Anda di halaman 1dari 27

BAB II

DESKRIPSI PROYEK
2.1 DESKRIPSI PROYEK
Judul Proyek

: Balai Riset dan Observasi Kelautan di Pantai Timur


Pangandaran, Ciamis

Tema

: Interconnected

Status Proyek

: Rekaan / fiktif

Pemilik Proyek

: Pemerintah dan Swasta

2.2 PENGERTIAN UMUM


2.2.1. Balai Riset dan Observasi Kelautan
1. Balai
Balai adalah gedung; rumah (umum); kantor ( Kamus Besar Bahasa
Indonesia ). Contoh umum adalah, sebuah balai latihan kerja pertanian adalah
gedung untuk pelatihan kerja khusus pertanian. Dalam pengertian lain balai berarti
ruangan atau bangunan luas yang biasanya digunakan untuk pertemuan-pertemuan,
rapat, sidang, pertunjukan, dll.
2. Balai Riset dan Observasi
Balai riset atau gedung penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses
investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun dan sistematik, yang bertujuan untuk
menemukan,

menginterprestasikan,

dan

merevisi

fakta-fakta.

Penyelidikan

intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai


suatu peristiwa, tingkah- laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi
penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk
menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subjek tertentu,
dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini
diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis
yang memiliki arti harfiah menyelidiki secara tuntas ( Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Sedangkan observasi adalah peninjauan secara cermat ( Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Mengobservasi berarti mengawasi dengan teliti. Observasi juga

sering didiskripsikan sebagai metode pengumpulan data yang dilakukan dengan


pengamatan secara langsung terhadap objek yang di teliti.
3. Kelautan
Laut berarti kumpulan air asin (dalam jumlah yg banyak dan luas) yg
menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau ( Kamus Besar Bahasa
Indonesia ). Sedangkan kelautan berarti perihal yang berhubungan dengan laut (
Kamus Besar Bahasa Indonesia ).
4. Balai Riset dan Observasi Kelautan
Balai Riset dan Observasi Kelautan adalah suatu wadah atau gedung yang
digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dengan tuntas dan peninjauan
secara cermat tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan laut.

2.3 PENGERTIAN KHUSUS


2.3.1 Perikanan
Perikanan

adalah

kegiatan

yang

berhubungan

dengan

pengelolaan

dan

pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi,


pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan. Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan makanan
bagi manusia. Selain dari itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, pemancingan ikan
yang berkaitan dengan rekreasi, dan mungkin juga menangkap ikan untuk tujuan membuat
perhiasan atau mengambil minyak ikan. Adapun istilah-istilah dalam perikanan adalah
sebagai berikut :
1. Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk
menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran)
ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan
tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha.
2. Pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua upaya termasuk proses yang
terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi,
pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan
hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh
pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan yang bertujuan agar sumberdaya ikan
dapat dimanfaatkan secara optimal dan mencapai kelangsungan produktivitas
sumberdaya hayati perairan yang terus menerus.

3. Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di


perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun,
termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkannya.
4. Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau
membiakkan ikan dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol.
Perikanan merupakan salah satu sumber daya kelautan yang bisa diperbaharui. Ada
beberapa jenis lain yang termasuk dalam sumber daya kelautan yang bisa diperbaharui
antara lain :
1. Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah
pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena
merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut.
Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut
akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi
terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Peran dan
manfaat hutan mangrove :
a. pelindung alami yang paling kuat dan praktis untuk menahan erosi pantai.
b. menyediakan berbagai hasil kehutanan seperti kayu bakar, alkohol, gula,
bahan penyamak kulit, bahan atap, bahan perahu, dll.
c. mempunyai potensi wisata
Jika hutan mangrove hilang :
- abrasi pantai
- dapat mengakibatkan intrusi air laut lebih jauh ke daratan
- dapat mengakibatkan banjir
- perikanan laut menurun
- sumber mata pencaharian penduduk setempat berkurang.
2. Terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis
dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Hewan karang
bentuknya aneh, menyerupai batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka
rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu
karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini selama ribuan tahun
membentuk terumbu karang. Zooxanthellae adalah suatu jenis algae yang
bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis
menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang. Di lain

pihak, hewan karang memberikan tempat berlindung bagi zooxanthellae. Peran


dan manfaat terumbu karang :
1. sebagai tempat hidupnya ikan-ikan yang banyak dibutuhkan manusia
untuk pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning,
dll.
2. sebagai benteng " pelindung pantai dari kerusakan yang disebabkan
oleh gelombang atau ombak laut, sehingga manusia dapat hidup di
daerah dekat pantai.
3. sebagai tempat untuk wisata. Karena keindahan warna dan bentuknya,
banyak orang berwisata bahari. Luas terumbu karang

