitol
dalam mempertahankan kestabilan saliva pada proses pencegahan karies, Dental
jurnal majalah kedokteran gigi, 2005 jan (38):p 25-26
6. Suwelo IS. Karies gigi pada anak dengan pelbagai faktor etiologi, Jakarta EGC.
1992 p. 6 28
7. Susilorini eko tri, Sawitri eiirry manik produk olahan susu, Jakarta penebar
swadaya.2007 p.28 35
8. Handayani ,Hendrastuti dan Fajriani sifat kariogenik makanan pada anak anak
J kedokteran gigi (1) :247 -250
9. Budisuari MA ,Oktarina,Mukjarab MA ,hubungan pola makan dan kebiasaan
menyikat gigi dengan kesehatan gigi dan mulut(karies) di Indonesia,bulletin
penelitian system kesehatan ,2010 (1):p 83-91
10. Haryani W, Hadi H, Hendratini Y ,hubunhan antara komsumsi karbohidrat
dengan tingkat keparaha karies pada anak usia prasekolah di kecamatan depok
,sleman Yogyakarta ,2002(3):131 - 138
11. Yumiko kawashita,masayasu kitamura,and toshiyuki saito , international journal
of dentistry , early childhood caries 2011 jul ( vol 11):1-7
12. Iida Hiroko dkk:ECC pediatrics of ficial journal of American academy
pediatrics, 2011:p 944-951
34
13. Bechal, Oyston, Sally; kidd A.M Edwina in:narlan sumawinta,lilian yuliono
editor dasar-dasar karies penyakit dan penanggulangannya, Jakarta EGC. 1991
p. 1-5 e
14. Wahjuri.P.H ,suryati F. hubungan antara asupan gizi dengan tumbuh kembang
anak usia 5 -6 tahun, jurnal penelitian kesehatan suara forikes, 2011 jan (11):4450
35