Indonesia

diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Terumbu karang yang


dalam kondisi baik hanya 6,2 %. Kerusakan ini pada umumnya
disebabkan 3 faktor :
a. Keserakahan manusia
b. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian
c. Penegakan hukum yang lemah.

2.3.2 Biota laut


Biota laut adalah keseluruhan flora dan fauna yang ada di laut ( Kamus Besar
Bahasa Indonesia ). Terdapat beberapa biota laut yang dilindungi dalam dasar-dasar
peraturan yaitu :
1. Undang-undang Kehati No. 5 Tahun 1994 Keanekaragaman diantara mahkluk
hidup dari semua sumber termasuk diantaranya daratan, lautan dan ekosistem
akuatik lain, serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragaman, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies
dengan ekosistem
2. Undang-undang Konservasi No. 5 Tahun 1990 : Barang siapa yang mengambil,
memiliki,

membunuh,

melukai,

menyimpan,

memelihara,

mengangkut,

memperdagangkan, satwa yang dilindungi tanpa izin, dipidana penjara maksimal


5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000 (Seratus juta rupiah).
Undang-undang 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya. Jenis-jenis biota yang dilindungi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Reptilia laut
-

Penyu Tempayan (Caretta caretta)

Penyu Hijau (Chelonia mydas)

Penyu Belomng (Dermochelys coriaceae)

Penyu Sisik (Eretmochelysimbricata)

Penyu Ridel (Lepidochelys olivacea)

Penyu Pipih (Natator depressa)

b.

Reptilia darat
-

Bunglon (Hypsilurus dilophus).

Mamalia

Paus Biru (Balaenopthera musculus)

Paus Bersirip (Balaenopthera physalus)

Paus Bongkok (Megaptera novaeangliae)

Paus Lemak (Cetacea)

Lumba-lumba air laut (Dolphinidae)

Duyung (Dugong dugon)

Lumba-lumba (Ziphidaee)

Coelacanth (Latimeria chalumnae).

c.

Pisces
-

d.

Coelacanth (Latimeria chalumnae).


Anthozoa

e.

Akar Bahar, Koral Hitam (anthiphates spp. )


Moluska

Kima Raksasa, Kima Kuku Beruang (Hippopus hippopus)

Kima Cina (Hippopus porcellanus)

Kepala Kambing (Cassis cornuta)

Triton Terompert (Charonia tritonis)

Nautilus Berongga (Nautilus pompillus)

Troka, Susu Bunder, Lola Merah (Trochus niloticus)

Batu Laga, Siput Hijau (Turbo Marmoratus).

f.

Crustacea
-

Ketam Kelapa (Birgus Latro)

Ketam Tapak Kuda (Tachipleus gigas).

2.3.3 Oseanografi
Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos
yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan) adalah
cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara
sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut.Dalam
bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan
(eksplorasi) ilmiah mengenai laut.
Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer.Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari
bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang
disebut atmosfer. Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang
mempelajari laut,samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga ke kerak
samuderanya. Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang
ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di
bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus,
gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang mempelajari
masalah-masalah kimiawi di laut, dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari
masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna atau biota di laut.
Istilah oseanografi sendiri digunakan oleh mereka di dalam laporan yang diedit oleh
Murray. Selanjutnya Murray menjadi pemimpin dalam studi berikutnya mengenai sedimen
laut. Keberhasilan dari ekspedisi challenger ilmu pengetahuan tentang laut dalam
perkapalan/perhubungan laut, perikanan, kabel laut dan studi mengenai iklim akhirnya
membawa banyak negara untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi berikutnya. Organisasi
oseanografi internasional yang pertama kali didirikan adalah The International Council for
the Exploration of the Sea (1901). dan pentingnya .
Ilmu oceanografi dapat dibagi menjadi beberapa cabang:
1. Biologi laut atau oceanografi biologi, ilmu mengenai tumbuhan, binatang dan
mikrobe (biota) samudera dan interaksi ekologi mereka
2. Oceanografi kimia atau kimia laut, ilmu mengenai kimia samudera dan interaksi
kimianya dengan atmosfer;
3. Geologi laut atau oceanografi geologi, ilmu mengenai geologi dasar laut termasuk
tektonik lempeng;

4. Oceanografi fisika ilmu mengenai ciri fisik samudera termasuk struktur suhu-salinitas,
pencampuran, ombak, pasang, dan arus;
5. Rekayasa laut mencakup disain dan membangun anjungan minyak, kapal,
pelabuhan, dan struktur lainnya sehingga memungkinkan kita untuk menggunakan
samudera dengan bijaksana.

2.3.4 Energi kelautan


1. Pasang laut
Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau
samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada
tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, matahari, dan bulan. Pasang laut
menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran
yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat
diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang
naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasang, dikenal sebagai
wilayah ekologi laut yang khas.
Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke
puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi
antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Pasang laut merupakan hasil dari
gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar
pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi
berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari,
namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi.
Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan
dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut
ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan
dan matahari. Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan
matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik
yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini
terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.. Pasang laut perbani (neap tide)
terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pasang laut
perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tigaperempat.
Untuk dapat meramalkan pasang laut, diperlukan data amplitudo dan beda
fase dari masing-masing komponen pembangkit pasang laut. Seperti telah

disebutkan, komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah


harian dan harian.Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi)
pantai, superposisi antar komponen pasang laut utama, dan faktor-faktor lainnya
akan mengakibatkan terbentuknya komponen-komponen pasang laut yang baru.

2. Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu
gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan
mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga
terdapat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya
memulihkan yang lentur) di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan
energi dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah
secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Suatu medium disebut:
1. linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium
bisa dijumlahkan,
2. terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas
3. seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda
4. isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda.
1. Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan,
udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin
di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut
menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan
naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan
konveksi.
Faktor terjadinya angin
1. Anemometer, alat pengukur kecepatan angin
2. Gradien barometri
Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang
jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.

3. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa
4. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya
gesekan ini semakin kecil.
5. Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.
- Pengertian angin laut dan angin darat
Angin laut adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang
umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00.
Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di
laut.
Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang
umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00.
Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan
dengan perahu bertenaga angin sederhana.

2.4 SEJARAH KELAUTAN INDONESIA


Sejarah telah mencatat bahwa jatuh dan bangunnya peradaban bangsa yang tinggal
di kepulauan nusantara sangat dipengaruhi oleh penguasaan lautan. Kerajaan-kerajaan
besar seperti Sriwijaya dan Majapahit berhasil menguasai dan memakmurkan kerajaannya
melalui kekuatan armada lautnya. Bahkan serikat dagang Belanda (VOC) mampu menjajah
nusantara selama 3,5 abad dengan kemampuannya menguasai lautan. Wilayah kedaulatan
dan yuridiksi Indonesia terbentang dari 608' LU hingga 1115' LS, dan dari 9445' BT
hingga 14105' BT terletak di posisi geografis sangat strategis, karena menjadi penghubung
dua samudera dan dua benua, Samudera India dengan Samudera Pasifik, dan Benua Asia
dengan Benua Australia. Kepulauan Indonesia terdiri dari 17.508 pulau besar dan pulau
kecil dan memiliki garis pantai 81.000 km, serta luas laut terbesar di dunia yaitu 5,8 juta km2
(DEPLU 2005).

Wilayah laut Indonesia mencakup 12 mil laut ke arah luar garis pantai, selain itu
Indonesia memiliki wilayah yuridiksi nasional yang meliputi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
sejauh 200 mil dan landas kontinen sampai sejauh 350 mil dari garis pantai (Gambar
1).Dengan ditetapkannya konvensi PBB tentang hukum laut Internasional 1982, wilayah laut
Indonesia yang dapat dimanfaatkan diperkirakan mencapai 7.9 juta km2 terdiri dari 1.8 juta
km2 daratan, 3.2 juta km2 laut teritorial dan 2.9 juta km2 perairan ZEE. Wilayah perairan 6.1
juta km2 tersebut adalah 77% dari seluruh luas Indonesia, dengan kata lain luas laut
Indonesia adalah tiga kali luas daratannya (Tabel 1; Kadin Batam 2004).

Wilayah Daratan dan Lautan

Luas km2

Daratan

1,826,440

23

Perairan Laut

6,120,673

77

Laut teritorial

3,205,695

40

Zona Ekonomi Eksklusif

2,914,978

37

Total

7,947,113

100

Indonesia km2

Tabel 2.1 Wilayah daratan dan lautan Indonesia (Sumber: UNEP 2003) .

Wilayah laut sangat penting dengan dicantumkannya pada GBHN tahun 1993, dan
didirikannya Departemen Kelautan dan Perikanan. Undang-undang no. 22 dan 25 tahun
1999 juga mencantumkan kelautan sebagai bagian dari otonomi daerah. Sangat penting
bahwa kawasan laut perlu diintegrasikan dalam perencanaan tata ruang wilayah nasional,
propinsi dan tingkat kabupaten.
Beberapa alasan pentingnya pembangunan laut antara lain :
1. Indonesia memiliki sumberdaya alam laut yang besar baik ditinjau dari kuantitas
maupun keanekaragaman hasilnya.
2. Sumberdaya laut merupakan sumberdaya yang dapat dipulihkan (sebagian
besarnya), artinya bahwa ikan ataupun sumberdaya laut lainnya dapat dimanfaatkan,
namun harus memperhatikan kelestariannya.
3. Pusat pertumbuhan ekonomi, dengan proses globalisasi perdagangan di abad 21 ini,
akan terbuka peluang untuk bersaing memasarkan produk-produK kelautan dalam
perdagangan Internasional.

4. Sumber protein hewani, sumberdaya ikan mengandung protein yang tinggi


khususnya untuk asam amino tak jenuh, atau biasa dikenal dengan kandungan
omega-3 yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.
5. Penghasil devisa Negara, udang dan beberapa jenis ikan ekonomis penting seperti
ikan tuna, cakalang ataupun lobster, saat ini merupakan komoditi

ekspor yang

menghasilkan devisa negara. Terlebih lagi dengan hasil penting di sektor


pertambangan minyak dan gas lepas pantai.
6. Memperluas lapangan kerja, dengan semakin sempitnya lahan pertanian di areal
daratan, dan semakin tingginya persaingan tenaga kerja di bidang industri, maka
salah satu alternatif dalam penyediaan lapangan pekerjaan adalah di sektor
perikanan.
7. Wilayah pesisir sebagai pusat pengembangan IPTEK dan industri kelautan, serta
sebagai zona strategis untuk pusat pengembangan jalur transportasi utama antar
pulau maupun menuju daerah-daerah di pedalaman.
Dalam penyusunan kerangka pembangunan kelautan haruslah didasarkan pada
suatu pemahaman fungsi laut, diantaranya :
1. Laut sebagai wilayah kedaulatan bangsa.
2. Laut sebagai lingkungan dan sumberdaya.
3. Laut sebagai media kontak sosial dan budaya.
4. Laut sebagai sumber dan media penyebar bencana alam.

2.5 STUDI KASUS


2.5.1 Balai Riset dan Observasi di Perancak Bali
1. Sejarah Balai Riset dan Observasi Kelautan
Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK)

berlokasi di Perancak,

Jembrana, Bali. Pemilihan lokasi ini sebagai center of excellent kelautan Idonesia
karena letak geografis yang berada di tengah Indonesia dan memiliki lahan yang
luas sehingga memungkinkan ketersediaan lahan apabila pembangunan fisik terus
berlanjut. Kondisi alam yang masih terjaga dan berdekatan dengan muara dan laut
(Samudera Hindia) menjadikan lokasi ini cocok sebagai marine station atau marine
research institute.

Selain itu lokasi ini memiliki nilai historis yang tinggi karena dikenal sebagai tempat
pertama kali berlabuhnya Majapahit dan sebagai jalur penyebaran agama Islam di
Pulau Bali oleh masyarakat Melayu Malaysia.

Gambar 2.1 Lokasi Balai Riset dan Observasi Kelautan

Gambar 2.2 Muara Perancak

Balai ini adalah salah satu wadah pelaksanaan kegiatan kegiatan the
Southeast Asia Center for Ocean Research and Monitoring (SEACORM). Perjalanan
historis lahan Perancak jika disimak secara menyeluruh menggambarkan keunikan
tersendiri. Salah satunya adalah bagaimana upaya upaya yang dilakukan untuk
merubah (convert) tata guna lahan yang awalnya merupakan lahan budidaya
tambak, menjadi suatu kawasan riset terapan dan observasi kelautan yang handal
berskala global. Hal tersebut bermula pada bulan Oktober 2002 (Raker BRKP
DKP) ketika lahan tersebut diserahterimakan dari Pusat Riset Perikanan Budidaya ke
Pusat Riset Teknologi Kelautan BRKP.
Pada Tahun Anggaran 2003 Bagian Proyek Inventarisasi untuk pertama kali
dilaksanakan di Perancak yang pada saat itu bernama Laboratorium Alam'. Dua
tahap pengembangan sarana dan infrastruktur riset dan observasi kelautan
dilaksanakan pada tahun 2003 dan 2004 menginduk pada Pusat Riset Teknologi
Kelautan. Sejak terbentuknya Instalasi Observasi Kelautan dan Tambak Penelitian
tahun 2005, SEACORM telah cukup aktif melaksanakan program kerjanya yang
meliputi

kegiatan

riset,

diseminasi,

kerjasama

maupun

pengembangan

kelembagaan. Instalasi Observasi Kelautan merupakan cikal berkembangnya


institusi penelitian ini menjadi Balai.

Gambar 2.3 BROK - 2004

Gambar 2.4 BROK - 2005

Pengesahan Balai Riset dan Observasi Kelautan melalui Peraturan Menteri


pada bulan Agustus 2005 merupakan suatu momentum khusus yang dijadikan
motivator dari keseluruhan aspek riset yang dapat dilakukan. Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan NOMOR.PER10/MEN/2005 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Riset dan Observasi Kelautan menyatakan, bahwa BROK merupakan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bertanggung jawab langsung kepada Pusat
Riset Teknologi Kelautan (PRTK) BRKP.

Gambar 2.5 BROK 2007

2. Visi dan Misi Balai Riset dan Observasi Kelautan


Visi :
Menjadi center of excellence dalam penguasaan dan pengembangan riset
terapan dan aplikasi teknologi observasi kelautan.
Misi :
a. Pencapaian kapasitas sumberdaya riset dan observasi sumberdaya kelautan
yang handal dan mandiri
b. Penguasaan riset terapan dan IPTEK observasi sumberdaya kelautan yang
didukung oleh sistem data dan informasi yang baik
c. Peningkatan pemanfataan riset dan observasi kelautan untuk kemaslahatan
masyarakat.

3. Tupoksi
Tugas:
Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Kelautan

dan

Perikanan

Nomor

10/MEN/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Observasi
Kelautan, bertugas melaksanakan riset strategis dan aplikasi teknologi observasi
kelautan yang meliputi riset dasar, pengembangan dan aplikasi teknologi yang
relevan berdasarkan arahan teknis Kepala Pusat Riset Teknologi Kelautan
Fungsi :
a.

Perencanaan dan perumusan bahan kebijakan teknis dan penyerasian


program

serta

kegiatan

riset

strategis,

observasi

dan

pengelolaan

sumberdaya kelautan.
b.

Pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program serta kegiatan riset


strategis, observasi dan pengelolaan sumberdaya kelautan.

c.

Pelayanan jasa dan kerjasama.

d.

riset strategis, observasi dan pengelolaan sumberdaya kelautan.

e.

Pelaksanaan dokumentasi, publikasi dan komunikasi hasil riset.

f.

Pembinaan dan pengembangan sumberdaya riset.

g.

Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai

4. Struktur organisasi

Sesuai Tabel 2.2 struktur organisasi BROK


Dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2005,
struktur organisasi dan tata kerja BROK terdiri dari;

a.KepalaBalai
Mempunyai Tugas melakukan koordinasi dan memberikan arahan seluruh
kegiatan riset dan non riset serta membina bawahan di lingkungan BROK sesuai
tata kerja dan peraturan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
b. Sub bagian tata usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian dan jabatan
fungsional, administrasi keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga dan
perlengkapan serta pengelolaan sarana riset.
c. Seksi Tata Operasional
Mempunyai tugas melakukan koordinasi perencanaan dan perumusan bahan
kebijakan

teknis,

penyusunan

program,

pemantauan,

serta

evaluasi

pelaksanaan riset strategis dan aplikasi observasi kelautan


d. Seksi Pelayanan Teknis
Mempunyai tugas melakukan pelaksanaan kerjasama riset, diseminasi,
komunikasi, publikasi dan dokumentasi hasil riset strategis dan aplikasi
observasi
e. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
5.Sarana
Untuk dapat menunjang tugas dan fungsi, LRK dilengkapi berbagai fasilitas
yang dapat mendukung setiap pengujian yang terdiri dari Laboratorium Kimia,
Fisika dan Biologi Kelautan.Laboratorium Riset Kelautan (LRK) didirikan dalam
upaya tercainya pelaksanaan riset strategis dan aplikasi teknologi kelautan secara
optimal yang meliputi riset dasar, pengembangan dan aplikasi teknologi kelautan
di Indonesia. Selain itu untuk memfasilitasi berbagai kepentingan yang
membutuhkan pelayanan jasa laboratorium. LRK saat ini juga sedang dalam
tahap proses menuju Akreditasi ISO 17025 : 2005

Gambar 2.6 Laboratorium Balai Riset dan Observasi Kelautan

Gambar 2.7 Laboratorium Balai Riset dan Observasi Kelautan

LRK dapat melakukan analisa kualitas air seperti analisa kimia dan biologi
Analisa Kimia :

Analisa Biologi :

Analisa Nitrat

Analisa Bakteri Total

Analisa Nitrit

Analisa Bakteri Vibrio Cholera

Analisa Phosfat

Analisa Bakteri E. Coli

Analisa Amonia

Analisa Fitoplankton

Analisa BOD

Analisa Zooplankton

Analisa COD

Identifikasi Terumbu Karang

Analisa DO
Analisa Total Solid (TS)

Analisa In Situ (dengan alat portable) :

Analisa Padatan Terlarut (TDS)

DO

Analisa Padatan Tersuspensi (TSS)

Nitrit

Analisa Alkalinitas

Nitrat

Analisa Salinitas

pH tanah

Analisa Karbon Dioksida (CO 2 )

pH air

Analisa Khlorin

Kecerahan
Phosfat

Turbidity

Analisa Sulfida
Analisa Silika
Analisa Khlorofil

Tabel 2.3 Analisa kimia dan biologi

2.5.2 Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi kelautan dan
Perikanan

Gambar 2.8 tampak depan gedung BBRSEPK

Balai besar ini melaksanakan riset strategis pengolahan produk dan bioteknologi
kelautan dan perikanan meliputi riset pengolahan dan pengembangan produk, keamanan
pangan, rekayasa alat dan bioteknologi serta aplikasi hasil riset kelautan dan perikanan
berdasarkan kebijakan teknis.
3. Struktur Organisasi

Tabel 2.4
2. struktur organisasi BBRp2BKP

Gambar 2.9 Denah lantai 1 gedung Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan

Gambar 2.10 Denah lantai 2 gedung Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan

Gambar 2.11 Laboratorium kimia

Gambar 2.12 Laboratorium bioteknologi

Gambar 2.13 Ruang penyimpanan

2.5.3 Pusat Penelitian Kelautan di Bali


Pantai Kuta di Bali akan memiliki sebuah bangunan Pusat Penelitian Kelautan
(Marine Research Center) yang megah dengan desain unik. Saat ini desain bangunan
tersebut sedang dikerjakan oleh perusahaan Solus 4. Tujuan dari proyek ini adalah untuk
menjawab kebutuhan untuk penelitian tsunami dan persiapan dalam menanggapi kerusakan
yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami. Bangunan dengan luas 2.500 meter
persegi ini direncakan akan didirikan dengan lokasi 150 meter dari garis Pantai Kuta.
Desainnya sendiri dirancang untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan alam perairan dan
memungkinkan bagi pengunjung dan para ilmuwan untuk mendapatkan pemandangan
langsung yang alami di luar bangunan. Pusat penelitian kelautan ini terdiri dari laboratorium,
kamar tidur bagi para ilmuwan, kolam air laut, perpustakaan, taman air, dan auditorium yang
sebagian akan berada di atas permukaan laut dan sebagiannya lagi berada dibawah
permukaan laut.

Gambar 2.14 Bentuk bangunan Pusat Penelitian Kelautan di Bali

Desain bangunan ini berusaha menggambarkan dinamika gelombang dan pola gaya
yang dihasilkan oleh gelombang air laut sebagaimana gelombang tsunami yang dating dari
pusat gempa. Gaya gelombang, bila diterjemahkan ke pola linear, menginformasikan bentuk
yang diintegrasikan ke dalam bentuk bangunan dan menghasilkan pola yang tampaknya
muncul dari laut. Bentuk bangunan bertujuan guna menanggapi persyaratan fasilitas
program untuk ilmuwan yang sedang bertugas dan para pengunjung. Bentuk bangunan
yang unik dan fasilitas yang tersedia pada bangunan Pusat Penelitian Kelautan ini akan
menjadi daya tarik pada studi ilmiah dan industri pariwisata di kawasan Kuta, Bali.

Gambar 2.15 Konsep dinamika gelombang diterapkan dalam bentuk massa bangunan

Sesuai dengan sifat universal laut, desain bangunan ini juga dimaksudkan untuk
lebih mengefisienkan pemakaian energi. Panel kaca besar berbentuk kulit dan transparan
pada bangunan tersebut akan dilengkapi dengan PV sel. Lokasi bangunan yang berdekatan
dengan pantai sangat memungkinkan untuk pemakaian pembangkit listrik tenaga pasang
surut air laut. Penampungan air hujan dan sistem konversi air laut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air bagi para penghuni bangunan. Air laut disirkulasikan melalui
dinding bangunan akan digunakan sebagai sistem pendinginan pengatur suhu pada seluruh
bagian bangunan.

Gambar 2.16 Analisa site dan penerapan dalam rencana massa bangunan Pusat Penelitian Kelautan
di Bali

Gambar 2.17 Floor plan Pusat Penelitian Kelautan di Bali

Gambar 2.18 Section plan Pusat Penelitian Kelautan di Bali

Gambar 2.18 Desain interior Pusat Penelitian Kelautan di Bali

2.5.4 Pusat Penelitian Kelautan di Elsfleth


Pusat penelitian kelautan ini fokus melakukan penelitian di lingkungan sekitar laut,
perlindungan laut dan penelitian iklim. Tugas dari pusat penelitian ini adalah memberikan
informasi dan komunikasi teknologi , sistem teknologi kelautan, infrastruktur kelautan dan
logistik terbaik dan melakukan perjalanan kelautan.Kegiatan Perlindungan linkungan sekitar
pantai / penelitian iklim laut yang dilakukan oleh pusat penelitian ini adalah:
1. Energi
a. Angin
b. hidrogen dan teknologi bahan bakar sel
c. teknologi penguranagn emisis umum
d. penelitian iklim
e. pelayaran timur laut
f.

pergesekan mantel bumi

g. fotovoltaik
2. Teknologi komunikasi dan informasi kelautan yang dilakukan di pusat penelitian ini
adalah :
a. penerapan ilmu komputer
b. portal elektronik kapal
c. informasi elektronik kargo
d. sistem informasi
3. Sistem teknologi kelautan
a. teknologi sensor
b. tenaga penggerak kapal
4. Logistik dan infrastruktrur kelautan
a. teknologi pengisian
b. rencana penyimpanan barang

Awal dan pelatihan kelautan lebih lanjut dengan melakukan perjalanan kelautan sesuai
dengan persetujuan asosiasi IMO. Pusat penelitian kelautan ini didirikan untuk
menghubungkan ilmu pengetahuan dan industri. Tujuan utamanya yaitu menyelidiki aspek
khusus dalam bisnis operasional dan menggabungkan keduanya menjadi dasar praktek
yang berkelanjutan. Pusat penelitian kelautan ini memiliki 23 ruangan masing- masing
ruangan berukuran 23 m.

Gambar 2.19 Perspektif Gedung Pusat Penelitian Kelautan di Elsfleth

Gambar 2.20 Denah lantai 1 Gedung Pusat Penelitian Kelautan di Elsfleth

Gambar 2.21 Denah lantai 2 Gedung Pusat Penelitian Kelautan di Elsfleth

Gambar 2.22 Potongan Gedung Pusat Penelitian Kelautan di Elsfleth

2.6 JENIS KEGIATAN


Ada beberapa kegiatan dari hasil studi banding yang digunakan sebagai acuan
dalam pembuatan program kegiatan dalan rencana pembangunan Balai Riset dan
Observasi Kelautan ini. Selain kegiatan penelitian , kegiatan-kegiatan yang merupakan
pendukung dan penunjang juga di terapkan karena merupakan kegiatan yang sering
berlangsung dalam sebuah Balai Riset dan Observasi Kelautan.Kelompok kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan penelitian yaitu kegiatan dalam penyelidikan dan pengawasan secara
tuntas dan cermat dalam bidang kelautan, serta pendalaman materi tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan kelautan.

2. Kegiatan pendidikan yaitu kegiatan yang bersifat edukasi contohnya ; seminar,


pameran , perpustakaan dan pemutaran film edukasi tentang kelautan. Dan kegiatan
yang bersifat terbuka, seperti studi lapangan bagi para pelajar atau pengunjung di
area Balai Riset dan Observasi Kelautan. Serta kegiatan pemberian informasi dan
pelayanan kepada masyarakat khususnya nelayan.
3. Kegiatan kantor yaitu kegiatan perkantoran,

yang meliputi :

administrasi,

pengawasan keamanan wilayah laut, pemeliharaan sumber daya kelautan maupun


mengadakan acara pameran.
4. Kegiatan penunjang yaitu kegiatan yang bersifat menunjang kegiatan utama.

2.7 PROGRAM KEGIATAN


Ada beberapa kegiatan dari hasil studi banding yang digunakan sebagi acuan dalam
pembuatan program kegiatan dalan rencana pembangunan Balai Riset dan Observasi
Kelautan ini. Berikut tabel program kegiatan yang sering berlangsung dalam sebuah Balai
Riset dan Observasi Kelautan :

KELOMPOK KEGIATAN

KEGIATAN PENGGUNA

1. Penelitian

Bekerja ( penelitian )

PENGGUNA
Ilmuwan

Proses pengajaran
Kepentingan khusus
Belajar ( penelitian )
Kepentingan khusus
2. Pendidikan

Seminar

( ilmuwan )

Pameran
Mencari data pustaka
Kepentingan khusus
Seminar
Pameran

Pengunjung ( ilmuwan,

Mencari data pustaka

pelajar, mahasiswa,

Kepentingan khusus

Instansi terkait. )

Koordinasi, pengarahan
Kepentingan khusus
3. Kantor

Administrasi

Kepala dan Wakil Kepala

Persuratan
Kearsipan

Bagian tata usaha

Jabatan fungsional
Rumah tangga
Pengelolaan sarana
Kepentingan khusus
Perumusan kebijakan
teknis
Penyusunan program

Seksi tata operasional

Pemantauan
Evaluasi
Kepentingan khusus
Komunikasi
Dokumentasi
Publikasi

Seksi pelayanan teknis

Kepentingan khusus
4. Kegiatan penunjang

Penginapan

Pengunjung

Keamanan

Security

Ibadah

Semua pengguna

Istirahat
( makan & minum)
Loding dock
Service

Tabel 2.5 Program kegiatan

Pegawai service

Anda mungkin juga menyukai